2.4.1 Proses Acetylene
Proses ini berlangsung kontinu dalam fasa uap dengan mereaksikan Acetylene dan HCN 15 : 1 menggunakan larutan katalis Cuprous Chloride pada temperatur
70 – 100 °C.
Reaksinya adalah : HC CH + HCN
→ H
2
C = CH CN Acetylene Asam Sianida Acrylonitrile
Kelemahan dari process ini adalah katalis Cuprous Chloride akan dikonversi menjadi Cuprous Cyanide dengan adanya HCN, sehingga katalis tersebut menjadi
tidak aktif. Untuk menghindari hal ini dibutuhkan senyawa tambahan, yaitu dengan menambahkan asam klorida HCl kedalam larutan katalis untuk mengimbangi efek
yang dihasilkan oleh HCN yang tidak bereaksi di dalam reaktor Kremer Rowbottom, 1962.
Kondisi reaksi pada proses produksi Acrylonitrile ini juga mendukung terbentuknya beberapa produk samping yang mudah menguap, seperti reaksi antara
Acetylene dengan air, HCN, dan HCl akan membentuk Acetaldehyde, Lactonitrile dari Acetaldehyde dan HCN, Vinyl Chloride, dan Mononinylacetylene. Reaksi akhir
selanjutnya pada proses ini akan membentuk Cyanobutadiene, Chloroprene, Divinylacetylene, dan isomer. Senyawa-senyawa ini sangat sulit untuk dipisahkan
dari Acrylonitrile. Selain itu, juga dihasilkan produk reaksi berupa senyawa tidak mudah menguap Tar yang terdiri dari polimer-polimer campuran senyawa-senyawa
yang bereaksi sebelumnya Kremer Rowbottom, 1962. Produk gas hasil reaksi di dalam reaktor berupa Acrylonitrile, produk
samping yang mudah menguap, HCN, dan sejumlah besar Acetylene berlebih. Acrylonitrile dan produk samping akan dipisahkan dari Acetylene dengan scrubber
menggunakan air sebelum Acetylene disirkulasikan kembali kedalam reaktor. Selanjutnya larutan air dan Acrylonitrile yang mengandung sejumlah senyawa
impurities polimer akan dikontakkan dengan steam, sehingga sebagian besar senyawa impurities akan menguap bersama Acrylonitrile dan terpisah dari senyawa
impurities berupa Tar Stehman, 1954. Selanjutnya Acrylonitrile dipisahkan dari impurities yang ikut menguap bersama Acrylonitrile dengan menggunakan absorben
Universitas Sumatera Utara
air, sehingga diperoleh larutan Acrylonitrile-air yang selanjutnya dimurnikan pada kolom distilasi Kremer Rowbottom, 1962.
Proses ini memiliki banyak kekurangan, di mana proses pemisahan Acrylonitrile dari produk sampingnya sangat sulit untuk dilakukan, sehingga produk
Acrylonitrile yang dihasilkan sangat sulit untuk dimurnikan, dan selama proses reaksi banyak produk samping yang tidak diinginkan terbentuk dan menjadi senyawa
impurities yang akan mengganggu proses berikutnya dalam pemakaian produk Acrylonitrile yang dihasilkan dari proses ini Kremer Rowbottom, 1962. Dalam
kasus ini, produk samping yang dihasilkan menjadi masalah utama, karena membutuhkan proses tambahan yang rumit dan biaya produksi yang tinggi, selain itu
konversi yang dihasilkan rendah, yaitu sekitar 64 Goerg, 1954; Koons, 1956.
2.4.2 Proses Propene Propylene Ammoxidation