Prosedur pembangunan kapal. midship : a. Gading-gading menyatu ; b. Gading-gading berdampingan

70

4.2.3 Prosedur pembangunan kapal.

Prosedur pembangunan kapal mencakup cara-cara dalam membuat konstruksi- konstruksi kapal dan perangkaian satu persatu konstruksi-konstruksi kapal dari awal hingga kapal selesai dibangun. Pembangunan kapal kayu di Gebang dilakukan dengan tahapan dan teknologi yang sama. Tahap-tahap pembangunan kapal di ketiga galangan yang diteliti adalah sebagai berikut : a Pemasangan Lunas; b Pemasangan Linggi Haluan dan Buritan; c Pemasangan Kulit Kapal; d Pemasangan Gading-gading; e Pemasangan Galaran geladak; f Pemasangan Srang Manis Belakang; g Pemasangan Golak pisang-pisang; h Pemasangan Srang Manis Depan; i Pemasangan Akil dek depan; j Pemasangan Dapur; k Pembuatan Palka ruang ikan l Pembuatan Pondasi Mesin; m Pembuatan Lubang Poros Baling-baling; n Pemasangan Kesumbi dan Pesangga; o Pemasangan Bayangkara Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai pemasangan konstruksi- konstruksi utama kapal kayu yang menjadi bahan kajian penelitian ini : a Pemasangan lunas Lunas merupakan pondasi pembangunan kapal. Lunas diletakkan di tanah dengan disangga oleh beberapa balok-balok kayu penyangga sepanjang badan lunas. Balok-balok penyangga tersebut berukuran lebar 15- 20 cm dengan tebal ± 4 cm dan panjang yang hampir sama. Lunas yang digunakan 71 oleh para pembuat kapal di Gebang adalah sebuah balok kayu panjang tanpa sambungan. Pada kedua ujung lunas dibuatdibentuk tonjolan balok kecil yang disebut purus. Pembentukan purus dilakukan dengan memahat bagian ujung lunas dengan alat yang disebut petel. Purus tersebut, dalam pemasangannya, disesuaikan dengan lubang purus yang terdapat di linggi haluan dan linggi buritan. b Pemasangan linggi haluan dan linggi buritan Linggi merupakan balok kayu panjang yang bersambungan dengan lunas. Linggi ini terdiri dari dua macam, yaitu linggi haluan yang dipasang di bagian depan kapal haluan dan linggi buritan yang dipasang di bagian belakang kapal buritan. Linggi haluan berfungsi untuk menghubungkan papan-papan pada lambung kiri dan kanan kapal. Linggi haluan berukuran lebih panjang daripada linggi buritan dan saat dipasang, postur linggi haluan lebih tinggi daripada linggi buritan. Linggi haluan juga merupakan bagian kapal yang menghadapi ombak dan berfungsi membelah air. Pemasangan linggi dilakukan dengan cara melubangi balok linggi bawah pada bagian tebalnya dengan ukuran 5 cm x 7 cm dan dalam ± 15 cm. Tebal lunas bagian haluan pun dibentuk dengan menggunakan petel sejenis alat pemahat seukuran dengan ukuran penampang dan dalam lubang pada linggi bawah tersebut. Bentukan ini disebut purus dan lubang pada linggi bawah disebut lubang purus. Kemudian purus dimasukkan ke dalam lubang purus sambil terus dipetel agar sesuai dengan lubang purus. Setelah itu linggi dan lunas dieratkan dengan cara dipukul dengan palu besar seberat 5 kg. Pemasangan linggi haluan dengan lunas kapal ditampilkan oleh Gambar 45. 72 Gambar 45 Pemasangan lunas dengan linggi haluan Konstruksi linggi terhadap lunas diperkuat dengan siku linggi. Siku linggi ini dipasang di atas lunas dan menempel pada linggi. Pemasangan siku linggi dilakukan dengan memasang miring baut berukuran 35 cm pada linggi dan memasang tegak baut berukuran 25 cm pada lunas. Baik linggi haluan maupun linggi buritan dipasangkan ke lunas dengan cara yang sama. Pemasangan siku linggi di bagian haluan dapat dilihat pada Gambar 46. Siku linggi Gambar 46 Pemasangan siku linggi untuk memperkuat lunas dan linggi haluan Adapun linggi buritan adalah bagian kapal yang membentuk ujung buritan kapal dan berfungsi menyangga kemudi dan poros baling-baling. Meskipun ukurannya lebih pendek dibandingkan linggi haluan, linggi buritan biasanya memiliki ukuran tebal yang lebih besar daripada tebal linggi haluan. Hal ini disebabkan pada bagian tebal dari linggi buritan dibuat lubang poros baling-baling. 73 Gambar 47 Pemasangan lunas dengan linggi buritan c Pemasangan kulit kapal Kulit kapal memiliki fungsi yang serupa dengan kulit pada tubuh manusia yaitu melindungi kerangka dan konstruksi-konstruksi bagian dalam kapal. Kulit kapal tersusun dari papan-papan berukuran seragam. Papan yang akan digunakan sebagai kulit kapal, sebelumnya dibentuk pada pengoboran tempat pembakaran papan. Tempat pembakaran pengoboran terdiri dari kayu-kayu yang menyangga leher papan, kayu bakar, pemberat biasanya berupa batu-batu, tali dan batol alat yang terbuat dari besi untuk mengepress papan. Biasanya pelengkungan papan untuk kulit kapal membutuhkan waktu ± 1,5 jam 2 papan sekaligus agar kelengkungan di kanan dan kiri kapal sama. Sesekali tali yang diikatkan pada kayu penarik papan dikencangkanditegangkan untuk membentuk papan. Proses pembentukan papan-papan untuk kulit kapal dapat dilihat pada Lampiran 2. Papan-papan yang menyusun kulit kapal memiliki nama-nama yang berbeda. Susunan papan-papan tersebut dari alas hingga lambung kapal adalah sebagai berikut: papan dasarpapan pertama papan pengapit; papan kedua karon; papan ketiga telon; papan keempat sampai keenam cantel; papan ketujuh sampai kesembilan gedok; dan papan kesepuluh golak. Pemasangan kulit kapal diawali oleh pemasangan papan dasar. Papan dasar berbentuk datar tidak mengalami pembakaranpelengkungan dipasang mengapit lunas di kanan dan kiri lunas. Pemasangan dilakukan dengan cara mengebor sisi kanan dan kiri lunas dan menanamkan paku besi ukuran 8 cm 74 hanya sedalam 4 cm setengah panjang paku besi. Lalu pada lunas yang ditanam paku tersebut dipasangkan lembaran gelam. Papan-papan pengapit pun dibor sedalam 4 cm. Papan-papan pengapit ini pun dijangka menggunakan jangka besi sehingga didapatkan garis rata lalu dengan berpatokan pada garis tersebut, papan dipetel atau digergaji dengan circle. Kemudian lubang-lubang bor pada papan-papan pengapit disesuaikan dengan paku-paku pada lunas dan dirapatkan pada lunas dengan bantuan palu seberat 5 kg. Selanjutnya untuk pemasangan karon sampai golak dilakukan dengan cara yang sama seperti pemasangan papan dasar pada lunas, tetapi mengalami pembakaran pelengkungan terlebih dahulu. Setiap papan memiliki lebar yang berbeda. Agar papan-papan tersebut bisa dirapatkan dan meminimalkan celah antar papan maka dilakukan penjangkaan pada papan yang akan dipasang terhadap papan sebelumnya yang telah terpasang. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kebocoran pada kulit kapal. Cara pemasangan papan dasar kulit kapal pada lunas dan penjangkaan papan ditunjukkan oleh Gambar 48 dan Gambar 49. Gambar 48 Pemasangan papan dasar kulit kapal pada lunas 75 Gambar 49 Penjangkaan papan Kulit kapal tersusun dari beberapa papan sejajar yang disambung. Setiap jajaran terdiri dari 3-4 papan dengan panjang yang disesuaikan dengan kebutuhan. Sambungan antar papan pada tiap jajaran memiliki pola sambungan seperti gambar di bawah ini: Gambar 50 Pola sambungan papan kulit kapal Agar papan dapat disambung, bagian tebal pada papan dibor dengan mata bor yang sesuai dengan paku yang akan ditanam pada papan. Pengeboran dilakukan sedalam ± 4 cm karena paku besi yang digunakan berukuran panjang 8 cm dengan jarak antar paku 7 cm. Setelah semua paku ditanam pada papan, dilakukan pemasangan lembaran gelam kulit minyak kayu putih. Fungsi gelam adalah sebagai bahan pendempul yang mengisi celah antar papan. Perangkaian papan-papan ini disajikan pada Lampiran 3. 76 d Pemasangan gading-gading Gading-gading merupakan konstruksi yang menguatkan bagian lambung kapal dan membentuk badan kapal. Oleh karena gading-gading merupakan rangka kapal maka gading-gading tersebut harus kuat dan sambungannya harus minim atau lebih baik lagi jika tanpa sambungan agar diperoleh kekuatan yang besar. Pemasangan gading-gading dilakukan setelah papan-papan kulit kapal dipasang. Cara ini sebenarnya kurang baik karena bentuk gading-gading disesuaikan dengan bentuk lambung kapal. Pemasangan gading-gading dimulai dari tengah kapal bagian midship, karena bagian kapal terlebar adalah di midship. Untuk selanjutnya pemasangan gading-gading berikutnya tinggal menyesuaikan dengan gading-gading di midship. Gading-gading yang terdapat pada kapal-kapal di Gebang terdiri dari dua bagian, yaitu gading papan dan gading sengkolgading senggol. Gading- gading yang pertama dipasang adalah gading papan kemudian gading sengkol. Gading papan tersusun oleh papan-papan berukuran panjang 2,3-2,6 cm, lebar 15- 20 cm, tebal 3 cm. Perangkaian papan-papan ini serupa dengan perangkaian papan kulit. Setelah dirangkai papan-papan ini disesuaikan dengan kulit kapal dengan menggunakan bandul dan tali kasur yang diukur terhadap kulit kapal. Data ukuran-ukuran tersebut digariskan pada rangkaian papan-papan tersebut. Kemudian bagian yang ditandai tersebut dipeteldibentuk sehingga sesuai dengan bentuk badan kapal. Selanjutnya dilakukan pemasangan gading sengkol. Gading sengkol berupa papan berukuran lebar 25 cm, panjang 60- 70 cm dan tebal tergantung permintaan pemesan kapal. Tebal gading sengkol atas ada yang sama ukurannya dengan tebal bagian bawahnya dan ada pula yang berbeda. Biasanya tebal gading sengkol adalah 3-4 cm. Pemasangan gading sengkol biasanya berdampinganbersebelahan dengan gading papan. Ada pula gading sengkol yang bersambungmenyatu dengan gading papan tepat di atas gading papan. Hal ini tergantung permintaan pemesan, tetapi dari segi kekuatan, posisi 77 gading- gading ganda bersebelahanberdampingan akan lebih kuat karena lambung kapal ditahan dengan dua bagian gading-gading daripada posisi menyatu yang hanya ditahan oleh satu bagian gading-gading. Penyambungan setiap gading senggol dengan gading papan menggunakan baut berukuran 10 cm berjumlah dua buah. Jika kapal terdiri dari 15 gading-gading di satu sisi, maka jumlah baut yang dibutuhkan untuk sisi kiri dan kanan kapal adalah sebanyak 60 baut. Gading senggol bagian atas dibentukdipahat menggunakan pendel. Pada kapal-kapal di Gebang yang berukuran 3- 5 GT tidak terdapat lubang air di gading-gading sisi lambung kapal karena kapal berukuran rendah sehingga dikhawatirkan air akan lebih banyak masuk jika dibuatkan lubang air pada kapal. Maka untuk mengeluarkan air yang masuk ke dalam kapal, nelayan menguras bagian dalam kapal dengan membuka galaran geladak. Bentuk dan cara pemasangan gading-gading dapat dilihat pada Gambar 51. 1 78 2 Gading Sengkol Gading papan Gading papan Gading papan Gading papan Gading papan 79 3 Gading papan Gading sengkol Gambar 51 Cara perangkaian bagian-bagian konstruksi gading-gading : 1 Gading-gading haluan dan buritan ; 2 Gading-gading midship menyatu 3 Gading-gading midship berdampingan e Pemasangan galaran geladak Galaran terletak hampir di sepanjang kapal dan berguna sebagai lantai kapal. Menurut penjelasan pembuat kapal, galaran berbeda dengan dek. Galaran terletak hampir di sepanjang kapal dan berguna sebagai lantai kapal. Pemasangannya tidak dipatenkandirapatkan dengan paku sehingga dapat dibongkar-pasang. Galaran terdiri atas papan-papan dengan panjang 40-60 cm, lebar 15-20 cm tebal 2 cm. Adapun dek yang terletak di bagian haluan dan buritan, pemasangannya dipatenkan dengan paku. Ukuran papan-papan penyusun dek serupa dengan galaran hanya saja setelah dipasang, ujung papan-papan dek dihaluskan dan dibentuk. 80 f Pembuatan palka Pada kapal-kapal yang dibuat oleh galangan-galangan di Gebang, palka tidak dibuat secara khusus dan biasanya hanya menggunakan ruangan yang terdapat di bawah galaran geladak. Pada kapal bubu, ruangan di bawah galaran tersebut digunakan untuk menyimpan bubu lipat dan peti ikan. Pada kapal payang wewe tidak terdapat palka karena lantai geladak pada kapal tersebut dipaten dengan paku, ikan hanya ditaruh di atas galaran dengan menggunakan keranjang basket, blong atau peti ikan. Pembuatan palka dilakukan setelah pemasangan kulit kapal selesai dilakukan dan bersamaan dengan pembuatan gading-gading. Seperti yang telah dijelaskan dan digambarkan sebelumnya, gading-gading pada kelima kapal yang diteliti juga merupakan sekat ruangan di bawah geladak galaran. Pembuatan palka hanya menambahkan alas palka dengan cara membuat dasar ruangan palka yang lebih tinggi 7- 8 cm dari alas kulit kapal Gambar 43. Biasanya ruangan palka tersebut, kalaupun akan dipakai sebagai tempat menyimpan ikan, maka ikan akan disimpan di dalam peti ikan yang diisi es atau dengan kata lain ikan tidak langsung ditempatkan di palka itu. Terkadang ada juga pemesan kapal yang meminta dibuatkan palka untuk khusus menyimpan ikan, maka dinding palka dilapisi fiber yang kemudian kembali dilapisi papan kayu lagi. Fiber tersebut berfungsi sebagai penahan suhu panas dari luar ke palka dan suhu dingin dari dalam palka keluar. g Pemasangan pondasi mesin Penempatan mesin umumnya terbagi dua, yaitu mesin motor tempel outboard engine dan mesin tanam inboard engine. Pondasi mesin tempel biasanya ditempatkan pada sisi kiri kapal dekat buritan dilihat dari buritan kapal. Sedangkan pondasi mesin tanam dibangun di bawah galaran geladak kapal. Kapal-kapal di Gebang umumnya menggunakan motor tempel. Sebagian lagi menggunakan dua mesin motor tempel dan mesin tanam atau 81 tiga mesin motor tempel, mesin tanam dan mesin tambahan sebagai pembantu operasi penangkapan ikan misalnya mesin penarik tali selambar bubu. Pemasangan pondasi motor tempel diawali dengan membuat dua balok dengan ukuran yang sama sebagai kaki pondasi dan memasangnya di samping gading papan sekat ruangan dan dibaut dengan baut ukuran 15 cm sebanyak dua buah untuk masing-masing balok kaki sehingga diperlukan empat buah baut 15 cm untuk balok-balok kaki pondasi motor tempel. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan sebuah balok sebagai lengan pondasi dan balok tersebut dipasang di atas kedua balok kaki pondasi dengan memakunya dari atas balok tersebut menembus balok kaki pondasi. Pada pondasi mesin ini juga dibuat sebuah balok lengan tetapi pemasangannya bukan pada balok kaki pondasi melainkan di atas gading-gading sengkol yang berfungsi sama dengan balok kaki pondasi. Selanjutnya dibuat sebuah papan dengan lubang berbentuk persegi panjang di tengahnya. Papan ini dipasang memanjang di atas kedua balok lengan pondasi. Lubang persegi itu merupakan tempat lengan mesin yang akan menghidupkan dan mematikan mesin kapal. Perangkaian pondasi mesin motor tempel dapat dijelaskan oleh Gambar 52. Gambar 52 Perangkaian pondasi mesin motor tempel 82 Sementara itu, untuk pembuatan pondasi mesin tanam dilakukan di bawah galaran. Setelah pemasangan sekat terakhir di buritan selesai dilakukan dan galaran telah terpasang sepanjang kapal, maka dibuat sebuah balok besar yang dipasang agak ke bawah dari lantai galaran dan dipaku ke sekat terakhir di buritan. Selanjutnya dibuat dua papan dimana pada ujung papan dibentuk siku yang khas agar ujung papan tersebut dapat mengait pada galaran sedangkan bagian ujung papan yang lain masih berbentuk asli tidak dibentuk. Bagian papan yang tidak dibentuk ini dipasang di atas balok besar. Kedua papan tersebut dipasang dengan jarak 30- 40 cm. Lalu dibuat sebuah papan tebal yang dipasang memanjang di atas kedua papan sebelumnya. Papan tebal ini berfungsi sebagai penyangga kedudukan mesin agar tetap pada posisinya meskipun ada pengaruh dari gerakan-gerakan kapal dan getaran mesin itu sendiri. Posisi pondasi mesin ini memiliki kemiringan 30º- 35º karena mempertimbangkan panjang poros baling-baling yang menembus linggi buritan. Perangkaian pondasi mesin tanam inboard engine dapat dilihat pada Gambar 53. Gambar 53 Perangkaian pondasi mesin tanam 83

4.3 Ekonomi Pembangunan Kapal