4.4. Komponen Hidrograf
Dengan menggunakan teknik filter, hasil dari pemisahan baseflow harian
disajikan dalam Gambar 16. Sekitar 65 debit sungai Cicatih tahun 2000 merupakan
sumbangan baseflow yaitu 1350 mm. Sedangkan debit sungai sebagai respon DAS
dari kejadian hujan quickflow hanya sekitar 712 mm. Pada periode kering, sumbangan
baseflow
sangat tinggi lebih dari 70 seperi pada Juni hingga September Tabel 10.
Dengan nilai baseflow index yang tinggi berarti fungsi hidrologi DAS dalam
menyediakan air di musim kemarau terjamin.
Dalam Sesi 3.1. deskripsi hidrologi daerah kajian disebutkan bahwa data debit
tidak sinkron dengan data curah hujan. Keadaan ini bisa dilihat pada Gambar 11.
Untuk bulan-bulan tertentu seperti Januari, Februari, April, Mei, Juli, Agustus, dan
Oktober, nilai debit bulanan melebihi nilai curah hujan bulanan. Hal ini dikarenakan
pada saat curah hujan harian bernilai nol, tetapi nilai debit tetap stabil, sehingga debit
bulanannya menjadi lebih besar dari curah hujan bulanan. Ketidaksinkronan juga
tercermin dari nilai koefisien runoff bulanan Tabel 10 yang bervariasi dari 0,46 pada
bulan Juni hingga 1,38 pada bulan Januari. Akan tetapi, ketidaktelitian pada saat
pencatatan data curah hujan maupun data debit dapat menjadi salah satu penyebab
hasil yang kurang akurat
Gambar 16. Hidrograf harian DAS Cicatih tahun 2000 m
3
s Tabel 10. Komponen parameter hidrograf DAS Cicatih dalam mm tahun 2000
Bulan CH SF QF BF Rc BI
Jan 210 291 127 164 1.38 0.56
Feb 183 217 67 150 1.18 0.69
Maret 280 191 70 121 0.68 0.63
Apr 223 243 88 156 1.09 0.64
Mei 127 163 53 110 1.28 0.68
Jun 217 100
15 85 0.46
0.85 Jul 69
92 15
77 1.34
0.84 Agus 77 86 22 64 1.12
0.75 Sep 184
97 28 69 0.53
0.71 Okt 125
155 57 98
1.24 0.63
Nov 389 271 122 149 0.69 0.55 Des 157 155 48 107 0.99
0.69
Total 2246 2062 712 1350
- -
Rataan -
- -
- 0.92 0.65
Ket : CH curah hujan, SF debit bulanan, QF quick flow, BF baseflow,
Rc Koefisien runoff SFCH, BI BFSF baseflow index tidak berdimensi
31
4.5. Fungsi Hidrologi
DAS
Fungsi hidrologis Daerah Aliran Sungai DAS adalah peranan daerah
tersebut dalam merespon curah hujan yang jatuh yang kemudian mengalir menjadi air
permukaan. Suatu DAS dikatakan memiliki fungsi hidrologis yang baik apabila berperan
baik dalam meredam lonjakan fluktuasi limpasan permukaan yang diakibatkan oleh
turunnya hujan, menstabilkan besarnya discharge
, serta memperpanjang ketersediaan limpasan permukaan dimusim
kering. Komponen-komponen hidrograf
hasil dari pemisahan baseflow DAS Cicatih tahun 2000 dapat dilihat pada Tabel 10.
Berdasarkan hasil pemisahan ini, juga telah ditetapkan baseflow index BFSF. Hasil
analisis memperlihatkan bahwa rasio BFSF di DAS Cicatih adalah cukup tinggi yaitu
sekitar 0,65 dengan variasi tiap bulan yang tidak begitu signifikan. Nilai ini
mengindikasikan bahwa DAS Cicatih masih memiliki fungsi hidrologis yang baik.
Fungsi hidrologi DAS dalam menyediakan air di musim kemarau dapat
terjamin dengan tingginya nilai baseflow index
. Pada bulan kemarau nilai BI sangat tinggi yang dapat menjadi indikasi kondisi
cadangan airbumi DAS Cicatih masih bagus. Pada musim kemarau, aliran airbumi
groundwater flow merupakan sumber utama debit sungai. Dari Gambar 16 terlihat
jelas kontribusi baseflow ke Sungai Cicatih ditunjukkan oleh garis merah terutama
pada bulan-bulan kemarau dalam Gambar 14 setelah hari ke-154. Secara spasial, sub
DAS dengan luasan tipe lahan terganggu yang besar maka secara umum limpasan
permukaan juga besar.
Tipe penggunaan lahan dengan campur tangan manusia memberikan
sumbangan yang besar terhadap limpasan permukaan dan imbuhan. Lahan sawah,
lahan ladang dan lahan kebun campuran memberikan kontribusi hampir ¾ dari
limpasan total. Sedangkan lahan hutan hanya memberikan kontribusi sekitar 6.
Besarnya limpasan pada tipe lahan campur tangan manusia karena tingginya nilai CN
pada lahan tersebut Tabel 4. CN lahan sawah sebesar 76.8, lahan ladang 83.6, dan
CN lahan kebun campuran 75.5, sedangkan CN lahan hutan primer sebesar 62. Nilai CN
berkorelasi positif dengan besarnya limpasan yang terjadi karena dalam model
SCS hubungan hujan dan limpasan dikontrol oleh potensi simpanan maksimum Weng,
2001; USDA, 2004. Banyaknya serasah dan tutupan vegetasi yang rapat pada lahan hutan
dapat menjadi penyebab rendahnya limpasan permukaan. Infiltrasi dan limpasan
dipengaruhi oleh kekasapan permukaan Govers et al., 2000.
Selain faktor tersebut, secara umum persentase area juga menentukan besarnya
kontribusi tiap tipe lahan terhadap besarnya limpasan dan imbuhan DAS. Tipe
penggunaan lahan sawah dengan luasan terbesar menjadi penyumbang terbesar bagi
limpasan dan imbuhan. Sedangkan daerah sub-urban seperti zona industri dan
pemukiman meskipun nilai CN sangat tinggi lebih dari 84 akan tetapi
kontribusinya terhadap limpasan dan imbuhan dalam skala DAS sangat kecil
karena persentase luasan yang kecil. Neraca air metode SCS dapat dilihat pada Tabel 11
dan 12.
4.6. Pengujian Model