bagi Buruh yang pada masa itu bekerja di perkebunan teh. Maka dalam hal ini peneliti tertarik mengkaji bagaimana kehidupan sosial dan ekonomi buruh perkebunan teh di Bah Butongpada
masa orde baru. Berdasarkan hal ini peneliti tertarik untuk meneliti
“Kehidupan Buruh Perkebunan Teh di Bah Butong PNP VIII Tahun 1967 -1982.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang, maka identifikasi masalah dalam penelitian sebagai berikut:
1. Situasi dan kondisi Perkebunan teh Bah Butong tahun 1967-1982
2. Menguraikan kondisi kehidupan sosial ekonomi buruh di perkebunan teh Bah Butong
tahun 1967-1982 3.
Menguraikan perubahan sosial yang dihadapi buruh perkebunan teh Bah Butong tahun 1967-1982
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah yang akan diteliti, yaitu Buruh Perkebunan Teh di Bah Butong PNP VIII dari kurun waktu 1967-1982.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1.
Bagaimana Situasi dan kondisi Perkebunan teh Bah Butong tahun 1967-1982 ? 2.
Bagaimana kondisi sosial ekonomi buruh di perkebunan teh Bah Butong tahun 1967- 1982 ?
3. Bagaimana perubahan sosial yang dihadapi buruh perkebunan teh Bah Butong tahun
1967-1982? E.
Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan yang dilaksanakan penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui Situasi dan kondisi Perkebunan teh Bah Butong tahun 1967-1982 2.
Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi buruh di perkebunan teh Bah Butong tahun 1967-1982
3. Untuk mengetahui perubahan sosial yang dihadapi buruh perkebunan teh Bah Butong
tahun 1967-1982
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1.
Menambah wawasan bagi peneliti untuk mengetahui bagaimana Situasi dan kondisi Perkebunan teh Bah Butong tahun 1967-1982
2. Menambah wawasan bagi peneliti untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi buruh di
perkebunan teh Bah Butong tahun 1967-1982 3.
Menambah wawasan bagi peneliti untuk mengetahui perubahan sosial yang dihadapi buruh perkebunan teh Bah Butong tahun 1967-1982
4. Sebagai bahan masukan untuk sejarah lokal di Indonesia pada umumnya dan secara khusus
untuk Sumatera Utara 5.
Hasil penelitian ini menjadi gambaran untuk menambah perbendaharaan ilmu untuk bahan masukan bagi lembaga pendidikan pada umumnya, UNIMED pada khususnya.
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Unit usaha Perkebunan Teh Bah Butong bergerak dibidang komoditi teh sejak tahun
1917, dengan pemilik Nederland Handel Matschappay NHM, pabrik pertama didirikan pada tahun 1927 dan mulai beroperasi sejak tahun 1931.
2. Tahun 1968 terjadi perubahan menjadi Perusahaan Negara Perkebunan VIII PNP VIII.
Tahun 1974 menjadi Persero yaitu PT. Perkebunan VIII PTP VIII. Tahun 1996 pada tanggal 11 maret 1996 terjadi restrukturisasi kembali dimana perkebunan Bah Butong
termasuk dalam lingkup PTP Nusantara IV yakni peleburan PTP VI, VII, VIII menjadi PT Perkebunan Nusantara IV Persero
3. Ledakan minyak pada tahun 1970-1980an tidak berpengaruh sangat besar terhadap
perkebunan teh. Hal ini dikarenakan pemerintah lebih fokus terhadap peningkatan ekspor pangan yakni beras juga pemberian kredit kepada perusahaan-perusahaan besar yang
menhasilkan minyak sawit dan kelapa. 4.
Keberadaan Perkebunan ini berpengaruh terhadap kehidupan Buruh yang pada saat itu bekerja di Perkebunan.
5. Pengaruh terhadap perekonomian dapat dilihat dari tingkat pendapatan yang pas-pasan
namun kebutuhan pokokdapat terpenuhi dengan adanya catu yang dilakukan oleh perusahaan setiap bulannya, yang terdiri dari kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh para
buruh
6. Pengaruh terhadap kehidupan sosial dapat dilihat dari peningkatan kualitas kehidupan
buruh yang dapat dilihat dari pembangunan sekolah, tempat ibadah, serta organisasi perwiritan yang terdapat di lingkungan para buruh.
7. Keberadaan perkebunan ini juga memberi dampak positif kepada masyarakat di luar
perkebunan, sebab keberadaannya mampu menyerap tenaga kerja dan mengurangi tingat pengangguran hingga saat ini.
8. Perubahan sosial yang dialami para buruh perkebunan tidak berbeda jauh pada masa
kolonial belanda yang terkenal dengan sistem feodalinya. Hanya saja para pemimpin perusahaan tidak sekejam masa belanda, hal ini dikarenakan para pemimpin perusahaan
umumnya orang-orang pribumi.
B. SARAN
Hasil penulisan skripsi yang telah dilakukan akan menjadi sia-sia bila tidak ada tindak lanjut dari pihak-pihak yang terlibat, karena itu penulis mengusulkan:
1. Diharapkan kepada pihak pemimpin perkebunan tetap mempertahankan areal luas
perkebunan Teh Bah Butong agar tetap bisa menjaga hasil produksi ke arah yang lebih baik. Karena perkebunan merupakan salah satu aset BUMN. Apalagi
perkebunan merupakan peninggalan kolonial Belanda maka sebaiknya dilestarikan untuk dipergunakan sebaik-baiknya.
2. Diharapkan nantinya kepada pemimpin perkebunan pusat dan cabang agar dapat
kiranya memberikan perhatian khusus terhadap seluruh keadaan ekonomi karyawan dan non karyawan di perkebunan PT.Perkebunan Nusantara IV Persero agar tetap
memberikan bantuan-bantuan berupa sembako dan lain sebagainya.