selanjutnya dipotong dengan mikrotom putar dengan ketebalan 8 μm. Hasil
potongan berupa pita parafin yang berisi sampel daun diletakkan pada gelas objek yang telah diolesi dengan larutan perekat Ewitt. Kemudian spesimen diletakkan di
atas pemanas hot plate pada suhu 40
o
C selama 4 – 5 jam agar pita terentang dengan baik. Tahapan selanjutnya yaitu spesimen diwarnai dengan pewarna
rangkap tiga Lampiran 2. Setelah selesai pewarnaan preparat ditutup dengan gelas penutup dan diberi perekat entellan Sass 1951.
Karakter anatomi daun yang diamati adalah sayatan melintang daun dan kerusakan secara mikroskopis dari masing – masing contoh uji. Persentase
kerusakan jaringan diukur dengan menggunakan kaca hemositometer yang diletakkan pada bagian atas preparat anatomis ketika diamati di mikroskop. Data
kerusakan pada preparat dibandingkan dengan total luasan seluruh preparat kemudian dikalikan seratus persen Dickison 2000.
3.5. Analisis Udara Ambien
Untuk pengukuran kualitas udara ambien disesuaikan dengan ketetapan yang telah ditetapkan Pemerintah dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
mengenai Pengukuran Kualitas Udara Ambien untuk industri pupuk. Penetapan contoh udara ambien juga mengacu kepada Sertifikat Hasil Uji PT. PUSRI
mengenai Udara Ambient Industri Pupuk Urea yang dikeluarkan oleh Laboratorium Lingkungan Bapedalda Propinsi Sumatera Selatan Bapedalda
2008. Pengukuran kadar amonia di udara ambien dengan Metode Biru Indofenol
menggunakan Spektrofotometer. Prinsip analisis adalah amonia dari udara ambient yang telah dijerap oleh larutan penjerap asam sulfat, akan membentuk
ammonium sulfat. Kemudian direaksikan dengan fenol dan natrium hipoklorit dalam suasana basa, akan membentuk senyawa komplek indofenol yang berwarna
biru. Intensitas warna biru yang terbentuk diukur dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 630 nm
.
Bahan kimia untuk analisis amoniak adalah air suling, asam sulfat pekat H
2
SO
4
, natrium nitroprusid, natrium hidroksida NaOH 6.75 M, larutan hipoklorit, fenol, metanol,
Na
3
PO
4
.12H
2
O, larutan hipoprusid 20 , amonium klorida NH
4
Cl, amonium
sulfat NH
4 2
SO
4
, dan trokloro metan CHCl. Alat – alat yang digunakan adalah
Midget impinger Lampiran 1, prefilter, Fritted bubbler, Gas scrubber, Botol penangkap uap air mist trap berisi serat gelas glass wool atau silica gel, Pompa
pengisap udara, Flow meter, Spektrofotometer UV-VIS, Gelas piala, Labu ukur , Pipet volumetric, Pipet mikro, Gelas ukur 100 ml, Tabung uji, Timbangan analitik
dengan ketelitian 0,1 mg, Buret 50 ml, Labu erlenmeyer 250 ml, Kaca arloji, Desikator oven, Termometer, Barometer, Penangas air, dan Kran pengatur stop
clock Bapedalda 2006.
Pengukuran kadar NO
2
di udara dengan Metode Griess Saltzman menggunakan Spektrofotometer. Pengambilan contoh uji nitrogen dioksida di
udara ambien dilakukan dengan cara dihisap menggunakan pompa ke dalam larutan penyerap Griess-Saltzman maksimum 60 menit, terbentuk suatu senyawa
azo dye berwarna merah muda yang stabil setelah 15 menit. Bahan kimia untuk
pengukuran NO
x
adalah hablur asam sulfanilat H
2
NC
6
H
4
SO
3
H, larutan asam asetat glacial CH
3
COOH pekat, air suling bebas nitrit, larutan induk N-1- naftil-etilendiamin dihidroklorida NEDA, C
12
H
16
Cl
2
N
2
, larutkan 0,1 g NEDA, Aseton C
3
H
6
O, Larutan penyerap Saltzman, Larutan Induk Nitrit NO
2 -
: 1640 μgmL dan Larutan standar Nitrit NO
2 -
. Alat – alat yang digunakan adalah Air Sampler Impinger Lampiran 1, labu ukur, gelas piala 500, 1000 mL, labu
erlenmeyer 300 mL, pipet volumetrik, pro-pipet, buret asam, spektrofotometer UV-VIS dan cuvet, batang pengaduk stirrer, neraca analitik, oven dan desikator,
alat desilasi dan kaca arloji Bapedalda 2006. Konsentrasi diukur secara spektrometri pada panjang gelombang 550 nm.
Absorber fritted bubbler dapat menangkap nitrogen dioksida dengan efisiensi di
atas 95 pada aliran kecepatan sebesar 0,4 Lmin dan maksimum ukuran diameter pori 60 mikron. Metode ini digunakan untuk pengambilan contoh uji
dalam waktu yang singkat dan contoh uji harus langsung diukur serapannya segera setelah sampling. Untuk pengambilan contoh uji dengan kecepatan aliran
udara 0,4 Lmenit selama 1 jam, maka konsentrasi yang dapat diukur berkisar antara 0,005 - 5 ppm Bapedalda 2006.
Pengukuran kadar SO
2
di udara dengan Metode Pararosanilin menggunakan Spektrofotometer. Sulfur dioksida dari udara ambien yang telah
diserap oleh larutan penyerap sodium tetrakloromerkurat TCM pada saat pengambilan contoh uji di lapangan, akan bereaksi membentuk senyawa stabil
non volatil dikloro sulfit merkurat. Di laboratorium contoh uji ini direaksikan dengan larutan pararosanilin sehingga terbentuk warna merah. Intensitas warna
yang terbentuk diukur serapannya pada panjang gelombang 560 nm dengan spektrofotometer UV-VIS. Bahan kimia untuk pengukuran SO
x
adalah Larutan penyerap TCM larutan TCM terdiri dari larutan merkuri klorida HgCl
2
dan potasium klorida KCl, akuades dan EDTA. Larutan induk pararosanilin terdiri
dari pararosanilin hidroklorida, dan akuades. Larutan formaldehida 0,2 , Larutan Asam Sulfamat dan larutan standar larutan induk terdiri dari sodium bisulfit
NaHSO
3
dengan akuades. Alat – alat yang digunakan adalah Air Sampler Impinger Lampiran 1, labu ukur, gelas piala, labu erlenmeyer 300 mL, pipet
volumetrik, pro-pipet, batang pengaduk, buret asam, spektrofotometer UV-VIS dan cuvet Bapedalda 2006.
Pengukuran kadar CO dengan menggunakan alat CO Detector yang dapat secara langsung dilihat nilai CO dalam waktu 15 menit. Angka yang muncul pada
layar detector adalah nilai dari CO di kawasan tersebut. Alat yang digunakan adalah CO Detector Lampiran 1. CO Detector di letakkan di tempat terbuka
ditunggu sekitar lima belas hingga tiga puluh menit. Kemudian catat angka yang muncul di layar Bapedalda 2006.
3.6. Variabel Pengamatan