52
Gambar 12 Busa terbentuk selama proses filtrasi
F. Bioassay pada Anak Ayam Jantan
Bioassay dengan menggunakan anak ayam jantan bertujuan untuk mengetahui aktivitas biologis senyawa steroid dalam ekstrak teripang sebagai
aprodisiaka alami. Pengaruh senyawa steroid sebagai aprodisiaka alami nampak dari perkembangan jengger anak ayam jantan sebagai hewan
percobaan Gambar 13. Selain itu dari bioassay ini dapat diketahui pengaruh negatif ekstrak teripang terhadap hewan percobaan, seperti penurunan bobot
badan dan tanda-tanda keracunan.
1 Serapan N Pakan secara In Vivo dan Pengaruhnya terhadap Bobot Badan
Pada percobaan serapan N pakan secara in vivo didapatkan hasil analisa kandungan N pada feses anak ayam seperti disajikan pada Gambar 14.
Kandungan N tertinggi terdapat pada kontrol positif, yaitu sebesar 5,15 , sedangkan kandungan terendah terdapat pada perlakuan dengan ektrak teripang
kering, yaitu sebesar 3,09 . Data ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak dari teripang tidak menghambat proses absorpsi N.
Gambar 13 Anak ayam jantan sebagai hewan percobaan umur 31 hari
53
Gambar 14 Kandungan N pada feses anak ayam jantan
Keterangan: A. Kontrol negatif, B. Ekstrak dari teripang kering, C. Ekstrak dari teripang basah, D. Kontrol positif, E. Aprodisiaka komersial, F. Tepung teripang kering
Seperti halnya pada hewan-hewan lain secara umum, efektif tidaknya serapan N dapat diketahui dari perkembangan bobot badan ayam. Namun
demikian, pemberian senyawa obat pada hewan percobaan, dalam hal ini ayam juga dapat mempengaruhi cenderung menurunkan bobot badannya. Hal ini
disebabkan beberapa jenis obat dapat menyebabkan metabolisme tubuh terganggu, seperti menurunkan absorpsi protein, beberapa vitamin dan zat gizi
lainnya. Perkembangan bobot badan hewan uji pada penelitian ini disajikan pada
Gambar 15. Dari gambar tersebut diketahui bahwa rata-rata tertinggi pertambahan bobot badan terjadi pada perlakuan yang diberi ekstrak dari
teripang dalam bentuk kering, yaitu sebesar 57,62 gram. Nilai ini lebih tinggi dari pertambahan bobot badan kelompok kontrol, yaitu sebesar 56,43 gram.
Sedangkan rata-rata terendah pertambahan bobot badan terdapat pada
0,00 1,00
2,00 3,00
4,00 5,00
6,00
N Kasar
A B
C D
E F
Perlakuan
5,03+0,38 3,87+0,28
5,15+0,14
3,09+0,14 4,18+0,28 4,26+0,28
54
perlakuan dengan tepung teripang kering, yaitu sebesar 50,48 gram. Pada kontrol positif, baik dengan metil testosteron maupun aprodisiaka komersial
memperlihatkan pertambahan bobot badan yang cenderung rendah, yaitu masing-masing 52,38 gram dan 52,86 gram.
150 300
450 600
750 900
1050
5 10
15 20
Waktu hari Bob
o t Ba
d a
n g
A B
C D
E F
Gambar 15 Perkembangan bobot badan anak ayam jantan selama percobaan
Keterangan: A. Kontrol negatif, B. Ekstrak dari teripang kering, C. Ekstrak dari teripang basah, D. Kontrol positif, E. Aprodisiaka komersial, F. Tepung teripang kering
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar testosteron yang tinggi, yaitu pada kontrol positif dapat menghambat perkembangan bobot badan hewan
uji. Hal ini disebabkan karena kadar testosteron yang tinggi dapat menurunkan pertumbuhan bobot badan dengan jalan menghambat katabolisme lemak dan
anabolisme protein yang terjadi di beberapa jaringan tubuh seperti otot, ginjal, hati dan lain-lain Turner dan Bagnara 1976.
2 Pengaruh Ekstrak Teripang terhadap Bobot Hati, Limpa dan Bursa Fabrisius
Pada penelitian ini selain diamati pengaruh ekstrak teripang pada bobot badan anak ayam juga dilihat pengaruhnya pada organ yang berperan dalam hal
kekebalan tubuh. Untuk mengetahui respon organ-organ yang sangat berperan dalam pembentukan kekebalan tubuh hewan ini, diamati bobot hati, limpa dan
55
bursa fabrisius. Pada organ yang berperan dalam kekebalan, adanya senyawa asing yang diberikan, tidak dikenali oleh reseptor penerimanya. Dalam keadaan
seperti ini maka senyawa asing tersebut akan dideteksi sebagai racun. Untuk senyawa yang dideteksi sebagai racun, maka senyawa tersebut akan dianggap
sebagai senyawa yang membahayakan tubuhnya, sehingga dalam tubuh akan terjadi sistem perlawanan yang menyebabkan pembesaran atau pembengkakan
hati, limpa dan bursa fabrisius. Hal yang sama juga terjadi pada saat dilakukan pemberian ekstrak teripang terhadap anak ayam uji.
Pada Gambar 16 di bawah ini disajikan rataan bobot hati hewan uji. Nilai rataan tertinggi terdapat pada perlakuan dengan ekstrak kering, yaitu sebesar
29,48 gram, sedangkan nilai rataan terendah yaitu sebesar 23,59 gram terjadi pada kontrol positif, yakni pada pemberian metil testosteron.
Berdasarkan perhitungan rasio bobot hati dengan bobot badan diketahui bahwa nilai rataan tertinggi pada perlakuan ekstrak kering, adalah 3,15. Nilai
rasio terendah terdapat pada kontrol positif yaitu 2,78. Data ini menunjukkan bahwa konsentrasi steroid yang diberikan masih dalam batas yang dapat ditolerir
oleh hati, sebagai salah satu organ yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh.
5 10
15 20
25 30
B o
bot Ha ti g
A B
C D
E F
Perlakuan
Gambar 16 Rataan bobot hati anak ayam jantan
Keterangan: A. Kontrol negatif, B. Ekstrak dari teripang kering, C. Ekstrak dari teripang basah, D. Kontrol positif, E. Aprodisiaka komersial, F. Tepung teripang kering
26,55+4,86 29,48+4,04
23,59+3,79 23,65+5,58
24,88+4,06 24,14+6,20
56
Pada Gambar 17 disajikan rataan bobot limpa anak ayam jantan. Nilai rataan tertinggi terdapat pada perlakuan dengan ekstrak kering, yaitu sebesar
0,87 gram, sedangkan nilai rataan terendah pada perlakuan dengan tepung teripang kering, yakni sebesar 0,67 gram.
Berdasarkan perhitungan rasio bobot limpa dengan bobot badan diketahui bahwa nilai rataan tertinggi pada kontrol positif adalah 0,10. Nilai rasio
terendah terdapat pada kontrol negatif, aprodisiaka komersial dan perlakuan dengan tepung teripang kering, yaitu sebesar 0,08.
0,00 0,10
0,20 0,30
0,40 0,50
0,60 0,70
0,80 0,90
B obot Lim
p a
g
A B
C D
E F
Perlakuan
Gambar 17 Rataan bobot limpa anak ayam jantan
Keterangan: A. Kontrol negatif, B. Ekstrak dari teripang kering, C. Ekstrak dari teripang basah, D. Kontrol positif, E. Aprodisiaka komersial, F. Tepung teripang kering
Pada Gambar 18 disajikan rataan bobot bursa fabrisius hewan uji. Nilai rataan tertinggi terdapat pada perlakuan dengan aprodisiaka komersial, yaitu
sebesar 2,13 gram, sedangkan nilai rataan terendah pada perlakuan dengan tepung teripang kering, yakni sebesar 1,64 gram.
Nilai rataan bobot bursa fabrisius hewan uji menunjukkan bahwa bursa fabrisius anak ayam yang diberi perlakuan aprodisiaka komersial cenderung
membengkak dan berukuran lebih besar. Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa pemberian aprodisiaka komersial pada hewan percobaan menyebabkan
pembengkakan pada organ yang berfungsi dalam pembentuk kekebalan tubuh,
0,77+0,17 0,87+0,12
0,77+0,19 0,81+0,21
0,69+0,15 0,67+0,38
57
yaitu bursa fabrisius. Dengan kata lain aprodisiaka komersial yang mengandung steroid sintetis yang dimasukkan ke dalam tubuh anak ayam dianggap sebagai
benda asing yang membahayakan, sehingga memberikan indikasi yang kurang baik terhadap bursa fabrisius sebagai organ pembentuk kekebalan tubuh.
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00 2,50
Bo b
o t
B u
rsa Fa b
ri ci
u s
g
A B
C D
E F
Perlakuan
Gambar 18 Rataan bobot bursa fabrisius anak ayam jantan
Keterangan: A. Kontrol negatif, B. Ekstrak dari teripang kering, C. Ekstrak dari teripang basah, D. Kontrol positif, E. Aprodisiaka komersial, F. Tepung teripang kering
Berdasarkan perhitungan rasio bobot bursa fabrisius dengan bobot badan ayam diketahui bahwa nilai rataan tertinggi terjadi pada perlakuan dengan
aprodisiaka komersial, yaitu 0,24. Nilai rasio terendah terdapat pada kontrol positif yaitu 0,19 Gambar 19.
2,06+0,46 2,07+0,57
1,80+0,37 1,65+0,46
2,13+0,30 1,64+0,35
58
0,23 0,22
0,21 0,19
0,24 0,20
0,00 0,05
0,10 0,15
0,20 0,25
Ras io Bur
saBB
A B
C D
E F
Perlakuan
Gambar 19 Rasio bobot bursa fabrisius dan bobot badan anak ayam jantan
Keterangan: A. Kontrol negatif, B. Ekstrak dari teripang kering, C. Ekstrak dari teripang basah, D. Kontrol positif, E. Aprodisiaka komersial, F. Tepung teripang kering
Hasil perhitungan rasio bursa fabrisius dengan bobot badan hewan percobaan menunjukkan bahwa perkembangan bursa fabrisius tergolong normal.
Hal ini ditunjukkan dengan rasio antara bursa fabrisius dengan bobot badan yang tidak ada perbedaan menyolok antar perlakuan. Artinya, pemberian ekstrak
teripang yang mengandung steroid tidak mengakibatkan perkembangan bursa fabrisius hewan uji tidak normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
ekstrak teripang aman untuk dikonsumsi sebagai aprodisiaka dan tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya.
3 Pengaruh Ekstrak Teripang terhadap Kadar Kolesterol dan Testosteron
Kadar kolesterol dan testosteron pada serum darah anak ayam disajikan pada Gambar 20. Kadar kolesterol tertinggi terdapat pada perlakuan dengan
pemberian tepung teripang kering, yaitu sebesar 34,158 ppm, sedangkan kadar kolesterol terendah terdapat pada kontrol negatif, yaitu sebesar 19,751 ppm.
Kadar testosteron dalam serum darah sangat terkait dengan kadar kolesterol, karena kolesterol merupakan prekursor bagi testosteron. Hasil
pengukuran pada serum darah juga menunjukkan bahwa kadar testosteron tertinggi juga terdapat pada perlakuan dengan pemberian tepung teripang kering,
59
yaitu sebesar 16,427 ppm. Pada perlakuan tersebut, kadar kolesterol dan testosteron diduga juga disebabkan adanya sintesis senyawa-senyawa tersebut
dari asam-asam lemak yang tidak terbuang karena proses ekstraksi. Di lain pihak, kadar kolesterol terendah terdapat pada kontrol negatif,
yaitu sebesar 6,324 ppm. Hal ini merupakan indikasi bahwa pemberian ekstrak teripang selain menyediakan testosteron dalam tubuh anak ayam, juga
merangsang terjadinya sintesis baru testosteron dari kolesterol, sehingga konsentrasi testosteron dalam tubuh anak ayam mencapai batas optimum dan
cukup untuk mengubah perilaku anak ayam jantan menjadi anak ayam yang seolah-olah sudah dewasa kelamin. Hal ini terlihat jelas dari tumbuh
kembangnya jengger anak ayam seperti pada ayam dewasa.
19,751
6,324 23,871
8,123 26,527
10,492 32,015
15,553 27,008
12,991 34,158
16,427
5 10
15 20
25 30
35
Kon sen
tr as
i p
p m
A B
C D
E F
Perlakuan
Kolesterol Testosteron
Gambar 20 Kadar kolesterol dan testosteron pada serum anak ayam jantan
Keterangan: A. Kontrol negatif, B. Ekstrak dari teripang kering, C. Ekstrak dari teripang basah, D. Kontrol positif, E. Aprodisiaka komersial, F. Tepung teripang kering
60
4 Pengaruh Ekstrak Teripang terhadap Panjang, Lebar, Tinggi dan Bobot Jengger
Secara umum, perkembangan jengger pada anak ayam jantan terkait dengan perkembangan atau kematangan secara seksual, karena jengger
merupakan salah satu kelenjar aksesoris kelamin jantan. Dengan demikian maka hanya pada ayam dewasa terjadi pertumbuhan dan perkembangan
jengger, sedangkan pada anak ayam secara alami tidak pernah terjadi pertumbuhan jengger. Secara umum, tumbuhnya jengger pada ayam jantan
merupakan indikator bahwa ayam sudah dewasa kelamin, atau dengan kata lain ayam sudah dapat menghasilkan hormon kelamin jantan testosteron.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak ayam yang diberi perlakuan pemberian testosteron baik alami maupun sintetis mengakibatkan terjadinya
perkembangan jengger. Adapun perkembangan panjang, lebar dan tinggi jengger anak ayam uji dapat dilihat pada Gambar 21-23. Perkembangan
panjang jengger tertinggi terdapat pada kontrol positif, yaitu sebesar 26,03 mm, dan terendah pada perlakuan dengan ekstrak kering, yaitu sebesar 23,80 mm.
Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak teripang yang mengandung hormon testosteron dikenal oleh reseptor-reseptor hormon yang terdapat pada tubuh
anak ayam jantan uji. Disamping itu, aktivitas biologis hormon testosteron tersebut tidak rusak di dalam sistem pencernaan hewan uji.
5 10
15 20
25 30
5 10
15 20
Waktu hari Panj
a n
g mm
A B
C D
E F
Gambar 21 Perkembangan panjang jengger anak ayam jantan selama percobaan
Keterangan: A. Kontrol negatif, B. Ekstrak dari teripang kering, C. Ekstrak dari teripang basah, D. Kontrol positif, E. Aprodisiaka komersial, F. Tepung teripang kering
61
Satu sampai tiga persen testosteron dalam darah terdapat dalam bentuk bebas dan 10 terikat dengan SHBG sex hormone-binding globulin,
sedangkan sisanya terikat dengan albumin. Protein inilah yang berperan dalam menjaga kadar hormon dalam sirkulasi darah dan mencegah dari metabolisme
dan inaktivasi, karena itu testosteron tersebut tetap aktif. Pada masa pubertas, kadar SHBG pada jantan lebih sedikit dibanding pada betina, sehingga kadar
testosteron bebas yang aktif secara biologis lebih banyak Litwack dan Schmidt 2002.
Sebagaimana perkembangan panjang jengger anak ayam jantan, perkembangan lebarnya tertinggi juga terdapat pada kontrol positif, yaitu sebesar
8,42 mm, dan terendah pada kelompok perlakuan dengan tepung teripang kering, yaitu 7,26 mm Gambar 22.
1 2
3 4
5 6
7 8
9
5 10
15 20
Waktu Hari Leba
r m
m
A B
C D
E F
Gambar 22 Perkembangan lebar jengger anak ayam jantan selama percobaan
Keterangan: A. Kontrol negatif, B. Ekstrak dari teripang kering, C. Ekstrak dari teripang basah, D. Kontrol positif, E. Aprodisiaka komersial, F. Tepung teripang kering
Pada Gambar 23 disajikan perkembangan tinggi jengger hewan uji. Perkembangan tinggi jengger terjadi sebagaimana perkembangan panjang dan
lebarnya dimana perkembangan yang tercepat terdapat pada kontrol positif, yaitu sebesar 9,80 mm. Perkembangan terendah terdapat pada kontrol negatif, yaitu
sebesar 8,60 mm Gambar 24.
62
2 4
6 8
10 12
5 10
15 20
Waktu Hari Ti
ng gi
m m
A B
C D
E F
Gambar 23 Perkembangan tinggi jengger anak ayam jantan selama percobaan
Keterangan: A. Kontrol negatif, B. Ekstrak dari teripang kering, C. Ekstrak dari teripang basah, D. Kontrol positif, E. Aprodisiaka komersial, F. Tepung teripang kering
Gambar 24 Salah satu anak ayam jantan sebagai kontrol positif A dan kontrol negatif B
Berdasarkan analisis keragaman Lampiran 2-4 diketahui bahwa pemberian ekstrak teripang berpengaruh nyata
α=0,01 terhadap lebar dan tinggi jengger. Tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap panjang jengger uji
lanjut Duncan pada Lampiran 5-7.
A B
63
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa lebar jengger pada kontrol positif metil testosteron berbeda nyata dengan perlakuan lain
α=0,05. Tidak berbeda nyata pengaruh aprodisiaka komersial dan ekstrak teripang basah terhadap lebar
jengger, akan tetapi berbeda nyata pengaruh kedua perlakuan ini dengan kontrol negatif. Artinya, senyawa steroid yang terdapat pada ekstrak teripang basah
mampu mempengaruhi perkembangan lebar jengger sebagaimana aprodisiaka komersial.
Secara umum pemberian ekstrak teripang, baik dari ekstrak teripang kering maupun teripang basah pada anak ayam jantan berbeda nyata dengan
kontrol negatif α=0,05. Akan tetapi tidak berbeda nyata di antara perlakuan-
perlakuan tersebut Lampiran 5-7. Selain dari perkembangan panjang, lebar dan tingginya, pertumbuhan
jengger juga dapat dilihat dari bobotnya. Pada Gambar 25 disajikan rataan bobot jengger hewan percobaan.
Rataan bobot jengger hewan percobaan tertinggi terjadi pada kontrol positif, yaitu sebesar 0,59 gram, sedangkan rataan bobot terendah pada kontrol
negatif, yaitu sebesar 0,41 gram. Rataan bobot jengger pada hewan percobaan yang diberi ekstrak dari teripang kering hampir sama dengan rataan bobot pada
perlakuan dengan aprodisiaka komersial. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak teripang yang mengandung steroid mempengaruhi pertumbuhan bobot
jengger anak ayam jantan. Hal ini sesuai dengan penelitian Dorfman dan Ungar 1965 yang menyatakan bahwa testosteron dapat meningkatkan pertumbuhan
ciri-ciri kelamin sekunder dari berbagai hewan, seperti jengger pada ayam jantan.
64
0,00 0,10
0,20 0,30
0,40 0,50
0,60
Bobo t J
e ngger
g
A B
C D
E F
Perlakuan
Gambar 25 Rataan bobot jengger anak ayam jantan
Keterangan: A. Kontrol negatif, B. Ekstrak dari teripang kering, C. Ekstrak dari teripang basah, D. Kontrol positif, E. Aprodisiaka komersial, F. Tepung teripang kering
Hafez 1992 menyatakan bahwa jengger adalah ciri-ciri kelamin sekunder yang peka terhadap androgen. Pertumbuhan jengger dapat
dirangsang oleh injeksi atau pemberian makanan yang mengandung androgen. Disamping itu, disebutkan bahwa derajat pertumbuhan jengger proporsional
dengan dosis hormon yang diberikan.
5 Pengaruh Ekstrak Teripang terhadap Bobot Testis
Testis merupakan kelenjar yang memproduksi testosteron. Perkembangan kelenjar di atas terkait dengan perkembangan hewan uji secara
kelamin. Di dalam testis terjadi sintesis testosteron dari prekursor utamanya, yaitu kolesterol. Testosteron ini selanjutnya disintesis menjadi DHT
dihydrotestosterone.
0,41+0,12 0,48+0,13
0,53+0,08 0,59+0,09
0,54+0,07 0,49+0,09
65
Pada Gambar 26 diperlihatkan hasil penimbangan bobot testis hewan uji. Rataan bobot testis tertinggi terdapat pada kontrol positif, yaitu sebesar
0,22 gram. Rataan bobot testis terendah terdapat pada kontrol negatif, yaitu sebesar 0,16 gram. Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kasar
steroid dari teripang, metil testosteron dan aprodisiaka komersial berpengaruh terhadap perkembangan testis hewan uji. Akan tetapi, steroid yang diberikan
tersebut tidak berlebihan sehingga tidak sampai menimbulkan umpan balik negatif yang dapat menghambat perkembangan testis.
Turner dan Bagnara 1976 menyatakan bahwa hormon testosteron yang berlebihan dapat menurunkan bobot testis. Penghambatan perkembangan testis
terjadi sebagai akibat kadar testosteron dalam tubuh yang meningkat, sehingga akan memberikan umpan balik negatif pada hipothalamus. Hipothalamus
tersebut selanjutnya akan menekan sekresi FSH dan LH. FSH dalam keadaan normal berperan merangsang reseptor LH, akibatnya respon sel Leydig terhadap
LH akan meningkat. Dengan demikian, adanya penurunan sekresi FSH mengakibatkan kemampuannya untuk mempengaruhi LH berkurang.
LH berperan dalam mengontrol atau mengatur pelepasan testosteron, yaitu merangsang pembentukan AMP Adenosine Monophosphate. Akibatnya,
pembentukan pregnenolon dari kolesterol berkurang dan testosteron yang disekresi dari sel Leydig pun menurun. Dengan adanya penghambatan terhadap
sekresi LH, maka perkembangan testis juga menjadi terhambat. Berdasarkan data seksual sekunder dan data seksual primer anak ayam
uji yang diberi perlakuan terlihat bahwa testosteron yang terdapat pada ekstrak teripang dapat dikenali oleh reseptornya. Jumlah hormon dalam perlakuan
cukup untuk merangsang terjadinya perkembangan kedewasaan kelamin, walaupun tidak memberikan nilai yang tertinggi.
66
Gambar 26 Rataan bobot testis anak ayam jantan
Keterangan: A. Kontrol negatif, B. Ekstrak dari teripang kering, C. Ekstrak dari teripang basah, D. Kontrol positif, E. Aprodisiaka komersial, F. Tepung teripang kering
0,00 0,05
0,10 0,15
0,20 0,25
B o
bo t T
e s
ti s
g
A B
C D
E F
Perlakuan
0,16+0,04 0,18+0,08
0,17+0,03 0,22+0,08
0,21+0,04 0,20+0,09
67
5. KESIMPULAN DAN SARAN