Antibakteri Antifungi antikapang Aprodisiaka

40 ke dalam selongsong penyari dapat juga digunakan kertas saring yang dibuat seperti kantong yang ditutup dengan kapas yang tidak berlemak. Selongsong penyari dimasukkan ke dalam alat soxhlet dan diekstrak dengan eter minyak tanah, etil eter atau kloroform di atas penangas air water bath. Setelah ekstraksi selesai 24-48 jam sampai eter minyak tanah di dalam soxhlet jernih labu penyari dibuka dan dikeringkan untuk menghilangkan eter minyak tanah secepat mungkin. Kemudian labu penyari dikeringkan dalam alat pengering pada suhu 105-110 C selama 1 jam. Selanjutnya labu penyari didinginkan dalam eksikator dan ditimbang. Pekerjaan mengeringkan dan menimbang diulangi, hingga tercapai bobot yang tetap b gram. b - a X 8 Karakterisasi Senyawa Steroid dari Ekstrak Teripang Karakteristik ekstrak steroid dari teripang yang diamati adalah warna, derajat keasaman pH, kelarutan, stabilitas, antibakteri dan antifungi. Warna ekstrak diamati secara visual dan pH diukur dengan menggunakan pH-meter. Kelarutan ekstrak steroid diamati dengan menggunakan pelarut aseton, etil asetat, kloroform, metanol dan air. Pengujian stabilitas ekstrak steroid dari teripang dilakukan berdasarkan aktivitas antibakterinya setelah penyimpanan selama 10 bulan pada temperatur + 10 o C. Pengujian aktivitas antibakteri dan antifungi dijelaskan seperti di bawah ini sebagaimana metode yang digunakan oleh Institute of Marine Biotechnology, Greifswald-Jerman.

a. Antibakteri

Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar agar diffusion assay. Biakan bakteri uji diambil sebanyak dua ose kemudian disuspensikan pada larutan buffer sebanyak 2 ml. Sebanyak 200 µl dari suspensi bakteri uji tersebut dimasukkan ke dalam 20 ml media agar yang masih cair lalu digoyang secara perlahan agar homogen. Selanjutnya media agar tersebut dituangkan ke dalam cawan petri yang steril dan dibiarkan pada suhu kamar dalam keadaan aseptik sampai media agar membeku. Setelah agar membeku, diletakkan di atasnya paper disc yang telah ditetesi ekstrak steroid. Paper disc yang digunakan berdiameter 6 mm. Media agar yang telah membeku kemudian disimpan di refrigerator selama dua jam dengan posisi terbalik. Selanjutnya media agar diinkubasi selama 18 jam pada suhu 37 o C dengan posisi terbalik. Setelah diinkubasi aktivitas bakteri dapat diamati yaitu dengan mengukur diameter hambatan yang terbentuk di sekeliling paper disc. Besarnya diameter hambatan yang terbentuk diukur dalam mili meter. Perhitungan kadar lemak = x 100 41

b. Antifungi antikapang

Fungus kapang yang digunakan dalam uji aktivitas antikapang adalah Candida maltosa. Pengujian aktivitas antikapang dilakukan sebagaimana pengujian aktivitas antibakteri, hanya saja inkubasi dilakukan pada posisi tidak terbalik. 9 Uji Aktivitas Biologis Bioassay pada Anak Ayam Jantan Alwir 2001 Sebelum perlakuan, anak ayam jantan divaksinasi ND New Castle Disease secara tetes hidung dan ditimbang bobot badannya kemudian diukur panjang, lebar dan tinggi jengger. Anak ayam jantan diletakkan dalam kandang percobaan yang dilengkapi dengan lampu listrik 25 watt. Sebelum perlakuan, anak ayam jantan dibiarkan beradaptasi di dalam kandang selama seminggu. Dalam setiap kandang terdapat enam ekor anak ayam jantan yang masing- masing mendapat perlakuan yang sama. Pemberian perlakuan ekstrak steroid dan kontrol pada anak ayam jantan dilakukan secara oral setiap hari selama 18 hari pengamatan dimulai dari umur 10 hingga 27 hari. Selama beradaptasi dan pemberian pakan, masing-masing anak ayam diberi ransum yang sama dan air minum secara ad libitum tidak terbatas. Pemberian ransum bebas sterol dan air minum ini dilakukan dengan cara menaruhnya dalam tempat-tempat yang diikatkan dalam kandang. Setiap hari anak ayam jantan ditimbang bobot badannya dan tiap dua hari sekali diukur panjang, lebar dan tinggi jenggernya. Proses pengukuran jengger hewan percobaan dapat dilihat pada Lampiran 1. Pada hari ke-28 hingga ke-30 dilakukan pengamatan serapan N, dimana dua ekor anak ayam dari masing-masing perlakuan ditempatkan secara terpisah pada kandang yang dilengkapi dengan alas untuk menampung feses anak ayam tersebut. Pada hari ke-31, anak ayam disembelih dan diambil darahnya dari leher. Selanjutnya anak ayam dibedah dan diambil jengger, hati, limpa, bursa fabrisius dan testisnya, kemudian ditimbang. Serum darah dipersiapkan untuk pengukuran kadar kolesterol dan testosteron. Secara garis besar, kerangka kerja penelitian yang dilakukan diperlihatkan pada Gambar 6 berikut ini. 42 Gambar 6 Kerangka kerja penelitian Modifikasi dari Alwir 2001 Pemisahan Bagian- bagian Teripang Daging Jeroan Homogenisasi Ekstraksi I suhu 4 o C, 24jam Sentrifugasi 5.000 rpm, suhu 4 o C, 15 menit Supernatan Diuapkan Presipitat Ekstraksi II suhu 4 o C, 24 jam Rafinat Fase atas Filtrasi membran NF 1000 Da Bioassay TLCHPLC Ekstrak Fase bawah Aseton Kloroform, etil asetat, air 1:1:1 Teripang 43

D. Rancangan Penelitian