PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Ciuyah I dan SDN Cisalak IV di Kecamatan Cisarua Kabupaten Sumedang).
PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN
(Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Ciuyah I dan SDN Cisalak IV di Kecamatan Cisarua Kabupaten Sumedang)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Lyanti Dwi Intan Sukarman 0903210
PROGRAM STUDIPENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS SUMEDANG
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
(2)
PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI
MATEMATIS SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN
(Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Ciuyah I dan SDN Cisalak IV
di Kecamatan Cisarua Kabupaten Sumedang)
Oleh
Lyanti Dwi Intan Sukarman
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
© Lyanti Dwi Intan Sukarman 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
(3)
i DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR DIAGRAM ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah ... 1
B. RumusandanBatasanMasalah ... 6
C. TujuanPenelitian ... 6
D. ManfaatPenelitian ... 7
E. BatasanIstilah ... 8
BAB IISTUDI LITERATUR A. PembelajaranMatematika di SD ... 10
1. PengertianMatematika... 10
2. KegunaanMatematika ... 11
3. Tujuan Mata PelajaranMatematika di SD ... 13
4. Kompetensi yang DitargetkandalamKurikulum ... 14
a. KomunikasiMatematis ... 16
5. RuangLingkupMatematika ... 19
a. Perbandingan ... 21
B. Teori Belajar Matematika ... 27
1. Teori Perkembangan Mental menurut Jean Piaget... 28
2. Teori Belajar menurut Jerome S. Bruner ... 30
3. Teori Pembelajaran Brownell ... 32
4. Teori Belajar Bermakna Ausubel ... 33
5. Teori Vygotsky ... 34
C. PendekatanMatematiaRealistik ... 36
1. FilsafatPendekatanMatematikaRealistik ... 38
2. Prinsip-prinsipPendekatanMatematikaRealistik ... 40
3. KarakteristikPendekatanMatematikaRealistik ... 41
D. PenerapanPendekatanMatematikaRealistik padaMateriPerbandingan... 44
E. HasilPenelitian yang Relevan ... 46
F. HipotesisPenelitian ... 47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. SubjekPenelitian ... 48
(4)
1. Populasi ... 48
2. Sampel ... 50
B. MetodedanDesainPenelitian ... 50
C. InstrumenPenelitian ... 52
1. TesKemampuanKomunikasiMatematis ... 52
a. Validitas ... 52
b. Reliabilitas ... 54
c. IndeksKesukaran ... 55
d. DayaPembeda ... 57
2. Nontes... 60
a. SkalaSikap ... 60
b. Format Observasi ... 60
c. CatatanLapangan ... 61
D. ProsedurPenelitian ... 61
1. TahapPerencanaan ... 61
2. TahapPelaksanaan ... 62
3. TahapAkhir... 62
E. PengolahandanAnalisis Data ... 64
1. Data Kuantitatif ... 64
a. UjiNormalitas ... 64
b. UjiHomogenitasVarians ... 65
c. UjiPerbedaan Rata-rata ... 67
d. Gain Normal ... 68
2. Data Kualitatif ... 69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. UjiPersyaratanAnalisis ... 71
1. Analisis Data HasilPretes ... 71
2. Analisis Data HasilPostes ... 77
3. PeningkatanKemampuanKomunikasiMatematis (N-Gain) ... 83
B. HasilPenelitian ... 90
1. KelasKontrol ... 90
2. KelasEksperimen... 95
3. PendekatanMatematikaRealistikLebihBaikdalam MeningkatkanKemampuanKomunikasiMatematisSiswa ... 102
4. ResponSiswaTerhadapPendekatanMatematikaRealistik ... 103
5. FaktorPendukungdalamPembelajaranMatematikaRealistik ... 109
C. Pembahasan ... 118
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 122
B. Saran ... 123
DAFTAR PUSTAKA ... 125
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 128
(5)
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 SK dan KD Mata PelajaranMatematikaKelasV Semester 2 ... 21
3.1DaftarRata-rata Nilai UN TertinggisampaiTerendah SDN di KecamatanCisaruaTahunPelajaran 2011/2012 ... 49
3.2DaftarSekolahdenganKriteriaSedang di KecamatanCisarua ... 49
3.3Klasifikasi KoefisienValiditas ...53
3.4ValiditasTiapButirSoalTesKomunikasiMatematis ... 54
3.5Klasifikasi KoefisienReliabilitas ... 55
3.6Klasifikasi IndeksKesukaran ... 56
3.7Analisis Tingkat Kesukaran ... 56
3.8Persentase Tingkat KesukaranSoal ... 57
3.9Klasifikasi DayaPembeda ... 58
3.10DayaPembedaButirSoal ...58
3.11Butir Soal yang Dipakai Untuk Pretes dan postes ... 59
3.12Kriteriatingkat N-Gain ... 69
3.13KetentuanPemberianSkorPernyataanAngket ... 69
3.14KategoriAngketSesuaiSkalaLikert ... 70
4.1 Data HasilPretesKelasEksperimen ... 72
4.2 Data HasilPretesKelasKontrol ...73
4.3 HasilUjiNormalitas Data Pretes ... 74
4.4 HasilUjiHomogenitasVarians Data Pretes ... 76
4.5 HasilUjiPerbedaan Rata-rata Data Pretes... 77
4.6 Data HasilPostesKelasEksperimen ... 78
4.7 Data HasilPostesKelasKontrol ... 79
4.8 HasilUjiNormalitas Data Postes ... 80
4.9 HasilUjiHomogenitasVarians Data Postes ... 82
4.10 HasilUjiPerbedaan Rata-rata Data Postes ... 83
4.11 N-Gain di KelasKontrol ... 84
4.12 N-Gain di KelasEksperimen ... 84
4.13 HasilUjiNormalitasNilai N-Gain ... 86
4.14 HasilUjiHomogenitasNilai N-Gain ... 88
4.15 HasilUjiPerbedaan Rata-rata Nilai N-Gain ... 89
4.16 HasilPretesdanPostesKelasKontrol ... 93
4.17 HasilUjiPerbedaan Rata-rata PretesdanPostesKelasKontrol... 94
4.18 HasilPretesdanPostesKelasEksperimen ... 100
4.19 HasilUjiPerbedaan Rata-rata PretesdanPostesKelasEksperimen ... 101
4.20 HasilUjiPerbedaan Rata-rata N-Gain KelasEksperimendanKontrol ... 103
(6)
4.22 PersentaseHasilObservasiKinerja Guru dalam
MerencanakanPembelajaran ... 110
4.23PersentaseHasilObservasiKinerja Guru dalam MelaksanakanPembelajaran ... 112
4.24 HasilObservasiAktivitasSiswa ... 115
4.25 HasilCatatanLapanganpadaKelompokEksperimen ... 116
(7)
x
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Halaman
4.1 Normalitas Data PretesKelasEksperimen ... 75
4.2 Normalitas Data PretesKelasKontrol ... 75
4.3 Normalitas Data PostesKelasEksperimen ... 81
4.4 Normalitas Data PostesKelasKontrol ... 81
4.5 Rata-rata SkorPretesdanPostes 85 4.6 NormalitasGain KelasEksperimen ... 87
(8)
xi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN Halaman
A.RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ... 128
Lampiran A.1 RPP KelasEksperimen ... 129
Lampiran A.2 RPP KelasKontrol ... 148
B.INSTRUMEN TES ... 164
Lampiran B.1 Kisi-kisiSoalUjicoba ... 165
Lampiran B.2 SoalUjicoba ... 167
Lampiran B.3 KunciJawabandanPedomanPenskroanSoalUjicoba ... 171
Lampiran B.4 Kisi-kisiSoalPretesdanPostes ... 176
Lampiran B.5 SoalPretesdanPostes ... 177
Lampiran B.6 KunciJawabanPretesdanPostes ... 180
Lampiran B.7 LKS IndividudanKelompokuntukKelasEksperimen ... 182
Lampiran B.8 KunciJawaban LKS ... 189
C.INSTRUMEN NONTES ... 192
Lampiran C.1 Kisi-kisiSkalaSikapSiswa ... 193
Lampiran C.2 InstrumenSkalaSikap... 194
Lampiran C.3 Kisi-kisiObservasiKinerja Guru KelasEksperimen... 195
Lampiran C.4 LembarObservasiKinerja Guru KelasEksperimen ... 196
Lampiran C.5 Kisi-kisiObservasiKinerja Guru KelasKontrol ... 205
Lampiran C.6 LembarObservasiKinerja Guru KelasKontrol... 206
Lampiran C.7 Kisi-kisiObservasiAktivitasSiswaKelasEksperimen... 212
Lampiran C.8 LembarObservasiAktivitasSiswaKelasEksperimen ... 213
Lampiran C.9 Kisi-kisiObservasiAktivitasSiswaKelasKontrol ... 214
Lampiran C.10 LembarObservasiAktivitasSiswaKelasKontrol... 215
Lampiran C.11 Catatanlapangan ... 216
D.HASIL UJICOBA ... 217
Lampiran D.1 PerolehanSkorTiapButirSoal ... 218
Lampiran D.2 Validitas, IndeksKesukarandanDayaPembedaButirSoal 220 Lampiran D.3 PerhitunganReliabilitas ... 221
Lampiran D.4 PerhitunganValiditaskeseluruhan ... 223
E.ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN ... 225
(9)
Lampiran E.2 UjiNormalitas Data Pretes... 228
Lampiran E.3 UjiHomogenitas Data Pretes ... 230
Lampiran E.4 UjiPerbedaan Rata-rata Data Pretes ... 232
Lampiran E.5 Data HasilPostes ... 233
Lampiran E.6 UjiNormalitas Data Postes ... 235
Lampiran E.7 UjiHomogenitas Data Postes... 237
Lampiran E.8 UjiPerbedaan Rata-rata Data Postes... 238
Lampiran E.9 UjiNormalitas Data PretesdanPostesKelasKontrol ... 239
Lampiran E.10 UjiHomogenitas Data PretesdanPostesKelasKontrol ... 241
Lampiran E.11 UjiHipotesis 1 ... 242
Lampiran E.12 UjiNormalitas Data PretesdanPostesKelasEksperimen .... 243
Lampiran E.13 UjiHomogenitas Data PretesdanPostesKelasEksperimen245 Lampiran E.14 UjiHipotesis 2 ... 246
Lampiran E.15 UjiHipotesis 3 ... 247
Lampiran E.16 HasilObservasiKinerja Guru KelasEksperimen ... 248
Lampiran E.17 HasilObservasiKinerja Guru KelasKontrol... 257
Lampiran E.18 HasilObservasiAktivitasSiswaKelasEksperimen ... 263
Lampiran E.19 HasilObservasiAktivitasSiswaKelasKontrol ... 266
Lampiran E.20 RekapitulasiSkalaSikapSiswa ... 269
Lampiran E.21 DokumentasiPembelajaran di KelasEksperimen ... 271
Lampiran E.22 DokumentasiPembelajaran di KelasKontrol ... 272
Lampiran E.23 BuktiFisikPenelitian ... 273
F. SURAT-SURAT ... 295
Lampiran F.1 SK Pembimbing ... 296
Lampiran F.2 SuratIzinPenelitianKelasEksperimen ... 297
Lampiran F.3 SuratIzinPenelitianKelasKontrol... 298
Lampiran F.4 SuratKeteranganPenelitianKelasEksperimen ... 299
Lampiran F.5 SuratKeteranganPenelitianKelasKontrol ... 300
Lampiran F.6 DaftarPerolehan UN di Kec.CisaruaTahun 2012/2013 ... 301
(10)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam menghadapi era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, diperlukan sumber daya manusia yang handal dan mampu berkompetisi secara global. Sumber daya manusia yang dimaksudkan perlu memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis, logis, kreatif, mampu bekerja sama serta mampu menghadapi permasalahan yang terjadi dalam hidupnya. Salah satu sarana yang tepat untuk mencipatakan manusia Indonesia seperti yang diharapkan di atas adalah melalui pendidikan. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003,
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual kegamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Secara umum, pendidikan merupakan upaya mengantarkan peserta didik ke arah kemandirian dan kedewasaan.Semua jenjang pendidikan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi berperan dalam menciptakan sumber daya manusia yang handal.Sekolah dasar merupakan tingkatan pendidikan formal yang paling mendasar, disana siswa diberikan sebuah pendidikan dasar yang sangat penting dan berguna untuk saat itu juga dan dikemudian hari. Penyelenggaraan pendidikan pada jenjang sekolah dasar (SD) bertujuan untuk memberikan bekal kepada siswa agar bisa hidup bermasyarakat dan dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Ada banyak mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang sekolah dasar, salah satu diantaranya adalah matematika yang merupakan bagian integral dari pendidikan nasional dan tidak kalah pentingnya dengan mata pelajaran lain.
Matematika erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, dari bangun tidur sampai tidur lagi selalu ada hal-hal yang berkaitan dengan matematika. Hal
(11)
ini sejalan dengan pendapat Kline (Suwangsih dan Tiurlina, 2010: 4), “Matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam”.
Manusia sebagai makhluk sosial tidaklah terlepas dari interaksi dan komunikasi dengan orang lain. Orang yang tidak pernah menjalin komunikasi dengan orang lainpasti akan terisolasi dari masyarakatnya. Begitu pula dalam proses pembelajaran, apabila siswa tidak mampu menjalin komunikasi dengan sesama siswa ataupun dengan gurunya maka proses pembelajaran kurang dapat berlangsung dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan untuk berkomunikasi merupakan komponen yang penting dalam proses pembelajaran tak terkecuali dalam pembelajaran matematika. Sebagaimana yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006: 30) mata pelajaran matematika ditujukan agar siswa mampu:
1. memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah;
2. menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika;
3. memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh;
4. mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah;
5. memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Dari tujuan mata pelajaran matematika di atas, sangatlah jelas bahwa salah satu tujuan pembelajaran matematika lebih diarahkan pada kemampuan komunikasi matematis. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan untuk menghubungkan benda nyata dengan simbol-simbol matematis dan begitu juga sebaliknya.Kemudian siswa dapat menyatakan permasalahan yang dialami oleh siswa dalam kehidupan sehari-harinya dalam model matematika. Hal tersebut bertujuan untuk membuat siswa paham akan suatu presentasi matematika
(12)
sehingga memudahkannya dalam memperjelas dan memecahkan masalah. Ketika seorang siswa memperoleh informasi berupa konsep matematika yang diberikan guru maupun yang diperoleh dari bacaan, maka saat itu terjadi transformasi informasi matematika dari sumber kepada siswa tersebut. Saat terjadi transformasi informasi, siswa akan memberikan respon berdasarkan interpretasinya terhadap informasi tersebut. Siswa secara tidak langsung harus dapat mengomunikasikan hasil belajar baik secara tulisan maupun lisan.
Kemampuan komunikasi dipandang sebagai kemampuan siswa dalam mengomunikasikan matematika yang dipelajarinya sebagai isi pesan yang harus disampaikan. Di dalam pembelajaran siswa perlu dibiasakan untuk mengomunikasikan secara lisan dan tulisan idenya kepada orang lain sesuai dengan penafsirannya sendiri sehingga orang lain dapat menilai dan memberikan tanggapan terhadap penafsirannya tersebut. Menurut Cobb (Hidayat, 2009) dengan siswa mengkomunikasikan pengetahuan yang dimilikinya, maka dapat terjadi renegosiasi respon antarsiswa, dan peran guru diharapkan sebagai filter dalam proses pembelajaran.
Matematika yang abstrak dan sarat dengan istilah serta simbol tidak jarang membuat siswa sulit untuk mengkomunikasikan ide yang didapatnya dari informasi tersebut. Ada siswa yang mampu memahaminya dengan baik tetapi tidak mengerti maksud dari informasi tersebut. Hal ini pula yang terjadi pada pembelajaran matematika dengan materi perbandingan.Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan, ditemukan bahwa siswa memiliki kesulitan dalam materi perbandingan.Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya siswa lemah dalam pengoperasian pecahan dan lemah pada soal bentuk cerita.Kedua faktor tersebut justru sebenarnya menjadi modal bagi siswa untuk mampu memahami dan mampu mengomunikasikan materi perbandingan yang dipelajarinya di kelas.
Lemahnya siswa dalam pengoperasian pecahan menjadi faktor penyebab pertama materi perbandingan menjadi materi pelajaran yang memiliki kesulitan berarti bagi siswa, padahal pecahan itu sendiri menjadi modal dasar ketika siswa akan mempelajari perbandingan. Siswa harus mampu menambahkan, mengurangi, mengalikan, dan membagi beberapa tipe pecahan dengan baik.Kompetensi
(13)
pengoperasian bilangan pecahan harus dikuasai oleh siswa. Guru harus memastikan bahwa siswa memang sudah tidak mengalami kesulitan dalam pengoperasian bilangan pecahan.Faktor yang kedua, yaitu siswa lemah pada soal bentuk cerita.Materi perbandingan sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.Oleh karena itu bentuk soal cerita sangat sering digunakan.Hal yang membuat siswa lemah pada soal bentuk cerita, salah satunya adalah ketidakmampuan siswa untuk menangkap maksud dari setiap kata yang mereka baca.Ketika siswamenemukan soal cerita, mereka hanya membaca kalimat tanpa mengerti makna yang ada pada soal tersebut, ini menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa sangatlah kurang.
Untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada mata pelajaran matematika yang memiliki karakteristik yang abstrak, rasanya akan memiliki kesulitan tersendiri. Guru haruslah mampu mengaitkan materi matematika yang abstrak dengan realita agar memudahkan siswa dalam mengomunikasikannya. Untuk itulah perlu adanya pendekatan pembelajaran yang berpihak pada pengalaman belajar siswa sehari-hari, yang memberikan pengertian jelas tentang keterkaitan antara matematika dengan kehidupan sehari-hari dan disajikan dengan konteks yang memudahkan siswa dalam belajar. Konteks yang disajikan idealnya adalah konteks yang berdasarkan kehidupan nyata atupun konteks yang berasal dari khayalan namun tetap dapat dijangkau oleh pikiran siswa. Selain itu, pembelajaran yang memberikan kebebasan bagi siswa menggunakan caranya sendiri untuk memahami hal yang sulit ia pahami juga diperlukan dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memang masih rendah. Pendekatan yang tepat digunakan adalah pendekatan matematika realistik. Dengan pendekatan matematika realistik yang menyajikan konteks akan membuat siswa mudah untuk mengomunikasikannya karena hal yang disajikan tidaklah asing dan sudah ia kenal dalam kehidupannya sehari-hari serta dapat dijangkau oleh pikirannya. Pembelajaran seperti itu akanmemberikan peluang untuk mengembangkan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.
Menurut Gravemeijer (Tarigan, 2006: 6), karakteristik pembelajaran matematika realistik, adalah sebagai berikut ini.
(14)
1. Penggunaan Konteks: Proses pembelajaran diawali dengan keterlibatan siswa dalam pemecahan masalah kontekstual.
2. Instrumen vertikal: konsep atau ide matematika direkonstruksikanoleh siswa melalui model-model instrumen vertikal, yang bergerak dari prosedur informal ke bentuk formal.
3. Kontribusi siswa: siswa mengkonstruksi sendiri bahan matematika berdasarkan fasilitas dengan lingkungan belajar yang disediakan guru, secara aktif menyelesaikan soal dengan cara masing-masing.
4. Kegiatan interaktif: kegiatan belajar bersifat interaktif, yang memungkinkan terjadi komunikasi dan negosiasi antar siswa.
5. Keterkaitan topik: pembelajaran suatu bahan matematika terkait dengan berbagai topik matematika secara terintegrasi.
Pendekatan matematika realistik memberikan pengertian yang jelas tentang keterkaitan antara matematika dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini jelas terlihat pada disajikannya konteks yang berkaitan dengan kehidupan dunia nyata dalam pembelajaran. Kontribusi siswa yang dilibatkan selama pembelajaran memberikan pengertian yang jelas bahwa matematika adalah suatu bidang kajian yangdikonstruksi dan dikembangkan sendiri oleh siswa, tidak hanya oleh mereka yang disebut pakar dalam bidang tersebut. Setiap orang bisa menemukan atau menggunakan cara sendiri untuk memahami dan memecahkan masalah, asalkan orang itu bersungguh-sungguh dalam mengerjakan soal atau masalah tersebut. Siswa berhakuntuk menemukan sendiri konsep-konsep matematika dengan cara yang dianggapnya mudah dan boleh pula menggunakan bantuan pihak lain yang sudah lebih tahu misalnya guru. Dengan penggunaan pendekatan matematika realistik yang memiliki karakteristik seperti yang telah dijelaskan di atas dirasakan sebagai solusi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa terutama pada materi perbandingan.Karakteristik matematika yang sifatnya abstrak dan sarat dengan simbol tidak akan lagi menjadi alasan utama sulitnya mengomunikasikan ide matematika.
Berdasarkan uraian di atas, maka sebagai upaya konkret untuk menciptakan suasana belajar yang melibatkan siswa secara aktif mengomunikasikan hasil belajarnya, untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa melalui konteks kesehariansiswa dan untuk menciptakan pembelajaran yang memberikan keleluasaan siswa mengkonstruksi
(15)
pengetahuannya, maka dibuatlah penelitian dengan judul ”Pengaruh Pendekatan Matematika Realistik dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi Perbandingan (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Ciuyah I dan SDN Cisalak IV di Kecamatan Cisarua Kabupaten Sumedang)”.
B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang menjadi fokus kajian dalam penelitian, yaitu sebagai berikut ini.
1. Apakah pembelajaran konvensional dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa secara signifikan pada materi perbandingan? 2. Apakah pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi matematis siswa secara signifikan pada materi perbandingan? 3. Apakah kemampuan matematis siswa pada materi perbandingan yang
mengikuti pembelajaran denganpendekatan matematika realistik lebih baik secara signifikan daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional? 4. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan
matematika realistik?
5. Faktor-faktor apa saja yang mendukung terlaksananya proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik?
Penelitian ini difokuskan pada penggunaan pendekatan matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.Penelitian ini dibatasi hanya pada siswa kelas V sekolah dasar di Kecamatan Cisarua semester genap tahun ajaran 2012/2013 pada materi perbandingan.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui adanya pengaruh pembelajaran konvensional dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa secara signifikan pada materi perbandingan.
(16)
2. Untuk mengetahui adanya pengaruh pendekatan matematika realistik dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa secara signifikan pada materi perbandingan.
3. Untuk mengetahui adanya peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi perbandingan yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.
4. Untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik.
5. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung terlaksananya prosespembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan dalam penelitian ini. Berikut disajikan manfaat bagi masing-masing pihak.
1. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengetahui pengaruh pendekatan matematika realistik dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi perbandingan.
2. Bagi Siswa
a. Siswa mudah memahami konsep perbandingan yang disajikan dengan konteks sehari-hari.
b. Penerapan pendekatan yang mengutamakan penggunaan konteks dalam pembelajaran, memudahkan siswa dalam mengomunikasikan hasil belajarnya, dengan demikian pembelajaran yang dilalui siswa menjadi bermakna.
c. Siswa terdorong untuk terlibat aktif dalam pembelajaran, seperti: mengemukakan ide/pendapat, komentar, sanggahan, maupun pertanyaan serta dapat bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
(17)
a. Memberikan masukan bagi guru untuk meningkatkan kualitas pengajaran khususnya dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi perbandingan dengan menggunakan pendekatan matematika realistik.
b. Memberikan wawasan bagi guru untuk mencoba suatu pendekatan pembelajaran yang inovatif.
4. Bagi Pihak Sekolah
Sekolah yang dijadikan tempat penelitian bisa lebih meningkat mutu pembelajarannya dibandingkan dengan sekolah yang lainnya.
5. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi pembanding bagi calon peneliti lain yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pendekatan matematika realistik, baik dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis maupun meningkatkan kemampuan lainnya yang ditargetkan dalam kurikulum matematika.
E. Batasan Istilah
Sebagai upaya untuk menghindari kekeliruan dalam menafsirkan pokok-pokok masalah penelitian yang termuat dalam judul, berikut akan dijelaskan beberapa istilah yang dipandang perlu untuk diketahui penjelasannya.
1. Pendekatan pembelajaran adalah cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang disajikan bisa dipahami oleh siswa (Maulana, 2008a).
2. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang menggunakan model, metode atau pun pendekatan yang sudah biasa digunakan pada sebuah kelas. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1991:523) konvensional artinya berdasarkan kebiasaan atau tradisional. Jadi, pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru (Furahasekai,2011). 3. Pendekatan matematika realistik adalah pendekatan pembelajaran yang
bertitik tolak pada hal yang nyata atau pernah dialami siswa, maupun hal-hal yang mampu dijangkau oleh pikiran siswa. Pendekatan matematika
(18)
realistik mengutamakan penemuan konsep oleh siswa, melibataktifkan siswa di dalam pembelajaran dan memberikan kebebasan bagi siswa untuk menggunakan cara sendiri untuk memahami konsep matematika (Suryanto, dkk. 2010).
4. Perbandingan adalah pasangan terurut bilangan a dan b yang dapat dinyatakan dalam ܽ
ܾatau a : b, dan dibaca a berbanding b, dengan b ≠ 0
(Maulana, 2010a:160). Hal-hal yang dibandingkan haruslah pernyataan matematika sederhana yang membandingkan dua besaran atau lebih, di mana besaran-besaran tersebut memiliki satuan yang sama.
5. Komunikasi matematis adalah suatu kemampuan untuk menerima informasi dari sumber tertulis baik dari grafik, tabel ataupun simbol lainnya untuk dipahami dan hasil pemahaman tersebut kemudian disampaikan lagi kepada orang lain agar orang lain pun memahaminya (Suherman, 2008).
(19)
48 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian 1. Populasi
Populasi merupakan totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (Sudjana, dalam Setiadi, 2005). Maulana (2009: 25-26), mengemukakan bahwa populasi merupakan,
a. keseluruhan subjek atau objek penelitian,
b. wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya,
c. seluruh data yang menjadi perhatian dalam lingkup dan waktu tertentu, d. semua anggota kelompok orang, kejadian, atau objek lain yang telah
dirumuskan secara jelas.
Untuk menentukan banyaknya populasi menurut Sugiyono (2007: 180),
“Jumlah kelompok yang tinggi diambil 27% dan kelompok yang rendah 27% dari
sampel uji coba”. Jumlah SD yang ada diKecamatan Cisarua sebanyak sepuluh SD.
Sekolah tersebut dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu sekolah kategori tinggi, sedang dan rendah.Berdasarkan pendapat di atas, maka untuk menentukan kategori sekolah tinggi dan rendah di Kecamatan Cisarua dilakukan perhitungan 27% dari jumlah sekolah yang ada. Setelah dilakukan perhitungan dengan mengambil 27% untuk sekolah pada kategori tinggi dan 27% untuk sekolah pada kategori rendah, maka dapat diketahui jumlah populasi sekolah yang berada dalam kategori tinggi sebanyak dua SD, kategori sedang sebanyak enam SD dan kategori rendah sebanyak dua SD. Adapun untuk pengelompokkan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini.
(20)
Tabel 3.1
Daftar Rata-rata Nilai UN Tertinggi sampai Terendah SDN di Kecamatan Cisarua Tahun Pelajaran 2011/2012
No Nama Sekolah Rata-rata UN Jumlah Siswa Kelas V
1. SDN Cisalak III 8,18 27
2. SDN Ciuyah III 7,76 17
3. SDN Ciuyah II 7,56 96
4. SDN Ciuyah I 7,49 35
5. SDN Jambu 7,39 25
6. SDN Cisalak IV 7,35 39
7. SDN Cisalak I 7,27 34
8. SDN Cikurubuk 7,00 20
9. SDN Cisalak II 6,87 28
10. SDN Pameulah 6,80 11
Populasi pada penelitian yang akan dilakukan adalah seluruh siswa kelas V SD se-Kecamatan Cisarua yang peringkat sekolahnya termasuk ke dalam golongan kelompok sedang. Kelompok sedang diambil sebagai populasi karena diasumsikan akan dapat mewakili kelompok asor dan kelompok unggul. Jumlah SD yang termasuk dalam kelompok sedang di Kecamatan Cisarua berjumlah enam SD. Hal ini sesuai dengan data yang diperoleh dari UPTD TK, SD dan PNF Kecamatan Cisarua yang pengelompokannya berdasarkan jumlah rata-rata nilai ujian nasional (UN) tingkat SD/MI Kecamatan Cisarua tahun ajaran 2011/2012.
Tabel 3.2
Daftar Sekolah dengan Kriteria Sedang di Kecamatan Cisarua No Nama Sekolah Rata-rata UN Jumlah siswa
1. SDN Ciuyah II 7,56 96
2. SDN Ciuyah I 7,49 35
3. SDN Jambu 7,39 25
4. SDN Cisalak IV 7,35 39
5. SDN Cisalak I 7,27 34
(21)
2. Sampel
Untuk efisiensi waktu, biaya, dan tenaga serta mengingat populasi yang diambil relatif homogen yakni kelompok sedang, maka dalam penelitian ini digunakan teknik sampling. Hanya tetap harus diperhatikan bahwa ukuran sampel yang diambil harus merupakan sampel yang representatif. Menurut Maulana (2009:
28), “Ukuran sampel menjadi pemikiran penting dalam menentukan sampling, yakni
apakah sampel yang diambil sudah memenuhi kaidah representatif atau belum”. Kejelian dalam menentukan sampling merupakan hal yang sangat penting karena akan menentukan keabsahan dari generalisasi yang dilakukan.
Gay (Maulana, 2009) menentukan ukuran sampel untuk penelitian eksperimen yakni minimum 30 subjek per kelompok.Pendapat ini sejalan dengan Sudjana (Setiadi, 2005) yang menyatakan bahwa supaya distribusi populasi mendekati normal, maka ukuran sampel yang diambil dalam penelitian minimal sebanyak 30 subjek, meskipun hal ini bukanlah suatu ketentuan mutlak. Dalam penelitian yang dilakukan, sampel yang diambil sebanyak dua kelas dari enam kelas populasi. Satu kelas dijadikan sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lainnya dijadikan sebagai kelas kontrol.Sampel yang diambil adalah dua kelas dari dua sekolah yang berbeda dan berada pada kriteria sedang.Pemilihan dilakukan secara acak dan terpilihlah SDN Ciuyah I dan SDN Cisalak IV sebagai tempat penelitian.Selanjutnya, dilakukan pemilihan kembali untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, terpilihlah SDN Ciuyah I sebagai kelas eksperimen dan SDN Cisalak IV sebagai kelas kontrol.Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini sampel penelitiannya adalah siswa kelas V SDN Ciuyah Isebagai kelas eksperimen dan siswa kelas V SDN Cisalak IV sebagai kelas kontrol.
B. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian untuk melihat hubungan sebab-akibat yakni untuk melihat pengaruh pendekatan matematika realistik dalam
(22)
meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi perbandingan. Untuk itu, memerlukan dua kelas yang akan dibandingkan sesuai dengan hipotesis yang dibuat. Kelas yang diperlukan terdiri atas kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan pendekatan matematika realistik dan kelas kontrol dengan pembelajaran menggunakan pembelajaran konvensional.Berdasarkankarakteristiknya seperti yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian eksperimen, karena penelitian dilakukan dengan melakukan manipulasi terhadap variabel bebas yang kemudian dilihat hasilnya pada variabel terikat (Maulana, 2009).
Untuk mengetahui kemampuan komunikasi awal siswa, pada dua kelas yang dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kontrol diberikan pretes. Selanjutnya, pada kelas eksperimen dilakukan pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik dan pada kelas kontrol diberikan pembelajaran konvensional.Setelah itu, pada kedua kelas diberikan postes untuk melihat adanya peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa.Berdasarkan uraian di atas, maka desain penelitiannya adalah berupa desain kelompok kontrol pretes-postes (pretest-posttest control group design).Sebagaimana menurut Ruseffendi (2005: 50), “Pada jenis desain eksperimen ini terjadi pengelompokan secara acak (A), adanya pretes (0), dan adanya postes (0).Kelompok yang satu tidak memperoleh perlakuan, sedangkan yang satu lagi memperoleh perlakuan (X)”.Adapun bentuk desain penelitiannya sebagaimana menurut Ruseffendi (2005: 50) adalah sebagai berikut ini.
A 0 X 0
A 0 0
Keterangan:A = pemilihan secara acak 0 = pretest dan posttest
(23)
C. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data penelitian sehingga masalah yang dirumuskan dapat dipecahkan (Maulana, 2009). Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian terdiri dari instrumen tes dan nontes.
1. Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Tes kemampuan komunikasi matematis ini terbagi menjadi dua bagian, ada pretesuntuk mengukur kemampuan awal siswa dan postesyang digunakan untuk mengukur peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa.Tes ini sama-sama diberikan untuk kelompok eksperimen maupun kelas kontrol. Instrumen yang akan digunakan pada saat pretesmaupun postes memiliki karakteristik identik untuk setiap soal. Kualitas dari instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian merupakan hal yang penting, karena kesimpulan dibuat berasal dari data yang dikumpulkan oleh instrumen tersebut (Maulana, 2009). Untuk mendapatkan instrumen dengan kualitas yang baik, terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi, diantaranya dilihat dari validitas, reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran yang akan dijelaskan sebagai berikut.
a. Validitas
Untuk mengukur ketepatan (validitas) isi soal yang dibuat, sebelumnya dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dosen sebagai ahli. Selain validitas isi, konsultasi juga dilakukan untuk mengetahui adanya validitas muka dalam arti bentuk soal dari segi penggunaan kalimat untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa yang digunakan memang tepat untuk diberikan kepada siswa SD. Selain itu, digunakan juga validitas banding yang dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara instrumen yang dibuat dengan alat ukur lain yang diasumsikan telah memiliki validitas tinggi, dalam hal ini nilai akhir/ nilai raport. Koefisien korelasi ini dihitung dengan product moment raw score dari Pearson (Maulana, 2008b: 134) dengan formula sebagai berikut ini.
(24)
2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan:r
xy = koefisien korelasiN = banyak subjek yang diteliti/banyaknya peserta tes X = nilai hasil uji coba
Y = nilai rata-rata harian
Untuk menghitung validitas instrumen, digunakan bantuan Microsoft Excel 2010 untuk memudahkan proses perhitungan dan menjamin keaukratan hasil perhitungan. Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi koefisien korelasi (koefisien validitas) menurut Guilford (Suherman dan Sukjaya 1990: 147) berikut.
Tabel 3.3
Klasifikasi koefisien Validitas
Koefisien Korelasi Interpretasi
0,80 < ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi 0,60 < ≤ 0,80 Validitas tinggi 0,40 < ≤ 0,60 Validitas sedang 0,20 < ≤ 0,40 Validitas rendah 0,00 < ≤ 0,20 Validitas sangat rendah
≤ 0,00 Tidak valid
Hasil uji coba menunjukkan bahwa secara keseluruhan, soal yang digunakan dalam penelitian ini koefisien korelasinya mencapai 0,41 yang berarti validitas instrumen tes hasil belajar pada penelitian ini berada pada kriteria sedang(perhitungan validitas hasil uji coba instrumen terlampir). Sementara itu, validitas instrumen tes hasil belajar masing-masing soal dapat dilihat dalam tabel 3.4 berikut ini.
(25)
Validitas Tiap Butir Soal Tes Komunikasi Matematis No
soal
Koefisien korelasi
Interpretasi No soal
Koefisien korelasi
Interpretasi
1a 0,26 Rendah 6a 0,42 Sedang
1b 0,51 Sedang 6b 0,46 Sedang
2a 0,48 Sedang 6c 0,28 Rendah
2b 0,49 Sedang 7a 0,55 Sedang
3a 0,53 Sedang 7b 0,24 Rendah
3b 0,57 Sedang 8a 0,49 Sedang
4a 0,50 Sedang 8b 0,22 Rendah
4b 0,35 Rendah 9 0,54 Sedang
4c 0,41 Sedang 10 0,49 Sedang
4d 0,31 Rendah 11 0,50 Sedang
4e 0,44 Sedang 12a 0,67 Tinggi
5a 0,32 Rendah 12b 0,63 Tinggi
5b 0,15 Sangat Rendah 12c 0,33 Rendah
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketetapan alat evaluasi dalam mengukur sesuatu dari siswa (Ruseffendi, 2005). Untuk mengukur reliabilitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha (Suherman dan Sukjaya, 1990: 194) sebagai berikut:
� = [ �
� − ] + [ −
��
� ]
Keterangan:
11 = koefisien korelasi reliabilitas
� = banyaknya butir soal
�2 = varians skor setiap butir soal
2 = varians skor total
Untuk menghitung reliabiltas instrumen, digunakan bantuanMicrosoft Excel 2010 untuk memudahkan proses perhitungan dan menjamin keaukratan hasil perhitungan. Selanjutnya koefisien reliabilitas yang diperoleh diinterpretasikan
(26)
dengan menggunakan klasifikasi koefisien reliabilitas menurut Guilford (Suherman dan Sukjaya, 1990: 147) berikut.
Tabel 3.5
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Keofisien korelasi Interpretasi
0,80 < r11 ≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi
0,60 < r11 ≤ 0,80 Reliabilitas tinggi
0,40 < r11 ≤ 0,60 Reliabilitassedang
0,20 < r11 ≤ 0,40 Reliabilitas rendah
r11 ≤ 0,20 Reliabilitas sangat rendah
Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa instrumen dalam penelitian ini memiliki kriteria reliabilitas sangat tinggi dengan koefisien korelasi 0,82. Adapun perhitungan reliabilitas instrumendapat dilihat pada Lampiran D halaman 220.
c. Indeks Kesukaran
Menghitung indeks kesukaran item (IK) pada dasarnya digunakan untuk memperoleh soal-soal yang termasuk kategori sangat mudah, mudah, sedang, sukar dan sangat sukar. Untuk mengetahui tingkat indeks kesukaran tiap butir soal digunakan rumus:
SMI X IK Keterangan :
IK = Indeks Kesukaran X = Rata-rata skor SMI = Skor maksimal ideal
Untuk menghitung indeks kesukaran, digunakan bantuan Microsoft Excel 2010 untuk memudahkan proses perhitungan dan menjamin keaukratan hasil
(27)
perhitungan. Indeks kesukaran yang diperoleh dari perhitungan dengan formula diatas, selanjutnya diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut (Suherman dan Sukjaya, 1990: 213).
Tabel 3.6
Klasifikasi Indeks Kesukaran Indeks kesukaran Interpretasi
IK = 0,00 Terlalu sukar
0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang
0,70 < IK ≤ 1,00 Mudah
IK = 1,00 Sangat Mudah
Berikut ini merupakan data indeks kesukaran dari hasil uji coba instrumen tes komunikasi matematis yang telah dilakukan.
Tabel 3.7
Analisis Tingkat Kesukaran No
soal
Tingkat Kesukaran
Interpretasi No soal
Tingkat Kesukaran
Interpretasi
1a 0,95 Mudah 6a 0,45 Sedang
1b 0,58 Sedang 6b 0,50 Sedang
2a 0,65 Sedang 6c 0,51 Sedang
2b 0,55 Sedang 7a 0,46 Sedang
3a 0,54 Sedang 7b 0,63 Sedang
3b 0,46 Sedang 8a 0,45 Sedang
4a 0,46 Sedang 8b 0,62 Sedang
4b 0,48 Sedang 9 0,46 Sedang
4c 0,40 Sedang 10 0,35 Sedang
4d 0,41 Sedang 11 0,27 Sukar
4e 0,59 Sedang 12a 0,40 Sedang
5a 0,43 Sedang 12b 0,42 Sedang
(28)
Dengan melihat tabel di atas, dapat diketahui terdapat satu butir soal mudah, 24 soal sedang dan satu soal sukar. Adapun persentase soal dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.8
Persentase Tingkat kesukaran Soal
Tingkat kesukaran soal Jumlah item soal Persentase
Mudah 1 4%
Sedang 24 92%
Sukar 1 4%
d. Daya Pembeda
Daya pembeda atau indeks diskriminasi menunjukkan sejauhmana setiap butir soal dapat membedakan siswa yang mampu menguasai materi pembelajaran dengan siswa yang tidak menguasai pembelajaran.Daya pembeda ini ditentukan oleh angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda suatu butir soal. Untuk menghitung daya pembeda tiap butir soal uraian digunakan rumus sebagai berikut:
SMI X X
DP A B
Keterangan :
DP = Daya Pembeda SMI = Skor Maksimal Ideal
A
X = Rata-rata skor kelas atas
B
X = Rata-rata skor kelas bawah
Selain perhitungan validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran, demi memudahkan proses perhitungan dan menjamin keaukratan hasil perhitungan Microsoft Excel 2010 juga akan digunakan untuk menghitung daya pembeda. Daya
(29)
pembeda yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut (Suherman dan Sukjaya, 1990: 202).
Tabel 3.9
Klasifikasi Daya Pembeda
Daya pembeda Interpretasi
DP = 0,00 Sangat jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik
0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik
Berikut ini merupakan data daya pembeda hasil uji coba instrumen yang dilakukan. Tabel 3.10
Daya Pembeda Butir Soal
No soal Daya Pembeda Tafsiran No soal Daya Pembeda Tafsiran
1a 0,13 Jelek 6a 0,18 Jelek
1b 0,28 Cukup 6b 0,32 Cukup
2a 0,31 Cukup 6c 0,22 Cukup
2b 0,36 Cukup 7a 0,39 Cukup
3a 0,28 Cukup 7b 0,10 Jelek
3b 0,45 Baik 8a 0,33 Cukup
4a 0,35 Cukup 8b 0,23 Cukup
4b 0,15 Jelek 9 0,23 Cukup
4c 0,17 Jelek 10 0,30 Cukup
4d 0,13 Jelek 11 0,14 Jelek
4e 0,40 Baik 12a 0,48 Baik
5a 0,22 Cukup 12b 0,47 Baik
5b 0,10 Jelek 12c 0,23 Cukup
Dari 26 soal yang diujicobakan, maka dipilih 10soal yang digunakan dalam tes komunikasi matematis. Pemilihan tersebut berdasarkan pertimbangan dari tujuan pembelajaran dan indikator komunikasi matematis yang digunakan. Selain itu, pertimbangan validitas butir soal, indeks kesukaran dan daya pembeda yang telah
(30)
diketahui dari hasil ujicoba instrumen juga menjadi faktor yang menentukan dalam pemilihan soal. Adapun soal yang dipakai dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.11
Butir Soal yang Dipakai untuk Pretes dan Postes No
soal Validitas Tafsiran
Indeks
kesukaran Tafsiran
Daya
pembeda Tafsiran
Ket
1a 0,26 Rendah 0,95 Mudah 0,13 Jelek Tidak digunakan
1b 0,51 Sedang 0,58 Sedang 0,28 Cukup Tidak digunakan
2a 0,48 Sedang 0,65 Sedang 0,31 Cukup Tidak digunakan
2b 0,49 Sedang 0,55 Sedang 0,36 Cukup Digunakan
3a 0,53 Sedang 0,54 Sedang 0,28 Cukup Tidak digunakan
3b 0,57 Sedang 0,46 Sedang 0,45 Baik Digunakan
4a 0,50 Sedang 0,46 Sedang 0,35 Cukup Digunakan
4b 0,35 Rendah 0,48 Sedang 0,15 Jelek Tidak digunakan
4c 0,41 Sedang 0,40 Sedang 0,17 Jelek Tidak digunakan
4d 0,31 Rendah 0,41 Sedang 0,13 Jelek Tidak digunakan
4e 0,44 Sedang 0,59 Sedang 0,40 Baik Digunakan
5a 0,32 Rendah 0,43 Sedang 0,22 Cukup Tidak digunakan
5b 0,15 Sangat
rendah 0,39 Sedang 0,10 Jelek Tidak digunakan
6a 0,42 Sedang 0,45 Sedang 0,18 Jelek Tidak digunakan
6b 0,46 Sedang 0,50 Sedang 0,32 Cukup Digunakan
6c 0,28 Rendah 0,51 Sedang 0,22 Cukup Tidak digunakan
7a 0,55 Sedang 0,46 Sedang 0,39 Cukup Digunakan
7b 0,24 Rendah 0,63 Sedang 0,10 Jelek Tidak digunakan
8a 0,49 Sedang 0,45 Sedang 0,33 Cukup Tidak digunakan
8b 0,22 Rendah 0,62 Sedang 0,23 Cukup Tidak digunakan
9 0,54 Sedang 0,46 Sedang 0,23 Cukup Digunakan
10 0,49 Sedang 0,35 Sedang 0,30 Cukup Tidak Digunakan
11 0,50 Sedang 0,27 Sukar 0,14 Jelek Digunakan
12a 0,67 Tinggi 0,40 Sedang 0,48 Baik Digunakan
12b 0,63 Tinggi 0,42 Sedang 0,47 Baik Digunakan
(31)
2. Nontes
Instrumen nontes yang akan digunakan terdiri dariformat observasi, catatan lapangan dan skala sikap. Penjelasan dari instrumen nontes yangakan digunakan adalah sebagai berikut.
a. Skala Sikap
Instrumen skala sikap digunakan untuk mengukur tingkat minat serta motivasi siswa terhadap pembelajaran matematikayang telah dilakukan. Skala sikap ini diberikan kepada kelas eksperimen di akhir penelitian dengan cara membubuhkan
tanda cek (√) pada salah satu kolom isian. Bentuk skala sikap yang digunakan adalah
skala sikap Likert yang terdiri dari empat pilihan jawaban yakni SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju).
b. Format Observasi
Menurut Maulana (2009:35), “Observasi merupakan pengamatan langsung
dengan menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan jika perlu
pengecapan”. Observasi dilakukan untukmelihat aktivitas siswa dalam
pembelajaran.Selain aktivitas siswa, observasi juga dilakukan terhadap kinerja guru dalam melakukan proses pembelajaran. Aktivitas siswa dan kinerja guru diukur melalui format observasi yang dibuat dalam bentuk daftar cek (checklist).
Aspek yang diukur dalam aktivitas siswa, yaitu, partisipasi, kerjasama, motivasi dan disiplin. Adapun aspek yang diukur dalam observasi kinerja guru ini terdiri dari tiga aspekmulai dari tahapan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, hingga evaluasi yang dilakukan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
Observasi dilakukan dengan mengundang beberapa observer yang akan mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru. Adapun pedoman observasinya berupa format observasi kinerja guru yang bertujuan untuk mengamati kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran, serta lembar observasi aktivitas siswa yang
(32)
bertujuan untuk mengamati sikap siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik.
c. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan salahsatu cara mengumpulkan data dengan cara mencatat setiap kejadian yang didengar, dilihat, dialami selama pembelajaran berlangsung.Catatan ini berupa coretan seperlunya yang dipersingkat, berisi kata-kata inti, frase, pokok-pokok pengamatan yang berguna sebagai alat perantara antara apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium, dan diraba dengan catatan sebenarnya dalam bentuk “catatan lapangan” (Moleong: 1994).
Catatan lapangan berbentuk lembar pengamatan mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di kelas. Selama proses pembelajaran berlangsung dicatat berbagai peristiwa yang terjadi mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Selama pembelajaran berlangsung bukan tidak mungkin akan muncul banyak tingkah laku siswa yang diluar perkiraan guru. Tingkah laku tersebut ditulis dalam catatan lapangan dan dijadikan temuan dalam penelitian yang dilakukan untuk dikaji lebih lanjut.
D. Prosedur Penelitian
Secara umum penelitian ini terbagi dalam tiga tahap yang harus dilakukan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir.
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan penelitian meliputi kegiatan sebagai berikut.
a. Permintaan izin kepada pihak sekolah yang akan digunakan sebagai tempat penelitian.
b. Merancang instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.
c. Mengonsultasikan instrumen yang sudah dibuat kepada pihak ahli untuk menentukan validitas isi dan muka.
(33)
d. Melakukan ujicoba instrumen. Dalam penelitian ini, ujicoba instrumen dilakukan di kelas VI SDN Sukanegla dan SDN Pasirbiru Kecamatan Rancakalong.
e. Melakukan pengolahan data hasil ujicoba instrumen untuk mengetahui validitas kriteria, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran instrumen.
f. Melakukan pengolahan terhadap instrumen, dan jika perlu direvisi, maka diuji coba ulang.
g. Menentukan populasi.
h. Memilih sampel yang representatif, sampel terdiri dari dua kelas yang berbeda untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan penelitian dilaksanakan dengan kegiatan sebagai berikut. a. Melakukan pretes baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol untuk
mengetahui kemampuan komunikasi matematis awal siswa. Pretes dilakukan di SDN Ciuyah 1 sebagai kelas eksperimen dan SDN Cisalak IV sebagai kelas kontrol.
b. Mengolah data hasil pretes untuk menentukan homogentias data, normalitas data, dan perbedaan rata-rata siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
c. Melakukan perlakuan, yakni menerapkan pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik untuk kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol diberi pembelajaran konvensional.
d. Melakukan postes untuk melihat peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa.
e. Melakukan uji hipotesis. 3. Tahap Akhir
Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir adalah sebagai berikut.
(34)
b. Membuat kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh. c. Menyusun laporan penelitian.
Secara umum alur penelitian yang akan dilaksanakan dapat dilihat dalam bagan berikut ini.
Gambar 1 Prosedur Penelitian
Perizinan
Ujicoba instrumen Validasi kepada ahli
Populasi Instrumen
Sampel X Y
Pretes
Postes Revisi
X: kelompok eksperimen Pembelajaran dengan pendekatan
matematika realistik
Analisis
Penarikan kesimpulan
Y: kelompok kontrol Pembelajaran konvensional
(35)
E. Pengolahan dan Analisis data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian terbagi dalam dua kelompok, yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil pretesdan postes.Adapun data kualitatif diperoleh dari hasil observasi, skala sikap dan catatan lapangan.
1. Data Kuantitatif a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.Untuk menguji normalitas data yang terkumpul akan dilakukan uji normalitas dengan test of normality dariKolmogorof-Smirnovdengan menggunakan SPSS Versi 16.0 for windows.
Rumusan hipotesis pengujian normalitas data, yaitu:
H0 : data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Uji normalitas dilakukan dengan α (taraf signifikansi) sebesar 5% (0,05).Jika
nilai signifikansi ≥0,05 maka H0 diterima. Jika nilai signifikansi <0,05 maka H0
ditolak. Jika kedua data kelas berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan pengujian homogenitas data dengan menggunakan SPSS 16.0. Adapun cara melakukan uji normalitas menggunakan SPSS 16.0 for Windows langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Buka SPSS lalu masuk ke variable view, masukkan nama di baris kesatu dengan nama kelompok yang diteliti.
2) Ganti label di kolom kelima yaitu 1 sebagai kelas eksperimen, dan 2 sebagai kelas kontrol.
3) Ganti nama baris kedua dengan pretes.
4) Klik ke data view, masukkan angka 1 di kolom pertama sebanyak siswa kelas eksperimen dan angka 2 di kolom pertama sebanyak kelas kontrol.
(36)
5) Masukkan nilai hasil pretes di kolom kedua.
6) Klik analyzedescriptivestatisticseksplore Pretes di dependent list, siswa yang diteliti di factor listplots, normality test with plots continue lalu ok. 7) Setelah melakukan langkah-langkah tersebut, lihat nilai sig di
Kolmogorov-Smirnov apabila >α sampel tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal, apabila <α sampel tersebut bukan berasal dari populasi yang berdristribusi normal.
b. Uji Homogenitas Varians
Uji homogenitas data digunakan untuk menguji homogen atau tidaknya data sampel yang diambil dari populasi yang sama. Untuk menganalisis homogenitas data yang memiliki distribusi normal menggunakan uji Levene’s test SPSS 16.0, tetapi bila data tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji statistik nonparametrik menggunakan uji Chi-kuadrat (Chi-square). Rumusan hipotesis pengujian homogenitas, yaitu sebagai berikut.
H0 = data sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians yang sama atau
homogen.
H1 = data sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians tidak sama atau
tidak homogen.
Taraf signifikansi pada uji Levene’s test dengan menggunakan taraf signifikansi 5%. (0,05). Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H0 diterima.
Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak.
Adapun cara melakukan uji homogenitas menggunakan uji Levene’s testpada SPSS 16.0 for Windows langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Buka SPSS lalu masuk ke variable view, masukkan nama di baris kesatu dengan nama kelompok yang diteliti.
2) Ganti label di kolom kelima yaitu 1 sebagai kelas eksperimen, dan 2 sebagai kelas kontrol.
(37)
3) Ganti nama baris kedua dengan pretes.
4) Klik ke data view, masukkan angka 1 di kolom pertama sebanyak siswa kelas eksperimen dan angka 2 di kolom pertama sebanyak kelas kontrol.
5) Masukkan nilai hasil pretes di kolom kedua.
6) Klik analyzecompare means independent-samples T-test Pretes di test variable, siswa yang diteliti di grouping variabledefine group,use specified values 1di group 1, 2 di group 2continue lalu ok.
7) Setelah melakukan langkah-langkah tersebut, lihat nilai sig. di Levene's Test for Equality of Variances apabila >α variansi setiap sampel sama (homogen), apabila <α variansi setiap sampel tidak sama (tidak homogen).
Bila data berasal dari distribusi yang tidak normal, uji homogenitasnya menggunakan uji Chi-square. Taraf signifikansi pada uji Chi-square dengan menggunakan taraf signifikansi 5%. (0,05). Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H0 diterima. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak.
Adapun cara melakukan uji homogenitas menggunakan uji Chi-kuadrat pada SPSS 16.0 for Windows langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Buka SPSS lalu masuk ke variable view, masukkan nama di baris kesatu dengan nama kelompok yang diteliti.
2) Ganti label di kolom kelima yaitu 1 sebagai kelas eksperimen, dan 2 sebagai kelas kontrol.
3) Ganti nama baris kedua dengan pretes.
4) Klik ke data view, masukkan angka 1 di kolom pertama sebanyak siswa kelas eksperimen dan angka 2 di kolom pertama sebanyak kelas kontrol.
5) Masukkan nilai hasil pretes di kolom kedua.
6) Klik analyzeNonparametric testsChi square Pretes di test variableexact monte carlo ganti confidence level dengan 95% continue lalu ok.
(38)
7) Setelah melakukan langkah-langkah tersebut, lihat nilai asymp sig. di tabel test statisticsapabila > α variansi setiap sampel sama (homogen), apabila <α variansi setiap sampel tidak sama (tidak homogen).
c. Uji Perbedaan Rata-Rata
Bila syarat normalitas dan homogenitas telah terpenuhi, langkah selanjutnya yaitu uji perbedaan rata-rata (uji-t). Uji independent sample t-test dilakukan dengan langkah-langkah dan kriteria sebagai berikut.Merumuskan hipotesis pengujian kesamaan nilai rata-rata pretes atau nilai rata-rata postes kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu sebagai berikut ini.
H0 : kemampuan komunikasi matematis siswa sama
H1 : kemampuan komunikasi matematis siswa tidak sama
Menghitung uji beda dua rata-rata data pretes atau dua rata-rata data postes dengan menggunakan taraf signifikansi 5% (0,05). Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H0 diterima.
Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak.
Jika data dari kedua kelas normal dan homogen, digunakan uji independent sampel t-test dan untuk membaca hasil dari pengujiannya yaitu pada kolom Equal Variance Asumed (diasumsikan varians sama). Jika data dari kedua kelas normal tetapi tidak homogen, maka masih digunakan uji independent sampel t-test, akan tetapi untuk membaca hasil dari pengujiannya yaitu pada kolom Equal Variance Not Asumed (diasumsikan varians tidak sama).
Jika salah satu atau kedua data kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berdistribusi normal, diuji homogenitasnya dengan uji Chi-square menunjukkan hasil tidak homogen, maka untuk uji beda rata-ratanya menggunakan uji statistik nonparametrik dengan uji Mann Whitney pada SPSS 16.0. Adapun cara melakukan uji Mann Whitney pada SPSS 16.0 for Windows langkah-langkahnya sebagai berikut:
(39)
1) Buka SPSS lalu masuk ke variable view, masukkan nama di baris kesatu dengan nama kelompok yang diteliti.
2) Ganti label di kolom kelima yaitu 1 sebagai kelas eksperimen, dan 2 sebagai kelas kontrol.
3) Ganti nama baris kedua dengan pretes.
4) Klik ke data view, masukkan angka 1 di kolom pertama sebanyak siswa kelas eksperimen dan angka 2 di kolom pertama sebanyak kelas kontrol.
5) Masukkan nilai hasil pretes di kolom kedua.
8) Klik analyzeNonparametric tests 2 Independent samples masukkan Pretes di test variable dan kelompok siswa yang diteliti di grouping variable define group,use specified values 1di group 1, 2 di group 2exact monte carlo ganti confidence level dengan 95% continue Lihat Test Type dan beri tanda
√pada tulisan Mann Whitneylalu ok.
6) Setelah melakukan langkah-langkah tersebut, lihat nilai asymp sig (2-tailed) pada tabel test statisticsapabila > α kemampuan siswa sama, apabila <α kemampuan siswa berbeda.
d. Gain Normal
Menghitung peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dengan rumus gain yang dinormalisasi (N-Gain) menurut Meltzer (Fauzan, 2012) yaitu sebagai berikut:
���� = skor postes−skor pretes
skor max− skor pretes
Adapun kriteria N-gain menurut Hake (Fauzan, 2012) dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.12 Kriteria tingkat N-Gain
(40)
Tingkat N-Gain Kriteria
g ≥ 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g < 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah
2. Data kualitatif a. Skala sikap
Untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan, digunakan skala sikap untuk mengumpulkan datanya. Derajat penilaian terhadap suatu pernyataan dalam skala sikap terbagi menjadi 4 kategori, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Data yang diperoleh berupa skala kualitatif, maka skala kualitatif tersebut ditransfer kedalam data kuantitatif.Untuk tiap pernyataan, pilihan jawaban diberi skor seperti tertera pada Tabel 3.13 (Suherman dalam Purnamasari, 2012: 55) dibawah ini.
Tabel 3.13
Ketentuan Pemberian Skor Pernyataan Angket
Pernyataan Skor tiap pilihan
SS S TS STS
Positif 5 4 2 1
Negatif 1 2 4 5
Data hasil pengisian angket dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut. 1) Menghitung rata-rata skor tiap siswa
X = �
� Keterangan:
(41)
Xts = jumlah skor siswa p = jumlah pernyataan
2) Menghitung rata-rata total
X t = �
� Keterangan:
X t = Rata-rata total
X ts = Jumlah rata-rata skor tiap siswa n = Jumlah Siswa
Tabel 3.14
Kategori Angket Sesuai Skala Likert Skor Rata-rata(Xt) Kriteria
1≤ X t <3 Negatif
X t =3 Netral
3< X t≤5 Positif
(Suherman dalam Purnamasari, 2012: 56)
b. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik. Menurut Suherman dan Sukjaya(1990: 272) “Dengan menggunakan persentase tingkat penguasaan terhadap tes, kriteria nilai biasanya tergantung pada penilai berdasarkan pertimbangan logik”. Berdasarkan pendapat tersebut, maka untuk menentukan kriteria penilaian digunakanlah pertimbangan logis yakni dengan membagi skala nilai (100) dengan lima kriteria yang digunakan, sehingga dihasilkan skala 20-an.
81% - 100% = Sangat Baik 41% - 60% = Cukup
61% - 80% = Baik 21% - 40% = Kurang
(42)
122 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkanpembahasandanpengolahan data hasilpenelitianpada BAB IV, kesimpulandaripenelitianiniadalahsebagaiberikut.
1.
Pembelajarankonvensionaldapatmeningkatkankemampuankomunikasimat ematissiswapadamateriperbandingan. Dari hasilperhitunganperbedaan rata-rata data pretesdan data posteskelaskontroldenganmenggunakanuji U dan�= 5% didapatkannilaiP-value (Sig.2-tailed) = 0,000. Karena yang diujisatuarah, maka 0,000 dibagidua, sehinggahasilnya 0.Hasil yang diperolehP-value <�, makaH0ditolakatauH1diterima.Jadi,
dapatdisimpulkanbahwapembelajarankonvensionaldapatmeningkatkankemamp uankomunikasimatematissiswasecarasignifikanpadamateriperbandingandi SDN KecamatanCisaruadalamkategorisedang.
2.
Pendekatanmatematikarealistikdapatmeningkatkankemampuankomunikasimate matissiswapadamateriperbandingan. Dari hasilperhitunganperbedaan rata-rata data pretesdan data posteskelaseksperimendenganmenggunakanuji U dan�= 5% didapatkannilaiP-value (Sig.2-tailed) = 0,000. Karena yang diujisatuarah, maka 0,000 dibagidua, sehinggahasilnya 0.Hasil yang diperolehP-value <�, makaH0ditolakatauH1diterima.Jadi,
dapatdisimpulkanbahwapendekatanmatematikarealistikdapatmeningkatkankem ampuankomunikasimatematissiswasecarasignifikanpadamateriperbandingan di SDN KecamatanCisaruadalamkategorisedang.
3. Dari hasilperhitunganperbedaan rata-rata gain, denganmenggunakanuji U dan�= 5% didapatkannilaiP-value (Sig.2-tailed) = 0,005. Karena yang diujisatuarah, maka 0,005 dibagidua, sehinggahasilnya 0,0025. NilaiP-value (Sig.2-tailed) yang diperolehlebihkecildarinilai�, makaH0ditolakdanH1diterima.Artinyapeningkatankemampuankomunikasimate
(43)
123
matissiswa di kelaseksperimenlebihbaikdibandingkan di kelaskontrol.Jadi, dapatdisimpulkanbahwakemampuankomunikasimatematissiswa yang mengikutipembelajarandenganpendekatanmatematikarealistiklebihbaiksecarasi gnifikandaripadasiswa yang mengikutipembelajarankonvensional.
4. Secaraumum,
responsiswaterhadappembelajaranmatematikadenganpendekatanmatematikarea listikadalahpositif.
Pembelajaranmenggunakanpendekatanmatematikarealistikdapatmenarikminatsi
swauntukbelajarkarenakonteks yang
disajikannyadikenalsiswasehinggamemudahkansiswauntukmengomunikasikan ide matematisnya.
5. Faktor-faktorpendukungterlaksananya proses
pembelajarandenganmenggunakanpendekatanmatematikarealistikadalahkinerja guru yang optimaldanaktivitassiswadengankategorisangatbaik.
B. Saran
Berdasarkanhasilpenelitian yang diperoleh, adabeberapa saran yang diajukanyaitusebagaiberikut.
1. Bagi Guru
Berdasarkanhasilpenelitiantentangpengaruhpendekatanmatematikarealistikd alammeningkatkankemampuankomunikasimatematissiswapadamateriperbandinga n, makadiharapkanpembelajarantersebutdapattetapdipertahankan, dilaksanakan, dikembangkan dan disosialisasikanpadasekolah lain.
Diharapkan guru melaksanakanpembelajarandengankinerja yang optimalmeskihanyadenganpembelajarankonvensionalsekalipun.Agar tidakadalagi yang
membuatasumsipembelajarankonvensionalituburuk.Karenadenganmenggunakanp endekatanapapunbiladilaksanakandengankinerja yang optimal, bukantidakmungkinakanmencapaihasil yang optimal pula. Selainitu, kemauan guru untukmempelajaridanmenerapkanmetodeataupunpendekatanpembelajaran yang bervariatifjugasangatdiharapkan.Hal tersebutdimaksudkan agar
(44)
124
dapatmemfasilitasikemampuansiswa yang
beragamsehinggakemampuansiswadapatberkembang.
2. BagiSiswa
Diharapkanaktivitassiswaselamapembelajaranbaikdalamaspekmotivasi, partisipasi, kerjasama, dandisiplinterusdipertahankan, dikembangkan,
danditingkatkan agar
kemampuankomunikasimatematissiswabisamenjadilebihmaksimal, diantaranyadengancara:
a. maumenerimakeberadaantemannya yang
mempunyaikemampuandanlatarbelakang yang berbeda,
b. setiapsiswamaumembantutemannyadalammemahamimateripembelajaran, c. setiapsiswaberanimengemukakanpendapatnyabaikuntukbertanyamaupunmenja
wabpertanyaanselamapembelajaranuntukmeningkatkankemampuanberkomuni kasimereka.
Selainitu,
melaluipembelajaranmatematikadiharapkansiswamampumengaplikasikanpembela jaran yang telahdilakukanuntukmemecahkanmasalahdalamkehidupansehari-hari. 3. BagiPeneliti Lain
Bagipenelitilain,
diharapkanhasilpenelitianinidapatmenjadipembandingsekaliguslandasanpenelitian
lanjutan yang
berhubungandenganpengembanganpembelajarandenganmenggunakanpendekatan matematikarealistikataupunpengembanganpembelajarandalammateriperbandingan dalamupayameningkatkankemampuankomunikasimatematissiswa.
4. BagiSekolah
Dijadikanbahanuntukmemotivasi guru
dalammengembangkanpembelajaran,
(45)
(46)
125
DAFTAR PUSTAKA
Adjie, N. danMaulana (2006).PemecahanMasalahMatematika. Bandung: UPI Press.
Annisah
(2009).PenggunaanPendekatanPendidikanMatemitikaRealistikuntukMenin gkatkanKemampuanPemecahanMasalahdanKomunikasiMatematisSiswaS ekolahDasar (Studi Quasi EksperimenPadaKelas IV SDN Setiabudhi Bandung).[Offline].Tersedia:
http://www.upi.edu/repository/skripsiview.php.html. [20 Desember 2012].
Asih, A. K. (2010). Penerapan Model PMRI
padamateriperbandingandanskalauntukMeningkatkanKemampuanBerpiki rKritisdanHasilBelajarsiswaKelas IV SDN Kalitanjung 2 Kota Cirebon).Tidakditerbitkan.
Asmida
(2009).MeningkatkanKemampuanPenalarandanKomunikasiMatematisSis waSekolahMenengahPertamaMelaluiPembelajarandenganPendekatanMat ematikaRealistik.TesisJurusanPendidikanMatematikaSekolahPascaSarjana FPMIPA UPI Bandung: Tidakditerbitkan.
Fauzan (2012).PengaruhKombinasi Media
PembelajaranBerbasisKomputerdanPermainanBerbasisAlamdalamMenin gkatkanPemahamanSiswaSekolahDasarTerhadapMateriKesebangunan.Su medang: Tidakditerbitkan.
Fuharasekai (2011).Pembelajarankonvensional. [online] Tersedia: http://belajar-pembelajaran.blogspot.com/2012/05/tentang-pembelajaran.html.
[5 Maret 2013] Hidayat
(2009).PeningkatkanKemampuanKomunikasiMatematikdanKemandirianB elajarSiswaSekolahMenengahPertamadenganmenggunakanPendekatanM atematikaRealistik.TesisJurusanPendidikanMatematikaSekolahPascaSarja na FPMIPA UPI Bandung: Tidakditerbitkan.
Lastridan Dian (2012).BelajarMatematikadan IPA. [online] Tersedia:
http://belajar-matematikaipa.blogspot.com/2012/02/tentang-perbandingan.html. [5 Desember 2012]
Maulana (2008a).PendidikanMatematika 1: BahanBelajaruntuk Guru, Calon Guru, danMahasiswa PGSD. Bandung: Tidakditerbitkan.
(47)
Maulana
(2008b).KonsepDasarStatistikadanAplikasiStatistikasertaTeoriDistribusiP eluang.Subang: Royyan Press.
Maulana (2009).MemahamiHakikat, Variabel,
danInstrumenPenelitianPendidikandenganBenar:
PanduanSederhanabagiMahasiswadan Guru CalonPeneliti. Bandung: Learn2Live n Live2Learn.
Maulana (2010a).Dasar-dasarKeilmuandanPembelajaranMatematika Sequel 2.Bandung: Tidakditerbitkan.
Maulana(2010b).PembelajaranMatematika yang Konstruktif di SekolahDasar.DalamMaulana, dkk. Ragam Model Pembelajaran di SekolahDasar.Sumedang: Tidakditerbitkan.
Moleong, Lexy (2012).MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung: PT RemajaRosdakarya.
Nasir, Moh (1999). MetodePenelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Pitajeng (2006).PembelajaranMatematika yang Menyenangkan.Jakarta: DepartemenPendidikanNasional.
Purnamasari, Krisma (2012). Pengaruh Model Resource-Based-Learning (RBL) terhadapPeningkatanKemampuanKreativitasMatematikapadaSiswa
SMP.Sumedang: Tidakditerbitkan
Ruseffendi, E. T., dkk. (1992). PendidikanMatematika 3.Jakarta: Depdikbud, ProyekPembinaanTenagaKependidikanPendidikanTinggi.
Ruseffendi, E. T. (2005). Dasar-dasarPenelitianPendidikandanBidang Non-EksaktaLainnya.Bandung: Tarsito
Setiadi, Yadi (2005). DesaindanPengembanganBahan Ajar
MatematikaInteraktifBerbasisKomputerTipe Tutorial
untukMeningkatkanKemampuanBerpikirKritisSiswaSMA.ProposalJurusan PendidikanMatematika FPMIPA UPI Bandung: Tidakditerbitkan.
Sirfefa, N. (2011). UpayaMeningkatkanHasilBelajarSiswaPada Mata PelajaranMatematikaPokokBahasanPerbandingandanSkalaMelaluiPende katanRealistikPadaSiswaKelas V SDN XI Lembang.[Offline].Tersedia: http://www.upi.edu/repository/skripsiview.php.html.
(48)
Sugiyono (2007).MetodePenelitianPendidikanPendekatanKuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suherman, E., danSukjaya Y. (1990).
PetunjukPraktisuntukMelaksanakanEvaluasiPendidikanMatematika.Band ung: Wijayakusumah 157.
Suherman, Erman (2008). Hands
OutPerkuliahanBelajardanPembelajaranMatematika. Bandung: Tidakditerbitkan.
Sulastri, YayuLaila (2009).
MeningkatkanKemampuanKomunikasiMatematisMelaluiPembelajaranden ganPendekatanMatematikaRealistikSiswaSekolahMenengahPertama di KabupatenBandung.TesisJurusanPendidikanMatematikaSekolahPascaSarj ana FPMIPA UPI Bandung: Tidakditerbitkan.
Suryanto, dkk.(2010). SejarahPendidikanMatematikaRealistik Indonesia (PMRI).Jakarta: DepartemenPendidikanNasional
Suwangsih, E., danTiurlina (2010). Model PembelajaranMatematika. Bandung: UPI PRESS
Tarigan, D. (2006). PembelajaranMatematikaRealistik. Jakarta: DepartemenPendidikanNasional.
Utami, Sri (2012). TeoriPerkembanganKognitifVygotskydan Piaget. [online] Tersedia: http://utamitamii.blogspot.com/2012/04/teori-perkembangan-kognitif-vygotsky.html [12 Desember 2012].
Dokumen
BadanStandarNasionalPendidikan (2006).PanduanKurikulum Tingkat SatuanPendidikan SD/MI. Jakarta: Dharma Bakti.
UPTD TK, SD dan PNF KecamatanCisarua (2012).
DaftarSekolahDasarBerdasarkanJumlahNilaiUjianNasional SD/MI TahunAjaran 2011/2012 Tingkat KecamatanCisarua.UPTD TK, SD dan PNF KecamatanCisarua.
PenyusunKamusPusatBahasa (2002). KamusbesarBahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka.
(49)
(1)
124
dapatmemfasilitasikemampuansiswa yang
beragamsehinggakemampuansiswadapatberkembang.
2. BagiSiswa
Diharapkanaktivitassiswaselamapembelajaranbaikdalamaspekmotivasi, partisipasi, kerjasama, dandisiplinterusdipertahankan, dikembangkan,
danditingkatkan agar
kemampuankomunikasimatematissiswabisamenjadilebihmaksimal, diantaranyadengancara:
a. maumenerimakeberadaantemannya yang
mempunyaikemampuandanlatarbelakang yang berbeda,
b. setiapsiswamaumembantutemannyadalammemahamimateripembelajaran, c. setiapsiswaberanimengemukakanpendapatnyabaikuntukbertanyamaupunmenja
wabpertanyaanselamapembelajaranuntukmeningkatkankemampuanberkomuni kasimereka.
Selainitu,
melaluipembelajaranmatematikadiharapkansiswamampumengaplikasikanpembela jaran yang telahdilakukanuntukmemecahkanmasalahdalamkehidupansehari-hari. 3. BagiPeneliti Lain
Bagipenelitilain,
diharapkanhasilpenelitianinidapatmenjadipembandingsekaliguslandasanpenelitian
lanjutan yang
berhubungandenganpengembanganpembelajarandenganmenggunakanpendekatan matematikarealistikataupunpengembanganpembelajarandalammateriperbandingan dalamupayameningkatkankemampuankomunikasimatematissiswa.
4. BagiSekolah
Dijadikanbahanuntukmemotivasi guru
dalammengembangkanpembelajaran,
(2)
(3)
125
DAFTAR PUSTAKA
Adjie, N. danMaulana (2006).PemecahanMasalahMatematika. Bandung: UPI Press.
Annisah
(2009).PenggunaanPendekatanPendidikanMatemitikaRealistikuntukMenin
gkatkanKemampuanPemecahanMasalahdanKomunikasiMatematisSiswaS ekolahDasar (Studi Quasi EksperimenPadaKelas IV SDN Setiabudhi Bandung).[Offline].Tersedia:
http://www.upi.edu/repository/skripsiview.php.html. [20 Desember 2012].
Asih, A. K. (2010). Penerapan Model PMRI
padamateriperbandingandanskalauntukMeningkatkanKemampuanBerpiki
rKritisdanHasilBelajarsiswaKelas IV SDN Kalitanjung 2 Kota
Cirebon).Tidakditerbitkan.
Asmida
(2009).MeningkatkanKemampuanPenalarandanKomunikasiMatematisSis
waSekolahMenengahPertamaMelaluiPembelajarandenganPendekatanMat ematikaRealistik.TesisJurusanPendidikanMatematikaSekolahPascaSarjana
FPMIPA UPI Bandung: Tidakditerbitkan.
Fauzan (2012).PengaruhKombinasi Media
PembelajaranBerbasisKomputerdanPermainanBerbasisAlamdalamMenin gkatkanPemahamanSiswaSekolahDasarTerhadapMateriKesebangunan.Su
medang: Tidakditerbitkan.
Fuharasekai (2011).Pembelajarankonvensional. [online] Tersedia: http://belajar-pembelajaran.blogspot.com/2012/05/tentang-pembelajaran.html.
[5 Maret 2013] Hidayat
(2009).PeningkatkanKemampuanKomunikasiMatematikdanKemandirianB
elajarSiswaSekolahMenengahPertamadenganmenggunakanPendekatanM atematikaRealistik.TesisJurusanPendidikanMatematikaSekolahPascaSarja
na FPMIPA UPI Bandung: Tidakditerbitkan.
Lastridan Dian (2012).BelajarMatematikadan IPA. [online] Tersedia:
http://belajar-matematikaipa.blogspot.com/2012/02/tentang-perbandingan.html. [5 Desember 2012]
Maulana (2008a).PendidikanMatematika 1: BahanBelajaruntuk Guru, Calon
(4)
126
Maulana
(2008b).KonsepDasarStatistikadanAplikasiStatistikasertaTeoriDistribusiP
eluang.Subang: Royyan Press.
Maulana (2009).MemahamiHakikat, Variabel,
danInstrumenPenelitianPendidikandenganBenar:
PanduanSederhanabagiMahasiswadan Guru CalonPeneliti. Bandung:
Learn2Live n Live2Learn.
Maulana (2010a).Dasar-dasarKeilmuandanPembelajaranMatematika Sequel 2.Bandung: Tidakditerbitkan.
Maulana(2010b).PembelajaranMatematika yang Konstruktif di SekolahDasar.DalamMaulana, dkk. Ragam Model Pembelajaran di SekolahDasar.Sumedang: Tidakditerbitkan.
Moleong, Lexy (2012).MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung: PT RemajaRosdakarya.
Nasir, Moh (1999). MetodePenelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Pitajeng (2006).PembelajaranMatematika yang Menyenangkan.Jakarta:
DepartemenPendidikanNasional.
Purnamasari, Krisma (2012). Pengaruh Model Resource-Based-Learning (RBL)
terhadapPeningkatanKemampuanKreativitasMatematikapadaSiswa SMP.Sumedang: Tidakditerbitkan
Ruseffendi, E. T., dkk. (1992). PendidikanMatematika 3.Jakarta: Depdikbud, ProyekPembinaanTenagaKependidikanPendidikanTinggi.
Ruseffendi, E. T. (2005). Dasar-dasarPenelitianPendidikandanBidang
Non-EksaktaLainnya.Bandung: Tarsito
Setiadi, Yadi (2005). DesaindanPengembanganBahan Ajar
MatematikaInteraktifBerbasisKomputerTipe Tutorial
untukMeningkatkanKemampuanBerpikirKritisSiswaSMA.ProposalJurusan
PendidikanMatematika FPMIPA UPI Bandung: Tidakditerbitkan.
Sirfefa, N. (2011). UpayaMeningkatkanHasilBelajarSiswaPada Mata PelajaranMatematikaPokokBahasanPerbandingandanSkalaMelaluiPende katanRealistikPadaSiswaKelas V SDN XI Lembang.[Offline].Tersedia:
http://www.upi.edu/repository/skripsiview.php.html. [17Desember 2012].
(5)
127
Sugiyono (2007).MetodePenelitianPendidikanPendekatanKuantitatif,
Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suherman, E., danSukjaya Y. (1990).
PetunjukPraktisuntukMelaksanakanEvaluasiPendidikanMatematika.Band
ung: Wijayakusumah 157.
Suherman, Erman (2008). Hands
OutPerkuliahanBelajardanPembelajaranMatematika. Bandung:
Tidakditerbitkan.
Sulastri, YayuLaila (2009).
MeningkatkanKemampuanKomunikasiMatematisMelaluiPembelajaranden
ganPendekatanMatematikaRealistikSiswaSekolahMenengahPertama di
KabupatenBandung.TesisJurusanPendidikanMatematikaSekolahPascaSarj
ana FPMIPA UPI Bandung: Tidakditerbitkan.
Suryanto, dkk.(2010). SejarahPendidikanMatematikaRealistik Indonesia
(PMRI).Jakarta: DepartemenPendidikanNasional
Suwangsih, E., danTiurlina (2010). Model PembelajaranMatematika. Bandung: UPI PRESS
Tarigan, D. (2006). PembelajaranMatematikaRealistik. Jakarta: DepartemenPendidikanNasional.
Utami, Sri (2012). TeoriPerkembanganKognitifVygotskydan Piaget. [online] Tersedia: http://utamitamii.blogspot.com/2012/04/teori-perkembangan-kognitif-vygotsky.html [12 Desember 2012].
Dokumen
BadanStandarNasionalPendidikan (2006).PanduanKurikulum Tingkat
SatuanPendidikan SD/MI. Jakarta: Dharma Bakti.
UPTD TK, SD dan PNF KecamatanCisarua (2012).
DaftarSekolahDasarBerdasarkanJumlahNilaiUjianNasional SD/MI
TahunAjaran 2011/2012 Tingkat KecamatanCisarua.UPTD TK, SD dan
PNF KecamatanCisarua.
PenyusunKamusPusatBahasa (2002). KamusbesarBahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka.
(6)