BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Sifatnya mutlak dalam kehidupan, baik dalam kehidupan
seseorang, keluarga maupun Bangsa dan Negara. Untuk itu dapat diperoleh bagi seluruh warga Negara tanpa terkecuali, baik warga yang tinggal di Kota maupun
di Desa, semuanya berhak mendapat pendidikan yang layak sesuai dengan bakat dan minat masing-masing. Kemudian di susunlah pendidikan nasional yang
diharapkan mampu mewujutkan manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia. Tidak seorang pun manusia dapat hidup secara sempurna tanpa melalui
pendidikan. Melalui pendidikan potensi manusia dapat berkembang guna meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Bahkan maju mundurnya suatu bangsa
ditentukan oleh pendidikan masyarakatnya. Pendidikan dapat diartikan secara umum yaitu usaha sadar yang dilakukan
oleh pendidik melalui suatu bimbingan, pengajaran dan latihan untuk membantu peserta didik menuju ke arah tercapainya kepribadian yang dewasa. Proses
pendidikan tersebut diperoleh dari pendidikan formal maupun pendidikan non formal.
Pendidikan formal adalah pendidikan melalui lembaga tertentu yang memiliki kurikulum dan jenjang pendidikan yaitu TK, SD, SMP, SMA, dan
Perguruan Tinggi. Sedangkan pendidikan non formal adalah pendidikan yang
diselengarakan oleh masyarakat seperti kursus bahasa Inggris, pendidikan keterampilan computer dan sebagainya.
Sejak dicanamkan program Wajib Belajar 9 Tahun, maka pendidik anak paling rendah berpendidikan SMP 9 Tahun. Sehingga seluruh anak usia sekolah
mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran. Namun didalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran yang di
berikan kepada anak selalu dipengaruhi kondisi atau social ekonomi orang tua baik dari segi pendidikan dan pendapatan orang tua. Pendidikan orang tua akan
mempengaruhi pandagannya tentang pendidikan anak yaitu perlu atau tidak anak melanjutkan sekolah yang lebih tinggi.
Sedangkan pendapatan orang tua yang dibebani dengan biaya pendidikan anak-anaknya yang dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang sangat besar
pada semua jenjang pendidikan baik TK, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Terutama di pendidikan Perguruan Tinggi memerlukan biaya yang cukup besar.
Sehingga banyak anak Tamatan SMA tidak dapat melanjutkan pendidikan sekolahnya di sebabkan terbatasnya kemampuan orang tua untuk membiayai
pendidikan anaknya. Sekolah sebagai penyelengaran pendidikan formal maupun salah satu
lembaga pendidikan yang sangat potensial dalam mensejahterakan hidup manusia. Di sekolah seseorang banyak memperoleh pengetahuan dan kererampilan yang
bermanfaat. Hal ini di sebabkan tujuan pendidikan di sekolah dirancang agar perserta didik memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baik untuk
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, atau setelah tamat dari pendidikan
sekolah anak akan memperoleh pekerjaan yang layak dari ilmu yang dipelajarinya.
Sekolah sebagai
lembaga pendidikan
formal bertujuan
untuk mendewasakan peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan nasiaonal
sebagaiman dirumuskan dalam Undang-undang 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Tujuan tersebut bersifat ideal serta menggambarkan kualitas
manusia Indonesia yang dicita-citakan sebagai hasil proses pendidikan. Tujuan yang bersifat umum itu, perlu dijabarkan kembali dalam tujuan yang bersifat
khusus, agar dalam prakteknya mudah di capai. Jadi pada hakekatnya pendidikan adalah kebutuhan yang sangat penting
bagi perkembangan anak. Melalui pendidikan, anak dapat memperluas wawasan dan daya pemikirannya dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap. Sehingga apa
yang menjadi tujuan hidupnya akan lebih terarah dan tercapai serta dapat melihat dan menyesuaikan diri dengan segala perkembangan dan perubahan yang ada
dalam masyarakat. Begitu pentingnya pendidikan bagi masa depan anak, namun sangat
disayangkan masih banyak orang yang tidak dapat menikmati pendidikan terlebih- lebih pendidikan perguruan tinggi yang pada era modernisasi sekarang ini sangat
diharapkan keberadaannya. Seiring dengan peningkatan dan perkembangan tehnologi dalam era
globalisasi, maka peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia SDM menjadi perhatian serius, karena hanya SDM yang berkualitas yang dapat bersaing dalam
era globalisasi. Dalam peningkatan kualitas SDM tersebut, pendidikan memegang
peranan yang sangat penting, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.
Dengan tingginya biaya pendidikan, maka timbullah suatu persepsi atau pandangan orang tua tentang pendidikan anak. Dimana pendidikan orang tua yang
berpendidikan formal dan berpendapatan tinggi akan berusaha untuk dapat menyekolahkan anaknya agar merasa dunia pendidikan. Namun bukan berarti
orang tua yang akan peduli terhadap pendidikan anaknya melainkan dengan banyaknya informasi yang dapat dilihat dari berbagai media informasi, maka akan
terus berusaha untuk menyekolahkan anaknya dengan harapan kelak anak- anaknya memiliki kehidupan yang baik dari orang tuanya.
Kondisi ekonomi yang beragam dilihat dari mata pencaharian, pendidikan , dan pendapatan. Kondisi social ekonomi tersebut kaitanya dengan anak tidak
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi adalah sangat erat dimana dengan adanya mata pencaharian yang bagus, maka akan mempengaruhi pendapatan
orang tua sehingga dapat mempengaruhi anak akan tidak melanjutkan pendidikan perguruan tinggi, begitu juga dengan tingkat pendidikan orang tua, para orang tua
yang memiliki pendidikan yang tinggi, maka orang tua untuk menyekolahkan anaknya sampai ke perguruan tinggi, tetapi sebaliknya karena pendidikan orang
tua rendah, maka untuk menyekolahkan anaknya akan rendah karena pengetahuan orang tua tentang perguruan tinggi rendah.
Pada umunya semua orang tua berharap mampu untuk menyekolahkan anaknya mulai dari tingkat dasar sampai pada peguruan tinggi, karena melakukan
hal ini berarti membekali anak dengan ilmu pengetahuan pendidikan. Selanjutnya harapan orang tua akan lebih bersifat spisifik tergantung dati tujuan
orang tua akan diarahkan kemana pendidikan untuk anak dan itu juga terlepas dari tingkat pendidikan orang tua serta factor ekonomi yang turut mendukung dalam
pendidikan anaknya. Banyaknya anak tidak melanjut ke perguruan tinggi sebangian besar
terjadi di daerah Pedesaan. Salah satunya Di Desa adalah Desa Laumil Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi yang dapat diketahui dari jumlah anak yang lulus
SMA Tahun 2006 sampai 2010 sebagai berikut.
Tabel 1 Tamatan SMA di Desa Laumil Pada Tahun 2006 - 2010
Tahun Jumlah Tamatan
SMA Melanjut ke PT
Tidak Melanjut PT
2006 60 Jiwa
6 Jiwa 54 Jiwa
2007 61 Jiwa
9 Jiwa 52 Jiwa
2008 56 Jiwa
5 Jiwa 51 Jiwa
2009 51 Jiwa
7 Jiwa 44 Jiwa
2010 58 Jiwa
6 Jiwa 52 Jiwa
Jumlah 286 Jiwa
33 Jiwa 253 Jiwa
Sumber : Data Kantor Desa Laumil Di Desa Laumil prasarana untuk pendidikan hanya ada Pendidikan Anak
Usia Dini PAUD dan Tiga buah Sekolah Dasar SD. Sementara untuk Sekolah Menengah Pertama SMP dan Sekolah Menengah Atas SMASederajat tidak
terdapat di Desa Laumil ini. Oleh karena itu, setelah tamat SD sebagian anak melanjutkan pendidikannya ke luar dari Desa ini dan ada juga sebagia anak yang
tidak melanjutkan pendidikanya dengan alasan jauh dari tempat tinggal yang
berjarak antara Sekolah SMP ke Desa Laumil kira-kira 2 kilometer dan Sekolah SMA ke Desa Laumil kira-kira 6 kilometer, itu lah yang membuat anak tidak
melanjut dengan alasan jauh dari tempat tinggal. Sesuai dengan pendapat Kartono 1985 bahwa ada enam factor-faktor
anak tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Factor-faktor tersebut adalah factor eksternal yaitu persepsi orang tua yang rendah terhadap kelanjutan pendidikan
tinggi, kondisi social ekonomi orang tua yang rendah, serta lingkungan masyarakat yang kurang mendukung dan factor internal yaitu minat anak untuk
memasuki perguruan tinggi yang rendah, motivasi anak untuk melanjut ke perguruan tinggi, dan intelegensi anak. Maka peneliti ingin meneliti tentang
factor-faktor yang mempengaruhi siswa tamatan SMA tidak melanjutkan ke perguruan tinggi Desa Laumil Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi.
B. Identifikasi Masalah