Beramal dan
menolong Menyenangkan
orang lain 31,32
33,34 4
Membantu orang lain
36 35,37,38
4 Penghormatan
terhadap nilai
dan integritas
hukum, tradisi
dan adat-
istiadat masyarakat Disiplin diri
40,41,43,44 39,42,45
7
Mempunyai tanggung
jawab 48
46,47,49,50 5
Total 50
3.7 Validitas dan Reliabilitas
3.7.1 Validitas Eksperimen
Suatu eksperimen dianggap valid ketika variabel perilaku benar-benar mempengaruhi perilaku yang diamati variabel terikat dan akibat-akibat yang
terjadi pada variabel terikat tersebut bukan karena variabel lain. Eksperimen juga dikatakan valid jika hasil suatu eksperimental itu dapat digeneralisasikan pada
populasi lainnya yang berbeda subjek, tempat, dan ekologinya Latipun, 2010:46. Latipun 2011:46-52 menjelaskan bahwa validitas internal adalah sejauh
mana perlakuan yang diberikan kepada subjek benar-benar mempengaruhi variabel tergantung. Faktor-faktor yang mempengaruhi validitas internal adalah:
1 Proactive History, merupakan faktor perbedaan individual yang dibawa kedalam penelitian, yang merupakan faktor bawaan maupun sesuatu yang telah
dipelajari sebelumnya. Proactive history merupakan variabel sekunder dan perlu dikontrol Seniati, 2009:68. Dalam penelitian ini hal yang harus dikontrol yaitu
jumlah subjek jumlah subjek antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama, subjek yang dilakukan pada kedua kelompok memiliki tingkat usia yang
sama dan menghingdari terjadinya proses pembelajaran oleh kelompok kontrol dari pelatihan yang diberikan kepada kelompok eksperimen selama pelatihan.
2 Instrumentasi, merupakan cara pengukuran yang digunakan dalam eksperimen. Instrumentasi yang tidak memenuhi syarat, akan menghasilkan skor
yang tidak akurat Latipun, 2010: 48-49. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah skala dan angket observasi penyesuaian sosial.
3 Subjek keluar, merupakan kehilangan subjek dari satu atau beberapa kelompok yang dipelajari yang terjadi selama penelitian berlangsung. Jika pada
akhir perlakuan banyak subjek yang keluar, maka akan mempengaruhi nilai variabel perlakuan. Hasil pengukuran dapat menunjukan ada atau tidak ada
perbedaan hasil pada eksperimen, tetapi hasil tersebut bukan karena perlakuan, tetapi karena adanya subjek yang keluar Latipun, 2010: 50. Dalam penelitian ini,
sebelum diberikan perlakuan, subjek dipastikan bersedia menjadi responden penelitian sampai penelitian berakhir.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan validitas internal, dapat dilakukan dengan cara berikut Latipun, 2010:52:
1 Pengelompokan unit eksperimen dilakukan secara objektif. Randomisasi
adalah teknik yang baik untuk pengelompokan, dilakukan dengan cara mengambil gulungan kertas yang bertuliskan angka dan PM yang mendapat nomor ganjil
dikelompokkan sebagai kelompok eksperimen, PM yang mendapat nomor genap dikelompokkan sebagai kelompok kontrol setelah proses pengelompokkan
dilakukan, didapatkan jumlah 20 PM sebagai kelompok eksperimen dan 20 PM sebagai kelompok kontrol.
2 Penggunaan instrumen yang valid dan reliabel, serta prosedur yang tepat.
3 Dihindari terjadinya interaksi suatu perlakuan yang diberikan kepada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol selama penelitian berlangsung.
Dalam penelitian ini kelompok kontrol benar-benar tidak akan mendapatkan pelatihan regulasi diri seperti yang akan didapat kelompok eksperimen sebanyak 8
kali pertemuan. 4
Membuat suasana yang ajeg, khususnya lingkungan eksperimen. Validitas eksternal Seniati, 2011:67 adalah berkaitan dengan generalisasi
hasil penelitian, yaitu sejauhmana hasil suatu penelitian dapat diterapkan pada subjek, situasi, dan waktu di luar situasi penelitian. Pada penelitian ini, validitas
internal lebih dipentingkan daripada validitas eksternal karena penelitian eksperimental lebih melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
dengan melakukan kontrol yang ketat .
3.7.2 Validitas Alat Ukur