BAB XVIII Notasi Sigma Barisan Deret (1)
BAB XVIII. NOTASI SIGMA, BARISAN, DERET DAN INDUKSI MATEMATIKA Notasi Sigma :
=
n i i i
p n p m i p i U 9. a.
=
p n p m i p i U
U
n i i
n m i i
; dimana 1< m < n 8.
n m i i U 1
U 1
m i i
=
U 1
n i i
V U 1 2 ) ( =
U 1 2
V U
Bentuk umum barisan aritmetika : a , a+b, a +2b,…, a+(n-1)b Bentuk umum deret aritmetika: a + (a+b) + (a+2b) +… + {a+(n-1)b} dimana: a = suku pertama b = beda n = banyak suku
, U n disebut barisan aritmetika jika selisih dua suku sebelum dan sesudahnya tetap, dimana selish tersebut dinamakan beda (b). b = U 2 - U 1 = U 3 - U 2 = U n - U 1 n
n
Suatu barisan U 1 , U 2 , U 3 ,…, U 1
V 1 2 Barisan dan Deret Aritmetika (Deret Hitung):
n i i
1
U 1 2
V U
n i i
=
V U 1 2 ) (
n i i i
V 1 2 b.
n i i
1
1 2 1 n i i U 7.
=
n i i i
adalah notasi sigma, digunakan untuk menyatakan penjumlahan berurutan dari suatu bilangan yang sudah berpola.
n i i
KU 1
= K
n i i
U 1 5.
V U 1 ) ( =
merupakan huruf capital “S” dalam abjad Yunani adalah huruf pertama dari kata SUM yang berarti jumlah. Bentuk umum notasi sigma:
n i i U 1
n i i
V 1 6.
n i i
U 1
=
1 1 n i i U
-
- 2 i n i i
-
- 2 i n i i
-
n k k
U 1
= nK ; dimana K adalah konstanta 4.
K 1
U 1 3.
n i i
U 1
= U 1 + U 2 + U 3 + . . . + U n
n i i
dibaca penjumlahan suku U i untuk i=1 sampai dengan i=n i = indeks penjumlahan i =1 disebut batas bawah penjumlahan i = n disebut batas atas penjumlahan {1,2,3,…,n} adalah wilayah penjumlahan Contoh: 2 + 4 + 6 + 8 + 10 + … + 100 dapat ditulis dengan notasi sigma yaitu
=
50 1
2 i i Sifat-sifat notasi sigma: 1.
n i i
U 1
= U 1 + U 2 + U 3 + . . . + U n 2.
n i i
U 1
n i
Rumus-rumus :
2 ' n
b. jika banyaknya suku =3 U 1 , …,U 2 ,…, U 3 k suku k suku banyaknya suku baru: n ' = 3 +2 k = 3 +(3-1)k
c. . jika banyaknya suku =4 U 1 , …,U 2 ,…, U 3 ,…, U 4 k suku k suku k suku banyaknya suku baru: n ' = 4 +3 k = 3 +(4-1)k Jadi, jika banyaknya suku adalah n buah maka banyaknya suku baru adalah: n ' = n + (n-1) k
3. Jumlah n suku setelah sisipan (S n ' ) S n ' =
2 ' n
(a + n
U '
) atau S n ' = {
(2a + (n ' -1) b ' } n
U
U '
= n
U maka,
S n ' =
2 ' n
(a + n
U
) contoh soal sisipan :
a. jika banyaknya suku =2 U 1 , …,U 2 k suku banyaknya suku baru: n ' = 2 + k = 2 +(2-1)k
= n
1. Suku ke n barisan aritmetika (U n ) ditulis sbb: U n = a + (n-1) b
3. Jika n ganjil, maka suku tengah barisan aritmetika (U t ) ditulis sbb: U t =
2. Jumlah n suku pertama deret aritmetika (S n ) ditulis sbb: S n = U 1 + U 2 + U 3 + . . . + U n =
2
n
(a + U n ) =
2
n
(2a +(n-1) b) hubungan U n dan S n adalah: U n = S n - S 1 n
2
U '
1 (a + U n )
Sisipan: Suatu barisan aritmetika : a , a+b, a +2b,…, a+(n-1)b apabila diantara dua suku disisipkan k buah bilangan , maka barisan aritmetika yang baru adalah sbb: a , (a+ b ' ), (a+2 b ' ),…,(a+k b ' ),{a+(k+1) b ' },… k buah bilangan sisipan U 1 barisan lama U 2 barisan lama dengan b ' = beda baru setelah ada k bilangan sisipan
1. Beda barisan baru (b ' ) hubungan barisan baru dan lama : a +b = a+(k+1) b ' b = (k+1) b ' b ' = 1 k
b
b = beda deret lama b ' = beda deret baru k = banyaknya bilangan yang disisipkan
2. Menentukan banyaknya suku baru (n ' ) Barisan lama : U 1 , U 2 , U 3 ,…, U 1
n
, U n Barisan baru: U 1 , …,U 2 ,…, U 3 ,…, U 4 ,… U n k suku k suku k suku k suku dari barisan baru dapat dilihat bahwa n
1. Antara bilangan 60 dan 110 disisipkan 10 bilangan sehingga bersama kedua bilangan semula terbentuk deret aritmetika. Tentukan jumlah deret yang terbentuk .
, ar n
r r a n
Bentuk umum barisan geometri:
a, ar, ar 2 , ar 3 , . . . , ar 1
n
, ar n Bentuk umum deret geometri: a + ar + ar 2 + ar 3 + . . . + ar 1
n
Rumus-rumus:
1. Suku ke n barisan geometri (U n ) ditulis sbb: U n = ar 1
n
2. Jumlah n suku pertama deret geometri (S n ) ditulis sbb: S n =
1 ) 1 (
untuk r >1 S n =
= . . .= 1
r r a n
1 ) 1 (
untuk r <1 Hubungan U n
dan S n
U n = S n - S 1
n
3. Untuk n ganjil, maka suku tengah barisan geometri (U t ) adalah : U t = n
U a.
Sisipan: Suatu barisan geometri:
a, ar, ar 2 , ar 3 , . . . , ar 1
n
n n U U
U
jawab: banyaknya suku awal = 2 n deret setelah sisipan 60+ … + 110 10 bilangan Banyaknya suku baru: n ' = n+(n-1)k = 2+(2-1)10 = 12 Jumlah deret yang terbentuk : S n ' =
= 2 3 U
U
Jadi r = 1 2 U
- ar n a = suku pertama n = banyaknya suku r = rasio
Barisan dan Deret Geometri (Deret Hitung):
1
2 ' n
(a + n
U
) =
2
12 (60+110)
= 1020
2. Diantara dua suku berurutan pada barisan 5, 15, 25,… disisipkan 4 bilangan sehingga membentuk barisan aritmetika yang baru . Tentukan jumlah 10 suku pertama dari barisan yang terbentuk Jawab: dari barisan 5, 15, 25,… diketahui a = 5 b = 10 k = 4 beda barisan yang baru: b ' =
k b
10 {2.5+(10-1)2} = 5(10+18) = 140
=
Suatu barisan U 1 , U 2 , U 3 ,…, U 1 n , U n disebut barisan geometri jika perbandingan antara dua suku sebelum dan sesudahnya selalu tetap, perbandingan dua suku tersebut disebut pembanding atau rasio (r).
4
10
= 2 Jumlah 10 suku pertama barisan yang terbentuk : S n ' = {
2 ' n
(2a + (n ' -1) b ' } S 10 =
2
1
1 + . . . Berapakan jumlah deret tsb? jawab:
Barisan geometri tak hingga:
Deret geometri yang banyak suku-sukunya tak terbatas /tak hingga dinamakan deret geometri tak hingga. Deret : a + ar + ar 2 + ar 3 + . . . + ar 1
n
disebut deret terhingga dengan n suku. Deret : a + ar + ar 2 + ar 3 + . . . disebut deret tak hingga (n nya tak hingga) Jumlah n suku pertama deret geometri tak hingga :
1. Bila |r| < 1 atau -1 < r < 1 S
=
r a
1 ; dinamakan konvergen (mempunyai nilai)
16
2. Bila |r| > 1 S
=
; dinamakan divergen (tidak mempunyai nilai) Contoh deret tah hingga:
1. Diketahui deret geometri :
2
1
1
= 4 4 2 = 2
= 1 3
r = rasio lama ; k = banyaknya suku baru yang disisipkan
apabila diantara dua suku disisipkan k buah bilangan , maka barisan geometri yang baru adalah sbb:
a, ar ' , a(r ' ) 2 , a(r ' ) 3 ,…, a(r ' ) k , a(r ' ) 1
k
,… k buah bilangan sisipan U 1 barisan lama U 2 barisan lama r ' = rasio baru setelah ada k bilangan sisipan
1. Banyaknya suku baru: n ' = n + (n-1) k
2. Rasio baru (r ' ) : hubungan rasio lama dan baru ar = a(r ' ) 1 k r = (r ' ) 1
k
r ' = 1
k r
- ar n
3. Jumlah n suku setelah sisipan (S n ' ): Jumlah n suku pertama setelah sisipan : S n ' =
k r
1 ] [( 1 ) ' ' ' '
r r a n
; r ' > 1 atau S n ' = ' ' '
1 ] ) ( 1 [ ' r r a n
; r ' < 1 Contoh soal sisipan: Diantara bilangan 48 dan 768 disisipkan 3 buah bilangan sehingga terbentuk barisan geometri. Tentukan rasio dan jumlah barisan setelah sisipan.
Jawab: Barisan baru : 48, sisipan1, sisipan2, sisipan3, 768 3 sisipan Banyaknya suku barisan lama n = 2 banyaknya suku barisan baru : n ' = n + (n-1) k = 2 +(2-1)3= 5 rasio barisan lama , r =
48 768
= 16 Rasio barisan baru, r ' = 1
- 8
- 32
Induksi Matematika:
1
1
1
8 Induksi matematika adalah suatu cara pembuktian suatu
Diketahui : a = ; r = =
1
2
4 pernyataan umum mengenai deret yang berlaku untuk setiap
2 bilangan asli.
1 Langkah-langkah pembuktian dengan induksi matematika r = memenuhi syarat |r| < 1 atau -1 < r < 1, maka
4 adalah: konvergen.
1. Buktikan bahwa pernyataan benar untuk n = 1
1
1
2. Buktikan bahwa pernyataan benar untuk n = k
a
4
2
2
2 S = = = = =
3. Buktikan bahwa pernyataan juga benar untuk n = k+1
1
3
1 r
6
3
1
4
4
contoh induksi matematika:
2. Apabila suatu deret geometri tak hingga mempunyai
1. Buktikan jumlah 10 dengan suku pertamanya adalah 5. Berapa 2 + 4 + 6 + …+2n = n (1+n) rasio dan jumlah 5 suku pertama dari deret tersebut ? langkah 1 : jawab: untuk n = 1 diketahui S = 10 ; a = 5
masukkan nilai n =1 karena S = 10 maka deret tak hingga ini adalah
2n = n (1+n) konvergen. 2.1 = 1 (1+1)
a
2 = 2 terbukti S =
1 r langkah 2 :
5
5 10 = ; 1 - r = 1 r
10 untuk n = k misalkan rumus berlaku untuk n = k maka rumus menjadi
1
1
1 1 – r = ; r = 1 - =
2
2 2 2 + 4 + 6 + …+2k = k (1+k) langkah 3 :
1 Jadi rasionya: r =
2 untuk n = k+1 berdasarkan langkah 2 jumlah 5 suku pertamanya: 2 + 4 + 6 + …+2k = k (1+k) Karena r <1 maka n jika n = k +1 didapat :
a ( 1 r ) a n n
S = = ( 1 - r ) = S ( 1 - r ) n
1 r
1 r
2 + 4 + 6 + …+2k+ 2(k+1) = k (1+k) + 2 (k+1)
1 5
1 S = 10 [1 – ( ) ] = 10 ( 1 - )
5 k(1+k)
2
32 31 310
22 = 10 . = = 9
Catatan:
32
32
32 Rumus kanan awal : n (1+n) , kita masukkan n = k+1
Menjadi (k+1) (1 +(k+1)) = (k+1) (k+2) ini yang akan dibuktikan ruas kanan dijabarkan jika n = k +1 didapat : 2 k (1+k) + 2 (k+1) = k + k + 2k +2
1
1
1
1
1
- . . . + + + +
k k k 2
2
6 12 (
1 ) ( k 1 )( 2 )
= k + 3k +2
k
= (k+1)(k+2) terbukti
k
1
k
1
2. Buktikan = + n
k
1 ( k k
1 )( 2 ) 1 n
=
m 1 m ( m 1 ) n
1
Catatan:
n
jawab: Rumus kanan awal : , kita masukkan n = k+1
n
1
Nilai m dimasukkan menjadi
k k
1
1
1
1
1
1 n
Menjadi = ini yang akan dibuktikan
- . . . + = + +
k
1 1 k
2
2
6 12 n ( n
1 ) n
1 langkah 1 : ruas kanan dijabarkan :
Untuk n = 1
k
1
1
1
masukkan n=1 ruas kiri dan kanan
- =
k
1 ( k k
1 )( 2 ) ( k k 1 )( 2 ) ( k k 1 )( 2 )
1 n
=
n ( n 1 ) n
1
k k ( 2 )
1
= +
( k 1 )( k 2 ) ( k k 1 )( 2 )
1
1 =
1 ( 1 1 )
1
1
k ( k 2 )
1
=
( k 1 )( k 2 )
1
1 = terbukti
2
2 2
k 2 k
1
=
( k 1 )( k 2 )
Langkah 2:
( k 1 )( k 1 )
Untuk n = k =
( k 1 )( k 2 )
Misalkan rumus berlaku untuk n=k rumus menjadi
k
1 = terbukti
1
1
1
1 k k
2
- . . . + + + =
2
6 12 k ( k
1 ) k
1 Langkah 3 :
Untuk n = k+1 Berdasrakan langkah 2 :
1
1
1 1 k
- . . . + =
k ( k 1 ) k
2
6 12
1