commit to user
17
1. Bagian pelayanan umum hendaknya ditempatkan di lokasi yang strategis, di tengah atau mudah dijangkau.
2. Pelaksanaan tugas
yang membutuhkan
konsentrasi hendaknya ditempatkan di ruang terpisah atau di tempat yang
aman dari gangguan. 3. Bagian
yang menimbulkan
berisiksuara hendaknya
ditempatkan di ruang terpisah. 4. Ukuran tinggi, rendah, panjang, lebar, luas dan bentuk
perabot hendaknya dapat diatur lebih leluasa. 5. Perlu adanya lorong yang cukup lebar untuk jalan apabila
sewaktu-waktu terjadi kebakaran. 6. Penempatan perabot, meja, kursi, rak, almari disusun dalam
bentuk garis lurus. 7. Bagian-bagian yang mempunyai tugas sama hendaknya
ditempatkan di lokasi yang berdekatan.
2.3.2 Unsur-Unsur Tata Ruang
Dalam penyusunana tata ruang, ada beberapa unsur yang harus diperhatikan yaitu ruanggedung, perabot dan perlengkapan ruang,
pewarnaan, penerangancahaya dan sirkulasi udaraventilasi.
1. RuangGedung
Ruanggedung merupakan salah satu faktor yang turut menunjang pelaksanaan tugas-tugas pengelolahan perpustakaan. Tanpa
commit to user
18
ada ruanggedung tidak dapat menjalankan tugas-tugasnya dengan baik. Oleh karena itu perlu adanya perencanaan mengenai ruanggedung,
sehingga perpustakaan dapat berfungsi secara efisien dan efektif yang memudahkan mahasiswa dan karyawan, memberi lingkungan yang
nyaman, menyenangkan, dan menarik sebagai tempat belajar dan bekerja. Bahkan gedung perpustakaan dapat menjadi ukuran adatidaknya perhatian
dari pemimpin dan pustakawan. Beberapa langkah penting dalam proses perencanaan Frazer G. Poole, 1981: 11 – 17, meliputi :
a. Struktur Organisasi Sebagai dasar bagi desain gedung perpustakaan yang baik adalah
struktur organisasi yang hendak ditempati gedung itu. Struktur organisasi mendasari jenis, fungsi dan lokasiberbagai unsure gedung, jumlah dan
besar ruang kantor, jumlah tempat bekerja karyawan, dan berbagai sifat fisik gedung yang lain-lain. Hendaknya pustakawan memperhatikan
karena lankag pertama dalam proses perencanaan. Beberapa hal yang perlu diperhatiakan dalam struktur organisasi, yaitu :
a Dalam struktur organisasi hanya ada dua bagian, yaitu bagian pelayanan dan bagian pengolahan.
b Di bagian pelayanan reference terdapat buku acuan dan buku cadang keduanya tidak dapat dipinjamkan, digolongkan ke
dalam satu jenis pustaka dan menjadi satu koleksi. c Tidak ada unit silanglayan secara terpisah. Kegiatan silaglayan
merupakan pelayanan yang relatif kecil dan dapat ditangani
commit to user
19
secara efektif oleh pustakawan yang khusus bekerja di bagian tersebut.
d Pelayanan referens tidak ada hubungannya dengan pemanduan pembaca. Koleksi referens sebagai satu unit dari bagian
peminjaman. e Buku langka dan koleksi khusus yang terbatas jumlahnya perlu
menduduki tempat tersendiri, jika perlu koleksi tersebut merupakan sub-bagian saja.
f Pustaka renik film renik, kartu renik, dan karya cetak merupakan perluasan langsung dari karya cetak, sangat cocok
ditempatkan berdekatan dengan pelayanan majalah, walaupun secara administrasi tidak termasuk bagian majalah.
g Berbagai pustaka pandang-dengar fungsi dan pemakainnya berhubungan satu dengan yang lain.
h Di bagian pengolahan terlihat satu unit tunggal yang mempunyai tanggung jawab untuk sekelompok kegiatan yang secara umum
berkaitan dengan pengolahan buku, menjilid serta memperbaiki dan mengawetkan buku.
b. Program Tertulis Di dalam pembangunan gedung perpustakaan perguruan tinggi
perlu menyiapkan program gedung secara tertulis dan terperinci yang dilakukan oleh pustakawan. Dalam program tertulis terdapat empat pokok
yang harus dipenuhi :
commit to user
20
a Merupakan pedoman bagi arsitek di dalam mendesain gedung. Seorang arsitek tidak mengetahui bagaimana gedung
itu akan berfungsi, pelayanan apa yang ada, bagaimana berbagai ruang harus berhubungan, berapa daya muat gedung
untuk buku dan pembaca atau berapa jumlah tempat kerja untuk karyawan. Semua itu diperoleh dari pustakawan.
b Pustakawan dan stafnya harus berfikir hati-hati mengenai masa datang gedung dan bagaimana gedung itu harus diatur
dan harus beroperasi. c Merupakan catatan yang berguna mengenai sejumlah
keputusan penting yang harus dibuat dan mengenai alasan yang mendasari keputusan itu, karena informasi yang
demikian dapat bermanfaat di kemudian hari. d Program tertulis merupakan alat untuk mendapatkan
persetujuan resmi dari pemimpin tertinggi di dalam kampus untuk proyek tersebut.
c. Panitia Perencana Gedung perpustakaan
yang paling berhasil itu tidak direncanakan oleh satu orang melainkan kerja sama dengan sekelompok
orang yang tergabung dalam sebuah kepanitiaan. Dalam perencanaan yang paling penting diperhatikan adalah gedung itu sendiri bukan bangunan
yang termahal di dalam kampus. Penting juga keikutsertaan pustakawan dan seorang konsultan dalam anggota kepanitiaan perencanaan, karena
commit to user
21
seorang pustakwan lebih mengetahui bagaimana perpustakaan itu berfungsi dan bertanggung jawab atas penggunaan gedung sehinnga
arsitek dapat mengerjakan tugas dengan kebutuhan perpustakaan. d. Proses Mendesain Gedung
Setelah program gedung disiapkan, ditelaah, dan disetujui, kemudian secara resmi program diserahkan kepada arsitek pada pertemuan
panitia perencanaan. Dalam proses mendesain gedung oleh arsitek ada beberapa fase dasar yang berbeda tergantung cara arsitek memilih fase
tersebut. Terdapat dua fase sebagai berikut : a Fase pengembangan desain yang biasanya terdiri dari dua
subfase: desain secara bagan dan desain awal. b Fase gambar kerja disebut juga gambar kontruksi atau fase
gambar kontrak. Setelah gambar desain gedung jadi, maka gambar tersebut
diserahkan kepada panitia. Jika panitia sudah menyetujui gambar perencanaan, selanjutnya proses pembangunan
gedung sudah siap untuk dilaksanakan. e. Tata ruang
Dalam penataan ruang diperpustakaan dapat dipilih beberapa alternative sebagai berikut :
a Tata sekat
commit to user
22
yaitu cara pengaturan ruangan yang menempatkan koleksi secara terpisah dari meja baca pengunjung. Biasanya cara ini
diterapkan pada system tertutup. b Tata parak
Yaitu cara pengaturan ruangan yang menempatkan koleksi terpisah dari ruang baca, namun pengguna dapat mengambil
sendiri koleksi dan dibaca di ruang baca yang tersedia. c Tata baur
Yaitu cara penempatan koleksi yang dicampur dengan meja baca agar pembaca lebih mudah mengambil koleksi yang
dikehendaki. Secara umum penggunaan gedung dialokasikan menjadi tiga
keperluan pokok, yaitu untuk keperluan pengguna, ruang kerja petugas dan koleksi.
2. Perabot dan perlengkapan