Bangkitan Pergerakan Keluarga pada Perumnas J-City di Kecamatan Medan Johor

(1)

BANGKITAN PERGERAKAN KELUARGA

PADA PERUMAHAN J-CITY DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh Ujian

Sarjana Teknik Sipil

Disusun oleh : SUYONO SITINJAK

11 0424 002

BIDANG STUDI TRANSPORTASI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan hormat serta syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih, berkat dan segala anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Tugas akhir ini diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk menempuh ujian sarjana Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul dari tugas akhir ini adalah “Bangkitan Pergerakan Keluarga pada Perumnas J-City di Kecamatan Medan Johor”. Penulis menyadari bahwa terlaksananya penelitian tugas akhir ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas akhir ini :

1. Bapak Medis S. Surbakti, ST. MT, selaku pembimbing yang telah bersedia menggantikan dosen pembimbing saya sebelumnya yaitu Bapak Alm. Yusandy Aswad, ST. MT. dan terimakasih atas semua kemudahan yang telah bapak berikan kepada penulis, menyediakan waktu untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan masukan berupa saran hingga selesainya tugas akhir ini.

2. Bapak Alm. Yusandy Aswad, ST. MT, Selaku dosen yang sempat menjadi pembimbing saya sebelumnya, semoga bapak mendapatkan tempat yang istimewa disisiNya.

3. Bapak Prof.DR.Ing.Johannes Tarigan, selaku ketua Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ir. Syahrizal, MT, selaku sekretaris Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Ir. Zulkarnaen A. Muis, M.Eng,Sc, selaku koordinator sub jurusan transportasi Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.


(5)

6. Bapak Ir. Indra Jaya Pandia, MT, serta bapak dan Ibu staf pengajar yang telah membimbing dan mendidik sejak semester awal sampai berakhirnya masa studi di Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

7. Teristimewa kedua orang tuaku, ayahanda S. Sitinjak dan ibunda tercinta N. Banjarnahor atas setiap doa dan pengorbanannya yang tidak terhingga kepada penulis.

8. Kak Lince, Kak dewi, Kak Dina, Bang Zul, dll, selaku pegawai administrasi Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

9. Kepada bou dan amangboru terkasih, F. Sitinjak dan B. Lumbangaol yang sudah banyak membantu penulis, baik berupa nasihat dan dorongan serta materi.

10. Kakak-kakak, abang dan adik-adikku Jusniati Sitinjak, Sugiano Sitinjak, Suryawati Sitinjak, Sulastri Sitinjak, Suyanti Sitinjak, Sumianti Sitinjak, Suprianti Sitinjak dan Sujar Sitinjak.

11. Sahabat-sahabat terbaikku, Andri, Bg Fahri, Aidyl, Naomi, Pma, Nadia, Jusak, Dewi, Zulvan, Vany, Sisgon, Ebet, Faber, Kak Yus, Patrice, Eunike dan Kepada semua teman-teman yang lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

12. Seluruh teman-teman angkatan 2011 yang selalu ada untuk menjadi partner selama penulis menempuh masa studi.

13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.


(6)

Penulis berharap, semoga Tuhan membalas kebaikan mereka dengan berkat yang besar dan semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Oktober 2014


(7)

ABSTRAK

Dengan adanya pertambahan kepadatan penduduk, ekonomi, dan sosial serta politik membuat maraknya pembangunan perumahan/hunian baru. Pertambahan penduduk dan pemukiman diiringi dengan semakin meningkatnya jumlah pergerakan yang melebihi daya tampung jalan. Kegiatan masyarakat untuk beraktifitas menyebabkan timbulnya bangkitan-bangkitan perjalanan yang membebani jalur jaringan jalan menuju pusat pusat kegiatan.. Permasalahan tidak hanya terbatas pada jalan raya saja, akan tetapi pertumbuhan ekonomi juga dapat menyebabkan mobilitas seseorang meningkat sehingga kebutuhan pergerakan meningkat melebihi kapasitas prasarana transportasi yang ada.

Untuk mengantisipasi dan berdasarkan pertimbangan di atas maka diperlukan studi penelitian bangkitan pergerakan keluarga pada perumahan yang diharapkan dapat memberi jalan keluar terhadap hal-hal yang telah diuraikan . Pada prakteknya, sering dijumpai bahwa model bangkitan pergerakan yang lebih baik bisa didapatkan dengan memodelkan secara terpisah pergerakan yang mempunyai maksud/tujuan yang berbeda.

Survei primer dilakukan melalui pengisian kuesioner pada 90 keluarga yang bermukim dikawasan Perumahan J-City Medan

Hasil dari kuesioner ditabulasikan menjadi variabel bebas dan variabel terikat, kemudian dianalisa dengan menggunakan program SPSS-18. Persamaan regresi digunakan untuk memodelkan bangkitan pergerakan pada perumahan J-City.

Hasil yang diperoleh membentuk model terbaik bangkitan perjalanan keluarga Y = 1,392+0,812X1+0,078X2+0,014X4+0,147X5+0,064X6. Besarnya perjalanan yang terjadi dipengaruhi

oleh variabel jumlah anggota keluarga (X1) keluarga yang bekerja (X2), Pendapatan (X4), Kepemilikan Kendaraan Mobil (X5), dan Kepemilikan Kendaraan Motor (X6) dengan nilai korelasi persamaan R = 0,759. Jika nilai X diganti, maka diperoleh Y= 7.642 pergerakan/hari. Untuk analisa kategori setiap variabel bebas dibagi atas 4 kelas, kelas 1,2,3,4. Jumlah kategori yang terbentuk adalah 4096 kategori, dilampirkan 31 kategori, jumlah pergerakan yang dihasilkan oleh analisa kategori adalah 10.360 pergerakan/hari.


(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

DAFTAR NOTASI ... xi

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang……… ... 1

I.2 Rumusan Masalah ... 3

I.3 Tujuan Penelitian ... 3

I.4 Manfaat Penelitian ... 3

I.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 4

I.7 Keaslian Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUASTAKA II.1 Konsep dan Ruang Lingkup Perencanaan Transportasi ... 9

II.2 Bangkitan Pergerakan (Trip Generation) ... 10

2.2.1 Jenis tata guna lahan ... 13

2.2.2 Intensitas aktivitas tata guna lahan ... 14

II.3 Bangkitan Perjalanan Kawasan Perumahan ... 14

II.4 Bangkitan Perjalanan dari rumah tangga/keluarga ... 16

II.5 Konsep Pemodelan Bangkitan Pergerakan ... 16

2.5.1 Definisi Dasar ... 17


(9)

2.5.2.1 Berdasarkan tujuan pergerakan ... 18

2.5.2.2 Berdasarkan waktu ... 19

2.5.2.3 Berdasarkan Jenis orang ... 19

2.5.3 Model bangkitan pergerakan ... 19

2.5.3.1 Konsep Metode Analisa Regresi ... 19

a. Analisa Regresi Linear Sederhana ... 20

b. Analisa Regresi Linear Berganda ... 20

2.5.3.2 Analisis Model Perhitungan Bangkitan Pergerakan... 22

2.5.3.3 Konsep Metode Analisa Kategori ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III. 1 Pengertian Metode Penelitian ... 30

III. 2 Variabel Penelitian ... 30

III.3 Peralatan Penelitian ... 31

III.4 Bagan Alir Penelitian ... 31

III.5 Metode Pengambilan Data ... 33

III.6 Jenis Dan Sumber Data ... 34

III.7 Metode Pengambilan Sampel ... 35

III.8 Daftar Kuesioner ... .. 36

III.9 Model Penelitian ... . 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran Kecamatan Medan Johor ... 40

4.1.1 Lokasi penelitian ... 40

4.1.2 Geometrik Jalan Perumahan J-City ... 42

IV.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 43

IV.3 Karakteristik Responden ... 47


(10)

4.4.1 Analisa Korelasi ... 53

4.4.2 Proses Pengolahan Analisa Regresi ... 57

IV.5 Uji Determinasi ... 91

IV.6 Uji T ... 92

IV.7 Uji F ... …. 96

IV.8 Uji Linearitas ... …. 98

IV.9 Uji Validasi ... 100

IV.10 Review Terhadap Model Yang Sudah Ada ... …. 102

IV.11 Analisa Kategori ... …. 102

IV.12 Perbandingan Antara Regresi Linear dan Analisa Kategori... …. 107

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 108

5.2 Saran ... 110

DAFTAR PUSTAKA ... xii


(11)

DAFAR TABEL

Tabel IV.1 Data Sampel Sementara ... 44

Tabel IV.2 Data Sampel Untuk Uji Kecukupan Data ... 44

Tabel IV.3 Jumlah anggota keluarga ... 47

Tabel IV.4 Jumlah anggota keluarga yang bekerja... 48

Tabel IV.5 Jumlah anggota keluarga yang bersekolah ... 49

Tabel IV.6 Pendapatan rata-rata keluarga ... 50

Tabel IV. 7 Tingkat kepemilikan kendaraan Mobil ... 51

Tabel IV. 8 Jumlah kepemilikan sepeda motor ... 52

Tabel IV. 9 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 53

Tabel IV.10 Korelasi Variabel dependent dengan independent ... 54

Tabel IV.11 Matriks Korelasi ... 55

Tabel IV.12 Tingkat hubungan Y dengan Xn ... 57

Tabel IV.13. Persamaan Regresi R dengan R2 ... 90

Tabel IV. 14 Pembagian Kelas Analisa Kategori ... 103


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Trip Production Dan Trip Attraction ... 12

Gambar 2.2 Bangkitan dan Tarikan Perjalanan ... 13

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian ... 32

Gambar 4.1 Peta Kecamatan Medan Johor ... 40


(13)

DAFTAR GRAFIK

Grafik IV.1 Jumlah Anggota Keluarga ... 47

Grafik IV.2 Jumlah Anggota Keluarga Bekerja ... 48

Grafik IV.3 Anggota Keluarga Bersekolah ... 49

Grafik IV.4 Pendapatan rata-rata Keluarga ... 50

Grafik IV.5 Kepemilikan Kendaraan Mobil ... 51


(14)

DAFTAR NOTASI

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir

F = nilai banding F

n = ukuran sampel (pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah jumlah responden dari masing masing pelaku transportasi yang akan disurvei). N = ukuran populasi

R = koefisien Korelasi

R2 = koefisien Determinasi

t = nilai banding t

X1 = jumlah anggota keluarga (orang)

X2 = jumlah anggota keluarga yang bekerja (orang)

X3 = jumlah anggota keluarga yang bersekolah (orang)

X4 = penghasilan rata-rata keluarga perbulan (Rp.)

X5 = jumlah kepemilikan kendaraan Mobil

X6 = jumlah kepemilikan Kendaraan Motor


(15)

ABSTRAK

Dengan adanya pertambahan kepadatan penduduk, ekonomi, dan sosial serta politik membuat maraknya pembangunan perumahan/hunian baru. Pertambahan penduduk dan pemukiman diiringi dengan semakin meningkatnya jumlah pergerakan yang melebihi daya tampung jalan. Kegiatan masyarakat untuk beraktifitas menyebabkan timbulnya bangkitan-bangkitan perjalanan yang membebani jalur jaringan jalan menuju pusat pusat kegiatan.. Permasalahan tidak hanya terbatas pada jalan raya saja, akan tetapi pertumbuhan ekonomi juga dapat menyebabkan mobilitas seseorang meningkat sehingga kebutuhan pergerakan meningkat melebihi kapasitas prasarana transportasi yang ada.

Untuk mengantisipasi dan berdasarkan pertimbangan di atas maka diperlukan studi penelitian bangkitan pergerakan keluarga pada perumahan yang diharapkan dapat memberi jalan keluar terhadap hal-hal yang telah diuraikan . Pada prakteknya, sering dijumpai bahwa model bangkitan pergerakan yang lebih baik bisa didapatkan dengan memodelkan secara terpisah pergerakan yang mempunyai maksud/tujuan yang berbeda.

Survei primer dilakukan melalui pengisian kuesioner pada 90 keluarga yang bermukim dikawasan Perumahan J-City Medan

Hasil dari kuesioner ditabulasikan menjadi variabel bebas dan variabel terikat, kemudian dianalisa dengan menggunakan program SPSS-18. Persamaan regresi digunakan untuk memodelkan bangkitan pergerakan pada perumahan J-City.

Hasil yang diperoleh membentuk model terbaik bangkitan perjalanan keluarga Y = 1,392+0,812X1+0,078X2+0,014X4+0,147X5+0,064X6. Besarnya perjalanan yang terjadi dipengaruhi

oleh variabel jumlah anggota keluarga (X1) keluarga yang bekerja (X2), Pendapatan (X4), Kepemilikan Kendaraan Mobil (X5), dan Kepemilikan Kendaraan Motor (X6) dengan nilai korelasi persamaan R = 0,759. Jika nilai X diganti, maka diperoleh Y= 7.642 pergerakan/hari. Untuk analisa kategori setiap variabel bebas dibagi atas 4 kelas, kelas 1,2,3,4. Jumlah kategori yang terbentuk adalah 4096 kategori, dilampirkan 31 kategori, jumlah pergerakan yang dihasilkan oleh analisa kategori adalah 10.360 pergerakan/hari.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar belakang

Kota Medan merupakan ibu kota dari Provinsi Sumatera Utara yang secara adminstratif berperan sebagai pusat pemerintahan khusus untuk daerah Sumatera Utara. Kota Medan sebenarnya sudah termasuk ke dalam kategori kota metropolitan, permasalahan yang terjadi saat ini adalah semakin meningkatnya jumlah penduduk kota Medan, hal ini ditandai dengan semakin banyaknya berdiri perumahan-perumahan, juga pusat-pusat kegiatan yang menjadi pusat konsentrasi massa terutama pada saat jam puncak. Gedung-gedung perkantoran, tempat-tempat hiburan, dan pusat perbelanjaan juga termasuk konsentrasi massa yang dimaksud. Hal ini mengakibatkan permasaahan yang terjadi di Medan semakin kompleks karena semakin menjamurnya pusat konsentrasi massa tersebut akan berimplikasi terhadap kemampuan sistem jaringan trasportasi untuk mendukung aktivitas yang terjadi. Pusat konsentrasi massa identik dengan timbulnya daerah bangkitan dan tarikan baru yang akan berdampak pada meningkatnya beban lalu lintas yang terjadi. Jika hal ini tidak direncanakan dengan baik maka akan berdampak pada ketidakteraturan dari keseluruhan aktivitas pada daerah tersebut. Oleh karena itu, sistem transportasi sering disebut sebagai fungsi dari tata guna lahan.

Fenomena kemacetan pada jalan perkotaan maupun jalan luar kota merupakan persoalan utama di banyak negara salah satunya di Indonesia. Jumlah penduduk dan tingkat kesejahteraan ekonomi yang tinggi membawa implikasi terhadap meningkatnya jumlah perjalanan yang berakibat pada meningkatnya permintaan akan sarana dan prasarana transportasi

Pada dasarnya pembangunan komplek perumahan apabila tidak diperhatikan penempatannya dapat menimbulkan bangkitan yang mempengaruhi lalu lintas dan transportasi di


(17)

sekitarnya. Transportasi merupakan salah satu persoalan yang paling penting, karena transportasi adalah alat penunjang terlaksananya kegiatan penduduk sehari-hari. Transportasi timbul karena adanya pertumbuhan penduduk, peningkatan pendapatan, peningkatan kepemilikan kendaraan dan fasilitas lainnya. Hal yang harus diperhatikan adalah semakin banyak jumlah dan jenis kendaraan yang beroperasi, akibatnya tingkat pelayanan jalan semakin rendah dan menimbulkan kemacetan.

I.2. Perumusan Masalah Penelitian

Sejalan dengan meningkatnya kepadatan penduduk perkotaan, maka jumlah perjalanan juga meningkat yang sangat dipengaruhi oleh sosial ekonomi di kawasan tersebut . Apabila peningkatan tersebut tidak diikuti dengan perbaikan sistem sarana dan prasarana transportasi akan mengakibatkan terjadinya ketimpangan antara penyedia dan permintaan. Untuk mengantisipasi itu maka diperlukan studi tentang bangkitan pergerakan dan perumahan, penelitian ini menganalisa bangkitan perjalanan yang berbasiskan rumah (home based trip) dimana awal pergerakan diawali dari rumah. Maka akan dianalisa bagaimana tingkat sosial ekonomi rumah tangga mempengaruhi bangkitan perjalanan yang dipengaruhi oleh faktor pendapatan, kepemilikan kendaraan, jumlah penduduk, pekerjaan penduduk, dan lain-lain. Yang mana selanjutnya akan dibuat model bangkitan perjalanan yang sesuai dengan daerah tersebut.

Lokasi penelitian ini adalah Komplek Perumahan J-City Medan, perumahan ini berada di kecamatan Medan Johor, lokasi ini adalah lokasi bermukim yang berpendapatan menengah keatas, hampir semua masyarakat yang menghuni rumah ini untuk beraktivitasnya sehari-hari menggunakan kendaraan pribadi (mobil dan sepeda motor), komplek perumahan ini sangat dekat dengan pusat keramaian, seperti pasar, sekolah, perkantoran, dan sebagainya, sehingga untuk


(18)

melaksanakan aktivitas dan pemenuhan kebutuhannya, masyarakat akan melakukan perjalanan yang pada umumnya mereka bekerja dipusat kota yang menghasilkan bangkitan pergerakan.

I.3. Tujuan Penelitian

Studi model bangkitan perjalanan pada perumahan J-City Medan bertujuan untuk:

1. Mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya bangkitan pergerakan dari Komplek Perumahan J-City Medan.

2. Mendapatkan jumlah bangkitan perjalanan oleh penghuni Komplek Perumahan J-City ketempat beraktivitas dengan menggunakan kendaraan pribadi (mobil dan sepeda motor).

1.4.Manfaat Penelitian

Secara teoritis, melalui penelitian ini akan menambah pengetahuan dan pemahaman di bidang perencanaan transportasi, khususnya yang menyangkut tentang konsep pemodelan Bangkitan perjalanan. Secara praktis dapat diketahui bahwa pembangunan kawasan pemukiman yang setipe dengan kawasan yang diteliti akan menghasilkan bangkitan yang tidak jauh berbeda.

I.5. Ruang Lingkup Penelitian

Lingkup pembahasan pada penyususnan tugas akhir ini mencakup pada beberapa hal: 1. Penelitian dilakukan di perumahan J-City Kecamatan Medan Johor.

2. Pengambilan data dilakukan dengan cara memperhitungkan perjalanan yang dilakukan oleh penghuni perumahan yang dianalisi berdasarkan home base trip, yaitu semua perjalanan yang berasal dari rumah dan diakhiri dengan pulang kerumah.


(19)

3. Metode analisis perhitungan yang digunakan adalah metode analisa regresi linier berganda, dengan bantuan Software Statistical Product And Service Solution

4. Penelitian dilakukan dari pukul 16:00 WIB – 19:00 WIB

5. Penyebaran kuisioner dilakukan pada hari senin, selasa, rabu, kamis, jumat, sabtu, dan minggu.

6. Variabel yang diteliti meliputi: pendapatan, jumlah keluarga, kepemilikan kendaraan, pekerjaan, dan pendidikan.

I.6. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan tugas akhir ini

1. Judul: Bangkitan Perjalanan Pada Perumahan Baturaja Permai Kabupaten Ogan Komering Ulu – Sumatera Selatan.

Oleh: Yuliantini Eka Putri, 2012

Tujuan penelitian ini untuk memperoleh hasil analisa terhadap sosio-ekonomi, diperoleh bahwa kombinasi parameter ukuran keluarga (X1), Kepemilikan sepeda motor (X2) dan jumlah penghasilan rata-rata keluarga (X4). Model bangkitan adalah Y= -0,188 + 0,830 X1 + 0,026 X3 + 0,166 X4. Dengan nilai R2= 0,711

Dari hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa jumlah pergerakan perjalanan pada perumahan baturaja permai dimana parameter konstantanya ialah senilai -0,188, pengaruh jumlah keluarga ialah senilai 0,830, pengaruh jumlah sepeda motor adalah senilai 0,026, dan pengaruh penghasilan ialah senilai 0,166.

2. Judul: model bangkitan perjalanan keluarga dengan variabel bebas tunggal pada zona perumahan di kelurahan bukit datuk dumai.


(20)

Tujuan penulisan tugas akhir ini untuk memperoleh jumlah bangkitan perjalanan keluarga pada perumahan pertamina, perumahan beringin patra, perumahan rawasari, dan perumahan baruna. Dengan variabel terikatnya jumlah perjalanan (Y), dan variabel bebasnya jumlah anggota keluarga (X1), jumlah pendapatan keluarga (X2), jumlah kepemilikan kendaraan (X3), serta jumlah keluarga yang bekerja dan / atau sekolah (X4).

Dengan hasil sebagai berikut:

Zona Perumahan Persamaan R2

Pertamina Y= 1,3995.X0,794 0,77749 Beringin Patra Y= 1,3013.X0,7734 0,80136 Rawasari Y= 1,234.X0,8306 0,83905 Baruna Y= 1,184263.X0,745066 0,76049

Kaitannya dengan penelitian yang penulis lakukan adalah teknik pengumpulan datanya, teknik analisa atau metode analisa yang digunakan yaitu metode regresi linear berganda. Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan adalah jumlah variabel bebasnya.

3. Judul: Permodelan bangkitan pergerakan pada tata guna lahan smu negeri di Makassar. Penelitian dari: Syafruddin Rauf dan Arifin Liputo, 2009.

Tujuan penelitian: mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi bangkitan pergerakan pada tata guna lahan Sekolah Menengah Umum Negeri di wilayah Kota Makasaar. Menghasilkan: Y = -88,326 + 0,15X3 + 4,469X4 + 12,594X6 dimana R2 = 0,885. Dan Y= 60,185 + 0,11X3 + 9,476X6 dengan nilai R2 = 0,91.


(21)

Kaitannya dengan penelitian yang penulis lakukan adalah: teknik analisa data yang digunakan adalah analisa regresi linier berganda, criteria statistika yang digunakan ialah koefisien determinasi (R2) mempunyai nilai antara 0 sampai dengan 1. Semakin besar nilai R2 semakin baik hasil regresi dan koefisien korelasi untuk menentukan korelasi antara variabel bebas dengan variabel tak bebas.

4. Judul: Model bangkitan pergerakan zona kecamatan palu utara kota palu

Tujuan: untuk memperoleh model bangkitan pergerakan zona kecamatan kota palu utara adalah Y = 0,108 + 0,475X1 + 0,285X2 + 0,151X5. Dengan nilai R2 = 0,335 dan nilai F = 61,04.

Kesimpulan dari persamaan penelitian di atas ialah pergerakan masyarakat pada zona kecamatan palu utara kota palu ialah parameter konstantanya ialah senilai 0,108, pengaruh jumlah anggota ialah senilai 0,475, pengaruh jumlah kendaraan bermotor roda 2 adalah senilai 0,285, dan pengaruh pendapatan ialah senilai 0,151.

5. Analisa Bangkitan Perjalanan Pada Kecamatan Deli Tua. Skripsi oleh Daniel Simbolon. Dari hasil uji model, diperoleh model bangkitan perjalanan terbaik di kecamatan Deli Tua Yaitu Y= -0,226 + 1,106X4 + 1,005X5. Nilai R2= 0.,981 dengan X4 adalah jumlah anggota keluarga yang bekerja dan X5 jumlah keluarga yang bersekolah. Dengan hasil uji sentivitas model, variabel bebas yang paling sensitife adalah jumlah anggota keluarga yang bekerja. 6. Bangkitan pergerakan Perjalanan Ke Tempat Kerja Studi Kasus Perumahan Johor Indah

Permai I Medan. Tesis oleh Edy Hermanto menghasilkan persamaan: Y= 0,325 + 0,505X1 + 2,39 – 008X2+ 0,840X3, dengan Y adalah produksi perjalanan, X1 adalah jumlah anggota keluarga, X2 adalah jumlah penghasilan keluarga, X3 adalah jumlah kepemilikan kendaraan dengan nilai R= 0,890.


(22)

7. Judul: Bangkitan Perjalanan Pada Perumahan Menteng Indah Di Kecamatan Medan Denai Pada Pagi Hari

Skripsi oleh Michael Octavianus

Tujuan penelitian ini untuk memperoleh hasil dari uji model, diperoleh model yang lulus uji dari 3 pengujian tersebut adalah:

Y= -0,400+0,201X1+0,161X2+0,135X3+0,388X4+0,534X5 R2 = 0,670

Faktor yang mempengaruhi bangkitan pergerakan di Perumahan Menteng Indah adalah Jumlah anggota keluarga (X1), jumlah kepemilikan kendaraan (mobil) (X2), jumlah kepemilikan kendaraan (motor) (X3), jumlah anggota keluarga yang bekerja (X4) dan jumlah anggota keluarga yang bersekolah (X5)


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA II.1 Konsep dan Ruang Lingkup Perencanaan Transportasi

Menurut LPM ITB (1997) , permasalahan transportasi bertambah parah baik di negara maju (industri) maupun di negara berkembang. Permasalahan tersebut semakin bertambah parah melihat kenyataan bahwa meskipun sistem prasarana trasnportasi sudah sangat terbatas, tetapi banyak dari sistem prasarana tersebut yang berfungsi secara tidak efisien. Oleh karena itu sangatlah penting untuk mengetahui secara akurat besarnya kebutuhan akan trasnportasi pada masa mendatang sehingga sumberdaya dapat dihemat dengan mengatur atau mengelola sistem prasarana trasportasi yang dibutuhkan (Tamin, 2008). Maka untuk mengatasi permasalahan di atas diperlukan perencanaan transportasi. Adapun menurut Tamin, 2008, tujuan dasar perencanaan transportasi adalah memperkirakan jumlah serta lokasi kebutuhan akan transportasi (misalnya menentukan total pergerakan baik untuk angkutan umum maupun pribadi) pada masa yang akan datang.

Terdapat beberapa konsep perencanaan transportasi (Tamin, 2008) yang paling popular adalah “ Model Perencanaan Transportasi Empat Tahap” Model ini merupakan gabungan dari beberapa seri sub model yang masing-masing harus dilakukan secara terpisah dan berurutan. Sub model tersebut adalah:

a. Bangkitan dan tarikan pergerakan b. Sebaran pergerakan

c. Pemilihan moda d. Pemilihan rute e. Arus lalu lintas


(24)

II.2 Bangkitan Pergerakan (Trip Generation)

Bangkitan perjalanan/pergerakan (trip generation) dapat diartikan sebagai banyaknya jumlah perjalanan/pergerakan/lalu lintas yang dibangkitkan oleh suatu zona (kawasan) per satuan waktu (Miro, 2002). Dari pengertian tersebut maka bangkitan perjalanan merupakan tahap pemodelan trasnportasi yang bertugas untuk memperkirakan jumlah (banyakny) perjalanan yang berasal (meninggalkan) dari suatu zona/kawasan/petak lahan dan jumlah (banyaknya) perjalana yang datang/tertarik (menuju) ke suatu zona/kawasan/petak lahan pada masa yang akan datang (tahun rencana) per satuan waktu.

Bangkitan pergerakan dari model transportasi bertujuan untuk memprediksi jumlah perjalanan bangkitan dan tarikan dari setiap zona daerah penelitian. Ini dapat dicapai dalam beberapa cara, dimulai dengan perjalanan individu atau rumah tangga yang tinggal disetiap zona atau beberapa variabel berikut seperti: penduduk, tenaga kerja, jumlah kendaraan, dan lain-lain. (Ortuzar, Willumsen, 2011).

Suatu kota dapat dipandang sebagai suatu tempat dimana terjadi aktivitas-aktivitas atau sebagai suatu pola tata guna lahan. Lokasi dimana aktivitas dilakukan akan mempengaruhi manusia, dan aktivitas manusia akan mempengaruhi lokasi tempat aktivitas berlangsung. Tata guna lahan merupakan salah satu dari penentu utama pergerakan dan aktivitas. Aktivitas ini dikenal dengan istilah bangkitan perjalanan (trip generation). (Khisty, 2005).

Penelaahan bangkitan lalu-lintas ini adalah bagian yang amat penting dalam proses perencanaan perangkutan. Dengan mengetahui bangkitan lalu-lintas, maka jumlah perjalanan tiap zone pada masa yang akan datang dapat diperkirakan. Setiap pepergian pasti mempunyai asal, yaitu zone yang menghasilkan pelakunya, dan tujuan, yaitu zone menarik pelaku pepergian itu. Secara sederhana dapat dianggap bahwa pepergian pada umumnya diawali dari tempat


(25)

tinggal dan diakhiri di tempat tujuan. Jadi ada dua pembangkit lalu-lintas, yaitu tempat tinggal sebagia produsen pepergian, dan bukan tempat tinggal sebagai konsumen. (warpani, 1990).

Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk menentukan jumlah perjalanan dari suatu zona ke zona lain, F.D. Hobbs berpendapat bahwa: “jumlah perjalanan yang terjadi dalam satuan waktu, biasanya untuk suatu tata guna lahan tertentu, disebut laju bangkitan perjalanan. Jumlah ini dapat diestimasikan dengan 3 cara: (i) secara tradisional dengan regresi sederhana atau ganda, (ii) dengan menjumlahkan bangkitan atau produksi perjalanan menurut distribusi setiap kategori tertentu pada setiap zona, (iii) dengan metode-metode klasifikasi keluarga (sering disebut analisa kategori) dengan memakai daftar laju perjalanan yang dilakukan dan karakteristik suatu area”. (F.D. Hobbs, Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas:175)

Dalam prosesnya, bangkitan pergerakan dianalisis secara terpisah menjadi 2 bagian (Miro, 2002), Yaitu:

a. Trip Production, merupakan banyaknya pergerakan yang dihasilkan oleh zona asal, dengan kata lain merupakan pergerakan/ arus lalu-lintas yang meninggalkan suatu kawasan/zona.

b. Trip Attraction, merupakan banyaknya pergerakan yang tertarik ke zona tujuan, dengan kata lain merupakan pergerakan/arus lalu-lintas yang menuju ke suatu kawasan/zona. Tujuan akhir perencanaan tahapan bangkitan pererakan pada masa sekarang yang akan digunakan untuk meramalkan pergerakan pada masa mendatang.


(26)

Bangkitan dan tarikan perjalanan dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1: Bangkitan dan Tarikan Perjalanan Sumber: Ofyar Z. Tamin (2000)

Bangkitan dan tarikan pergerakan biasanya dianalisa berdasarkan zona. Data tata guan lahan (peubah X), data bangkitan pergerakan (P) dan data tarikan pergerakan (A) yang didapat dari hasil survey (Black, 1978 dalam Ofyar Z. Tamin 1997).

Gambar 2.2: Bangkitan dan Tarikan Perjalanan (Tamin, 1997, 2000, 2008)

2.2.1. Jenis tata guna lahan

Jenis tata guna lahan yang berbeda (pemukiman, pendidikan dan komersial) mempunyai cirri bangkitan lalu lintas yang berbeda, antara lain:


(27)

a. Jumlah arus lalu lintas

b. Jenis lalu lintas (pejalan kaki, truk, mobil)

c. Lalu lintas pada waktu tertentu (kantor menghasilkan arus lalu lintas pagi dan sore hari, sedangkan pertokoan menghasilkan arus lalu lintas di sepanjang hari).

Jumlah dan jenis lalu lintas yang dihasilkan oleh setiap tata guna lahan merupakan hasil dari fungsi parameter social dan ekonomi, seperti contoh di Amerika Serikat (Black, 1979 dalam Tamin, 2008):

a. 1 ha perumahan menghasilkan 60 – 70 pergerakan kendaraan per minggu b. 1 ha perkantoran menghasilkan 700 pergerakan kendaraan per hari

c. 1 ha tempat parkir menghasilkan 12 pergerakan kendaraan per hari 2.2.2. Intensitas aktivitas tata guna lahan

Bangkitan pergerakan bukan saja beragam dalam jenis tata guna lahan, tetapi juga tingkat aktivitasnya. Semakin tinggi tingkat penggunaan sebidang tanah, semakin tinggi pergerakan arus lalu lintas yang dihasilkan. Salah satu ukuran intensitas aktivitas sebidang tanah adalah kepadatannya (Tamin, 2008).

II.3 Bangkitan Perjalanan Kawasan Perumahan

The Puget Sound Regional Trasnportation Study, pada tahun 1964 pertama kali menggunakan dan mengembangkan metode perjalanan berbasis rumah (home based trip generation) untuk memperkirakan bangkitan perjalanan pada kawasan perumahan. (Miro, 2005). Terdapat beberapa faktor yang memepengaruhi timbulnya pergerakan, yaitu:


(28)

1) Peningkatan pendapatan

Merupakan sifat manusia bahwa apabila penghasilannya meningkat maka standart kebutuhan hidupnya juga akan meningkat. Kebutuhan yang meningkat dapat menyebabkan peningkatan jumlah perjalanan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

2) Kepemilikan kendaraan

Kepemilikan kendaraan pada suatu rumah tangga dapat menyebabkan kecenderungan peningkatan jumlah perjalanan pada suatu rumah tangga. Berdasarkan hasil penelitian di Detroit Area disebutkan bahwa peningkatan pemilikan kendaraan menyebabkan meningkatnya jumlah perjalanan penduduk per orang per hari maupun jumlah perjalanan dengan menggunakan kendarran pribadi.

3) Struktur rumah tangga

Struktur rumah tangga merupakan faktor yang tidak kalah penting dalam menentukan besarnya bangkitan yang terjadi di daerah pemukiman. Keluarga yang memiliki banyak jumlah anggota keluarga yang masih produktif (berusia antara 5 sampai batas akhir usia kerja) maka kecenderungan untuk meningkatnya jumlah perjalanan semakin besar.

4) Jarak pemukiman terhadap pusat kegiatan

Menurut penelitian dikatakan bahwa daerah pemukiman yang terletak di pusat kota (dimana merupakan pusat berbagai aktivitas social, ekonomi, politik dan lainnya) mempunyai jumlah perjalanan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah perjalanan dari kawasan pemukiman yang berada di pinggiran kota.

5) Kepadatan daerah permukiman

Semakin padat jumlah penduduk di suatu daerah pemukiman maka cenderung semakin besar jumlah perjalanan yang terjadi.


(29)

6) Aksesibilitas

Semakin mudah aksesibilitas dari daerah pemukiman ke daerah tujuan pusat-pusat kegiatan, maka akan semakin besar pula jumlah perjalanan yang terjadi.

II.4 Bangktan perjalanan dari rumah tangga/keluarga

Dari semua perjalanan di daerah perkotaan 80% di perkirakan berasal dari rumah tangga. Sisanya berasal dari kendaraan umum seperti taksi, truk dan kendaraan umum lainnya.tujuan dari pemodelan perjalanan yang dihasilkan oleh rumah tangga dapat diklasifikasikan perjalanan berbasis rumah, dan tidak berbasis rumah. Perjalanan dengan berbasis rumah memiliki satu tujuan akhir, baik itu berupa asal ataupun tujuan. Berasal/terletak di zona si pembuat perjalanan tersebut. Jika akhir dari kedua perjalanan (asal-tujuan) berlokasi di sona dimana pelaku perjalanan itu tinggal maka itu disebut pergerakan tidak berbasis rumah. (Myer Kutz, 2004 )

Karena dominasi perjalanan berbasis rumah di daerah perkotaan, pengembangan model sederhana jika diasumsikan bahwa perjalanan berakhir di rumah adalah bahwa produksi (P) di zona tempat tinggal si pelaku perjalanan itu terlepas apakah itu mewakili zona asal atau tujuan perjalanan. Menurut pendekatan ini perjalanan yang berbasis bukan rumah disebut sebagai tarikan (A). (Myer, 2004 )

II.5 Konsep Pemodelan Bangkitan Pergerakan

Model dapat didefenisikan sebagai alat bantu atau media yang dapat digunakan untuk mencerminkan dan menyederhanakan suatu realita (dunia sebenarnya) secara terukur (Tamin, 1997), termasuk diantaranya:

1. Model fisik


(30)

3. Model statistika dan matematika (persamaan)

Semua model tersebut merupakan penyederhanaan realita untuk tujuan tertentu, seperti memberikan penjelasan, pengertian, serta peramalan. Pemodelan transportasi hanya merupakan salah satu unsur dalam perencanaan transportasi. Lembaga pengambil keputusan masyarakat administrator peraturan dan penegak hokum adalah beberapa unsure lainnya.

Model merupakan penyederhanaan dari keadaan sebenarnya dan model dapat memberikan petunjuk dalam perencanaan transportasi. Karakteristik sistem transportasi untuk daerah-daerah terpilih seperti CBD sering dianalisis dengan model. Model memungkinkan untuk mendapatkan penilaian yang cepat terhadap alternatif-alternatif transportasi dalam suatu daerah (Morlok, 1991 dalam Daniel, 2011).

2.5.1 Definisi dasar

Beberapa definisi dasar yang selalu digunakan dalam tahap pemodelan bangkitan pergerakan (Tamin, 2008):

a. Perjalanan: pergerakan satu arah dari zona asal ke zona tujuan, termasuk pergerakan berjalan kaki. Berhenti secara kebetulan (misalnya berhenti diperjalanan untuk mebeli rokok) tidak dianggap sebagai tujuan perjalanan, meskipun perubahan rute terpaksa dilakukan.

b. Pergerakan berbasi rumah: pergerakan yang salah satu atau kedua zona (asal dan / atau tujuan) pergerakan tersebut adalah rumah.

c. Pergerakan berbasis bukan rumah: pergerakan yang salah satu arah atau kedua zona (asal dan / atau tujuan) pergerakan tersebut adalah bukan rumah.

d. Bangkitan pergerakan digunakan untuk suatu pergerakan berbasis rumah yang mempunyai tempat asal dan / atau tujuan adalah rumah atau pergerakan yang berbasis bukan rumah.


(31)

e. Tarikan pergerakan digunakan untuk menyatakan suatu pergerakan berbasis rumah yang mempunyai tempat asal dan/atau tujuan bukan rumah atau pergerakan yang tertarik oleh pergerakan berbasis bukan rumah.

f. Tahapan bangkitan pergerakan: sering digunakan untuk menetapkan besarnya bangkitan pergerakan yang dihasilkan oleh rumah tangga (baik untuk pergerakan berbasis rumah maupun berbasis bukan rumah pada selang waktu tertentu (perjam atau perhari).

2.5.2. klasifikasi Pergerakan

2.5.2.1. Berdasarkan tujuan pergerakan

Dalam kasus pergerakan berbasis rumah ada lima kategori tujuan pergerakan yang sering digunakan (Tamin, 2008), yaitu:

 Pergerakan ke tempat kerja

 Pergerakan dengan tujuan pendidikan

 Pergerakan ke tempat belanja

 Pergerakan untuk kepentingan sosial dan rekreasi

 Lain-lain

Dua tujuan pergerakan pertama (bekerja dan pendidikan) disebut tujuan pergerakan utama yang merupakan keharusan untuk dilakukan setiap orang setiap hari, sedangkan pergerakan tujuan lain sifatnya pilihan dan tidak rutin dilakukan.

2.5.2.2. Berdasarkan waktu

Pergerakan biasanya dikelompokkan menjadi pergerakan pada jam sibuk dan pada jam tidak sibuk. Proporsi pergerakan yang dilakukan oleh setiap tujuan pergerakan sangat berfluktuasi atau bervariasi sepanjang hari.


(32)

2.5.2.3. Berdasarkan jenis orang

Hal ini merupakan salah satu jenis pengelompokan yang penting karena perilaku pergerakan individu sangat dipengaruhi oleh atribut sosio ekonomi. Atribut yang dimaksud adalah:

 Tingkat pendapatan: biasanya terdapat tiga tingkat pendapatan di Indonesia, tinggi, menengah, rendah.

 Tingkat kepemilikan kendaraan biasanya terdapat empat tingkat 0,1,2, atau lebih 2 per rumah tangga.

 Ukuran dan struktur rumah tangga.

2.5.3. Model Bangkitan Pergerakan 2.5.3.1. Konsep Metode Analisa Regresi

Metode analisa regresi digunakan untk menghasilkan hubungann antara dua variabel atau lebih dalam bentuk numerik, dan untuk melihat bagaimana dua atau lebih peubah saling berkait, dimana telah diketahui variabel mana yang variasinya dipengaruhi oleh variabel lainnya dan variabel mana yang mempengaruhinya. Persamaan regresi ini merupakan persamaan garis yang paling mewakili hubungan antara dua variabel tersebut.

a. Analisa Regresi Linear Sederhana

Variabel analisis regresi dibedakan menjadi dua jenis variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel tak bebas (Y). hubungan linear dari 2 jenis variabel tersebut dituliskan dalam persamaan.


(33)

b. Analisa Regresi Linear Berganda

Dalam pemodelan bangkitan pergerakan, metode analisa regresi linear berganda (Multiple Linear Regression Analysis) yang paling sering digunakan baik dengan data zona (agregat) dan data rumah tangga atau individu (tidak agregat).

Metode analisis regresi linear berganda digunakan untuk meghasilkan hubungan dalam bentuk numerik dan untuk melihat bagaimana variabel saling berkait. Ada beberapa asumsi statistik harus dipertimbangkan dalam menggunakan metode analisis regresi linear berganda, sebagai berikut:

1. Variabel terikat (Y) merupakan fungsi linear dari variabel bebas (X). 2. Variabel, terutama variabel bebas adalah tetap atau telah diukur tanpa galat. 3. Tidak ada korelasi antara variabel bebas.

4. Variansi dari variabel terikat terhadap garis regresi adalah sama untuk nilai semua variabel terikat.

5. Nilai variabel terikat harus tersebar normal atau minimal mendekati normal.

Sebagian besar studi tentang bangkitan pergerakan (Trip Generation) yang berbasis rumah tangga menunjukkan bahwa variabel-variabel penting yang berkaitan dengan produksi perjalanan seperti perjalanan ketempat kerja, sekolah dan perdagangan (Tamin, 1997), yaitu:

1. Pendapatan

2. Kepemilikan kendaraan 3. Struktur rumah tangga 4. Ukuran rumah tangga 5. Nilai lahan

6. Kepadatan daerah pemukiman 7. Aksesibilitas


(34)

Secara khusus penelitian ini mengkaji faktor-faktor tersebut, termasuk menentukan faktor-faktor utama yang berpengaruh pada objek penelitian.

Model regresi linear berganda (Miro, 2005):

= + + + …+ +

Dimana:

Y = variabel terikat yang akan diramalkan (dependent variable) atau dalam studi transportasi berupa jumlah perjalanan (lalu lintas) manusia, kendaraan, dan barang dari titik asal ke titik tujuan yang akan diperkirakan.

x1, …. xn = variabel-variabel bebas (independent variable) berupa seluruh atau faktor yang dimasukkan ke dalam model dan yang mungkin berpengaruh terhadap timbulnya jumlah perjalanan (lalu lintas) seperti, jumlah penduduk, tingkat kepemilikan kendaraan, pendapatan pekerja, luas toko/pabrik dan lain-lain atau disebut juga dengan explanatory variable. a = parameter konstanta (constant parameter) yang artinya, kalau seluruh

variabel bebas ( s/d ) tidak menunjukkan perubahan atau tetap atau sama dengan nol, maka Y atau jumlah perjalanan diperkirakan akan sama dengan a.

b1, b2,… bn = parameter koefisien (coefficient parameter) berupa nilai yang akan

dipergunakan untuk meramalkan Y disebut juga sebagai koefisien kemiringan garis regresi atau elastisitas.

e = nilai kesalahan, untuk regresi berganda ini merupakan faktor di luar jangkauan akal manusia yang tidak bias teramati kejadiannya yang disebut sebagai faktor “x” (disturbance terms)


(35)

2.5.3.2. Analisis Model Perhitungan Bangkitan Pergerakan

Ada beberapa tahapan dalam pemodelan dengan metode analisis regresi linear berganda (Algifari, 2000 dalam Daniel, 2011), adalah sebagai berikut:

a. Analisa bivariat: yaitu analisis uji korelasi untuk melihat hubungan antar variabel yaitu variabel terikat dengan variabel bebas. Variabel bebas harus mempunyai korelasi tinggi terhadap variabel terikat dan sesama variabel bebas tidak boleh saling berkorelasi. Apabila terdapat korelasi diantara variabel bebas, pilih salah satu yang mempunyai nilai korelasi yang terbesar untuk mewakili.

b. Analisis Multivariat: yaitu analisa untuk mendapatkan model yang paling sesuai (fit) menggambarkan pengaruh satu atau beberapa variabel bebas terhadap variabel terikatnya, dapat digunakan analisis regresi linear berganda (Multiple Linear Regression Analysis). Tata cara pembuatan suatu model analisis regresi linear berganda (Multiple Linear Regression Analysis) adalah dengan cara sebagai berikut:

1. Membuat Matriks Korelasi Koefisien korelasi dapat bernilai positif atau negatif. Nilai positif menunjukkan hubungan yang positif, yaitu kemiringan garis regresi adalah positif, sementara bernilai negatif menunjukkan hubungan yang negatif, yaitu kemiringan garis regresi yang negatif.

2. Nilai R2, yaitu Analisis setiap kombinasi variabel tidak bebas terhadap variabel bebas. 3. Hubungan yang kuat untuk bagi setiap variabel (nilai korelasi)

4. Uji-t 5. Uji-F 6. Uji Validasi


(36)

Beberapa kaidah statistic harus kita penuhi jika kita memakai metode analisis regresi linier ini (sederhana dan berganda) untuk penelitian dan peramalan berupa produser pengujian keabsahan hasil peramalan (Miro, 2005). Prosedur dimaksud di antaranya adalah:

1. Uji hubungan linier antara variabel terikat Y yang diramalkan dengan variabel bebas x:

Pengujian statistik ini dilakukan untuk mengetahui hubungan linier antara 2 variabel yang kita asumsikan memiliki keterkaitan atau keterhubungan yang kuat, apakah kuat atau tidak. Kalau hubungan variabel terikat Y dengan variabel bebas x ternyata tidak memiliki keterkaitan yang kuat (lemah), maka data-data pengukuran seluruh variabel yang dimasukkan ke dalam model harus ditransformasikan terlebih dahulu (dilogaritmakan).

Adapun alat uji yang digunakan untuk hal ini adalah Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi. Koefisien korelasi sederhana (r) merupakan angka yang mengukur kekuatan hubungan antara 2 (dua) variabel (terikat dan bebas). Besarannya dapat dicari melalui paket program SPSS atau microstat dan secara manual. Secara manual, r dapat dicari melalui perumusan berikut (Dikutip Miro, 2005 dari Enns, 1985);

    n y y n x x n y x xy r / ) ( / ) ( / ) . ( 2 2 2 2 Dimana:

r = koefisisen korelasi sederhana x dan y = variabel

n = jumlah pengamatan

Σ = simbol penjumlahan

Koefisien determinasi sederhana (r2) merupakan merupakan nilai yang dipergunakan untuk mengukur besar kecilnya sumbangan/kontribusi perubahan variabel bebas terhadap


(37)

perubahan variabel terikat yang tengah kita amati (Dikutip Miro, 2005 dari Supranto, 1983), yang secara manual dapat ditentukan cukup dengan cara mengkuadratkan nilai r yang sudah kita dapatkan dari formulasi diatas. Nilai r akan berkisar antara -1 sampai dengan +1 (-1 < r < +1), tergantung kekuatan hubungan linier kedua variabel.

2. Uji – t (t – test)

Uji – t dilakukan untuk melihat apakah parameter (b1, b2, .... , bn) yang melekat pada variabel bebas cukup berarti (signifikan) terhadap suatu konstanta (a) nol atau sebaliknya. Kalau signifikan, maka variabel bebas yang tekait dengan parameter harus ada dalam model. Adapun rumus untuk mendapatkan t adalah:

n k bk Se Bo bk

t , 1,2,3,..., ) ( ) (   Dimana:

t = angka yang akan dicari

bk = koefisien regresi variabel bebas yang ke-k Bo = hipotesisi nol

Se (bk) = simpangan baku koefisien regresi (parameter) b yang ke-k (var bk) Bo = jumlah variabel/koefisien regresi

3. Uji – F (F – test)

Uji – F dilakukan untuk melihat apakah seluruh koefisien regresi dan variabel bebas yang ada dalam model regresi linier berganda berbeda dari nol atau nilai konstanta tertentu. Secara statistik, nilai uji – F ini dapat dihitung melalui:

) ( / ) ( ) 1 ( / ) ( ) /( ) 1 /( K N Y Y K Y Y k n SSE K SSR F i        


(38)

Dimana:

F = angka yang akan dicari

SSR(Σ(Yi-Ӯ) = jumlah kuadrat dari regresi

SSE(Σ(Yi-Ŷ) = jumlah kuadrat dari kesalahan (error)

n = jumlah pengamatan

k = jumlah parameter (koefisien regresi)

Jika F-hitung > F-tabel, maka hipotesisi yang menyatakan seluruh koefisien regresi dan variabel bebas berbeda dengan nool dapat diterima.

2.5.3.3. Konsep Metode Analisa Kategori

Metode analisa kategori dikembangkan pertama sekali pada The Puget Sound Transportation Study pada tahun 1964. Metode analisa kategori ini didasarkan pada adanya keterkaitan antara terjadinya pergerakan dengan atribut rumah tangga. Asumsi dasarnya adalah tingkat bangkitan pergerakan dapat dikatakan stabil dalam waktu untuk setiap stratifikasi rumah tangga tertentu (Tamin, 1997).

Analisa kategori merupakan metode yang digunakan untuk mengidentifikasikan hubungan antar berbagai variabel yang berpengaruh terhadap aspek penentuan tujuan (destination). Konsep dasarnya sederhana, dan variabel yang umum digunakan dalam analisis kategori adalah:

1. Ukuran rumah tangga (jumlah orang) 2. Kepemilikan kendaraan


(39)

Kategori pada umumnya ditetapkan menjadi tiga dan kemudian rata-rata tingkat bangkitan pergerakan (dari data empiris) dibebankan untuk setiap kategori. Kategori ini kemudian digunakan untuk menentukan sifat ketergantungan antar variabel. Persamaan analisis kategori yang digunakan untuk bangkitan pergerakan dengan tujuan ‘p’ yang dilakukan oleh orang berjenis ‘n’ di zona ‘I’ (Tamin, 1997).

Metode ini dikhususkan hanya pada basis perjalanan rumah (home based trip) dengan pendekatan disagregat (per individu), karena faktor pendorong timbulnya perjalanan adalah karakteristik-karakteristik rumah tangga yang berkaitan dengan individu si pelaku perjalanan. (Miro, 2005).

Sebagai pendekatan analisis, metode ini harus melalui 4 tahapan sebagai berikut (Dikutip Miro, 2005):

Tahap Pertama:

Menetapkan beberapa variabel utama di mana variabel-variabel ini merupakan penggambaran karakteristik-karakteristik individu rumah tangga yang ada di zona pemukiman yang kita teliti. Variabel-variabel berikut diasumsikaan dapat dan telah terbukti menimbulkan serta mempengaruhi produksi (bangkitan) perjalanan dari zona pemukiman penduduk:

- Variabel ukuran rumah tangga, merupakan jumlah orang yang mendiami rumah tangga seperti 1, 2, 3, 4 orang dst.

- Variabel jumlah kendaraan yang dimilki oleh rumah tangga, merupakan jumlah kendaraan (biasanya roda 4) yang dipunyai oleh suatu rumah tangga misalnya 0, 1, 2 kendaraan, dst. - Variabel tingkat pendapatan rumah tangga per satuan waktu/bulan, merupakan penghasilan

yang diterima oleh kepala rumah tangga dari hasil pekerjaannya misalnya Rp. 500.000,- per bulan, dst.


(40)

- Variabel jumlah pekerja yang ada di dalam suatu rumah tangga, merupakan jumlah orang yang sudah bekerjaa di rumah tangga itu. Misalnya 1 orang yang bekerja, 2 orang yang bekerja, dst.

Tahap Kedua:

Mengalokasikan setiap rumah tangga yang telah kita survei secara sampel melalui wawancara rumah tangga/daftar kuisoner kedalam setiap kelas sedemikian rupa sehingga setiap kelas memuat beberapa rumah tangga yang betul-betul sama tingkat karakteristiknya.

Tahap Ketiga:

Menentukan rata-rata tingkat perjalanan per rumah tangga pada masing-masing kelas yang sudah kita tetapkan di tahap kedua dengan cara membagi jumlah perjalanan pada kelas yang bersangkutan dengan jumlah rumah tangga yang terdapat pada kelas tersebut.

Tahap Keempat:

Menetukan jumlah perjalanan masing-masing kelas dengan cara mengalikan jumlah perjalanan rata-rata per rumah tangga pada kelas yang bersangkutan dengan jumlah rumah tangga hasil perkiraan dan mentotalkannya untuk seluruh kelas/kategori, sehingga didapatkan hasil perkiraan jumlah perjalanan yang diproduksi oleh zona pemukiman yang teliti itu per hari pada tahun rencana.

Persamaan:

n kategori

i

i

Hc

ci

T

pi

Q

1

)

(

.


(41)

pi

Q = perkiraan jumlah perjalanan yang diproduksi oleh zona pemukiman i yang tengah kita teliti per hari pada tahun rencana.

ci

T = rata-rata tingkat perjalanan per rumah tangga yang ada dalam kelas/kategori ci.

) (i

Hc = perkiraan jumlah rumah tangga yang ada dalam kelas/katgori ci yang berlokasi di zona pemukiman i yang tengah kita teliti pada tahun rencana.


(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Pengertian Metode Penelitian

Metode penelitian dapat dipahami sebagai tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. Metodologi penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan yang berkaitan dengan prosedur atau cara mengetahui sesuatu dengan menggunakan langkah-langkah yang sistematis, berencana dan memenuhi cara-cara ilmiah terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan. (Hassan, 2002).

III.2. Variabel Penelitian

Tujuan utama dari defenisi variabel adalah untuk menghindari penafsiran ganda terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam suatu penelitian. Oleh karena itu variabel-variabel dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut.

1. Bagaimana perjalanan (Y) adalah jumlah perjalanan yang dihasilkan oleh kawasan perumahan J-City.

2. Variabel yang berhubungan dengan produksi perjalanan (X) yaitu: jumlah anggota keluarga (orang), jumlah anggota keluarga yang bekerja (orang), jumlah anggota keluarga yang bersekolah (orang), penghasilan rata-rata keluarga perbulan (Rp.), jumlah kepemilikan kendaraan mobil (unit), jumlah kepemilikan kendaraan sepeda motor (unit).


(43)

III.3. Peralatan Penelitian

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa lembar kuesioner dan alat tulis. Blanko/lembar kuisioner ini berisi tentang pertanyaan dan data yang harus diisi oleh responden. Dalam hal ini untuk penulisan dan pengolahan data yang telah terkumpul, dilakukan dengan menggunakan aplikasi Microsoft Word, Microsoft Excel, serta Program SPSS Versi 18.0. program SPSS merupakan program komputer statistik yang berfungsi untuk membantu dalam memproses data-data statistik secara tepat dan cepat, serta menghasilkan autput data yang dapat dipertanggungjawabkan dan terpercaya. Program SPSS ini telah digunakan diberbagai bidang persoalan seperti riset pasar, pengendalian, dan perbaikan mutu serta riset-riset sains.

III.4. Bagan Alir Penelitian

Kerangka pemecahan masalah sangat berguna agar dapat melihat secara jelas langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan, karena dengan adanya kerangka tersebut maka dapat diketahui arah penelitian dan parameter-parameter apa yang akan digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Bagan alir metode penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut:


(44)

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian Menentukan Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya bangkitan pergerakan dari komplek perumahan J-City Medan

2. Mendapatkan jumlah bangkitan perjalanan oleh penghuni komplek perumahan J-City ketempat beraktifitas dengan menggunakan kendaraan pribadi

Studi Literatur

Pada tahapan ini peneliti melakukan apa yang disebut dengan kajian pustaka, yaitu mempelajari buku-buku referensi (mengumpulkan bahan bacaan) dan hasil penelitian sejenis sebelumnya yang sudah pernah dilakukan oleh orang lain.

Pengumpulan Data

Pengolahan Data:

 Menentukan model analisa regresi linear dan berganda dengan menggunakan program. SPSS.

 Menentukan jumlah pergerakan dengan Microsoft Excel (analisa kategori)

 Menentukan nilai koefisien determinasi serta nilai konstanta dan koefisien regresi setiap tahap untuk menentukan model terbaik

Analisa Data

 Koefisien korelasi

 Koefisien Determinasi (R2

)

 Uji- f

 Uji- t

 Uji Linearitas

 Uji validasi

Kesimpulan dan Saran Data Sekunder:

 Jumlah populasi penduduk kawasan perumahan J-City Medani Johor

 Peta kecamatan Medan Johor

 Peta jaringan jalan di kecamatan Medan Johor Data Primer:

 Jumlah anggota keluara (orang)

 Jumlah keluarga yang bekerja (orang)

 Jumlah anggota keluarga yang bersekolah (orang)

 Penghasilan rata-rata keluarga (Rp.)

 Kepemilikan kendaraan mobil (unit)

 Kepemilikan kendaraan motor (unit)


(45)

III.5. Metode Pengambilan Data

Pengambilan data bagi suatu studi transportasi pada dasarnya bukanlah prosedur yang sembarangan, tetapi merupakan sekumpulan langkah-langkah yang saling terkait satu sama lain dengan hasil akhir yaitu untuk memperoleh yang diharapkan/diinginkan.

Pengambilan data pada suatu penelitian dapat dilakukan dengan survei. Untuk mendapatkan data dengan cara survei harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Jadwal pelaksanaan survei dan jumlah surveyor 2. Struktur organisasi tim survei

3. Estimasi biaya yang diperlukan 4. Mekanisme pengumpulan data

Ada beberapa tahapan ataupun langkah-langkah yang dianggap perlu dalam pencapaian tujuan penelitian ini. Yang secara garis besar sebagia berikut:

1. Melakukan studi literatur dalam usaha memperoleh teori-teori yang berhubungan dengan penyelesaian penelitian ini.

2. Menentukan jumlah dan distribusi sampel yang sesuai pada daerah penelitian.

3. Pengorganisasian data yang dibutuhkan, metode pengumpulan data dan penyajian data yang diperoleh dari survei.

4. Melakukan home interview yaitu wawancara yang dilakukan ke masing-masing responden yang dipilih secara acak.

5. Mengedit data yang telah dikumpulkan dan membuat tabulasi

6. Dan tahapan terakhir yaitu dengan menganalisa data hasil survei dengan menggunakan software SPSS (Statistical Product and Service Solution) dan menggunakan analisis Regresi Linear Berganda (Multiple Linear Regression


(46)

Analysis), dan juga dengan menggunakan program Microsoft Excel untuk analisa kategori untuk mengambil kesimpulan dari tujuan penelitian ini.

III.6. Jenis dan Sumber Data

Suatu penelitian tidak akan terlepas dari pengambilan data yang merupakan bahan baku informasi untuk memberikan gambaran spesifik mengenai subjek penelitian. Dimana data itu adalah bahan mentah dalam penelitian yang dikumpulkan melalui prosedur yang standar dan diolah untuk memberikan informasi dalam memecahkan permasalahan yang diteliti.

Adapun jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data Primer dan data Sekunder.

1. Data primer

Merupakan data yang diperoleh langsung oleh peneliti dari responden atau objek yang diteliti.

Dalam penulisan ini data primer yang dimaksud adalah data yang sumbernya diperoleh langsung dari responden/penduduk yang tinggal di perumahan J-City. Yaitu data jumlah anggota keluarga (orang), jumlah keluarga yang bersekolah (orang), jumlah penghasilan rata-rata keluarga (rupiah), jumlah kepemilikan kendaraan sepeda motor (unit), jumlah kepemilikan kendaraan mobil (unit), jumlah pergerakan dalam sehari, dan jumlah keluarga yang bekerja (orang).

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait dalam arti di luar diri peneliti sendiri, adapun data yang dimaksud berupa jumlah populasi, peta atau denah perumahan, peta jaringan jalan, serta data-data yang lainnya yang berhubungan dengan penelitian.


(47)

III.7. Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel adalah mendapatkan sampel dengan jumlah yang relatif kecil dibandingkan dengan jumlah populasi tetapi mampu mempresentasikan/mewakili seluruh populasi tersebut. Untuk itu sangat penting menentukan cara yang tepat dalam menarik sampel yang dimaksud agar benar-benar mampu mempresentasikan kondisi dari seluruh populasi. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah sampel acak sederhana.

Untuk memudahkan dan menentukan besarnya ukuran sampel dalam suatu penelitian maka dapat digunakan data dari survei pendahuluan/ pilot survei, biasanya data awal yang diambil akan diolah sebanyak 30 data sampel. Dari 30 data sampel yang diambil tersebut selanjutnya diolah sehingga akan dapat diketahui berapa besar ukuran sampel dan selanjutnya hanya tinggal menambah kekurangannya saja.

Secara matematis besarnya sampel dari populasi dapat dirumuskan sebagai berikut:

Menghitung standar error dari rata-rata sampel:

Se (x) = , standar error dari rata-rata sampel

Dimana:

Se(x) = Standar error dari rata-rata sampel

Se = Sampling error


(48)

Dengan tingkat kepercayaan 95% dan sampling error 5% maka jumlah data yang dibutuhkan adalah:

n’ =

[ ( ) ]² 2 , untuk populasi yang tidak terbatas

n = n , untuk populasi yang terbatas

dimana:

n’ = Jumlah sampel data tidak terbatas

n = Jumlah sampel data terbatas

N = Jumlah populasi

s = Standar deviasi dari variable yang digunakan sebagai acuan dalam menentukan jumlah sampel, misalnya produksi perjalanan.

S2 = Varian

III.8. Daftar kuesioner

Daftar kuesioner yang digunakan dalam melakukan home interview dibuat sedemikian rupa sehingga mempermudah pewawancara dalam melakukan pendataan dan mempermudah tiap angota keluarga dalam mengisinya dan kuesioner ini terdiri dari dua bagian yaitu karakteristik rumah tangga dan karakteristik perjalanan.


(49)

Karakteristik Rumah Tangga

Untuk karakteristik rumah tangga data yang diperoleh adalah sebagai berikut: a. Variabel Bebas

1. Jumlah anggota keluarga (orang)

2. Jumlah anggota keluarga yang bekerja (orang) 3. Jumlah anggota keluarga yang bersekolah (orang) 4. Penghasilan rata-rata keluarga perbulan

5. Jumlah kepemilikan kendaraan mobil

6. Jumlah kepemilikan kendaraan sepeda motor b. Variabel Terikat

1. Jumlah pergerakan anggota keluarga dalam sehari

III.9. Model Penelitian

Untuk menjawab perumusan masalah yang telah ditetapkan, yaitu berapa besar pengaruh variable mengenai bangkitan pergerakan (X) seperti: jumlah anggota keluarga (orang), jumlah anggota keluarga yang bekerja (orang), jumlah anggota keluarga yang bersekolah (orang) penghasilan rata-rata keluarga perbulan (Rp.), jumlah kepemilikan kendaraan mobil (unit), jumlah kepemilikan kendaraan sepeda motor (unit), terhadap produksi perjalanan (Y), perlu dilakukan beberapa tahapan penting untuk menganalisis data yang diperoleh melalui survey kuesioner.

Uji korelasi dan proses kalibrasi dilakukan dengan menggunakan bantuan Software SPSS (Statistical Product and Service Solution) yaitu suatu program statistic yang mampu memproses


(50)

data statistik secara cepat dan tepat serta menyajikannya dalam berbagai output yang dikehendaki para pengambil keputusan. Adapun beberapa tahapan yang perlu dilakukan adalah:

a. Tahap pertama adalah analisis bivariat, yaitu analisis uji korelasi untuk melihat hubungan antar variabel yaitu variabel terikat dengan variabel bebas. Variabel bebas harus mempunyai korelasi tinggi terhadap variabel terikat dan sesama variabel bebas tidak boleh saling berkolerasi. Apabila terdapat korelasi diantara variabel bebas, pilih salah satu yang mempunyai nilai korelasi yang terbesar untuk mewakili.

b. Tahap kedua adalah analisis multivariat, yaitu analisis untuk mendapatkan model yang paling sesuai (fit) menggambarkan pengaruh satu atau beberapa variabel bebas terhadap variabel terikatnya, dapat digunakan analisis regresi linear berganda (Multiple Linear Regression Analysis). analisis regresi linear berganda (Multiple Linear Regression Analysis) adalah suatu cara yang dimungkinkan untuk melakukan beberapa proses iterasi dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pada langkah awal adalah memilih variabel bebas yang mempunyai korelasi yang besar dengan variabel terikatnya.

2. Pada langkah yang kedua menyeleksi variabel bebas yang saling berkorelasi, jika ada antara variabel bebas memiliki korelasi besar maka untuk ini dipilih salah satu, dengan kata lain korelasi harus kecil antara sesama variabel bebas.

3. Pada tahapan yang ketiga atau yang terakhir masukkan variabel bebas dan variabel terikat kedalam persamaan model regresi linear berganda. (Gasperz, 1990 dalam Daniel, 2011), yaitu:


(51)

Y = a + b1×1 + b2×2 … … … + bn ×n Dimana:

Y = variabel terikat (jumlah produksi perjalanan), terdiri dari: a = konstanta yaitu angka yang akan dicari

b1,b2,…bn = koefisien regresi (angka yang akan dicari) ×1, ×2,.. .. ×n = variabel bebas (faktor-faktor berpengaruh) Faktor-faktor berpengaruh yang dimaksud adalah sebagai berikut: X1 = jumlah anggota keluarga rata-rata (orang)

X2 = jumlah anggota keluarga yang bekerja (orang) X3 = jumlah anggota keluarga yang bersekolah (orang) X4 = jumlah penghasilan keluarga (rupiah)

X5 = jumlah kepemilikan mobil (unit) X6 = jumlah kepemilikan motor (unit)


(52)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Gambaran Kecamatan Medan Johor

4.1.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di Propinsi Sumatera Utara, Indonesia, yaitu tepatnya di kota Medan, Kecamatan Medan Johor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut.

Gambar 4.1 Peta Kecamatan Medan Johor

LOKASI PENELITIAN


(53)

Kecamatan Medan Johor merupakan salah satu Kecamatan Dari 21 kecamatan yang ada di Kota Medan. Kecamatan Medan Johor Terletak di wilayah Selatan Kota Medan dengan batas-batas sebagai berikut:

 Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Medan Selayang  Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Medan Amplas  Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang  Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Medan Polonia

Kecamatan Medan Johor ini merupakan daerah pemukiman sekaligus sebagai daerah resapan air bagi Kota Medan. Di Kecamatan Medan Johor ini banyak terdapat perumahan-perumahan kelas menengah dan mewah, daerah ini sangat potensial bagi para investor yang bergerak dibidang Real Estate, disamping itu juga sangat potensial dibidang agrobisnis dan pendidikan. Disini juga terdapat Balai Pembibitan Pertanian dan sebuah Asrama Haji yang besar dan megah dengan pelayanan hajinya setiap tahun sering mendapat penghargaan secara nasional. Walaupun bukan sebagai daerah pusat industri di Kecamatan Medan Johor ini juga terdapat beberapa industri kecil seperti Pengolahan Kopi dan Produk Minuman ringan.

Lokasi penelitian yang dipilih adalah pada kawasan perumahan di Kecamatan Medan Johor, dengan studi kasus Perumahan J-City, alasan memilih perumahan tersebut karena perumahan ini merupakan perumahan yang baru dibangun di Kecamatan Medan Johor. Pada tahun 2011 kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar 123.851 jiwa. Dengan luas wilayah 16,96 KM2.


(54)

4.1.2 Geometrik Jalan Perumahan J-City Kecamatan Medan Johor

Perjalanan menuju kawasan ini dari titik nol kota Medan membutuhkan waktu ± 30 menit dengan menggunakan angkutan umum melewati

jalan perkotaan dengan jarak ± 15 km.


(55)

IV.2 Populasi Dan Sampel Penelitian

Untuk mempelajari populasi diperlukan sampel yang diambil dari populasi yang bersangkutan, oleh karena itu dibutuhkan penarikan sampel. Jumlah rumah tangga untuk perumahan J-city adalah 2000 rumah tangga.

Salah satu pertimbangan yang bijaksana, sebaiknya sampel penelitian diambil sebanyak mungkin dari populasinya, dengan demikian sifat dan karakteristik populasi dapat terwakili, konsekuensi logis dari pertimbangan ini adalah, peneliti harus dapat mencurahkan waktu, tenaga, dan biaya yang besar. (Soepono, 2002, dalam Daniel, 2011).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini diuraikan dengan penjelasan dibawah ini. Jumlah data yang diambil untuk data pendahuluan adalah 30 data karena secara statistik disyaratkan bagaimanapun model populasi yang disampel asal variantnya terhingga, maka rata-rata sampel akan mndekati distribusi normal. Untuk N ≥ 30 pendekatan ini sudah berlaku. Data produksi perjalanan yang diperoleh akan digunakan sebagai dasar untuk menentukan jumlah sampel, dapat dilihat pada table berikut ini:


(56)

Tabel IV.1 Data Sampel Sementara Untuk Pengambilan Sampel Yang Sebenarnya

No Sampel

Produksi Perjalanan Perhari

No Sampel

Produksi Perjalanan Perhari

No Sampel

Produksi Perjalanan Perhari

1 4 11 4 21 4

2 5 12 6 22 6

3 5 13 4 23 5

4 3 14 5 24 7

5 5 15 5 25 6

6 5 16 6 26 5

7 3 17 4 27 6

8 3 18 5 28 4

9 4 19 6 29 6

10 6 20 8 30 4

Jumlah


(57)

Tabel IV.2 Deskripsi Statistik Data Sampel Untuk Uji Kecukupan DataProduksi Perjalanan/Keluarga/hari

N Minimum Maksimum Mean Std. Deviasi

30 3 8 4.9666 1.1885

Uji kecukupan data dimaksud untuk memastikan bahwa data yang diambil adalah data yang akurat dan jumlah sampel yang diambil dapat mewakili populasi yang ada. Spesifikasi tingkat kepercayaan 95% kemungkinan sampling error tidak lebih dari 5% dari sampel mean. Untuk convident level (z) 95% dari tabel statistik diperoleh angka 1.96 dari standart error. Agar error yang diterima tidak lebih dari 5% maka jumlah sampel data harus dicari dengan perhitungan sebagai berikut:

Sampling Error (Se) yang dapat diterima = 0.05 × rata-rata produksi perjalanan

= 0.05 × 4.9666

= 0.24 Perjalanan/hari

Maka, Se(x) = Se/z

= 0.24/1.96

= 0.122

Besarnya jumlah sampel:

n’ = ²


(58)

n = ; , untuk populasi yang terbatas

Maka, n’ = ²

[ ( ) ]²

n’ = . ²

[ . ]²

n’ = 94.82 = 95 (untuk data yang tidak terbatas)

n =

n = 90.69 = 90 (untuk data terbatas)

dari hasil perhitungan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah data sampel yang harus dipenuhi adalah 90 sampel.

Sedangkan teknik penyamplingan yang lain menjelaskan beberapa cara pengambilan jumlah sampel yang dibutuhkan dalam suatu penelitian.

a. Menurut Arikunto sampel yang dibutuhkan dalam penelitian yang melibatkan populasi yang besar adalah sekitar 10% sampai 25%. Sehingga dalam penelitian ini jumlah sampel yang dibutuhkan adalah:

n = 10% × 2000 = 200 rumah tangga

b. menurut Guys dalam bukunya, sampel yang dibutuhkan dalam suatu penelitian dengan populasi > 30 sampel yang harus diambil adalah 10% dari jumlah populasi.


(59)

Dengan pertimbangan keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya penulis menggunakan cara pertama, dengan rumus diatas dengan penambahan sampel sehingga jumlah sampel yang diambil yaitu sebanyak 90 sampel.

IV.3. Karakteristik Responden 4.3.1 Jumlah Anggota Keluarga

Dari hasil kuesioner diperoleh data jumlah anggota keluarga, jumlah keluarga yang bersekolah dan jumlah anggota keluarga yang bekerja sebagai berikut:

Tabel IV.3 Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah Anggota Keluarga

1 - 3 Orang 4 - 6 Orang 7 - 9 Orang


(60)

Grafik IV.1 Jumlah anggota keluarga

4.3.2 Jumlah Anggota Keluarga Yang Bekerja

Dari hasil kuesioner diperoleh data jumlah anggota keluarga yang bekerja sebagai berikut:

Tabel IV.4 Jumlah Anggota Keluarga Yang Bekerja

Jumlah Anggota Keluarga yang bekerja

0 - 2 Orang 3 - 5 Orang 6 - 8 Orang >8 Orang

98% 2% 0 0

28%

70%

2%0%

JUM LAH ANGGOTA KELUARGA

1 - 3 Orang

4 - 6 Orang


(61)

Grafik IV.2 Anggota keluarga bekerja

4.3.3 Jumlah Anggota Keluarga Yang Bersekolah

Dari hasil kuesioner diperoleh data jumlah anggota keluarga yang bersekolah sebagai berikut:

Tabel IV.5 Jumlah Anggota Keluarga Yang Bersekolah

98%, 2%,

JUM LAH ANGGOTA KELUARGA BEKERJA

0 - 2 Orang 3 - 5 Orang 6 - 8 Orang >8 Orang


(62)

Grafik IV.3 Anggota keluarga bersekolah

4.3.4 Pendapatan rata-rata keluarga

Dari hasil kuesioner diperoleh data pendapatan rata-rata (juta) sebagai berikut:

Tabel IV.6 Pendapatan rata-rata keluarga

Pendapatan Rata-rata Keluarga Rp. 1.000.000 -

3.000.000

Rp. 3.000.001 - 5.000.000

Rp. 5.000.001 - 7.000.000

> Rp. 7.000.000

3.33% 13.33% 14.14% 68.89%

82% 18%

JUM LAH ANGGOTA KELUARGA YANG SEKOLAH

0 - 2 Orang

3 - 5 Orang

6 - 8 Orang


(63)

Grafik IV.4 Pendapatan rata-rata (juta)

4.3.5 Jumlah Kepemilikan Kendaraan (Mobil)

Untuk jumlah kepemilikan kendaraan mobil dari data yang dikumpulkan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel IV.7 Jumlah Kepemilikan Kendaraan (Mobil)

Jumlah Kepemilikan Kendaraan (Mobil)

0 - 1 Unit 2 - 3 Unit 4 - 5 Unit >5 Unit

61.11% 36.67% 2.22% 0

3%

14%

14%

69%

TINGKAT PENDAPATAN

Rp. 1.000.000 - 3.000.000

Rp. 3.000.001 - 5.000.000

Rp. 5.000.001 - 7.000.000


(64)

Grafik IV.5 Jumlah kepemilikan kendaraan (Mobil)

4.3.6 Jumlah Kepemilikan Kendaraan (Sepeda Motor)

Untuk jumlah kepemilikan kendaraan mobil dari data yang dikumpulkan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel IV.8 Jumlah Kepemilikan Kendaraan (Sepeda Motor)

61% 37%

2%

Jumlah Kepemilikan M obil

0 - 1 Unit

2 - 3 Unit

4 - 5 Unit

0 - 1 Unit

2 - 3 Unit

4 - 5 Unit

>5 Unit

54.44%

43.33%

2.22%

0


(65)

Grafik IV.6 Jumlah kepemilikan kendaraan (Sepeda Motor)

IV.4 Proses Pengolahan Data

Dari data yang diperoleh melalui kuesioner model formulasi produksi perjalanan menggunakan formula Multiple Regression dengan bantuan software SPSS 18.

4.4.1 Analisa Korelasi

Tujuan dari analisa korelasi adalah untuk melihat hubungan bivariat, antara variabel independent, yang meliputi jumlah anggota keluarga, jumlah anggota keluarga yang bekerja, jumlah anggota keluarga yang bersekolah, jumlah pendapatan keluarga, jumlah kepemilikan mobil, dan jumlah kepemilikan sepeda motor, dengan produksi perjalanan (Y) atau variabel dependent. Koefisien korelasi untuk setiap variabel berbeda-beda dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

55% 43%

2%

JUM LAH KEPEM ILIKAN SEPEDA M OTOR

0 - 1 Unit

2 - 3 Unit


(66)

Tabel IV.9 Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

(Sumber: Sugijono, 2000:175, dalam Michael, 2013)

Korelasi pada perumahan J-City dengan variabel dependent adalah jumlah perjalanan (Y), dan variabel independentnya adalah jumlah anggota keluarga, jumlah anggota keluarga yang bekerja, jumlah anggota keluarga yang bersekolah, jumlah pendapatan, jumlah kepemilikan mobil, dan jumlah kepemilikan sepeda motor. Dapat dilihat pada Tabel IV. 10.


(67)

Tabel IV. 10 Tabel Korelasi Variabel Dependent dengan Variabel Independent

Pergerakan Keluarga Bekerja Sekolah Pendapatan Mobil Motor Pergerakan Pearson

Correlation

1 .749** .258* .616** .206 .376** .354**

Sig. (2-tailed) .000 .014 .000 .051 .000 .001

N 90 90 90 90 90 90 90

Keluarga Pearson Correlation

.749** 1 .297** .834** .153 .378** .435**

Sig. (2-tailed) .000 .004 .000 .150 .000 .000

N 90 90 90 90 90 90 90

Bekerja Pearson

Correlation

.258* .297** 1 .154 .182 .124 .150

Sig. (2-tailed) .014 .004 .147 .086 .243 .159

N 90 90 90 90 90 90 90

Sekolah Pearson

Correlation

.616** .834** .154 1 .116 .333** .395**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .147 .276 .001 .000

N 90 90 90 90 90 90 90

Pendapatan Pearson Correlation

.206 .153 .182 .116 1 .525** .123

Sig. (2-tailed) .051 .150 .086 .276 .000 .248

N 90 90 90 90 90 90 90

Mobil Pearson

Correlation

.376** .378** .124 .333** .525** 1 .062

Sig. (2-tailed) .000 .000 .243 .001 .000 .564

N 90 90 90 90 90 90 90

Motor Pearson

Correlation

.354** .435** .150 .395** .123 .062 1

Sig. (2-tailed) .001 .000 .159 .000 .248 .564

N 90 90 90 90 90 90 90

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(68)

Tabel IV.11 Matriks Korelasi Variabel Terikat Jumlah Perjalanan (Y) Variabel Bebas Jumlah anggota keluarga (X1) Jumlah pekerja (X2) Jumlah keluarga yang bersekolah (X3) Pendapata n keluarga (X4) Kepemilikan mobil (X5) Kepemilikan motor (X6)

Jumlah Perjalanan (Y) 1

Va ra b e l B e b a s

Jumlah anggota keluarga (X1) 0.749 1

Jumlah anggota keluarga yang bekerja (X2) 0.258 0.297 1

Jumlah keluarga yang bersekolah (X3) 0.616 0.834 0.154 1

Penghasilan rata-rata keluarga (X4) 0.206 0.153 0.182 0.116 1

Jumlah kepemilikan mobil (X5) 0.376 0.378 0.124 0.333 0.525 1

Jumlah kepemilikan motor (X6) 0.354 0.435 0.150 0.395 0.123 0.062 1


(69)

Pada tabel matriks korelasi di atas dari hasil perhitungan dapat diketahui nilai hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat yang dijelaskan sebagai berikut:

 Jumlah anggota keluarga (X1) mempunyai hubungan dengan produksi perjalanan (Y) dengan nilai R (koefisien korelasi) yaitu sebesar 0.749 atau variabel bebas dapat mempengaruhi variabel terikat dengan hubungan kuat sebesar 74,9%. Artinya, jumlah anggota keluarga bertambah maka jumlah perjalanan juga akan semakin meningkat/bertambah.

 Jumlah anggota keluarga yang bekerja (X2) mempunyai hubungan dengan produksi perjalanan (Y) dengan nilai R (koefisien korelasi) yaitu sebesar 0,258 atau variabel bebas dapat mempengaruhi variabel terikat dengan hubungan rendah sebesar 25,8%. Artinya jumlah anggota keluarga yang bekerja tidak begitu besar pengaruhnya terhadap produksi perjalanan.

 Jumlah anggota keluarga yang bersekolah/yang duduk dibangku pendidikan (X3) mempunyai hubungan dengan produksi perjalanan (Y) dengan nilai R (koefisien korelasi) yaitu sebesar 0,616 atau variabel bebas (X3) dapat mempengaruhi variabel terikat dengan hubungan yang kuat sebesar 61,6%. Artinya jumlah anggota keluarga yang berseolah sangat besar pengaruhnya terhadap produksi perjalanan.

 Jumlah pendapatan keluarga (X4) mempunyai hubungan dengan produksi perjalanan (Y) dengan nilai R (koefisien korelasi) yaitu sebesar 0,206 atau variabel bebas dapat mempengaruhi variabel terikat dengan hubungan yang rendah sebesar 20,6%. Artinya jumlah pendapatan tidak begitu besar pengaruhnya terhadap produksi perjalanan.

 Jumlah kepemilikan mobil (X5) mempunyai hubungan dengan produksi perjalanan (Y) dengan nilai R (koefisien korelasi) yaitu sebesar 0,376 atau variabel bebas dapat mempengaruhi produksi perjalanan yang tidak begitu kuat hanya sebesar 37,6%. Artinya jumlah pendapatan tidak begitu besar pengaruhnya terhadap banyaknya pergerakan.


(70)

 Jumlah kepemilikan sepeda motor (X6) mempunyai hubungan dengan produksi perjalanan (Y) dengan nilai R (koefisien korelasi) yaitu sebesar 0,354 atau variabel bebas dapat mempengaruhi variabel terikat dengan hubungan tidak begitu kuat atau rendah yaitu 35,4%. Artinya jumlah kepemilikan sepeda motor tidak besar pengaruhnya terhadap jumlah pergerakan.

4. 4.2 Proses Pengolahan Analisa Regresi

1. Variabel Terikat (Dependent) dengan Variabel Bebas (independent) Tabel IV.12 Tingkat hubungan Y dengan Xn

Y dengan Xn Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan

Y dengan X1 0,749 Kuat

Y dengan x2 0,258 Rendah

Y dengan x3 0,616 Kuat

Y dengan X4 0,206 Rendah

Y dengan X5 0,376 Rendah

Y dengan X6 0,354 Rendah

Proses penyeleksian variabel harus sesuai dengan syarat metode analisis regresi, bahwa variabel bebas yang akan dipakai dalam model adalah yang mempunyai korelasi dengan tingkat hubungan minimal sedang terhadap variabel terikat. Pada tabel IV.10 di atas dapat dilihat bahwa variabel bebas yang mempunyai tingkat hubungan minimal sedang variabel terikat (jumlah perjalanan (Y)) adalah jumlah anggota keluarga (X1), dan jumlah anggota keluarga yang sekolah (X3). Hasilnya adalah sebagai berikut:


(71)

a. Hubungan korelasi Y - X1 r = 0,749

X1 - X2 r = 0,297

X1 - X3 r = 0,834

X1 - X4 r = 0,153

X1 - X5 r = 0,378

X1 - X6 r = 0,435

Karena korelasi antara variabel X1 dan X3 kuat maka X3 tidak bisa digunakan dalam persamaan bila X1 dimasukkan kedalam persamaan. Dengan analisa regresi menggunakan program SPSS 18 maka persamaan yang mungkin terjadi yaitu:

 Dengan satu variabel (X1):

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

dimension

1 .749a .561 .556 .87720

a. Predictors: (Constant), Keluarga

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 86.686 1 86.686 112.656 .000a

Residual 67.714 88 .769

Total 154.400 89 a. Predictors: (Constant), Keluarga b. Dependent Variable: Pergerakan


(72)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.643 .348 4.724 .000

Keluarga .892 .084 .749 10.614 .000

a. Dependent Variable: Pergerakan

Y = 1,643 + 0,892 X1 R = 0,749 R2 = 0,561

 Dengan dua variabel 1. (X1 – X2)

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

dimension0 1 .750 a

.563 .553 .88085

a. Predictors: (Constant), Bekerja, Keluarga

ANOVAb

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Regression 86.897 2 43.449 55.998 .000a

Residual 67.503 87 .776

Total 154.400 89

a. Predictors: (Constant), Bekerja, Keluarga b. Dependent Variable: Pergerakan


(73)

Coefficientsa Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 1.524 .417 3.653 .000

Keluarga .878 .088 .738 9.938 .000

Bekerja .101 .195 .039 .522 .603

a. Dependent Variable: Pergerakan

Y = 1,524 + 0,878 X1 + 0,101 X2 R = 0,750 R2 = 0,563

2. (X1 – X4)

Model Summary Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

dimension0 1 .755a .570 .560 .87356


(74)

ANOVAb

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Regression 88.009 2 44.005 57.665 .000a

Residual 66.391 87 .763

Total 154.400 89

a. Predictors: (Constant), Pendapatan, Keluarga b. Dependent Variable: Pergerakan

Coefficientsa Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 1.432 .381 3.755 .000

Keluarga .875 .085 .735 10.331 .000

Pendapatan .029 .022 .094 1.317 .191

a. Dependent Variable: Pergerakan


(75)

3. (X1 – X5)

ANOVAb

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Regression 88.231 2 44.115 58.003 .000a

Residual 66.169 87 .761

Total 154.400 89

a. Predictors: (Constant), Mobil, Keluarga b. Dependent Variable: Pergerakan

Coefficientsa Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 1.584 .348 4.551 .000

Keluarga .843 .090 .708 9.347 .000

Mobil .180 .126 .108 1.425 .158

a. Dependent Variable: Pergerakan

Y = 1,584 + 0,843X1 + 0,180X5 R = 0,756 R2 = 0,571 Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

dimension0 1 .756a .571 .562 .87211


(1)

No Jumlah Anggot a Keluarga Jum lah Pergerakan Kepemilikan

kendaraan Penghasilan (Rp.) Anggot a kel. Yang bekerja Anggot a kel. Yang Sekolah Roda 2 Roda 4

73 5 6 2 1 10.000.000 2 3

74 4 7 2 2 13.000.000 2 2

75 4 6 2 1 10.000.000 2 2

76 3 5 2 1 9.000.000 1 1

77 7 8 3 3 20.000.000 2 4

78 8 9 4 2 10.000.000 2 3

79 2 3 1 1 8.000.000 2 0

80 3 4 1 1 9.000.000 2 1

81 4 5 1 1 10.000.000 2 2

82 4 5 2 1 13.000.000 2 2

83 4 6 3 1 10.000.000 2 2

84 4 5 2 1 8.000.000 2 1

85 4 4 2 2 10.000.000 2 2

86 5 6 3 2 10.000.000 2 3

87 4 7 3 2 15.000.000 2 2

88 4 5 2 1 9.000.000 2 1

89 5 6 2 1 10.000.000 2 3


(2)

2. Kuesioner

Νama Responden :

Umur : Pendidikan terakhir :

Alamat :

1. Berapa kalikah Bapak dan seisi rumah ini melakukan perjalanan dalam satu hari? Jawab: . . . .kali

2. Berapa orang jumlah anggota rumah tangga Bapak/Ibu? Jawab: . . . .orang

3. Berapa buah jumlah kendaraan Bapak/Ibu miliki (Roda 2/sepeda motor, Roda 4/mobil, plat hitam atau plat merah)

Jawab: Roda 4 (empat) . . . mobil

Roda 2 (dua) . . . sepeda motor

4. Berapa penghasilan rata-rata Bapak/Ibu dalam satu bulan? Jawab: . . . .rupiah

5. Berapa orang jumlah anggota rumah tangga ini yang bekerja? Jawab: . . . .orang


(3)

6. Berapa orang jumlah anggota rumah tangga ini yang sekolah/kuliah? Jawab: sekolah . . . .orang

kuliah . . . .orang


(4)

3. Tabel titik persentase distribusi t


(5)

(6)