PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI SIMETRI PUTAR (Suatu Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Cimalaka 2 dan SDN Citimun 2 di Kabupaten Sumedang).

(1)

PADA MATERI SIMETRI PUTAR

(Suatu Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Cimalaka 2 dan SDN Citimun 2 di Kabupaten Sumedang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

ISTI NURBAETI

0903170

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SUMEDANG 2013


(2)

PADA MATERI SIMETRI PUTAR

(Suatu Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Cimalaka 2 dan SDN Citimun 2 di Kabupaten Sumedang)

Oleh Isti Nurbaeti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Isti Nurbaeti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

i

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. RumusanMasalahdan Batasan Masalah ... 4

C. PentingnyaPenelitian ... 5

D. TujuanPenelitian ... 6

E. ManfaatPenelitian ... 6

F. DefinisiOperasional ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. HakikatMatematika ... 9

B. Tujuan Mata Pelajaran Matematika di SD ... 10

C. Teori Belajar Matematika ... 11

1. Teori Perkembangan Kognitif Piaget ... 11

2. Teori Richard Skemp ... 14

3. Teori Perkembangan Geometri Van Hiele ... 14

4. Teori Belajar Bruner ... 15

5. Teori Skinner ... 15

6. Teori Belajar Ausubel ... 16

D. Pemahaman Matematik ... 16

E. Pendekatan Realistic Mathematics Education ... 18

1. Pengertian RME ... 18

2. Karakteristik RME ... 19

3. Filsafat RME ... 20

4. Ciri-ciri Pembelajaran RME ... 21

5. Langkah-langkah Pembelajaran RME ... 22

6. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan RME ... 23

F. SimetriPutar... 24

G. Pembelajaran Simetri Putar dengan Pendekatan RME ... 25

H. Hasil Penelitian yang Relevan ... 27

I. Hipotesis ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. MetodedanDesainPenelitian ... 29


(4)

ii

D. InstrumenPenelitian ... 33

1. TesPemahaman ... 33

2. Format Observasi ... 39

3. Skala Sikap ... 40

4. Wawancara ... 40

E. ProsedurPenelitian... 40

1. TahapPersiapan ... 40

2. TahapPelaksanaan ... 41

3. Tahap Analisis dan Kesimpulan... 41

F. Teknik PengolahandanAnalisis Data ... 43

1. Analisis Data Kuantitatif ... 43

a. Uji Normalitas ... 43

b. Uji Homogenitas ... 44

c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata ... 45

d. Gain Normal ... 46

2. Analisis Data Kualitatif ... 46

a. Lembar Observasi ... 46

b. Skala Sikap ... 47

c. Wawancara ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Kuantitatif ... 49

1. Analisis Data Hasil Pretes ... 49

2. Analisis Data Hasil Postes... 56

3. Analisis Gain Normal ... 63

B. UjiHipotesis Penelitian ... 69

1. UjiHipotesisRumusanMasalah 1 ... 69

2. UjiHipotesisRumusanMasalah 2 ... 71

3. UjiHipotesisRumusanMaslah 3 ... 72

C. Analisis Data Kualitatif ... 73

1. Analisis Hasil Observasi ... 74

a. Hasil Observasi Kinerja Guru ... 74

b. Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 76

2. Analisis Skala Sikap ... 79

3. Hasil Wawancara ... 84

D. Data Proses Pembelajaran ... 86

1. Proses Pembelajaran di KelasKontrol ... 86

2. Proses Pembelajarandi KelasEksperimen ... 87

E. TemuandanPembahasan ... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 94


(5)

(6)

iv

3.1 Populasi Penelitian... 31

3.2 Sampel Penelitian ... 32

3.3 Klasifikasi Koefisien Korelasi Validitas ... 34

3.4 Validitas Tiap Butir Soal Tes Hasil Belajar ... 35

3.5 Klasifikasi Koefisien KorelasiReliabilitas ... 36

3.6 Klasifikasi Daya Pembeda ... 37

3.7 Daya Pembeda Butir Soal ... 37

3.8 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 38

3.9 Analisis Tingkat Kesukaran ... 38

3.10 Rekapitulasi Analisis Butir Soal ... 39

3.11 Kriteria Pemberian Skor Pernyataan Angket ... 48

4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol ... 50

4.2 Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen ... 51

4.3 Uji Normalitas Data Pretes ... 53

4.4 Uji Homogenitas Data Pretes ... 55

4.5 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Pretes ... 56

4.6 Data Hasil Postes Kelas Kontrol ... 57

4.7 Data Hasil Postes Kelas Eksperimen ... 58

4.8 Hasil Uji Normalitas Data Postes ... 60

4.9 Hasil Uji Homogenitas Data Postes ... 62

4.10 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Postes ... 63

4.11 Gain Normal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 64

4.12 Uji Normalitas Gain ... 66

4.13 UjiHomogenitas Gain ... 68

4.14 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Gain ... 69

4.15 UjiHipotesis RumusanMasalah 1 ... 70

4.16 Uji Hipotesis Rumusan Masalah 2 ... 71

4.17 UjiHipotesisRumusanMasalah3 ... 73

4.18 Persentase Hasil Observasi Kinerja Guru ... 75

4.19 Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 1... 77

4.20 Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 1 ... 77

4.21 Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 2... 77

4.22 Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 2 ... 77

4.23 Rekapitulasi Aktivitas Siswa ... 78

4.24 Pernyataan Positif Skala Sikap Kelas Kontrol ... 80

4.25 Pernyataan Positif Skala Sikap Siswa Kelas Eksperimen ... 81

4.26 Pernyataan Negatif Skala Sikap Siswa Kelas Kontrol ... 83


(7)

v

3.1 Alur Penelitian ... 42 4.1 Hasil Pretes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 52 4.2 Hasil Postes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 59


(8)

vi

4.2 Data Pretes Kelas Kontrol Berdistribusi Normal... 54

4.3 Data Postes Kelas Eksperimen Berdistribusi Normal ... 61

4.4 Data Postes Kelas Kontrol Berdistribusi Normal ... 61

4.5 Rata-rata Nilai Pretes Postes ... 65

4.6 Hasil Perhitungan Gain ... 65

4.7 Data Gain Kelas Eksperimen Tidak Berdistribusi Normal ... 67


(9)

vii

LAMPIRAN A RencanaPelaksanaanPembelajarandan LKS ... 100

LAMPIRAN B InstrumenTes ... 127

LAMPIRAN C InstrumenNontes ... 131

LAMPIRAN D HasilUjicobaInstrumen ... 163

LAMPIRAN E Data HasilPenelitian ... 171

LAMPIRAN F Tabel Statistik ... 209

LAMPIRAN G Surat-surat ... 223


(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, ini berarti bahwa setiap manusia berhak untuk mendapatkannya. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Menyimak pendidikan di Indonesia khususnya matematika di sekolah, baik di tingkat dasar sampai dengan tingkat lanjutan, belum pernah memberikan hal yang menggembirakan, baik untuk skala nasional maupun internasional. Indonesia masih jauh tertinggal oleh negara-negara lain meski di kancah internasional secara individu siswa Indonesia ada yang berprestasi namun hal itu bukan merupakan potret dari pendidikan di Indonesia.

Berbicara tentang matematika tidak akan pernah terlepas dari kehidupan, karena hampir dalam setiap aktivitas sehari-hari disadari atau tidak kita pasti menggunakan matematika. Oleh karena itu, matematika menjadi salah satu pelajaran terpenting yang harus dikuasai oleh setiap orang yang ingin meraih sukses dalam kehidupannya. Lebih lanjut matematika dapat memberi bekal kepada siswa untuk menerapkan matematika dalam berbagai keperluan. Matematika adalah kunci ke arah peluang-peluang. Bagi seorang siswa keberhasilan mempelajarinya akan membuka pintu karir yang cemerlang. Bagi para warganegara, matematika akan menunjang pengambilan keputusan yang tepat. Bagi suatu negara, matematika akan menyiapkan warganya untuk bersaing dan berkompetisi di bidang ekonomi dan teknologi.

Menyadari akan peran penting matematika dalam kehidupan, maka matematika selayaknya merupakan kebutuhan dan menjadi kegiatan yang menyenangkan. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Depdiknas, 2006: 30), mata pelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut.


(11)

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Berdasarkan paparan di atas bahwa matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan untuk memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secar luwes, akurat, efisien dan tepat dalam memecahkan masalah. Tujuan pembelajaran tersebut secara tersirat menunjukkan agar siswa diharapkan memiliki pemahaman matematik. Pemahaman ini sangat diperlukan dalam kehidupan di era globalisasi serta era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diwarnai keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Namun, belajar matematika selama ini masih kurang diminati oleh para siswa, bahkan belajar matematika seakan menakutkan bagi siswa. Hal ini terjadi karena pembelajaran matematika selama ini cenderung hanya berupa kegiatan menghitung angka-angka, yang seolah-olah tidak ada makna dan kaitannya dengan peningkatan kemampuan berpikir untuk memecahkan berbagai persoalan. Siswa tidak mengetahui bahwa pembelajaran matematika yang mereka dapatkan bermanfaat untuk memecahkan persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Sifat abstrak dari objek matematika menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep matematika. Akibatnya prestasi matematika siswa secara umum belum menggembirakan.

Pembelajaran matematika selama ini terlalu dipengaruhi pandangan bahwa matematika adalah alat yang siap pakai.Pembelajaran matematika yang diterapkan hampir semua sekolah cenderung text book oriented dan kurang terkait dengan


(12)

kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran matematika yang cenderung abstrak, sementara itu kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan berpikir siswa dan pola belajar cenderung menghafal dan mekanistis.

Pembelajaran matematika tidak cukup hanya belajar menerima dan menghafal saja, tetapi siswa harus belajar menemukan dan belajar bermakna, sehingga materi pembelajaran dapat lebih dipahami oleh siswa. Sebagaimana teori Ausubel (Maulana, 2008b: 66) yang terkenal dengan belajar bermakna dan pentingnya pengulangan. Belajarbermaknamerupakan suatu proses pembelajarandimanasiswalebihmudahmemahamidanmempelajari, karena guru mampumemberikemudahanbagisiswanyasehinggamerekadenganmudahmengaitk anpengalamanataupengetahuan yang sudahadadalampikirannya. Faktor-faktorutama yang mempengaruhibelajarbermaknaadalahstrukturkognitif yang ada,

stabilitasdankejelasanpengetahuandalamsuatubidangstuditertentudanpadawaktut ertentu. Guru harusdapatmengembangkanpotensikognitifsiswamelalui proses belajarbermakna. Mereka yang beradapadatingkatpendidikandasar, akanlebihbermanfaatjikasiswadiajakberaktivitas,

dilibatkanlangsungdalamkegiatanpembelajaran.

Untuk itu diperlukan pembelajaran matematika lebih bervariasi metode maupun strateginya guna mengoptimalkan potensi siswa. Upaya-upaya guru dalam mengatur berbagai pembelajaran merupakan bagian penting dalam keberhasilan siswa mencapai tujuan yang direncanakan. Karena itu pemilihan pendekatan guna tercapainya iklim pembelajaran aktif yang bermakna adalah tuntutan yang mesti dipenuhi para guru. Jika selama ini matematika dianggap sebagai ilmu yang abstrak dan kering, teoretis dan hanya berisi rumus-rumus, seolah berada "di luar" mengawang jauh dan tidak bersinggungan dengan realitas kehidupan siswa, kini saatnya bagi siswa untuk akrab dan bersahabat dengan matematika.

“Pendekatan realistik merupakan pendekatan yang menggunakan kejadian nyata dalam kehidupan sehari-hari siswa sebagai titik tolak dalam kegiatan pembelajaran.” (Maulana, dkk., 2010: 5). Masalah yang nyata atau yang telah


(13)

dikuasai dapat dibayangkan dengan baik oleh siswa dan digunakan sebagai sumber munculnya konsep atau pengertian matematika yang semakin meningkat.

Pembelajaran matematika realistik menggunakan masalah realistik sebagai pangkal tolak pembelajaran, dan melalui matematisasi horisontal-vertikal siswa diharapkan dapat menemukan dan merekonstruksi konsep-konsep matematika atau pengetahuan matematika formal. Selanjutnya, siswa diberi kesempatan menerapkan konsep-konsep matematika untuk memecahkan masalah sehari-hari atau masalah dalam bidang lain. Dengan kata lain, pembelajaran matematika realistik berorientasi pada matematisasi pengalaman sehari-hari dan menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa belajar dengan bermakna (pengertian). Pembelajaran matematika realistik berpusat pada siswa, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan motivator, sehingga memerlukan paradigma yang berbeda tentang bagaimana siswa belajar, bagaimana guru mengajar, dan apa yang dipelajari oleh siswa dengan paradigma pembelajaran matematika selama ini.

Berdasarkan uraian di atas, maka sebagai upaya konkret untuk menciptakan suasana belajar yang melibataktifkan siswa, memfasilitasi berbagai gaya belajar siswa, dan untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa, maka dilakukan penelitian ini dengan judul: “Pengaruh Pendekatan Realistic Mathematics Education terhadap Pemahaman Siswa pada Materi Simetri Putar (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Cimalaka 2 dan SDN Citimun 2 di Kecamatan Cimalaka)”.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:“Bagaimana pengaruh pendekatan Realistic Mathematics Education terhadap peningkatan pemahaman siswa pada materi simetri putar?”

Dari rumusan masalah di atas, secara lebih rinci dapat dinyatakan sebagai berikut ini.


(14)

1. Apakah pendekatan Realistic Mathematics Education dapat meningkatkan pemahaman siswa secara signifikan pada materi simetri putar?

2. Apakah pembelajaran konvensional dapat meningkatkan pemahaman siswa secara signifikan pada materi simetri putar?

3. Apakah pemahaman siswa yang mengikuti pembelajaran simetri putar dengan pendekatan Realistic Mathematics Educationlebih baik secara signifikan daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional?

4. Bagaimanakah respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education pada materi simetri putar?

5. Faktor-faktor apa saja yang mendukung atau menghambat terlaksananya proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Educationpada materi simetri putar?

Penelitian ini difokuskan pada penggunaan pendekatan Realistic Mathematics Education terhadap peningkatan pemahaman siswa pada materi simetri putar. Penelitian ini dibatasi hanya pada siswa kelas V sekolah dasar di Kecamatan Cimalaka semester genap tahun ajaran 2012/2013 pada pokok bahasan Memahami Sifat-sifat Bangun dan Hubungan Antarbangun dengan subpokok bahasan Simetri Putar. Pemilihan materi tersebut didasarkan pada hal-hal sebagai berikut ini.

1. Simetri putar merupakan salah satu materi yang erat kaitannya dan banyak aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Materinya tidak terlalu luas dan mendalam.

3. Materi simetri putar dirasakan mudah oleh guru sehingga pembelajaran yang diberikan kurang maksimal.

C. Pentingnya Penelitian

Pentingnya penelitian ini dilakukan agar guru dapat memperoleh informasi tentang pembelajaran matematika pada materi simetri putar dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education sebagai alternatif untuk


(15)

meningkatkan pemahaman siswa, serta sebagai salah satu pendekatan yang dapat mengaitkan materi pelajaran ke dalam konteks kehidupan sehari-hari siswa.

D. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini untuk mengembangkan pendekatan pembelajaran Realistic Mathematics Education sebagai upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi simetri putar. Tujuan umum tersebut kemudian dijabarkan menjadi tujuan khusus sebagai berikut ini.

1. Untuk mengetahui adanya peningkatan pemahaman siswa secara signifikan pada materi simetri putar dengan pendekatan Realistic Mathematics Education.

2. Untuk mengetahui adanya peningkatan pemahaman siswa secara signifikan pada materi simetri putar dengan menggunakan pembelajaran konvensional. 3. Untuk mengetahui adanya peningkatan pemahaman materi simetri putar yang

lebih baik secara signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan Realistic Mathematics Education dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

4. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan Realistic Mathematics Education pada materi simetri putar. 5. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung atau penghambat terlaksananya

proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education pada materi simetri putar.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan, di antaranya sebagai berikut ini.

1. Bagi Siswa

Siswa dapat termotivasi untuk belajar dengan adanya perubahan suasana dalam pembelajaran. Dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education, pemahaman siswa pada materi simetri putar dapat


(16)

lebih meningkat, serta siswa dapat mengetahui bahwa pembelajaran yang telah dilakukannya dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

2. Bagi Guru

Guru dapat menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education sebagai pembelajaran alternatif yang akan lebih meningkatkan pemahaman siswa karena dapat langsung mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa. Juga sebagai upaya mengurangi kejenuhan siswa karena melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran.

3. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui adanya pengaruh pendekatan Realistic Mathematics Education terhadap peningkatan pemahaman siswa pada materi simetri putar.

4. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang ingin mengkaji lebih dalam lagi pendekatan Realistic Mathematics Education pada materi simetri putar di sekolah dasar.

F. Definisi Operasional

1. RME merupakan model pembelajaran yang menempatkan realitas dan lingkungan siswa sebagai titik awal pembelajaran. Masalah yang nyata atau yang telah dikuasai dapat dibayangkan dengan baik oleh siswa dan digunakan sebagai sumber munculnya konsep atau pengertian matematika yang semakin meningkat (Tarigan, 2006).

2. Pembelajaran konvensional merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan yaitu cara mengajar dengan ceramah (Roestiyah, 1998). Pembelajaran konvensional dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang biasanya dilakukan di SD yang menjadi kelas kontrol yaitu pembelajaran dengan menggunakan menggunakan metode ceramah, tanya-jawab, dan diskusi.

3. Menurut Polya (Maulana, 2008b), kemampuan pemahaman matematik terdiri dari empat tahap, yaitu pemahaman mekanikal, pemahamn


(17)

induktif,pemahaman rasional, dan pemhaman intuitif. Pemahaman yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah pemahaman induktif menurut Polya. Seorang siswa dikatakan sudah mencapai tingkat pemahaman induktif jika siswa tersebut dapat menerapkan konsep matematika dalam kasus sederhana yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa atau siswa dapat menerapkan rumus matematika pada masalah-masalah kontekstual yang disajikan oleh guru. Dalam hal ini, siswa dinyatakan paham jika siswa tersebut mampu menyelesaikan dengan benar soal tes pemahaman yang diberikan sebagai evaluasi.

4. Simetri dapat diartikan dengan sejajar atau saling menutup (Saepudin, 2009). 5. Suatu bangun datar, jika diputar pada titik pusat yang sama, dapat kembali

menempati bingkainya lebih dari satu kali dalam satu putaran penuh, bangun itu dikatakan memiliki simetri putar (Sumanto, 2008).


(18)

29 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Menurut karakteristiknya, penelitian ini termasuk ke dalam penelitian eksperimen karena bertujuan untuk melihat hubungan sebab akibat. Dalam penelitian eksperimen, “peneliti melakukan suatu manipulasi terhadap variabel bebas kemudian mengamati perubahan yang terjadi pada variabel terikat” (Maulana, 2009: 20). Dalam hal ini, peneliti melakukan manipulasi terhadap satu variabel bebas, yaitu penerapan pendekatan Realistic Mathematics Education untuk kemudian diamati perubahan yang terjadi pada pemahaman subjek peneliti terhadap materi simetri putar.

Maulana (2009: 23) mengemukakan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penelitian eksperimen, yaitu:

1. Membandingkan dua kelompok atau lebih.

2. Adanya kesetaraan (ekuivalensi) subjek-subjek dalam kelompok-kelompok yang berbeda. Kesetaraan ini biasanya dilakukan secara acak (random).

3. Minimal ada dua kelompok/kondisi yang berbeda pada saat yang sama, atau satu kelompok tetapi untuk dua saat yang berbeda.

4. Variabel terikatnya diukur secara kuantitatif maupun dikuantitatifkan. 5. Menggunakan statistika inferensial.

6. Adanya kontrol terhadap variabel-variabel luar (extraneous variables). 7. Setidaknya terdapat satu variabel bebas yang dimanipulasikan.

Penelitian ini termasuk pada penelitian eksperimen murni yang membandingkan dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan pemilihan kedua kelas tersebut secara acak. Desain penelitian yang akan digunakan yaitu desain penelitian kelompok (pretest-posttest control group design). Adapun desain penelitiannya adalah sebagai berikut ini.

A O X O A O O


(19)

Keterangan:

A = pemilihan kelompok secara acak O = pretes dan postes

X = perlakuan terhadap kelompok eksperimen

Pada bentuk desain penelitian di atas, terlihat dalam pemilihan kelas kontrol maupun kelas eksperimen dilakukan secara acak (A). Kemudian dilakukan pretes (O) pada kedua kelas tersebut untuk mengukur kesetaraan kemampuan awal subjek penelitian. Selanjutnya pada kelas eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education, sedangkan kelas kontrol tidak diberi perlakuan atau pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran konvensional. Terakhir, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dilakukan postes (O) untuk melihat perbedaan peningkatan pemahaman masing-masing kelas pada materi simetri putar.

B. Populasi dan Sampel

Berikut ini akan dipaparkan populasi dan sampel yang akan digunakan dalam penelitian.

1. Populasi

Margono (2010: 118) menjelaskan bahwa “populasi merupakan seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu tertentu”.Dari seluruh SD yang ada di Kecamatan Cimalaka, ada sekitar 29 SD yang dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok rendah. Hal ini sesuai dengan data yang diperoleh dari UPTD Cimalaka yang pengelompokannya berdasarkan jumlah nilai ujian nasional (UN) tingkat SD/MI Kabupaten Sumedang tahun ajaran 2010/2011.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD yang berada di Kecamatan Cimalaka yang peringkat sekolahnya termasuk pada golongan kelompok papak.Berikut ini tabel populasi dari penelitian yang ditunjukkan oleh warna biru.


(20)

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Nama Sekolah Kelas V

Rombel L P

1 SD Cimalaka I 1 21 14

2 SD Margamukti 2 23 20

3 SD Cibeureum IV 1 11 16

4 SD Galudra 2 29 27

5 SD Licin 1 11 7

6 SD Mandalaherang I 2 30 22

7 SD Mandalaherang II 1 9 15

8 SD Karang Pawulang 1 11 14

9 SD Margamulya 1 7 15

10 SD Cibeureum III 1 9 9

11 SD Sukalerang II 1 19 20

12 SD Cimalaka II 2 26 16

13 SD Palasah 1 17 13

14 SD Cibeureum I 1 9 14

15 SD Cikole 1 18 15

16 SD Citimun II 1 14 26

17 SD Mandalaherang III 1 13 10

18 SD Cilimbangan 1 23 16

19 SD Nyalindung I 1 14 19

20 SD Citimun I 1 20 12

21 SD Nyalindung II 1 7 10

22 SD Cimalaka III 2 31 17

23 SD Gajah Depa 1 8 10

24 SD Sukalerang I 1 16 12

25 SD Cimuja 1 8 13

26 SD Cibeureum II 2 30 31

27 SD Malangbong 1 9 8

28 SD Mulyasari 1 23 9

29 SD Panorama 2 21 22


(21)

2. Sampel

“Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang dipilih oleh sumber data” (Sukardi, 2003: 54). Mengingat bahwa ukuran populasi cukup besar dan relatif homogen, maka untuk mengefisienkan biaya, waktu, dan tenaga, maka penelitian ini menggunakan teknik sampling. Namun, tetap bahwa pengambilan sampel harus memenuhi kaidah representatif. Gay (Maulana, 2009) menentukan ukuran sampel untuk penelitian eksperimen yakni minimum 30 subjek per kelompok. Berikut ini tabel sampel dari penelitian yang ditunjukkan oleh warna biru.

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No Nama Sekolah Kelas V

Rombel L P 10 SD Cibeureum III 1 9 9 11 SD Sukalerang II 1 19 20 12 SD Cimalaka II 2 26 16

13 SD Palasah 1 17 13

14 SD Cibeureum I 1 9 14

15 SD Cikole 1 18 15

16 SD Citimun II 1 14 26 17 SD Mandalaherang III 1 13 10 18 SD Cilimbangan 1 23 16 19 SD Nyalindung I 1 14 19 20 SD Citimun I 1 20 12 (Sumber: UPTD Pendidikan Kecamatan Cimalaka Juni 2012)

Dalam penelitian ini, sampel yang diambil adalah dua kelas dari dua sekolah yang berbeda. Pertama, dikelompokkan populasi SD menjadi tiga kelompok, yaitu SD yang termasuk kelompok tinggi, SD yang termasuk kelompok sedang, dan SD yang termasuk kelompok rendah. Kedua, dipilih SD yang termasuk kelompok sedang yang akan dijadikan sampel. Ketiga, membagi SD yang termasuk kelompok sedang menjadi dua kelompok, yakni kelompok SD dengan jumlah siswa di kurang dari 30 dan kelompok SD dengan jumlah siswa 30 atau lebih. Keempat, dilakukan randomisasi sederhana pada kelompok SD dengan jumlah siswa 30 atau lebih sehingga terpilih dua SD yakni SDN Cimalaka 2 dan SDN Citimun 2. Terakhir dilakukan pemilihan kembali untuk kelas eksperimen dan


(22)

kelas kontrol, maka terpilihlah SDN Citimun 2 sebagai kelas eksperimen dan SDN Cimalaka 2 sebagai kelas kontrol.Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini sampel penelitiannya adalah siswa kelas V SDN Citimun 2 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas V SDN Cimalaka 2 sebagai kelas kontrol.

C. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan Realistic Mathematics Education, sementara variabel terikatnya adalah pemahaman matematik siswa yaitu pemahaman induktif.

D. Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan dan pengolahan data tentang variabel-variabel yang diteliti, maka berikut ini akan dipaparkan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.

1. Tes Pemahaman

Tes pemahaman ini terdiri dari dua bagian, yaitu pretes untuk mengukur kemampuan awal subjek penelitian, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol, dan postesyang digunakan untuk mengukur peningkatan pemahaman siswa terhadap materi simetri putar pada kelompok eksperimen maupun kelas kontrol. Untuk mengukur validitas isi soal yang dibuat, sebelumnya dikonsultasikan terlebih dahulu kepada ahli, dalam hal ini dosen pembimbing. Selain validitas isi, konsultasi juga dilakukan untuk mengetahui adanya validitas muka dalam arti bentuk soal dalam tes hasil belajar yang digunakan memang tepat untuk diberikan kepada subjek penelitian. Setelah validitas isi dan validitas muka terpenuhi, maka terbentuklah soal tes hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini yang berjumlah 13 butir soal uraian.

Selanjutnya untuk mengukur ketepatan dan keajegan (reliabilitas) instrumen tes tersebut, maka akan dilakukan ujicoba instrumen kepada siswa kelas VI (enam) SD yang telah memperoleh pembelajaran mengenai simetri putar


(23)

sebelumnya. Penjelasan mengenai ujicoba instrumen yang akan dilakukan dijelaskan dalam teknik pengolahan data tes pemahamansebagai berikut ini. a. Validitas Instrumen

Untuk menentukan tingkat (kriteria) validitas instrumen ini, maka digunakan koefisien korelasi. Koefisien korelasi ini dihitung dengan product moment raw score dari Pearson dengan formula sebagai berikut ini.

= − ( )

( 2− 2) ( 2−( )2) (Suherman dan Sukjaya, 1990: 154)

Keterangan:

= koefisien korelasi antara x dan y n = banyaknya subjek (testi)

= nilai hasil ujicoba = nilai rata-rata harian

Formula di atas digunakan untuk menghitung validitas soal secara keseluruhan. Sementara itu, untuk menghitung validitas masing-masing butir soal masih menggunakan product moment raw score, tetapi variabel x untuk jumlah skor soal yang dimaksud dan y untuk skor total tes hasil belajar.

Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi koefisien korelasi (koefisien validitas) menurut Guilford (Suherman dan Sukjaya, 1990: 147) berikut ini.

Tabel 3.3

Klasifikasi Koefisien Korelasi Korelasi Validitas

Koefisien korelasi Interpretasi

0,80 < ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi 0,60 < ≤ 0,80 Validitas tinggi 0,40 < ≤ 0,60 Validitas sedang 0,20 < ≤ 0,40 Validitas rendah

≤ 0,20 Tidak valid

Hasil ujicoba menunjukan bahwa secara keseluruhan, soal yang digunakan dalam penelitian ini koefisien korelasinya mencapai 0,63 yang berarti validitas


(24)

instrumen tes pemahaman induktif pada penelitian ini tinggi berdasarkan Tabel 3.3 (perhitungan validitas hasil ujicoba instrumen terlampir). Sementara itu, validitas instrumen tes pemahaman induktif masing-masing soal dapat dilihat dalam Tabel 3.4 berikut ini.

Tabel 3.4

Validitas Tiap Butir Soal Tes Hasil Belajar

Soal Koefisien

Korelasi Interpretasi 1 0,10 Tidak Valid 2 0,72 Tinggi 3 0,64 Tinggi 4 0,26 Rendah 5 0,63 Tinggi 6 0,61 Tinggi 7 0,43 Sedang 8 0,63 Tinggi 9 0,54 Sedang 10 0,80 Tinggi 11 0,65 Tinggi 12 0,69 Tinggi 13 0,70 Tinggi b. Reliabilitas Instrumen

“Reliabilitas instrumen mengacu kepada kekonsistenan skor yang diperoleh, seberapa konsisten skor tersebut untuk setiap individu dari suatu daftar instrumen terhadap yang lainnya” (Maulana, 2009: 45). Untuk mengukur reliabilitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha (Suherman dan Sukjaya, 1990: 194) sebagai berikut.

11 = 1 1− �

2 2

Keterangan:

11= koefisian korelasi reliabilitas

n = banyak butir soal (item) si2 = varians skor setiap item


(25)

st2 = varians skor total

Koefisien reliabilitas yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan formula di atas selanjutnya diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi koefisien reliabilitas menurut Guilford (Suherman dan Sukjaya, 1990: 177).

Tabel 3.5

Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas

Koefisien korelasi Interpretasi

0,80 < 11 ≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi 0,60 < 11 ≤ 0,80 Reliabilitas tinggi 0,40 < 11 ≤ 0,60 Reliabilitas sedang

0,20 < 11 ≤ 0,40 Reliabilitas rendah 11 ≤ 0,20 Reliabilitas sangat rendah

Berdasarkan Tabel 3.5, hasil ujicoba instrumen yang digunakan dalam penelitian mencapai kriteria realibilitas sangat tinggi dengan nilai perolehan koefisien korelasi reliabilitas mencapai 0,83(perhitungan reliabilitas hasil uji coba terlampir).

c. Daya Pembeda

Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus sebagai berikut ini DP =

� � Keterangan:

DP = daya pembeda

A = rata-rata skor kelompok atas

B = rata-rata skor kelompok bawah

SMI = skor maksimum ideal

Selanjutnya daya pembeda yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut (Suherman dan Sukjaya, 1990: 202):


(26)

Tabel 3.6

Klasifikasi Daya Pembeda

Koefisien korelasi Interpretasi

DP < 0,00 Sangat jelek

0,00<�� ≤ 0,20 Jelek 0,20<�� ≤ 0,40 Cukup

0,40<�� ≤ 0,70 Baik

0,70<�� ≤ 1,00 Sangat baik

Berikut ini merupakan data daya pembeda hasil ujicoba instrumen tes pemahaman induktif yang dilakukan.

Tabel 3.7

Daya Pembeda Butir Soal

Soal DayaPembeda Interpretasi 1 0,14 Sangatjelek

2 0,28 Jelek

3 0,30 Jelek

4 0,22 Jelek

5 0,33 Jelek

6 0,22 Jelek

7 0,11 Sangatjelek

8 0,33 Jelek

9 0,33 Jelek

10 0,63 Baik

11 0,56 Baik

12 0,67 Baik

13 0,28 Jelek

d. Tingkat Kesukaran

“Tingkat kesukaran adalah derajat kesukaran suatu butir soal yang dinyatakan dengan bilangan” (Suherman dan Sukjaya, 1990: 212). Untuk mengetahui tingkat atau indeks kesukaran setiap butir soal, digunakan rumus berikut (Suherman dan Sukjaya, 1990: 213).

IK = � �


(27)

Keterangan:

IK = tingkat/indeks kesukaran

= rata-rata skor setiap butir soal

SMI = skor maksimum ideal

Indeks kesukaran yang diperoleh dari hasil penghitungan dengan menggunakan formula di atas, selanjutnya diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria berikut (Suherman dan Sukjaya, 1990: 213):

Tabel 3.8

Klasifikasi Indeks Kesukaran

Koefisien korelasi Interpretasi

IK = 0,00 Terlalu sukar

0,00<�� ≤ 0,30 Sukar 0,30<�� ≤ 0,70 Sedang 0,70<�� ≤ 1,00 Mudah

�� = 1,00 Terlalu mudah

Berikut ini merupakan data tingkat kesukaran hasil ujicoba instrumen tes pemahaman induktif yang dilakukan.

Tabel 3.9

Analisis Tingkat Kesukaran

Soal Nilai

Tingkat Kesukaran

Interpretasi

1 0,26 Sukar

2 0,56 Sedang

3 0,28 Sukar

4 0,91 Mudah

5 0,74 Mudah

6 0,47 Sedang

7 0,38 Sedang

8 0,29 Sukar

9 0,15 Sukar

10 0,54 Sedang

11 0,74 Mudah

12 0,51 Sedang


(28)

Tabel 3.10

Rekapitulasi Analisis Butir Soal

No Soal

Validitas DayaPembeda Tingkat kesukaran

Keterangan Koefisien Interpretasi Nilai DP Interpretasi Nilai

IK Interpretasi

1 0,10 Tidak Valid 0,14 Sangatjelek 0,26 Sukar TidakDigunakan 2 0,72 Tinggi 0,28 Jelek 0,56 Sedang Digunakan 3 0,64 Tinggi 0,30 Jelek 0,28 Sukar Digunakan 4 0,26 Rendah 0,22 Jelek 0,91 Mudah TidakDigunakan 5* 0,63 Tinggi 0,33 Jelek 0,74 Mudah Digunakan

6 0,61 Tinggi 0,22 Jelek 0,47 Sedang Digunakan 7 0,43 Sedang 0,11 Sangatjelek 0,38 Sedang TidakDigunakan 8 0,63 Tinggi 0,33 Jelek 0,29 Sukar Digunakan 9 0,54 Sedang 0,33 Jelek 0,15 Sukar Tidak Digunakan 10 0,80 Tinggi 0,63 Baik 0,54 Sedang Digunakan 11 0,65 Tinggi 0,56 Baik 0,74 Mudah Digunakan 12 0,69 Tinggi 0,67 Baik 0,51 Sedang Digunakan 13 0,70 Tinggi 0,28 Jelek 0,28 Sukar Digunakan

2. Format Observasi

“Observasi merupakan pengamatan langsung dengan menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan jika perlu pengecapan” (Maulana, 2009: 35). Observasi yang dilakukan adalah observasi terhadap aktivitas siswa dan observasi kinerja guru.Bentuk observasi pada penelitian ini yaitu observasi terstruktur. Aktivitas ini diukur melalui format observasi yang dibuat dalam bentuk daftar cek. Pedoman dibuat secara rinci, mengandung deskriptor yang jelas sehingga sangat objektif.Lembar observasi yang dibuat untuk siswa bertujuan untuk mengamati aktivitas siswa saat pembelajaran, baik pada siswa kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan RME maupun siswa pada kelas kontrol dengan pembelajaran matematika konvensional. Sedangkan lembar observasi untuk guru dibuat untuk mengamati kinerja guru pada pembelajaran dengan pendekatan RME di kelas eksperimen dan pembelajaran matematika konvensional di kelas kontrol, sehingga melalui lembar observasi, dapat membandingkan pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.


(29)

3. Skala Sikap

Instrumen skala sikap digunakan untuk mengukur tingkat minat serta motivasi siswa terhadap pembelajaran matematika. Bentuk skala sikap yang digunakan adalah skala sikap Likert yang terdiri dari empat pilihan jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Skala sikap ini terdiri dari 15 butir pernyataan mengenai minat dan motivasi siswa terhadap pembelajaran matematika. Siswa harus membubuhkan tanda cek (√) pada salah satu kolom isian (SS), (S), (TS), dan (STS).

4. Wawancara

“Wawancara merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data yang sering digunakan, dalam hal ini untuk mengorek sesuatu yang tidak terungkapkan oleh cara lainnya” (Ruseffendi, dalam Maulana: 2009). Bentuk wawancara yang digunakan yaitu wawancara terstruktur. Pedoman wawancara sudah disiapkan sebelumnya dan lengkap. Wawancara dilakukan kepada siswa untuk memperoleh informasi mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education, serta mengetahui minat dan perhatian siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education dibanding dengan pembelajaran konvensional. Untuk pelaksanaan wawancara, akan dilakukan kepada semua siswa yang menjadi subjek penelitian. Wawancara dilakukan per kelompok, sehingga dapat mengefisienkan waktu.

E. Prosedur Penelitian

Secara umum penelitian ini terbagi ke dalam tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis data.

1. Tahap persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan ini adalah penyusunan instrumen, validasi, ujicoba, revisi, dan validasi kembali. Kegiatan pertama yang dilakukan yaitu penyusunan instrumen. Setelah penyusunan, dilanjutkan pada kegiatan validasi instrumen kepada ahli, dalam hal ini dosen pembimbing. Selanjutnya dilakukan uji coba intrumen pada siswa SD kelas VI. Instrumen yang telah diujicobakan kemudian direvisi, divalidasi kembali sehingga menjadi


(30)

instrumen yang valid.Adapunvalidasiinstrumendilaksanakan di kelas VI SDN Citimun 2 Kecamatan Cimalaka.

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan, yaitu memilih sampel untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, melakukan pretes, melakukan KBM, melakukan postes, dan uji hipotesis. Dalam pemilihan sampel, pada penelitian ini mengambil dua kelas dari dua sekolah yang berbeda. Untuk kelas eksperimen yaitu siswa kelas V SDN Citimun 2, dan untuk kelas kontrol yaitu siswa kelas V SDN Cimalaka 2. Setelah pemilihan sampel, dilanjutkan melakukan pretes pada masing-masing kelas untuk melihat kemampuan awal siswa. Selanjutnya dilakukan kegiatan belajar mengajar. Untuk kelas eksperimen dilakukan pembelajaran dengan pendekatan Realistic Mathematics Education, sedangkan untuk kelas kontrol dilakukan pembelajaran konvensional. Kegiatan selanjutnya dilakukan postes pada masing-masing kelas. Dan terakhir dilakukan ujicoba hipotesis.

3. Tahap Analisis dan Kesimpulan

Pada tahap akhir dilakukan analisi data dan membuat kesimpulan, yaitu dengan melakukan uji normalitas, uji homogenitas, uji beda rata-rata, dan kemudian membuat tafsiran dan kesimpulan.


(31)

Berikut ini merupakan gambar alur prosedur penelitian.

Gambar 3.1 Alur Penelitian Menyusun

instrumen Validasi

Ujicoba

Validasi fix Memilih sampel

Revisi

pretes

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran dengan pendekatan

RME

postes Pembelajaran konvensional

Tafsiran dan kesimpulan Uji hipotesis

Uji normalitas

Uji beda rata-rata Uji homogenitas postes


(32)

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan skala sikap. Adapun data kuantitatif diperoleh dari hasil pretes dan postes. Analisis data kualitatif dimulai dengan mengelompokkan data ke dalam kategori tertentu. Data yang diperoleh diidentifikasi terlebih dahulu kemudian dianalisis. Selanjutnya sebagian data yang terkait dengan keperluan tertentu diolah dan dikualifikasikan seperlunya untuk menghasilkan suatu kesimpulan tertentu.

1. Analisis Data Kuantitatif a. UjiNormalitas

Ujinormalitasdilakukanuntukmelihatapakah data skorpretes dan posteskelompokeksperimendankelompokkontrolterdistribusisecara

normal.Pengujianakan di lakukanmenggunakan SPSS 16.0 for windows. Pengujiandengan SPSS berdasarkanpadaujiKolmogorov–Smirnov, hipotesis yang diujiadalah:

H0 :Sampelberasaldaripopulasiberdistribusi normal.

H1 :Sampeltidakberasaldaripopulasiberdistribusi normal.

Dengandemikian,

normalitasdipenuhijikahasilujitidaksignifikanuntuksuatutarafsignifikasi (∝) tertentu (biasanya∝= 0.05 atau 0.01). Sebaliknya, jikahasilujisignifikanmakanormalitastidakterpenuhi.Cara

mengetahuisignifikanatautidaksignifikanhasilujinormalitasadalahdenganmemperh atikanbilanganpadakolomsignifikansi (Sig.).Untukmenetapkankenormalankriteria yang berlakumenurutHidayat (2012), jikasignifikansi yang diperoleh>∝, makasampelberasaldaripopulasi yang berdistribusi normal.Jikasignifikansi yang diperoleh<∝, maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal.Adapuncaramelakukanujinormalitasmenggunakan SPSS 16.0 for Windows langkah-langkahnyasebagaiberikut ini.

1) Buka SPSS lalumasukkevariable view, masukkannama di bariskesatudengan“kelompok” lalu tekan Enter.


(33)

2) Ubah decimal menjadi 0.

3) Ketik “kelompok yang diteliti” pada label kolom 5.

4) Gantivalues di kolomkeenamyaitu 1 sebagaikelaseksperimen, dan 2 sebagaikelaskontrol.

5) Gantinamabariskeduadengan“pretes”.

6) Klikkedata view, masukkanangka 1 di

kolompertamasebanyaksiswakelaseksperimendanangka 2 di kolompertamasebanyakkelaskontrol.

7) Masukkannilaihasilpretes di kolomkedua.

8) Klikanalyze descriptivestatistics eksplorePretes di dependent list, siswa yang diteliti di factor listplots, normality test with plotscontinue laluOk.

9) Setelahmelakukanlangkah-langkahtersebut, lihatnilai sig. di Kolmogorov-Smirnovapabila>∝ sampel tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal, apabila <∝ sampel tersebut bukan berasal dari populasi yang berdristribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan tujuan melihat homogenitas atau kesamaan beberapa bagian sampel atau seragam tidaknya variansi sampel-sampel yaitu apakah mereka berasal dari populasi yang sama. Uji homogenitas dilakukan jika populasinya berdistribusi normal. Pengujian akan di lakukan menggunakan SPSS 16.0for windows.

Interpretasi dilakukan dengan memilih salah satu statistik, yaitu statistik yang didasarkan pada rata-rata (Based on Mean). Hipotesis yang diuji ialah:

H0 : Variansi pada tiap kelompok sama (homogen).

H1 : Variansi pada tiap kelompok tidak sama (tidak homogen).

Dengan demikian, kehomogenan dipenuhi jika hasil uji tidak signifikan untuk suatu taraf signifikasi (∝) tertentu. Sebaliknya, jika hasil uji signifikan maka kenormalan tidak dipenuhi. Sama seperti untuk uji normalitas. Pada kolom Sig. terdapat bilangan yang menunjukkan taraf signifikansi yang diperoleh. Kriteria pengujiannya adalah terima H0 jika nilai signifikansi lebih dari atau sama dengan


(34)

0,05, dan tolak H0 jika nilai signifikansi kurang dari 0,05. Jika signifikansi yang

diperoleh >∝, maka variansi setiap sampel sama (homogen). Jika signifikansi yang diperoleh <∝, maka variansi setiap sampel tidak sama (tidak homogen).Adapun cara melakukan uji homogenitas menggunakan SPSS 16.0 for Windows langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Buka SPSS lalumasukkevariable view, masukkannama di bariskesatudengan“kelompok” lalu tekan Enter.

2) Ubah decimal menjadi 0.

3) Ketik “kelompok yang diteliti” pada label kolom 5.

4) Gantivalues di kolomkeenamyaitu 1 sebagaikelaseksperimen, dan 2 sebagaikelaskontrol.

5) Gantinamabariskeduadengan“pretes”.

6) Klikkedata view, masukkanangka 1 di

kolompertamasebanyaksiswakelaseksperimendanangka 2 di kolompertamasebanyakkelaskontrol.

7) Masukkannilaihasilpretes di kolomkedua.

8) Klikanalyze compare means independent-samples T-test Pretes di test variable, siswa yang diteliti di grouping variabledefine group,use specified values 1di group 1, 2 di group 2 continuelaluOk.

9) Setelahmelakukanlangkah-langkahtersebut, lihatnilai sig. di Levene's Testfor Equality of Variancesapabila>∝ variansi setiap sampel sama (homogen), apabila <∝variansisetiapsampeltidaksama (tidakhomogen).

c. UjiPerbedaanDua Rata-Rata

Uji perbedaan dua rata-rata dilakukan untuk data pretes, postes dan indeks gain yang diperoleh. Uji perbedaan dua rata-rata untuk menguji hipotesis, ada tiga alternatif yang bisa dilakukan, antara lain sebagai berikut ini..

1) Jika data darikeduakelastersebut normal danhomogen, makadigunakanujiindependent sample t-test.

2) Jikahasiltes yang diperolehmemilikidistribusi normal danmemilikivariansi yang tidaksama (tidakhomogen) makaujiperbedaandua rata-rata


(35)

dilakukandenganmenggunakan SPSS 16.0 for windows denganuji t’ sample independen.

3) Jika data yang diperolehtidak normal, dilakukanujihomogenitas dengan

menggunakan uji

nonparametrikChi-Squaredankemudianmelakukanujiperbedaandua rata-rata menggunakanuji Mann-WhitneydalamSPSS 16.0 for windows.

d. Gain Normal

Menghitung kualitas peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dilakukan yang dapat dilihat dari gain yang dinormalisasi ( �� ) menurut Meltzer (Fauzan, 2012: 81) sebagai berikut.

��

=

�� −�−�

Keterangan :

�� = gain normal � = skor postes � = skor pretes � �� = skor maksimal

Kriteriatingkat N-Gain menurut Hake (Fauzan, 2012: 82) adalahsebagai berikut ini.

g ≥ 0,7 Tinggi 0,3 ≤ g < 0,7 Sedang g< 0,3 Rendah

2. Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif yang akan dianalisis di antaranya format observasi, wawancara, dan skala sikap. Analisis data kualitatif dalam penelitian adalah sebagai berikut ini.

a. Lembar Observasi

Observasi yang dilakukan adalah observasi terhadap aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran simetri putar di kelas. Aktivitas ini diukur melalui format observasi yang dibuat dalam bentuk daftar cek (checklist). Ada tiga aspek yang diukur dalam aktivitas siswa ini. Untuk kelompok eksperimen, aspek yang diukur yaitu kerjasama, partisipasi, dan motivasi. Untuk kelompok kontrol, aspek yang diukur yaitu diskusi, partisipasi, dan motivasi. Setiap aspek diukur dengan skor


(36)

pada rentang 0–4 dengan indikator yang telah disusun. Skor yang telah diberikan untuk masing-masing aspek dijumlahkan dan hasilnya ditafsirkan ke dalam bentuk perilaku baik sekali (BS), baik (B), cukup (C), dan kurang (K). Observasi dilakukan untuk melihat sejauh mana respon siswa terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung. Lebih jelasnya tafsiran jumlah perolehan skor observasi aktivitas siswa adalah sebagai berikut ini.

Kurang (K) = jika perolehan jumlah skor siswa 0-3 Cukup (C) = jika perolehan jumlah skor siswa 4-6 Baik (B) = jika perolehan jumlah skor siswa 7-9 Baik Sekali (BS) = jika perolehan jumlah skor siswa 10-12

Observasi juga dilakukan terhadap kinerja guru diukur melalui format observasi yang dibuat dalam bentuk daftar cek (checklist). Aspek yang diukur dalam observasi kinerja guru pada pembelajaran ini terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek perencanaan pembelajaran, aspek pelaksanaan pembelajaran, dan aspek evaluasi pembelajaran. Skor yang telah diberikan untuk masing-masing kegiatan dijumlahkan dan hasilnya ditafsirkan ke dalam bentuk nilai dengan ukuran sangat baik (S), baik (B), cukup (C), kurang (D) atau sangat kurang (SK). Lebih jelasnya tafsiran jumlah perolehan skor observasi kinerja guru adalah sebagai berikut ini.

Sangat Baik (SB) = indikator yang muncul 81 - 100% Baik (B) = indikator yang muncul 61 - 80% Cukup (C) = indikator yang muncul 41 - 60% Kurang (K) = indikator yang muncul 21 - 40% Sangat Kurang (SK) = indikator yang muncul 0 - 20%

b. Skala Sikap

Data skala sikap yang diperoleh diolah dengan mencari persentase skala sikap untuk setiap butir pernyataan kemudian hasilnya ditafsirkan. Derajat penilaian skala sikap terbagi menjadi 4 kategori, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Data kualitatif tersebut kemudian diubah menjadi data kuantitatif. Untuk pernyataan positif, (SS) diberi skor 5, (S)


(37)

diberi skor 4, (TS) diberi skor 2, dan (STS) diberi skor 1. Untuk pernyataan negatif, skornya kebalikan dari pernyataan positif. Selanjutnya subjek dapat digolongkan menjadi kelompok yang memiliki sikap positif dan negatif. Penggolongan dapat dilakukan dengan menghitung rata-rata skor subjek. Untuk tiap pernyataan, pilihan jawaban diberi skor seperti tertera pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11

KriteriaPemberianSkorPernyataanAngket

Pernyataan Skortiappilihan

Positif 5 4 2 1

Negatif 1 2 4 5

Kriteria penilaian skala sikap yang diperoleh adalah jika skor total lebih dari 3, maka sikap siswa terhadap keseluruhan proses pembelajaran adalah positif, sebaliknya jika skor total kurang dari tiga, maka sikap siswa terhadap keseluruhan proses pembelajaran adalah negatif (Suherman dan Sukjaya, 1990: 237).

Data skala sikap yang diperoleh diolah dengan mencari persentase skala sikap untuk setiap butir pernyataan kemudian hasilnya ditafsirkan. Berdasarkan kriteria Koentjaraningrat (Fauzan, 2012) persentase skala sikap dihitung dengan rumus sebagai berikut.

� = × 100%

Keterangan:

P = persentasi jawaban responden f = frekuensi jawaban responden n = banyaknya responden

c. Wawancara

Pengolahan data hasil wawancara dilakukan dengan cara menyimpulkan hasil wawancara observer dengan subyek setelahproses pembelajaran berlangsung. Wawancara direkam dengan menggunakan perekam suara yang terdapat dalam handphone. Data hasil wawancara yang telah direkam kemudian diubah ke dalam


(38)

bentuk tulisan. Hasil wawancara kemudian dianalisis. Selanjutnya hasil wawancara dapat dijadikan data pendukung untuk data-data yang telah diperoleh dari lembar observasi, skala sikap, dan hasil tes.


(39)

94 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkanpembahasandanpengolahan data hasilpenelitianpada BAB IV, dapatdisimpulkanmengenaipembelajaranmatematikamenggunakanpendekatan RME sebagaiberikutini.

1. Pembelajaransimetriputarmenggunakanpendekatan

RMEdapatmeningkatkanpemahamansiswadi kelas V SDN Citimun 2. Dari hasilperhitunganperbedaan rata-rata data pretesdan data posteskelaseksperimendenganmenggunakanuji U danmenggunakan�= 5% two tailed didapatkannilaiP-value (Sig.2-tailed) = 0,000. Karena yang diujisatuarah, maka 0,000dibagidua, sehinggahasilnya 0,000. Hasil yang diperolehP-value <�, maka H0ditolakatau H1diterima. Jadi,

dapatdisimpulkanbahwapembelajarandenganmenggunakanpendekatan

RMEdapatmeningkatkanpemahamansiswa di kelasV di SDN Citimun 2secarasignifikan.

2. Pembelajaransimetriputarmenggunakanpembelajarankonvensionaldapatmenin gkatkanpemahamansiswa di kelas V SDN Cimalaka 2. Dari hasilperhitunganperbedaan rata-rata data pretesdan data posteskelaskontroldenganmenggunakanuji U danmenggunakan�= 5% two tailed didapatkannilaiP-value (Sig.2-tailed) = 0,000. Karena yang diujisatuarah, maka 0,000 dibagidua, sehinggahasilnya 0,000. Hasil yang diperolehP-value <�, maka H0ditolakatau H1diterima. Jadi,

dapatdisimpulkanbahwapembelajarandenganmenggunakanpembelajarankonv ensionaldapatmeningkatkanpemahamansiswa di kelasV di SDN Cimalaka 2 secarasignifikan.

3. Pemahamansiswa yang mengikutipembelajaransimetriputardenganpendekatan RMElebihbaiksecarasignifikandaripadasiswa yang mengikutipembelajarankonvensional Dari hasilperhitungan, didapatkannilaiP-value (Sig.2-tailed) = 0,000. KarenaP-value (Sig.2-tailed)


(40)

nilainyalebihkecildarinilai�, maka H0ditolakdan H1diterima.

Iniberartiterdapatperbedaan yang signifikanantarasiswa yangmengikutipembelajarandenganmenggunakanpendekatan RME

dengansiswa yang

mengikutipembelajarandenganmenggunakanpembelajarankonvensionalJadi, dapatdisimpulkanbahwapembelajaransimetriputardenganmenggunakanpende katan RME lebihbaiksecarasignifikandaripadapembelajarankonvensional.

4. Secara umum, respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan

pendekatan RME cenderung positif. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan RME dapat menarik minat siswa karena dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan RME menawarkan alternatif pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan bagi siswa.

5. Faktor yang mendukung dalam pembelajaran simetri putar dengan

menggunakan pendekatan RME yaitu kesiapan guru, kesiapan siswa, dan adanya belajar kelompok yang dilakukan siswa. Selain itu, terdapat faktor yang menghambat dalam pembelajaran simetri putar dengan menggunakan pendekatan RME, yaitu terutama dari faktor siswa yaitu temannya yang mengganggunya saat belajar.

B. Saran

Berdasarkanhasilpenelitian yang diperoleh, adabeberapa saran yang diajukanyaitusebagaiberikut.

1. Bagi Guru Matematika

Pembelajaranmatematikadenganpendekatan

RMEdapatmeningkatkankemampuanpemahamansiswa SD padamaterisimetri

putar. Untukitu,

sebaiknyapembelajaraninidigunakansebagaialternatifdalammerencanakanpembel ajaran, khususnyapembelajaranmatematika di SD. Tidakhanyapadamaterisimetri

putar, sebaiknyadilakukanpenelitian yang sejenispadamateriyang lain

dalammatematikamaupun di luarmatematika. 2. BagiPeneliti Lain


(41)

Terdapat beberapa kekurangan dalam penelitian yang dilakukan. Untuk itu perlu diperhatikan bahwa permasalahan yang disajikan harus dapat memacu siswa menemukan jawaban sesuai dengan versinya demi menunjang berhasilnya penelitian.

3. BagiSekolah

Guru yang kreatif dan inovatifsangat diperlukan dalam pembelajaran ini karena dapat membangun pembelajaran yang dapat menarik minat siswa sehingga siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Untuk pihaksekolahdianjurkanuntuksetidaknyamengikutsertakan guru-guru yang ada di sekolah yang bersangkutanpadaacara-acaraseperti seminar

untukmenambahwawasantentangmetode-metodepembelajaranatauinovasi-inovasi yang adadalamduniapendidikan,

ataubahkanmendatangkanahliataupakarpadabidangpendidikankepada guru-guru.


(42)

97

Fauzan (2012). Pengaruh Kombinasi Media Pembelajaran Berbasis Komputer dan Permainan Berbasis Alam dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Sekolah Dasar terhadap Materi Kesebangunan. Skripsi pada PGSD UPI Kampus Sumedang: Tidak diterbitkan.

Iskandar (2011). Penerapan Pembelajaran Realistik untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Datar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. [Online]. Tersedia: http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=4835. [28-12-2012].

Kosasih, A. (2012).

MeningkatkanHasilBelajarPenjumlahandanPenguranganBilanganBulatmelaluiP enggunaanPendekatanRealistik.[Online].Tersedia:

http://www.repository.upi.edu/skripsiview.php?no_s. [28-12-2012].

Kusumaningrum (2010). Pembelajaran Matematika Realistik untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Konsep Pecahan Di Kelas IV Sekolah Dasar. [online]. Tersedia: http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=4821. [28-12-2012].

Maulana(2008a).KonsepDasardanAplikasiStatistikasertaTeoriDistribusiPeluang.Ban dung: Royyan Press.

Maulana (2008b). Pendidikan Matematika 1. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Maulana (2009). Memahami Hakikat, Variabel, dan Instrumen Penelitian Pendidikan dengan Benar. Bandung: Learn2Live ‘n Live2Learn.

Maulana, dkk. (2010). Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar. Sumedang: Tidak diterbitkan.

Margono (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurhayati, Teti (2010). Penerapan Pendekatan Matematika Realistik dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Mengenai Soal Cerita KPK FPB di Kelas V SDN Cipelang Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang. Skripsi pada PGSD UPI Kampus Sumedang: Tidak Diterbitkan.


(43)

Pitajeng (2006).PembelajaranMatematika yang Menyenangkan. Jakarta: DepartemenPendidikanNasionalDirektoratJendralPendidikanTinggiDirektoratK etenagaan.

Raesita, N. (2012). PenerapanPendekatan Realistic Mathematicss Education (RME) padaPembelajaranMatematikatentangMateriKelilingdanLuasPersegiPanjangunt ukMeningkatkanHasilBelajarSiswa.[Online].Tersedia:

http://www.repository.upi.edu/skripsiview.php?no_s. [28-12-2012]. Ruseffendi, E. T. (1992). Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud. Saepudin, Aep (2009). Gemar Belajar Matematika. Jakarta: Pusat Perbukuan.

Suherman, E., danSukjaya, Y.

(1990).PetunjukPraktisuntukMelaksanakanEvaluasiPendidikanMatematika. Bandung: Wijayakusumah 157.

Sukardi(2003).MetodologiPenelitianPendidikan. Yogyakarta: BumiAksara. Sumanto (2008). Gemar Matematika V. Jakarta: Pusat Perbukuan.

Suwangsih, E danTiurlina(2006).Model PembelajaranMatematika. Bandung: UPI Press.

Syah, Muhibbin (2010). PsikologiPendidikan: denganPendekatanBaru. Bandung: RemajaRosdakarya.

Tarigan, D. (2006). PembelajaranMatematikaRealistik. Jakarta: Dediknas.

Turmudi, dkk. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA UPI.

Wijaya, Ariyadi (2012). Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Zainurie(2007).PembelajaranMatematikaRealistik. [Online].Tersedia: http://www.duniaguru.com. [28-12-2012].


(44)

Dokumen

Departemen Pendidikan Nasional (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI. Jakarta: Dharma Bakti.

UPTD PendidikanKecamatanCimalaka. (2012).

DaftarSekolahDasarBerdasarkanJumlahNilaiUjianNasional SD/MI TahunAjaran 2011/2012 Tingkat KecamatanCimalaka.UPTD PendidikanKecamatanCimalaka.


(1)

94 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkanpembahasandanpengolahan data hasilpenelitianpada BAB IV, dapatdisimpulkanmengenaipembelajaranmatematikamenggunakanpendekatan RME sebagaiberikutini.

1. Pembelajaransimetriputarmenggunakanpendekatan

RMEdapatmeningkatkanpemahamansiswadi kelas V SDN Citimun 2. Dari hasilperhitunganperbedaan rata-rata data pretesdan data posteskelaseksperimendenganmenggunakanuji U danmenggunakan�= 5%

two tailed didapatkannilaiP-value (Sig.2-tailed) = 0,000. Karena yang

diujisatuarah, maka 0,000dibagidua, sehinggahasilnya 0,000. Hasil yang diperolehP-value <�, maka H0ditolakatau H1diterima. Jadi, dapatdisimpulkanbahwapembelajarandenganmenggunakanpendekatan

RMEdapatmeningkatkanpemahamansiswa di kelasV di SDN Citimun 2secarasignifikan.

2. Pembelajaransimetriputarmenggunakanpembelajarankonvensionaldapatmenin gkatkanpemahamansiswa di kelas V SDN Cimalaka 2. Dari hasilperhitunganperbedaan rata-rata data pretesdan data posteskelaskontroldenganmenggunakanuji U danmenggunakan�= 5% two

tailed didapatkannilaiP-value (Sig.2-tailed) = 0,000. Karena yang

diujisatuarah, maka 0,000 dibagidua, sehinggahasilnya 0,000. Hasil yang diperolehP-value <�, maka H0ditolakatau H1diterima. Jadi, dapatdisimpulkanbahwapembelajarandenganmenggunakanpembelajarankonv ensionaldapatmeningkatkanpemahamansiswa di kelasV di SDN Cimalaka 2 secarasignifikan.

3. Pemahamansiswa yang mengikutipembelajaransimetriputardenganpendekatan

RMElebihbaiksecarasignifikandaripadasiswa yang

mengikutipembelajarankonvensional Dari hasilperhitungan, didapatkannilaiP-value (Sig.2-tailed) = 0,000. KarenaP-value (Sig.2-tailed)


(2)

nilainyalebihkecildarinilai�, maka H0ditolakdan H1diterima. Iniberartiterdapatperbedaan yang signifikanantarasiswa yangmengikutipembelajarandenganmenggunakanpendekatan RME

dengansiswa yang

mengikutipembelajarandenganmenggunakanpembelajarankonvensionalJadi, dapatdisimpulkanbahwapembelajaransimetriputardenganmenggunakanpende katan RME lebihbaiksecarasignifikandaripadapembelajarankonvensional.

4. Secara umum, respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan

pendekatan RME cenderung positif. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan RME dapat menarik minat siswa karena dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan RME menawarkan alternatif pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan bagi siswa.

5. Faktor yang mendukung dalam pembelajaran simetri putar dengan

menggunakan pendekatan RME yaitu kesiapan guru, kesiapan siswa, dan adanya belajar kelompok yang dilakukan siswa. Selain itu, terdapat faktor yang menghambat dalam pembelajaran simetri putar dengan menggunakan pendekatan RME, yaitu terutama dari faktor siswa yaitu temannya yang mengganggunya saat belajar.

B. Saran

Berdasarkanhasilpenelitian yang diperoleh, adabeberapa saran yang diajukanyaitusebagaiberikut.

1. Bagi Guru Matematika

Pembelajaranmatematikadenganpendekatan

RMEdapatmeningkatkankemampuanpemahamansiswa SD padamaterisimetri

putar. Untukitu,

sebaiknyapembelajaraninidigunakansebagaialternatifdalammerencanakanpembel ajaran, khususnyapembelajaranmatematika di SD. Tidakhanyapadamaterisimetri

putar, sebaiknyadilakukanpenelitian yang sejenispadamateriyang lain

dalammatematikamaupun di luarmatematika. 2. BagiPeneliti Lain


(3)

96

Terdapat beberapa kekurangan dalam penelitian yang dilakukan. Untuk itu perlu diperhatikan bahwa permasalahan yang disajikan harus dapat memacu siswa menemukan jawaban sesuai dengan versinya demi menunjang berhasilnya penelitian.

3. BagiSekolah

Guru yang kreatif dan inovatifsangat diperlukan dalam pembelajaran ini karena dapat membangun pembelajaran yang dapat menarik minat siswa sehingga siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Untuk pihaksekolahdianjurkanuntuksetidaknyamengikutsertakan guru-guru yang ada di sekolah yang bersangkutanpadaacara-acaraseperti seminar

untukmenambahwawasantentangmetode-metodepembelajaranatauinovasi-inovasi yang adadalamduniapendidikan,

ataubahkanmendatangkanahliataupakarpadabidangpendidikankepada guru-guru.


(4)

97

DAFTAR PUSTAKA

Fauzan (2012). Pengaruh Kombinasi Media Pembelajaran Berbasis Komputer dan Permainan Berbasis Alam dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Sekolah

Dasar terhadap Materi Kesebangunan. Skripsi pada PGSD UPI Kampus

Sumedang: Tidak diterbitkan.

Iskandar (2011). Penerapan Pembelajaran Realistik untuk Meningkatkan

Pemahaman Konsep Bangun Datar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. [Online].

Tersedia: http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=4835. [28-12-2012].

Kosasih, A. (2012).

MeningkatkanHasilBelajarPenjumlahandanPenguranganBilanganBulatmelaluiP

enggunaanPendekatanRealistik.[Online].Tersedia:

http://www.repository.upi.edu/skripsiview.php?no_s. [28-12-2012].

Kusumaningrum (2010). Pembelajaran Matematika Realistik untuk Meningkatkan

Pemahaman Siswa dalam Konsep Pecahan Di Kelas IV Sekolah Dasar. [online].

Tersedia: http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=4821. [28-12-2012].

Maulana(2008a).KonsepDasardanAplikasiStatistikasertaTeoriDistribusiPeluang.Ban dung: Royyan Press.

Maulana (2008b). Pendidikan Matematika 1. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Maulana (2009). Memahami Hakikat, Variabel, dan Instrumen Penelitian Pendidikan

dengan Benar. Bandung: Learn2Live ‘n Live2Learn.

Maulana, dkk. (2010). Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar. Sumedang: Tidak diterbitkan.

Margono (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurhayati, Teti (2010). Penerapan Pendekatan Matematika Realistik dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Mengenai Soal Cerita KPK FPB di Kelas V

SDN Cipelang Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang. Skripsi pada PGSD


(5)

98

Pitajeng (2006).PembelajaranMatematika yang Menyenangkan. Jakarta: DepartemenPendidikanNasionalDirektoratJendralPendidikanTinggiDirektoratK etenagaan.

Raesita, N. (2012). PenerapanPendekatan Realistic Mathematicss Education (RME) padaPembelajaranMatematikatentangMateriKelilingdanLuasPersegiPanjangunt

ukMeningkatkanHasilBelajarSiswa.[Online].Tersedia:

http://www.repository.upi.edu/skripsiview.php?no_s. [28-12-2012].

Ruseffendi, E. T. (1992). Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud.

Saepudin, Aep (2009). Gemar Belajar Matematika. Jakarta: Pusat Perbukuan.

Suherman, E., danSukjaya, Y.

(1990).PetunjukPraktisuntukMelaksanakanEvaluasiPendidikanMatematika. Bandung: Wijayakusumah 157.

Sukardi(2003).MetodologiPenelitianPendidikan. Yogyakarta: BumiAksara.

Sumanto (2008). Gemar Matematika V. Jakarta: Pusat Perbukuan.

Suwangsih, E danTiurlina(2006).Model PembelajaranMatematika. Bandung: UPI Press.

Syah, Muhibbin (2010). PsikologiPendidikan: denganPendekatanBaru. Bandung: RemajaRosdakarya.

Tarigan, D. (2006). PembelajaranMatematikaRealistik. Jakarta: Dediknas.

Turmudi, dkk. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA UPI.

Wijaya, Ariyadi (2012). Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif

Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Zainurie(2007).PembelajaranMatematikaRealistik. [Online].Tersedia: http://www.duniaguru.com. [28-12-2012].


(6)

Dokumen

Departemen Pendidikan Nasional (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan SD/MI. Jakarta: Dharma Bakti.

UPTD PendidikanKecamatanCimalaka. (2012).

DaftarSekolahDasarBerdasarkanJumlahNilaiUjianNasional SD/MI

TahunAjaran 2011/2012 Tingkat KecamatanCimalaka.UPTD


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendekatan Realistic Mathematics Education terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa (Kuasi Eksperimen di SMPN 75 Jakarta)

0 21 168

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI SIMETRI LIPAT DI KELAS V (Suatu Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Cibeureum I dan SDN Cimalaka II di Kabupaten Sumedang).

0 1 39

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD KELAS V PADA MATERI GAYA MAGNET (Suatu Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Ckareo I dan SDN Cikareo II di Kabupaten Sumedang).

0 0 51

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI SIMETRI LIPAT (Suatu Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Padasuka II dan SDN Padamulya di Kabupaten Sumedang).

0 0 40

PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI PECAHAN (Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas IV SDN 2 Waled Kota dan SDN 2 Waled Desa Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon).

0 3 55

PENGARUH MEDIA PIZZA PAPER TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA DI SEKOLAH DASAR PADA MATERI PECAHAN (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas IV SDN Margasuka I, SDN Kebonseureuh, dan SDN Tenjonagara di Kabupaten Sumedang).

0 2 55

PENDEKATAN PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DI KELAS IV (Suatu Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas IV SDN Pasirbiru dan SDN Sukanegla d

0 2 45

PENGARUH MODEL CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE ) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Salam dan SDN Ciranjang Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang ).

0 2 37

PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Ciuyah I dan SDN Cisalak IV di Kecamatan Cisarua Kabupaten Sumedang).

0 0 49

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBANTUAN PERMAINAN JAMURAN MATERI PECAHAN SISWA KELAS V SDN MINTOMULYO

0 1 26