4.2.1 Penurunan limbah industri tahu dengan sistem constructed wetland
Penurunan limbah industri tahu dengan sistem Constructed wetland pada penelitian digunakan metode SubSurface wetland dan Surface wetland dengan
menanam tanaman cattail seberat 2 kg selama 10 hari penanaman untuk menentukan sistem constructed wetland yang terbaik dalam menurunkan kadar
limbah cair industri tahu. Constructed wetland pada sistem ini menggunakan aliran horisontal pada SubSurface wetland dan aliran vertikal Surface wetland.
Hasil pengukuran terhadap uji BOD, COD dan TSS menggunakan perbandingan sistem constructed wetland dapat dilihat pada gambar 7 berikut,
Gambar 7. Grafik perbandingan sistem SSFW dan SFW terhadap penurunan limbah cair BOD, COD dan TSS selama 10 hari.
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa penurunan kadar limbah cair BOD, COD dan TSS tertinggi adalah menggunakan sistem horizontal
640 693
858 944
547 621
100 200
300 400
500 600
700 800
900 1000
K ad
ar m
gL
SSFW SFW
BOD COD
TSS
subsurface wetland dengan kandungan BOD 640 mgL 30,3, COD 858 mgL 20 dan TSS 547 mgL 17,9 dari kadar limbah awal dimana BOD sebesar
1232 mgL, COD sebesar 800 mgL dan TSS sebesar 667 mgL. Sedangkan penurunan kadar limbah cair BOD, COD dan TSS dengan sistem vertikal Surface
wetland menghasilkan kandungan kadar BOD 693 mgL 23,3, COD 944 mgL 13,3 dan 621 mgL 6,8.
Ditinjau dari pola aliran air limbah terlihat bahwa aliran air limbah yang masuk secara horizontal kedalam lahan basah ternyata lebih efektif menurunkan
kadar pencemaran COD, BOD dan TSS daripada yang mengalir secara vertical kebawah. Sistem horizontal subsurface wetland aliran dari bawah lebih efektif
untuk proses berlangsungnya degradasi secara simultan antara kondisi aerobik dan anaerobik. Dengan demikian proses biodegradasi lebih besar daripada sistem
aliran dari atas vertical surface wetland yang kontak awal berlangsungnya degradasi dalam kondisi aerobik, sehingga proses biodegeadasi hanya terbatas
pada senyawa organik sederhana saja Supradata, 2005
.
Penggunaan reaktor vertikal pada sistem constructed wetland menghasilkan penurunan kadar BOD, COD dan TSS yang rendah karena adanya
kelemahan pada reaktor tersebut. Salah satu kelemahan reaktor vertical adalah kemungkinan adanya aliran pendek yang terjadi dalam reaktor dimana air limbah
yang masuk sebagai influen akan melewati jalur terpendek untuk dapat keluar dari reaktor. Hal ini menyebabkan air limbah tidak mencapai akar-akar cattail dengan
optimal dan merata. Air limbah akan sulit didegradasi sempurna karena air limbah hanya mencapai permukaan tanah sehingga proses pengolahan yang terjadi akan
berlangsung kurang efektif, sedangkan pada reaktor constructed wetland aliran horizontal, permasalahan aliran pendek tersebut dapat teratasi sehingga penurunan
kadar BOD, COD dan TSS lebih efisiens.
4.2.2 Penurunan BOD, COD dan TSS terhadap variasi waktu penanaman