Data kuantitatif Teknik Pengolahan dan Analisis Data

sedangkan Shapiro-Wilk untuk sampel yang sedikit kurang atau sama dengan dari 50 ”.dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Rumusan hipotesis pengujian normalitas data, yaitu: H : data berasal dari sampel yang berdistribusi normal H 1 : data berasal dari sampel yang tidak berdistribusi normal Uji normalitas akan dilakukan dengan α taraf signifikansi sebesar 5 0,05.Jika nilai signifikansi ≥0,05 maka H diterima. Jika nilai signifikansi 0,05 maka H ditolak. Jika kedua data kelas berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan pengujian homogenitas data dengan menggunakan software IBM SPSS Statistics 20 for Windows. b. Uji homogenitas varians Uji homogenitas varians ini dilakukan jika data berdistribusi normal, tetapi bila data tidak berdistribusi normal maka langkah selanjutnya dilakukan uji statistik nonparametrik. Uji homogenitas data digunakan untuk menguji homogen atau tidaknya data sampel yang diambil dari populasi yang sama. Untuk menganalisis homogenitas data, digunakan uji Levene’s test dalam software IBM SPSS Statistics 20 for Windows . Rumusan hipotesis pengujian homogenitas, yaitu sebagai berikut. H : data sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians yang sama atau homogen H 1 : data sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians tidak sama atau tidak homogen Taraf signifikansi pada uji Levene’s test dengan menggunakan taraf signifikansi 5. 0,05. Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H0 diterima Jika nilai signifikansi 0,05 maka H0 ditolak c. Uji beda rata-rata berpasangan Syarat uji beda rata-rata berpasangan Paired sample t-test Dahlan 2007 adalah data harus berdistribusi normal, dan varian data tidak perlu diuji karena kelompok data merupakan berpasangan. bila syarat normalitas telah terpenuhi, langkah selanjutnya yaitu uji beda rata-rata uji-t berpasangan. Uji paired sample t-test dilakukan dengan langkah-langkah dan kriteria sebagai berikut.b Merumuskan hipotesis pengujian kesamaan nilai rata-rata pretest atau nilai rata- rata posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu sebagai berikut ini. H : kemampuan pemahaman matematis siswa sama secara signifikan H 1 : kemampuan pemahaman matematis siswa tidak sama secara signifikan Menghitung uji beda dua rata-rata data pretest atau dua rata-rata data posttest dengan menggunakan taraf signifikansi 5 0,05. Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H0 diterima Jika nilai signifikansi 0,05 maka H0 ditolak Jika salah satu atau kedua data kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berdistribusi normal, maka tidak diuji homogenitasnya, kemudian digunakan uji statistik nonparametrik dengan uji Wilcoxon pada software IBM SPSS Statistics 20 for Windows. d. Uji beda rata-rata tidak berpasangan independen Syarat uji beda rata-rata tidak berpasangan independent sample t-test menurut Dahlan 2007 adalah data harus berdistribusi normal, dan varian data boleh sama, boleh juga tidak sama. bila syarat normalitas telah terpenuhi, langkah selanjutnya yaitu uji beda rata-rata uji-t. Uji independent sample t-test dilakukan dengan langkah-langkah dan kriteria sebagai berikut.Merumuskan hipotesis pengujian kesamaan nilai rata-rata pretest atau nilai rata-rata posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu sebagai berikut ini. H : kemampuan pemahaman matematis siswa sama secara signifikan H 1 : kemampuan pemahaman matematis siswa tidak sama secara signifikan Menghitung uji beda dua rata-rata data pretest atau dua rata-rata data posttest dengan menggunakan taraf signifikansi 5 0,05. Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H0 diterima Jika nilai signifikansi 0,05 maka H0 ditolak Jika data dari kedua kelas normal tetapi tidak homogen, maka masih digunakan uji independent sampel t-test, akan tetapi untuk membaca hasil dari pengujiannya yaitu pada kolom Equal Variance Not Asumed diasumsikan varians tidak sama. Jika salah satu atau kedua data kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berdistribusi normal, maka tidak diuji homogenitasnya, kemudian digunakan uji statistik nonparametrik dengan uji Mann Whitney pada software IBM SPSS Statistics 20 for Windows. e. Gain normal Menghitung peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dengan rumus gain yang dinormalisasi N-Gain menurut Hake 1999a “the average normalized gain g is the actual gain post – pre divided by the maximum possible gain 100 – pre where the angle brackets indicate the class averages ”. Menurutnya rata-rata normalisasi gain g adalah keuntungan yang sebenarnya pasca - pre dibagi oleh kemungkinan keuntungan maksimum 100 - pre di mana sudut kurung menunjukkan kelas rata-rata. Kalau kita formuasikan maka akan terlihat seperti berikut yaitu sebagai berikut: ���� = skor postes − skor pretes skor max − skor pretes Hake 1999b juga mengkategorikan gain dengan High-g courses as those with g 0.7; Medium-g courses as those with 0.7 g 0.3; Low-g courses as those with g 0.3. Kalau pernyataan di atas dimuat dalam tabel maka akan terlihat seperti tabel 3.13 di bawah ini. Tabel 3.13 Kriteria tingkat N-Gain Tingkat N-Gain Kriteria g ≥ 0,7 Tinggi 0,3 ≤ g 0,7 Sedang g 0,3 Rendah Menurut Hake 1999b f. Analisis Data Anova Satu Jalurtidak berpasangan One Way Anova Anova merupakan singkatan dari analysis of varian adalah salah satu uji komparatif yang digunakan untuk menguji perbedaan mean rata-rata data lebih dari dua kelompok. Untuk melakukan uji Anova tidak berpasangan, menurut Dahlan 2007 harus dipenuhi beberapa asumsi, yaitu: Sampel berasal dari kelompok yang independen, varian antar kelompok harus homogen, data masing-masing kelompok berdistribusi normal. Asumsi yang pertama harus dipenuhi pada saat pengambilan sampel yangdilakukan secara random terhadap beberapa kelompok yang independen kelompok siswa unggul, papak dan asor. Untuk menentukan siswa termasuk kelompok unggul, papak dan asor maka, menurut Suherman dan Sukjaya 1990 diambil 27 siswa kelompok atas dan 27 kelompok bawah. 27 kelompok atas yang termasuk siswa unggul, 27 kelompok bawah termasuk siswa asor, dan terakhir sekitar 46 sisanya termasuk kelompok siswa papak. Nilai pada satu kelompok tidak tergantung pada nilai di kelompok lain, dan pemenuhan terhadap asumsi kedua dan ketiga dapat dicek jika data telah dimasukkan ke komputer, jika asumsi ini tidak terpenuhi dapat dilakukan transformasi terhadap data. Apabila proses transformasi tidak juga dapat memenuhi asumsi ini maka uji Anova tidak valid untuk dilakukan, sehingga harus menggunakan uji non-parametrik misalnya Kruskal-Wallis.Sebagai media bantu, semua pengujian statistik pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software IBM SPSS Statistics 20 for Windows.

2. Data kualitatif

a. Skala sikap Untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan, digunakan skala sikap untuk mengumpulkan datanya. Derajat penilaian terhadap suatu pernyataan dalam skala sikap terbagi menjadi 4 kategori, yaitu sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS. Data yang diperoleh berupa skala kualitatif, maka skala kualitatif tersebut ditransfer kedalam data kuantitatif.Untuk tiap pernyataan diberi skor seperti tertera pada Tabel 9dibawah ini. Tabel 3.14 Ketentuan Pemberian Skor Pernyataan Angket Pernyataan Skor tiap pilihan SS S TS STS Positif 5 4 2 1 Negatif 1 2 4 5 Data hasil pengisian angket dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut. 1 Menghitung rata-rata skor tiap siswa � = � � Keterangan: =rata-rata skor siswa Xts = jumlah skor siswa p = jumlah pernyataan 2 Menghitung rata-rata total � t = � � Keterangan: t = Rata-rata total ts = Jumlah rata-rata skor tiap siswa n = Jumlah Siswa Tabel 3.15 Kategori Angket Sesuai Skala Likert Skor Rata-rata t Kriteria 1≤ t 3 Negatif t =3 Netral 3 t ≤5 Positif

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI SIMETRI LIPAT DI KELAS V (Suatu Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Cibeureum I dan SDN Cimalaka II di Kabupaten Sumedang).

0 1 39

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KONEKSI MATEMATIS SISWA PADA MATERI PECAHAN (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V di SDN Liangjulang III dan Liangjulang VI di Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka).

0 2 47

PENGARUH PERMAINAN KIMBUM POLKADOT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT : Suatu Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas IV SDN Cibodas I dan SDN Kadujajar I diKecamatanTanjung

0 0 38

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI PECAHAN (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas IV SDN Sindangraja dan SDN Panyingkiran III di Kecamatan Sumedang Utara).

0 4 50

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI SIMETRI LIPAT (Suatu Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Padasuka II dan SDN Padamulya di Kabupaten Sumedang).

0 0 40

PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI SIMETRI PUTAR (Suatu Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Cimalaka 2 dan SDN Citimun 2 di Kabupaten Sumedang).

0 0 44

PERMAINAN POTONG DAN WARNAI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATERI MEMBANDINGKAN, MENGURUTKAN DAN MENJUMLAHKAN PECAHAN (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas IV SDN Rancakalong dan SDN Sirnamanah di Kecamatan RancakalongKabupate

0 0 37

PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Ciuyah I dan SDN Cisalak IV di Kecamatan Cisarua Kabupaten Sumedang).

0 0 49

PENGARUH MODEL KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS IV SD PADA MATERI ENERGI PANAS (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas IV SDN Jagatapa dan SDN Kirisik di Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang).

0 1 38

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS IV SDN 3 GEMULUNG PADA MATERI PECAHAN

0 0 5