Karakteristik dan Hubungan Antara Skala Warna Kulit Dengan Kadar 25(OH) D Serum Pada Perempuan Usia 20-40 Tahun di Desa Aman Damai Kecamatan Sirampit Kabupaten Langkat Sumut 2016

(1)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Muhammad Rifan Hidayat Tempat/Tanggal Lahir : Medan , 21 juni 1995

Agama : Islam

Alamat : Jl. Karya Wisata Komplek Graha johor A5, Medan, Sumatera Utara.

Jl. Marah Rusli Kisaran, Kabupaten Asahan Orang Tua: Ayah : Ir.Oktoni Eryanto,MMA

Ibu : Sri bulan Nomor Handphone : 0813-7553-9804

Email : mrhidayat21@gmail.com Riwayat Pendidikan :

1. SDN 1 Kisaran (2001-2007) 2. SMP 1 Kisaran (2007-2010) 3. SMA 1 Kisaran (2010-2013)

4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2013-Sekarang) Riwayat Organisasi :

1. Anggota Pemerintahan Mahasiswa (PEMA) FK USU 2014-2015 2. Anggota PHBI FK USU 2013-2016

Riwayat Pelatihan :

1. Peserta PMB (Penyambutan Mahasiswa Baru) FK USU 2013 2. Peserta MMB (Management Mahasiswa Baru) FK USU 2013 Riwayat Kepanitian :

1. Anggota seksie acara maulid nabi PHBI FK USU 2014

Anggota Seksie Peralatan & Tempat SRF (Scripta Research Festival) SCORE FK USU 2014


(2)

(3)

(4)

Lampiran 3

Distribusi Frekuensi Warna Kulit 25 (OH) D

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 21-25 15 42.9 42.9 42.9

31-35 11 31.4 31.4 74.3

36-40 9 25.7 25.7 100.0

Total 35 100.0 100.0

WarnaKulit

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Type 3 3 8.6 8.6 8.6

Type 4 13 37.1 37.1 45.7

Type 5 19 54.3 54.3 100.0

Total 35 100.0 100.0

kelompok 25 oh d

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.00 1 2.9 2.9 2.9

3.00 17 48.6 48.6 51.4

4.00 17 48.6 48.6 100.0


(5)

WarnaKulit dan 25ohd Crosstabulation

25ohd

Total Defisiensi Insuffisiensi Suffisiensi

WarnaKulit Type 3 Count 3 0 0 3

% within 25ohd 17.6% .0% .0% 8.6%

Type 4 Count 5 7 1 13

% within 25ohd 29.4% 41.2% 100.0% 37.1%

Type 5 Count 9 10 0 19

% within 25ohd 52.9% 58.8% .0% 54.3%

Total Count 17 17 1 35

% within 25ohd 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 5.090a 4 .278

Likelihood Ratio 6.347 4 .175

Linear-by-Linear Association .678 1 .410


(6)

HEALTH RESEARCH ETHICAL COMMITTEE

Medi c al Facu l t y of Uni ver si t as Su mat era Utar a / H. Adam Mali k Gener al Hospi tal

Jl . Dr . Mansyur No 5 Medan, 20155 - Indonesi a

Tel: +62-61-8211045; 8210555 Fax: +62-61-8216264 E-mail: komisietikfkusu@yahoo.com

FORMULIR ISIAN OLEH PENELITI Nama lengkap anda :

Alamat (harap ditulis dengan lengkap) :

Telp/Fax/HP/E-mail/lain-lain :

Alamat lain yang dapat dihubungi :

Telp/Fax/HP/E-mail/lain-lain :

Nama Institusi Anda (tulis beserta alamatnya) :

Judul Penelitian :

DAFTAR PERTANYAAN :

1. Subyek yang digunakan pada penelitian Anda :

 Penderit a Non Penderit a Hew an

2. Jumlah Subyek yang digunakan dalam penelitian Anda : 35 (orang/ekor/lain-lain)*

3. Keterangan:

Dalam penelitian yang dilakukan melihat warna kulit dari ujung jari sampai pergelangan tangan

Muhammad Rifan Hidayat 1

081375539804/mrhidayat21@gmail.com

Jl. Karya Wisata Komplek Graha Johor A5 Medan

Jl. Marah Rusli Penginapan Syafitri No 15, Kisaran, Kabupaten Asahan

062343377

Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara. Jl. DR.T.Mansur No 5, Kampus USU, Medan, 20155. 2

3

4

5

6

Karakteristik dan Hubungan Antara Skala Warna Kulit Dengan Kadar 25 (OH) D Serum Pada Perempuan Usia 20-40 Tahun Di Desa Aman damai Kecamatan Sirampit Kabupaten Langkat Sumut 2016.


(7)

4. Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini (pekiraan) untuk setiap subjek: 28 (detik/menit/jam/hari/bulan/tahun)*

5. Rangkaian usulan penelitian mencakup objektif penelitian manfaat/relevansi dari hasil penelitian disertai alasan/motivasi dilakukannya penelitian dan resiko yang mungkin timbul disertai cara penyelesaian masalahnya (ditulis dengan bahasa yang dapat dimengerti secara umum).

Dalam penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui skala warna kulit dan kadar 25 (OH) D serum pada perempuan tani yang berusia 20-40 tahun di desa aman damai kecamatan sirampit kabupaten langkat sumut 2016. 6. Apakah masalah etik menurut Anda dapat terjadi pada penelitian Anda ini : Tidak ada masalah etik dalam penelitian ini.

7. Jika subjeknya manusia, apakah percobaan terhadap hewan sudah pernah dilakukan?. Jika tidak , sebutkan alasan mengapa langsung dilakukan terhadap manusia (berikan argumentasi anda secara jelas dan mudah dimengerti). Percobaan terhadap hewan belum pernah dilakukan, percobaan ini dilakukan langsung terhadap manusia. Karena penelitian ini dilakukan menggunakan Lembaran type warna kulit apakah ada perubahan terhadap kadar 25(OH D serum.

8. Prosedur pelaksanaan penelitian atau percobaan (frekwensi, interval, dan jumlah total segala tindakan invasif yang dilakukan, dosis dan cara penggunaan obat, isotop, radiasi atau tindakan lainnya)sebutkan!

Dalam penelitian yang dilakukan pengambilan data hanya di lakukan 3 kali dengan cara pengisihan lembar pemantauan.

9. Bahaya potensial yang langsung atau tidak langsung, segera atau kemudian dan cara yang digunakan guna pencegahannya (disebutkan jenis bahayanya). Diharapkan tidak ada bahaya dalam penelitian ini.

10. Pengalaman terdahulu sebelum atau sesudah penelitian dari tindakan yang akan dilakukan (baik sendiri ataupun perorangan)

Belum mempunyai pengalaman sebelumnya.

11. Jika penelitian dilaksanakan pada orang sakit, sebutkan apa kegunaan bagi si sakit, dan bagaimana pula kompensasi yang diberikan jika terjadi kerugian pada jiwanya.

Penelitian ini tidak dilakukan pada orang sakit.

12. Bagaimana cara memilih penderita dan sukarelawan yang sehat?

Subyek penelitian yang sehat dilihat dari tidak ada riwayat penyakit yang membahayakan seperti penyakit DM, Jantung, dll dan tidak dalam keadaan hamil.


(8)

13. Apa hak dan kewajiban yang bisa Anda berikan sebagai jaminan dan imbalan bagi objek

tersebut?. Jika terdapat ganti rugi, sebutkan pula berapa jumlah yang diberikan!

a) Hak: mendapat kan lembaran t ype w arna kulit subyek panelit ian

b) Kew ajiban: mendapat kan hasil dar i pem eriksaan yang dilakukan, t erjaminnya kesehat an subyek penelit ian dan pemberian beberapa hadiah sebagai bent uk t er ima kasih kepada subyek penelian yang t elah bersedia menjadi subyek penelit ian.

14. Sejauh mana hubungan antara subjek manusia yang diteliti dengan peneliti? (ceklist yang benar) :

a. hubungan dokter – pasien b. Hubungan guru – murid

c. Hubungan majikan - anak buah d. Mitra

e. Keluarga f. Lain-lain

15. Jelaskan cara pencatatan selama penelitian termasuk efek samping dan komplikasinya bila ada!

Tidak ada efek samping dan komplikasi dalam penelitian ini.

16. Jelaskan cara memberitahu dan mengajak subjek (lampiran contoh surat persetujuan penderita)! Bila memberitahukan dan kesediannya secara lisan, tulisan atau karena sesuatu hal penderita tidak dapat diminta pernyataan ataupun persetujuannya, beri pula alasan untuk itu.

(Terlampir)

17. Apakah subjek diansuransikan? (pilih salah satu) a. Ya

b. Tidak

Medan, 21 juli 2016

Mengetahui, Menyatakan :

Dosen Pembimbing Peneliti

(DR. dr. Dina Keumala Sari, M.Gizi, Sp.GK) (Muhammad rifanHidayat) NIM. 197312212003122001 NIM 130100045


(9)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Muhammad Rifan Hidayat Umur : 21 Tahun

Alamat : Jl. Karya Wisata Komplek Graha Johor A5 Telp/Hp : 081375539804

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang “Karakteristik dan hubungan Skala Warna Kulit Dengan Kadar 25(OH)D Serum Pada Perempuan Usia 20-40 Tahun Di Desa Aman Damai Kecamatan Sirampit Kabupaten Langkat Sumut 2016” dan telah memahaminya, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, Agustus 2016


(10)

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

“Karakteristik dan hubungan antara Skala Warna Kulit Dengan Kadar 25(OH)D Serum Pada Perempuan usia 20-40 Tahun Di Desa Aman Damai

Kecamatan Sirapit Kabupaten Langkat Sumut 2016”

Saya Rifan, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, sedang melaksanakan penelitian berjudul “Karakteristik dan hubungan antara Skala Warna Kulit Dengan Kadar 25(OH)D Serum Pada Perempuan Usia 20-40 Tahun Di Desa Aman Damai Kecamatan Sirampit Kabupaten Langkat Sumut 2016”.

Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan perubahan warna kulit dan kadar 25(OH)D Serum pada ibu-ibu tani ataupun ibu darma wanita (PKK) di desa aman damai kecamatan sirampit kabupaten langkat.

Saya akan melakukan pemantauan yang akan saya isi dilembar pemantauan dan saya akan melihat untuk menilai skala warna kulit dan kadar 25(OH)D pada ibu-ibu.

Partisipasi ibu-ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan penelitian. Untuk penelitian ini, ibu tidak dikenakan biaya apapun. Bila ibu-ibu membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya

Nama : Muhammad Rifan Hidayat

Alamat: Jl. Karya wisata komp. Graha johor A5 Medan. No.HP: 081375539804


(11)

Terima Kasih saya ucapkan kepada ibu-ibu yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Ke ikut sertaan ibu-ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitan ini diharapkan ibu-ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami per siapkan.

Medan, Agustus 2016 Peneliti


(12)

DAFTAR PUSTAKA

1. Arabi A. et al. Hypovitaminosis D in developing countries – prevalence, risk factors and outcomes. Nat. Rev. Endocrinology. 2010. 2. Yosephin B, Khomsan A, Briawan D, dan Rimbawan. Peranan

ultraviolet B sinar matahari terhadap status vitamin D dan tekanan darah pada wanita usia subur. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional 2014; 8(6): 256-260

3. National Institute of Health, , defisiensi of vitamin D, National

Vitamin D Information.2015 May:1-3

4. Singh, N., Amstrong, D.G., Lipsky, B.A. Vitamin D. JAMA, 2005 293(2): 217-228

5. Holick MF.. Vitamin D deficiency.N Engl J Med.2013 357: 266-281 6. Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.2007.

7. Setiati S, Oemardi M, Sutrisna B, dan Supartondo. The role of ultraviolet-B from sun exposure on vitamin D3 and parathyroid hormone level in elderly women in Indonesia. Asian J Gerontol Geriatr. 2007; 2 : 126-132

8. Kennel KA, Drake MT, dan Hurley DL. Vitamin D deficiency in adults: when to test and how to treat. Mayo Clin Proc. 2010; 85(8): 752 758 9. Enrawati R dan Sandjaja. Status vitamin D terkini anak Indonesia usia

1,0- 12,9 tahun. 2011.

10. Soejitno A dan Kuswardhani RAT. Defisiensi vitamin D: mekanisme, implikasi dan terapi pada lansia. CDK, 2009; 168 Vol. 36, No.2

11. Truswell S. Buku ajar ilmu gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2014 : 231-5

12. Angka Kecukupan Gizi (AKG). 2013. Angka kecukupan gizi yang d ianjurkan bagi Bangsa.Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013.

13. Wu, L.L. dan Sun. Vitamin D Receptor and Skin, 2011: 23(4),

297-311

14. Fitzpatrick's Dermatologyin General Medicine Eighth edition. 2014: 297: 134-152

15. Sastroasmoro,S. Pemilihan Subyek Penelitian. Dalam: Sastroasmoro, S., Ismael, S.,ed. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: CV. Sagung Seto, 2014 : 313


(13)

BAB III

KERANGKA KERANGKA TEORI & KONSEP

3.1 Kerangka Teori

3.2 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

vitamin D

Warna Kulit

Asupan vitamin D

Sinar Matahari

Wanita tani usia 20-40 tahun

1. M elanin 2. M elanoid

Kadar 25(OH)D


(14)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini terdiri dari adalah penelitian Deskriptif, yaitu penelitian yang bekerja dengan angka, yang datanya berwujud bilangan (skor atau nilai) yang menganalisis karakteristik dan hubungan antara warna kulit dengan kadar 25(OH)D serum pada perempuan usia 20-40 tahun. Desa Aman Damai, Kecamatan Serapit, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara. penelitian

Deskriptif ini lebih menekan kepada cara pikir yang lebih positif.

Jenis penelitian yang digunakan adalah survey dengan metode total

sampling, yaitu pengambilan sampel dan memutuskan jumlah maupun sampel

yang akan diambil dengan tujuan tertentu. 4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di unit Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Aman Damai, Kecamatan Serapit, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan September-Oktober 2016.

4.3 Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelompok wanita tani yang berusia yang bernaung dibawah pembinaan Unit Pembinaan Kesejahteraan Keluarga PKK Desa Aman Damai yang berlokasi di Kecamatan Serapit Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara.

4.3.1 Populasi Target

Populasi target pada penelitian ini adalah wanita tani yang memiliki rentang umur 20-40 tahun.


(15)

4.3.2 Populasi Terjangkau

Populasi terjangkaunya adalah wanita tani yang memiliki rentang umur 20-40 tahun yang bernaung dibawah PKK Desa Aman Damai di Kecamatan Serapit Kabupaten Langkat pada Bulan September 2016.

4.3.3 Kriteria Inklusi

1. Subjek sehat secara jasmani dan rohani 2. Subjek bersedia menjadi subjek penelitian 4.3.4 Kriteria Eksklusi

1. Penderita diabetes mellitus 2. Penderita penyakit jantung

3. Subjek tidak sedang dalam keadaan mengandung (hamil) 4.3.5 Besar Sampel

Sampel adalah 40 subyek penelitian. Dengan diambil mengunakan motode

total sampling.

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini data diperoleh melalui data primer dengan menggunakan lembar pemantauan untuk menilai warna kulit dan pengambilan sampel darah untuk melihat kadar 25(OH)D serum kepada wanita tani diunit PKK Desa Aman Damai di Kecamatan Serapit Kabupaten Langkat yang menjadi subjek penelitian. Pengumpulan data menggunakan metode consecutive sampling.

4.5 Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan data dari hasil penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS). Hasil penelitian ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi. Data yang disajikan dalam bentuk presentase dan tabel. Analisis statistik yang digunakan adalah uji Chi-Square untuk melihat hubungan warna kulit terhadap kadar 25(OH)D.


(16)

4.6 Alat-alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan antara lain :

1. Syringe ( jarum sunt ik ) 2. Kapas alkohol

Bahan yang digunakan antara lain :

1. Lembar pemant aun t ipe kulit dan skor w arna kulit fit pat rick skin.

4.7 Prosedur penelitian

1. Melihat pada ujung jari tangan sampai pergelangan tangan pada masing- masing sampel.

2. Setelah itu kita nilai skor warna kulit mengunakan fitpatrick skin

3. Lalu dimasukkan ke lembar pemantauan untuk melihat tipe warna kulit dan skor warna kulit pada sampel.

4. Mengamati warna kulit dan di identifikasikan.

5. Setelah melihat warna kulit, baru melihat kadar 25(OH)D serum, dengan cara pengambilan serum darah.


(17)

4.8 Definisi Operasional

Hal Alat Ukur Cara

pengukuran

Skala Pengukuran

Skor Pengukuran Warna Kulit Lembar

pemantauan

Melihat warna kulit

Ordinal Tipe I (skor 0-6) Tipe II (skor 7-13)

Tipe III (skor 14-20) Tipe IV (skor 21-27)

Tipe V (skor 28-34)

Tipe VI (skor 35-36) Kadar

25(OH) Serum

Laboratorium Pengambilan serum darah

Rasio Defisiensi:<20n g/mL

Insufisiensi: 20 29mg/mL Sufisiensi:>30n g/mL


(18)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di unit Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Aman Damai, Kecamatan Serapit, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara.

Proses pengambilan data untuk penelitian dilakukan Bulan September-Oktober 2016. Sampel penelitian yaitu kelompok wanita tani yang berusia 20-40 yang bernaung dibawah pembinaan Unit Pembinaan Kesejahteraan Keluarga PKK Desa Aman. Yang berjumlah 33 0rang dengan metode total sampling.

5.1.2 Hasil Penelitian

Sampel untuk penelitian ini dilakukan dengan melihat warna kulit mulai dari ujung jari sampai pergelangan tangan pada perempuan tani 20-40 tahun. Setiap sampel di periksa dengan menggunakan kertas penguji kemudian dilakukan pemeriksaan. Untuk melihat tipe warna kulit pada perempuam tani.

Setalah itu ditinjau warna kulit apakah ada perbedaan warna kulit pada kadar 25 OH D dan faktor yang mempengaruhinya. Pada tabel selanjutnya akan di tampilkan yang akan di temukan.


(19)

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Warna kulit

Warna kulit Frekuensi %

Type 3 3 8,6

Type 4 12 34,3

Type 5 20 57,1

Total 35 100

Dari tabel diatas frekuensi paling warna kulit tinggi type 5 sebanyak 20 orang (57,1%). Dan berdasarkan tabel diatas juga menunjukkan bahwa yang sedikit terkena type 3 sebanyak 3 orang (8,6%) dari pada yang type 4 sebanyak 12 orang (34,3%).

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Usia

Usia Frekuensi %

21-25 15 42,9

31-35 11 31,4

36-40 9 25,7

Total 35 100

Dari tabel di atas frekuensi usia muda paling tinggi 21-25 sebanyak 15 orang (42.9%). Dan berdasarkan tabel diatas juga menunjukkan bahwa yang sedikit atau usia tua 36-40 sebanyak 9 orang (25,7) sedangkan usia sebanyak 31-35 (31,4%).

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Kadar 25 OH D

Kadar 25 OH D Frekuensi %

2.00 1 2,9

3.00 17 48,6

4.00 17 48,6


(20)

Dari tabel di frekuensi Kadar 25 OH D paling tinggi 2 sebanyak (5,7%). Dan berdasarkan tabel diatas juga menunjukkan bahwa yang terendah 1 sebanyak (2,9%).

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Warna Kulit & Kadar 25 OH D Warna Kulit Kadar 25 (OH) D

suffisiensi

% defisiensi % insuffisiensi %

Type 3 3 17,6 0 0 0 0

Type 4 5 29,4 7 41,2 1 16,7

Type 5 9 52,9 10 100 0 23,3

Total 17 48,6 17 100 1 100

Berdasarkan analisa tabel di atas, definsiensi paling banyak type 5 sebanyak 9 orang (52.9%). Sedangkan pada type 4 insuffisiensi sebanyak 5 orang 5.2 Hasil Analisa Statistik

Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi – Square diperoleh p = 0,284 yang artinya p > 0,05 dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti warna kulit dengan 25 oh D. Faktor yang. mempengaruhi tinggi 25(OH)D adalah paparan sinar matahari, sumber makanan kaya vitamin D dan konsumsi vitamin D.

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Warna Kulit & Kadar 25 OH D

Kadar 25 Hidroxyvitamin D

Total p value Defesiensi Insufisiensi

Sufisiensi-Normal Sebelum

Diberi Vitamin D

Cukup 17 17 1 35

0,284


(21)

5.3 Pembahasan

Pada penelitian ini menggunakan 35 orang yaitu bekerja sebagai wanita tani yang berusia 20-40 tahun yang sering terpapar sinar matahari. Pada penelitian ini pasien termuda berumur 21 tahun dan tertua 40 tahun. Di duga karena individu yang berumur lebih sering mengalami trauma dan kulit yang lebih muda memiliki tegangan yang lebih besar. Karena sintesis kalogen juga lebih cepat pada umur lebih muda.2 Kekurangan vitamin D merupakan sebuah masalah umum. Kebanyakan orang mendapatkan sebagian besar vitamin D dari keterpaparan terhadap sinar matahari dan hanya sedikit yang didapatkan dari asupan makanan.5

Beberapa penelitian populasi yang berisiko paling tinggi untuk mengalami kekurangan vitamin D termasuk mereka yang lebih tua dan memiliki keterpaparan matahari yang tidak cukup, memiliki asupan makanan yang buruk, atau tidak mampu menyerap vitamin D. Juga telah ada laporan tentang orang muda sehat yang kekurangan vitamin D karena keterpaparan terhadap matahari yang tidak cukup.6

Pada penelitian ini bahwa warna kulit dan kadar 25 oh d bahwa Panjang gelombang ultraviolet (UV)-B sebuah perkursor dalam kulit 7-dehidroksi kolesterol membentuk vitamin D3. Pada daerah dengan ketinggian sedang dan tinggi, khususnya pada bulan-bulan musim dingin, radiasi dari matahari kurang efektif karena sudut kemiringan matahari memperkecil panjang-gelombang sinar UVB yang mencapai bumi.7

Pada penelitian ini telah menunjukkan bahwa vitamin D dapat menghambat pembentukan fibrosis kulit, misalnya pada sklerosis sistemik, namun peran nyata vitamin D pada kulit masih belum diketahui dengan pasti. Secara khusus masih belum jelas apakah sel-sel pada kulit mengenali vitamin D dan apakah kadar vitamin D dapat mempengaruhi fungsinya.8


(22)

Pada penelitian ini didapatkan usia yang paling banyak 21-25 tahun. Hal ini disebabkan karena usia muda merupakan golongan paling rentan terhadap terpapar sinar matahari, karena tidak memakai perlindung yang layak. Sedangkan 36-40 lebih sedikit di karenakan lebih berpengalaman. Untuk melingdungi dan menutup tubuh pada perempuan tani tersebut.11

Pada penelitian ini dapat dilihat perbandingan frekuensi distribusi antara warna kulit dengan kadar 25 OH D adapun tidak adanya perbedaan yang berarti pada warna kulit. Mungkin di karenakan mempengaruhi tinggi 25(OH)D adalah paparan sinar matahari, sumber makanan kaya vitamin D dan konsumsi vitamin D. Pada makanan-makanan olahan yang diperkaya sereal seperti yogurt, jus, jeruk, dan susu.12


(23)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Rerat a kadar 25-OH-D t erhadap sinar UVB t ergant ung pada pigment asi kulit dan jumlah UVB yang diberikan, dan peningkat an st at us vit amin D bisa dicapai dengan dosis UVB yang cukup kecil.

2. Usia 21-25 t ahun m erupakan usia t erbanyak t erpapar at au w arna kulit yait u 20 dari 35 sampel sekit ar 57,1%.

3. Tidak perbedaan yang berart i ant ara klasif ikasi w arna kulit & 25 (OH) D serum.

6.2 Sar an

1. Kepada konsumen unt uk mendapat kan sebagian besar vit amin D dari ket erpaparan t erhadap sinar mat ahari dan hanya sedikit yang didapat kan dari asupan makanan. Vit amin D pada makanan hanya t er dapat pada ikan berminyak dan minyak ikan. Sedikit vit amin D dit emukan pada makanan-makanan olahan yang diperkaya sepert i sereal, yogurt , jus jeruk, dan susu.

2. Diharapkan penelit ian ini dapat m enjadi pedoman unt uk m elakukan penelit ian yang lebih lengkap berikut nya.


(24)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Vitamin D

Vitamin D sering dikenal dengan vitamin matahari karena vitamin D dapat dibentuk tubuh dengan bantuan sinar matahari. Bila tubuh mendapat cukup sinar matahari, maka konsumsi vitamin D melalui makanan tidak dibutuhkan. Karena dapat disintesis di tubuh, vitamin D dapat dikatakan bukan vitamin, tapi suatu

prohormon.5

Selama paparan sinar matahari dengan spektrum aktif 290-315 nm atau ultraviolet (UV)-B, 7-dehydrocholesterol (7-DHC) di kulit diubah menjadi previtamin D3. 7-dehydrocholesterol Terdapat pada semua lapisan kulit manusia. Sekitar 65% dari 7-DHC ditemukan pada epidermis, dan lebih dari 95% previtamin D3 dihasilkan di epidermis. Produksi previtamin D3 di kulit dilakukan secara regular. Hasil produksi sinar matahari diubah menjadi inaktif (tachysteroldan lumisterol) pada saat kontak yang terlalu lama terhadap radiasi UVB, sehingga dapat mencegah intoksikasi vitamin D yang diinduksi oleh sinar matahari. Produksi vitamin D3 kulit dipengaruhi oleh pigmentasi kulit, penggunaan tabir surya, waktu dalam hari, musim, lintang, ketinggian dan polusi udara.5

2.1.1 Sejarah

Penyakit riketsia sejak berabad-abad yang lalu ditemukan pada anak-anak di Negara-negara dingin, seperti di Eropa Utara dan Amerika Utara.6 Pada tahun 1890, seorang dokter Inggris bernama Palm mengamati bahwa riketsia jarang terjadi bila anak-anak terkena sinar matahari. Baru pada tahun 1919 Mellanby dapat menunjukan pada anjing percobaan bahwa penyakit ini adalah penyakit kekurangan gizi. Bila hewan percobaan ini diberi minyak ikan penyakit ini akan sembuh. Ia menduga bahwa zat yang menyebabkan penyembuhan ini adalah vitamin A. Mac Collum pada tahun 1922 menemukan bahwa disamping vitamin A, minyak ikan mengandung zat lain yang dinamakan factor antirakitik atau vitamin D yang mampu mengobati riketsia. Penelitian di klinik kemudian


(25)

menunjukan bahwa sinar matahari atau sinar ultra violet dapat mencegah dan menyembuhkan riketsia pada anak-anak. Disimpulkan bahwa riketsia dengan demikian berhubungan dengan sinar matahari dan zat-zat yang ada di dalam minyak ikan.1 Hampir lima puluh tahun yang lalu, da Luca menemukan bahwa bentuk aktif vitamin D membutukan sintesis di dalam ginjal.6

2.1.2 Definisi vitamin D

Vitamin D adalah nama generik dari dua molekul, yaitu ergokalsiferol (vitamin D2) dan kolekalsiferol (vitamin D3). Prekursor vitamin D hadir dalam fraksi sterol dalam jaringan hewan (dibawah kulit) dan tumbuh-tumbuhan berturut-turut dalam bentukan 7 dehidrokolesterol dan ergosterol. Keduanya membutuhkan radiasi sinar ultraviolet untuk mengubahnya ke dalam bentuk provitamin D3 (kolekalsiferol) dan D2 (ergokalsiferol). Kedua provitamin membutuhkan konversi menjadi bentuk aktifmya melalui penambahan dua gugus hidroksil. Terminologi vitamin D3 dan ekivalen tercantum pada Tabel 2.1.6

Tabel 2.1 Terminologi Vitamin D3 dan Ekivalen6

Terminologi

Asal hewan Asal tumbuh-tumbuhan

7-dehidrokolesterol (prekursor D3) Ergosterol (prekursor D3)

Sumber: epidermis hewan Sumber: tumbuh-tumbuhan

Vitamin D3 Vitamin D2

Kolekalsiferol Ergokalsiferol

Sumber: radiasi prekursor Sumber: radiasi prekursor

25-hidroksi kolekalsiferol 25-hidroksi ergokalsiferol

Kolekalsiferol Ergokalsiferol

25(OH)D3 25(OH)D2

Sumber: perubahan di dalam hati Sumber: perubahan di dalam hati

Vitamin D3 (bentuk aktif)* Vitamin D2 (bentuk aktif)*

1,25-dihidroksi kolekalsiferol 1,25-dihidroksi ergokalsiferol

Kalsitriol Erkalsitriol

1,25(OH)2D3 1,25(OH)2D2

Sumber: perubahan di dalam ginjal Sumber: perubahan di dalam

ginjal Ekivalen:

1satuan Internasional (SI) = 0,025 µg kolekalsiferol (vitamin D3) 1 µg kolekalsiferol (vitamin D3) = 40 SI vitamin S


(26)

2.1.3 Fungsi vitamin D

Fungsi utama vitamin D adalah membantu pembentukan dan pemeliharaan tulang bersama vitamin A dan vitamin C, hormon-hormon paratiroid dan kalsitonin, protein kolagen, serta mineral-mineral kalsium, fosfor, magnesium dan flour. Fungsi khusus vitamin D dalam hal ini adalah membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur agar kalsium dan fosfor tersedia di dalam darah untuk diendapkan pada proses pengerasan tulang.6 Di dalam saluran cerna, kalsitriol meningkatkan absorpsi vitamin D dengan cara merangsang sintesis protein pengikat-kalsium dan protein pengikatfosfor pada mukosa usus halus. Di dalam tulang, kalsitriol bersama hormon paratiroid merangsang pelepasan kalsium dari permukaan tulang ke dalam darah. Di dalam ginjal, kalsitriol merangsang reabsorbsi kalsium dan fosfor .6

2.1.4 Defisiensi vitamin D

Vitamin D adalah vitamin larut lemak yang dibutuhkan untuk berbagai proses metabolisme di dalam tubuh. Dalam metabolisme kalsium dan tulang, fungsi utama 1,25(OH)2D3 ,metabolit aktif vitamin D, adalah mengontrol absorpsi kalsium dan fosfat usus agar dapat mempertahankan konsentrasi kalsium darah sehingga mineralisasi tulang tetap terpelihara. Defisiensi vitamin D akan berpengaruh pada homeostasis ini. Defisiensi vitamin D akan meningkatkan hormon paratiroid (parathyroid hormone, PTH) sehingga terjadi resorpsi tulang yang selanjutnya akan meningkatkan risiko terjadinya fraktur. Defisiensi vitamin D yang berat akan menyebabkan gangguan mineralisasi tulang sehingga terjadi penyakit Rickets pada anak-anak dan osteomalasia pada orang usia lanjut. Selain itu, defisiensi vitamin D juga akan menurunkan massa otot, dan meningkatkan miopati yang mengakibatkan terjadinya instabilitas postural dan membuat usia lanjut mudah jatuh. Belakangan ini diketahui pula bahwa vitamin (hormon) D berhubungan dengan berbagai penyakit seperti penyakit asma, diabetes melitus, hipertensi, artritis reumatoid, keganasan kolon, payudara, prostat, dan sebagainya.7 Faktor penyebab defisiensi vitamn D tercantum pada tabel 2.2.7


(27)

Dari beberapa penelitian yang ada, prevalensi defisiensi vitamin D di Indonesia pada wanita berusia 45-55 tahun adalah sekitar 50%. Sementara temuan Setiati, pada wanita berusia 60-75 tahun menemukan defisiensi vitamin D sebesar 35,1%. Penelitian di Indonesia dan Malaysia, pada 504 wanita usia subur (WUS) berusia 18-40 tahun menemukan rata-rata konsentrasi serum 25(OH)D adalah 48 nmol/L dengan prevalensi defisiensi vitamin D sebesar 63%.8 Penelitian yang dilakukan di Indonesia pada anak usia 1 sampai 12,9 tahun menunjukkan bahwa 45% anak mengalami insufisiensi vitamin D. Pada penelitian yang dilakukan di empat negara, Indonesia menduduki peringkat ke empat, dengan rerata vitamin D hanya 52,7 nmol/l).9 Berbagai studi epidemiologi mengindikasikan konsentrasi 25-(OH)D<20ng/mL meningkatkan risiko kanker kolon, prostat, dan payudara antara 30 hingga 50%. Sebanyak 33% wanita usia 60-70 tahun dan 66% usia 80 tahun keatas menderita osteoporosis. Diperkirakan 47% wanita dan 22% pria berusia 50 tahun atau lebih akan menderita osteporosis dan fraktur sepanjang sisa hidupnya.10

Tabel 2.2 Faktor Penyebab Defisiensi Vitamin D8 Kurangnya intake

Tidak adekuatnya asupan makanan yang mengandung vitamin D Malnutrisi

Paparan sinar matahari yang terbatas Gastrointestinal

Malabsorbsi (misalnya pada short bowel syndrome, pankreatitis,

inflamatory bowel disease, amyloidosis, celiac sprue, dan malabsorptive bariatric surgery procedures)

Hepatic

Beberapa pengobatan antiepilepsi (meningkatkan aktivitas 24- hydroxylase)

Penyakit hati yang berat (menurunkan aktivitas 25-hydroxylase) Renal

Penuaan (menurunkan aktivitas 1-α hydroxylase)

Renal insufficiency, glomerular filtration rate <60% (menurunkan

aktivitas 1-α hydroxylase) 2.1.5 Pembentukan vitamin D

Vitamin D3, kolekalsiferol, berasal dari efek iradiasi UVB (panjang gelombang 290-315 nm) pada 7-dehidrokolesterol (kolesterol dengan ikatan rangkap pada atom karbon 7) yang merupakan pendamping tambahan kolesterol


(28)

di dalam kulit. Ada susunan ulang molekul dengan terbukanya cincin B inti steroid (Gambar 2.1). Kolekalsiferol merupakan bentuk vitamin D yang terdapat secara alami pada manusia dan hewan, seperti dalam minyak hati ikan kod, ikan yang berlemak, mentega, dan hati hewan. Vitamin D2 berasal dari ergosterol (sterol fungus) melalui iradiasi senyawa tersebut dengan cahaya UV melalui rangkaian perubahan kimia yang sama dan disebut ergokalsiferol.11

Gambar 2.1 Pembentukan vitamin D3 dalam kulit11

Di daerah tropis dan subtropis dunia terdapat cukup vitamin D yang dibuat dalam kulit untuk memenuhi kebutuhan tubuh (jika orangnya tidak terus diam di rumah atau tubuhnya tidak sepenuhnya tertutup pakaian). Karena kolekalsiferol dibentuk dalam satu organ tubuh (kulit) dan diangkut oleh darah untuk bekerja pada organ lain (tulang, usus, ginjal), kolekalsiferol dapat disebut sebagai hormon. Bagaimanapun, ketika orang tinggal di garis lintang yang tinggim tertutup pakaian, menghabiskan seluruh waktunya di dalam rumah, dan langit terkena polusi asap, maka pajanan sinar UV tidak cukup untuk membuat cukup vitamin D di dalam kulit. Asupan vitamin D dari makanan diperlukan sehingga kolekalsiferol yang berada dalam beberapa makanan dan ergokalsiferol dalam makanan yang difortifikasi mengambil peranan sebagai sumber vitamin.11


(29)

2.1.6 Metabolisme vitamin D

Di dalam tubuh, vitamin D tidak langsung dalam keadaan aktif sehingga vitamin D tersebut harus dimodifikasi secara kimia (mengalami hidroksilasi) sebanyak dua kali. Petunjuk pertama dari hal ini berupa hasil obaservasi adanya

lag period 8 jam sebelum seseorang dapat melihat efek vitamin D yang diberikan

pada hewan percobaan. Vitamin D dibawa dalam plasma dalam keadaan terikat

dengan α2- globulin yang spesifik, yaitu protein yang mengikat vitamin D. Dalam mikrosom hati, ujung rantai-samping mengalami hidroksilasi untuk membentuk 25 –hidroksi-vitamin D (25(OH)D). Senyawa ini mempunyai kadar yang lebistabil dalam darah dibandingkan kadar vitamin D yang mengalami kenaikan temporer ketika jumlah vitamin tersebut diserap atau disintesis dalam kulit.11

Gambar 2.2 Aktivasi vitamin11

Vitamin D dibentuk lebih sedikit dalam kulit yang berwarna gelap dibandingkan kulit yang berwarna putih karena melanin dalam kulit menyerap sinar UV. Orang tua juga membentuk lebih sedikit vitamin D setelah mereka terpajan dengan sinar UV gelombang pendek; kulit mereka mengandung materi awal 7-dehidrokolesterol yang lebih sedikit. Vitamin D yang dikonsumsi kemudian akan dicerna, diserap, dan diangkut dari usus halus bagian proksimal dalam kilomikron (Gambar 2.3). Seperti lemak lainnya, penyerapan dapat terganggu pada penyakit kronis dalam sistem empedu atau pada penyakit usus dengan malabsorbsi. Ekskresi vitamin D ke dalam getah empedu, terutama sebagai metabolit yang lebih polar.11


(30)

Gambar 2.3 Metabolisme dan fungsi vitamin D11 2.1.7 Asupan Vitamin D

Sumber utama vitamin D adalah paparan sinar matahari, asupan bahan makanan sumber, suplementasi, asupan makanan fortifikasi. Diet dengan tinggi minyak ikan dapat mencegah defisiensi vitamin D. Paparan sinar matahari berupa radiasi UVB dengan panjang gelombang 290-315 (sumber lain menyebutkan 280-320nm) dapat menjadi sumber yang sangat baik terutama di daerah tropis. Sinar matahari tersebut akan menembus kulit dan mengkonversi 7-dehydrocholesterol menjadi previtamin D3 setelah paparan 30 menit, dan secara cepat akan dikonversi menjadi vitamin D3. Banyaknya previtamin D3 atau vitamin D3 akan dipecah oleh sinar matahari, kelebihan paparan sinar matahari tidak menyebabkan intoksikasi vitamin D3.5 Bahan makanan sumber vitamin D yang berasal dari hewani diperkirakan mempunyai bioavailabilitas 60% dibandingkan suplemen vitamin. Bahan makanan sumber susu mempunyai bioavailabilitas 3-10 kali lebih baik dibandingkan bahan makanan sumber yang larut dengan minyak. Secara alami sangat sedikit makanan yang mengandung atau difortifikasi vitamin D, termasuk vitamin D2 dan D3. Vitamin D2 diproduksi melalui irradiasi sinar ultra violet ergosterol dari jamur, dan vitamin D3 melalui irradiasi 7- dehidroksikolesterol dari lanolin.5 Kedua bahan tersebut digunakan untuk membuat suplemen vitamin D. Kecukupan vitamin D tidak hanya penting untuk kesehatan tulang saja tetapi juga untuk fungsi optimal organ dan jaringan seluruh tubuh. Kebutuhan meningkat seiring pertumbuhan usia, masa remaja adalah masa yang paling tinggi kebutuhan akan vitamin D sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk vitamin D.12


(31)

2.2.1 Vitamin D receptor, Sistem Endokrin Vitamin D dan Kulit

Kulit memiliki kapasitas untuk menghasilkan beberapa hormon dan zat dengan aktivitas seperti hormon.Zat-zat ini bekerja melalui mekanisme parakrin, autokrin, dan intrakrin untuk memenuhi efek pleiotropiknya.Kulit dapat memetabolisme hormon dan menghasilkan turunan dengan aktivitas sistemik.Vitamin D merupakan salah satu hormon yang terdapat pada kulit. Kulit adalah organ yang unik dalam sintesis vitamin D karena dapat mensintesis vitamin D setelah radiasi UV dan mampu mengaktivasi metabolisme vitamin D menjadi 25-OHD dan 1,25 (OH)2D. Metabolisme ini dapat mengekspresikan VDR dan merespon aktivasi VDR untuk induksi atau regresi multipel gen. Vitamin D receptor merupakan anggota superfamili nuklear.Pada mamalia VDR terdapat pada jaringan metabolik seperti usus, ginjal, kulit dan kelenjar tiroid.Vitamin D receptor aktif mengikat vitamin D respon elements (VDREs) yang terletak di daerah promoter gen target, sehingga mengendalikan transkripsi gen. Kulit merupakan satu-satunya jaringan yang mampu mensintesis dan mengaktivasi vitamin D serta aktivasi autokrin atau parakrin oleh hormon vitamin D. Seperti kalsium, 1,25-(OH)2D merangsang diferensiasi keratinosit epidermis. Analisis in vitro dan in vivo menunjukkan bahwa dua jalur ini bertindak secara sinergis. Studi pada kultur keratinosit menunjukkan bahwa peningkatan kalsium dan terapi dengan 1,25-(OH)2D menurunkan proliferasi keratinosit dan merangsang diferensiasi keratinosit. Analisis in vivo pada tikus tanpa VDR signifikan menunjukkan kelainan pada diferensiasi keratinosit epidermis setelah 2 minggu kehidupan.Namun pencegahan hipokalsemia pada tikus tanpa VDR mencegah fenotip ini, menunjukkan bahwa normalisasi kalsium dapat mengkompensasi adanya VDR. Selain pada keratinosit epidermis, VDR juga terdapat pada outer root sheath, folikel rambut, serta kelenjar sebaceous.13


(32)

2.2.2 Faktor Penyebab Perbedaan Warna Kulit dan Manfaat Warna kulit Warna kulit setiap ras manusia berbeda. Dapat kita lihat seperti warna kulit orang eropa dan melayu. Warna kulit orang eropa adalah putih sedangkan warna kulit orang melayu berwarna kuning langsat. Kulit terdiri dari beberapa lapisan yaitu epidermis, dermis, dan hipodermis. Yang menentukan warna kulit seseorang adalah pada lapisan epidermis dimana pada lapisan ini terdiri dari dua bagian yaitu lapisan tanduk dan lapisan malphgi. Pada lapisan malphigi terdapat pigmen melanin yang memberi warna pada kulit. Semakin banyak jumlah pigmen maka semakin gelap warna kulit.14

Menurut Thomas B. Fitzpatrick pigmen kulit terbagi 5 yaitu :

1. Melanin : Ini berwarna coklat dan hadir dalam zona germinative dari epidermis.

2. Melanoid : Ini menyerupai melanin namun hadir difus di seluruh epidermis. 3. Keratin : Pigmen ini berwarna kuning sampai oranye. ini ada dalam stratum

korneum sel-sel lemak dermis dan fasia superfisialis.

4. Hemoglobin (juga dieja Hb) : Hal ini ditemukan dalam darah dan bukan merupakan pigmen kulit tetapi mengembangkan warna ungu.

5. Oksihemoglobin : Hal ini juga ditemukan dalam darah dan bukan merupakan pigmen kulit. Ini mengembangkan warna merah.

Selain itu juga warna kulit manusia ditentukan oleh berbagai faktor, yang terpenting adalah jumlah pigmen melanin kulit, peredaran darah, tebal tipisnya lapisan tanduk dan adanya zat-zat warna lain yang bukan melanin yaitu darah dan kalogen.13


(33)

Gambar 2.4 Penampang Kulit 2.2.3 Proses Sintesis Vitamin D

Sinar matahari memang baik untuk tubuh. Terutama untuk mengubah provitamin D menjadi vitamin D. Sinar matahari membawa berbagai macam sinar dan radiasi. Hanya saja warna putih cerah yang mampu ditangkap oleh mata. Jika dibiaskan melalui prisma saja bisa menjadi warna-warna pelangi. Oleh karena itu sinar matahari juga ada berjenis ultraviolet B. Ultraviolet B inilah yang akan di serap oleh kulit yang mengandung kolesterol. Kemudian kolesterol itulah yang mengandung provitamin D dan akan di ubah menjadi menjadi vitamin D . dengan cara memparkan tubuh terkena sinar matahari selama 5 sampai 15 menit. Tentu ada resiko jika terpapara sinar matahari terlalu lama. Dan ada baiknya terpapar sinar matahari mengandung UV B ini sebelum jam 9 pagi khusus untuk pembentukan vitamin D pada tubuh.

2.2.4 Paparan Sinar Ultraviolet Dan Vitamin D

Ada hubungan yang erat antara sinar UV dan pembentukan vitamin D. Jenis vitamin ini sangat penting untuk penyerapan kalsium dan fosfor, dua unsur yang berperan besar dalam pembentukan tulang. Tanpa vitamin D, tulang akan semakin tipis dan rapuh. Vitamin D sebenarnya merupakan salah satu turunan dari kolesterol, yang disebut dengan kalsiferol. Ketika kulit terpapar sinar matahari yang mengandung UVB, maka prekursor 7dihidrokelosterol akan dirubah menjadi kolekalsiferol. Proses selanjutnya akan mengubah kolekalsiferol menjadi kalsitrol. Inilah bentuk vitamin D aktif, yang dapat menjaga tulang tetap kuat. Dalam proses ini, sinar UVB hanya sebagai pemicu perubahan 7-dihidrokolesterol menjadi kolekalsiferol, dan bukan sebagai sumber vitamin D.15


(34)

2.2.5 Vitamin D Datang Dari Kulit

Vitamin D yang cukup. Tubuh memproduksinya sendiri. Caranya adalah mengekspos beberapa bagian dari kulit Anda dengan sinar matahari langsung selama 15 sampai 30 menit beberapa hari seminggu. Tapi sinar UV yang merangsang produksi vitamin D juga dapat menyebabkan kanker kulit. Jadi kebanyakan ahli tidak menyarankan Anda mendapatkan vitamin D dari paparan sinar matahari secara berlebihan.15

2.2.6 Kekurangan Vitamin D

Kekurangan vitamin D merupakan sebuah masalah umum. Kebanyakan orang mendapatkan sebagian besar vitamin D dari keterpaparan terhadap sinar matahari dan hanya sedikit yang didapatkan dari asupan makanan. Vitamin D pada makanan hanya terdapat pada ikan berminyak dan minyak ikan. Sedikit vitamin D ditemukan pada makanan-makanan olahan yang diperkaya seperti sereal, yogurt, jus jeruk, dan susu.16


(35)

2.2.7 Menurut Thomas B. Fitzpatrick Warna Kulit berdasarkan Pigmen Melanin

A.Very Fair (skor 0-6)

Jenis warna kulit very fair memiliki tingkat intensitas warna putih yang sangat terang cenderung terkesan pucat. Namun, jenis warna kulit very fair tidak akan bisa menggelap atau kecoklatan meski terbakar oleh sinar matahari seharian. B. Fair (skor 7-13)

Sementara, fair adalah jenis warna kulit yang warnanya cenderung lebih pink dan banyak muncul di jenis kulit bangsa Jepang dan Cina. Warna kulit fair selalu bisa terbakar, namun terkadang saja menggelap.

C. Medium (skor 14-20)

Sedangkan, warna kulit medium adalah warna kulit orang keturunan Indian Meksiko dan Indonesia pada umumnya. Jenis warna medium bila terpapar sinar matahari akan cukup mudah berubah menjadi cokelat.

D. Olive (skor 21-2)

Selanjutnya, warna kulit olive walaupun jarang terpapar sinar matahari, warnanya akan tetap cokelat.


(36)

E. Brown or Black (skor 35-36)

Lalu yang terakhir adalah jenis warna kulit brown atau black yang banyak didapatikan pada bangsa Afrika dan India. Kulit brown atau black mungkin tidak akan pernah terkena sinar matahari langsung, tapi akan selalu menggelap atau hitam.

Gambar 2.6 Tipe Kulit Fitzpatrick14


(37)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Vitamin D hampir pada seluruh usia, 99% berada pada skeletal. Homeostasis kalsium dipertahankan oleh beberapa hormon seperti paratiroid, kalsitonin dan 1,25-dihidroksivitamin D (1,25-(OH)Vit.D).1 Sebenarnya yang berperan paling utama dalam homeostasis vitamin D adalah paparan terhadap sinar matahari. Anak-anak zaman sekarang sangat sedikit paparan terhadap sinar matahari sehingga tidak sedikit jumlah anak yang mengalami defisiensi vitamin D. Peningkatan prevalensi nutritional rickets baik di negara berkembang maupun negara maju serta peningkatan prevalensi insufisiensi atau defisiensi vitamin D di negara yang banyak terpapar sinar matahari seperti Malaysia, Qatar, India dan Afrika melatar belakangi penelitian.1

Dari beberapa penelitian yang ada, prevalensi defisiensi vitamin D pada wanita berusia 45-55 tahun adalah sekitar 50%.2 Sementara temuan Setiati, pada wanita berusia 60-75 tahun menemukan defisiensi vitamin D sebesar 35,1%.2 Penelitian di Indonesia dan Malaysia, pada 504 wanita usia subur (WUS) berusia 18-40 tahun ditemukan rata-rata konsentrasi serum 25(OH)D adalah 48 nmol/L dengan prevalensi defisiensi vitamin D sebesar 63%.2

Defisiensi vitamin D adalah salah satu yang umum pada seseorang yang kekurangan gizi, meskipun kita memiliki kapasitas untuk mensintesis vitamin D dari kolesterol dan sinar matahari. Defisiensi vitamin D juga dapat terjadi akibat kurangnya konsumsi susu atau kurangnya makanan dengan kadar vitamin D yang tinggi, dan penurunan eksposur sinar matahari.3

Sumber utama dari vitamin D terdapat pada paparan sinar matahari, selain itu vitamin D dapat juga diperoleh dari makanan alami mengandung vitamin D, seperti pada ikan yang berlemak (salmon, mackerel, dan herring) dan minyak ikan (termasuk minyak ikan cod pada makanan yang mana larut dalam lemak yang secara alami terdapat juga dalam makanan dalam jumlah sangat sedikit, pada beberapa negara bisa ditambahkan ke dalam makanan, dan tersedia sebagai


(38)

suplemen makanan. Sumber makanan yang kaya vitamin D berasal dari lemak ikan dan dengan jumlah yang lebih rendah terdapat pada daging sapi dan telur.4 Faktor yang mempengaruhi kadar vitamin D dalam tubuh antara lain adalah lamanya paparan sinar matahari, jenis kulit (pigmentasi), warna kulit, penggunaan penutup sinar matahari (tabir surya/sunscreen), kadar hormon paratiroid (parathyroid hormon/PTH), kadar kalsium, kadar fosfor, dan asupan vitamin D baik dari bahan makanan sehari-hari maupun suplemen. Kadar kalsium dalam tubuh berkaitan erat dengan kerja vitamin D dengan jalan membantu meningkatkan penyerapan kalsium ke dalam darah.4

Vitamin D adalah prekursor hormon yang terdiri dalam 2 bentuk. Ergocalciferol, atau vitamin D2, yang ada pada tumbuhan dan beberapa jenis ikan. Cholecalciferol, atau vitamin D3, disintesis di kulit oleh sinar melalui reaksi photolytic 7-dehydrocholesterol dari ransangan sinar ultraviolet (290 -315 nm) oleh cahaya matahari, diubah menjadi 25-hydroxyvitamin D (25-OH vitamin D) di hati. 25-OH vitamin D diubah, terutama oleh ginjal, ke dalam bentuk aktif biologis 1,25-dihydroxyvitamin D [1,25 (OH) 2D], yang juga dikenal sebagai calcitriol.5

Vitamin D yang cukup dapat mencegah rakhitis pada anak-anak dan osteomalacia pada orang dewasa. Bersama dengan kalsium, vitamin D juga membantu melindungi dari terjadinya osteoporosis.3

Terkait dengan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh warna kulit terhadap kadar 25-hidroxyvitamin D [25(OH)D] serum pada perempuan usia 20-40 tahun di Desa Aman Damai Kecamatan Sirapit Kabupaten Langkat tahun 2016.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana karakteristik dan hubungan antara warna kulit dengan kadar 25-hidroxyvitamin D [25(OH)D] serum pada perempuan usia 20-40 tahun di Desa Aman Damai Kecamatan Sirapit Kabupaten Langkat tahun 2016 ?


(39)

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik dan hubungan antara warna kulit dengan kadar 25-hidroxyvitamin D [25(OH)D] serum pada perempuan usia 20-40 tahun di Desa Aman Damai Kecamatan Sirapit Kabupaten Langkat tahun 2016.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui sebaran warna kulit perempuan usia 20-40 tahun di Desa Aman Damai Kecamatan Sirapit Kabupaten Langkat tahun 2016.

2. Untuk mengetahui kadar 25-hidroxyvitamin D [25(OH)D] serum pada perempuan usia 20-40 tahun di Desa Aman Damai Kecamatan Sirapit Kabupaten Langkat tahun 2016.

3. Mengetahui hubungan antara warna kulit dengan kadar 25 (OH) D serum.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti

Sebagai bahan untuk menambah wawasan, pengalaman, pengaplikasian ilmu dalam hal melakukan penelitian dan juga sebagai bahan pembelajaran bagi peneliti mengenai karakteristik warna kulit terhadap kadar 25(OH)D pada perempuan usia 20-40 tahun di Desa Aman Damai Kecamatan Sirapit Kabupaten Langkat tahun 2016.

1.4.2 Bagi Ilmu Pengetahuan dan Dunia Penelitian

Sebagai informasi, bahan kepustakaan dan bahan rujukan bagi penelitian-penelitian berikutnya yang berkaitan dengan warna kulit dan kadar 25(OH)D pada perempuan usia 20-40 tahun di Desa Aman Damai Kecamatan Sirapit Kabupaten Langkat tahun 2016.

1.4.3 Bagi Dinas Kesehatan & Pemerintah Daerah & Masyarakat

Sebagai sumber data dan informasi mengenai bagaimana karakteristik dan hubungan antara warna kulit dengan kadar 25(OH)D pada perempuan usia 20-40 tahun di Desa Aman Damai Kecamatan Sirapit Kabupaten Langkat tahun 2016


(40)

ABSTRAK

Latar Belakang: Sinar ultraviolet (UV)-B meningkatkan kadar vitamin D, tetapi respon terkait dosis dan efek pigmentasi kulit yang ditimbulkan belum diketahui dengan baik. Penelitian terbaru juga menunjukkan peran vitamin D dalam memperlambat berkembangnya fibrosis jaringan, namun pengaruhnya terhadap fibrosis dermis.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan total sampling. Jumlah subyek warna kulit yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi adalah 35 orang. Pada subyek kadar 25 oh D dan warna kulit dilakukan pemeriksaan dengan melihat warna kulit dari ujung jari sampai pergelangan tangan dan melihat type beberapa subjek tersebut.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan tidak danya perbedaan bermakna rerata pada kadar 25-hydroxyvitamin D terhadap warna kulit. Usia 21-25 tahun merupakan usia terbanyak terpapar atau warna kulit yaitu 20 dari 35 sampel sekitar 57,1%. Dari warna kulit dan 25 OH D definsiensi paling banyak type 5 sebanyak 9 orang (52.9%). Sedangkan pada type 4 insuffisiensi sebanyak 5 orang. Yang terendah type 3 sebanyak 3 (8.6%).

Kesimpulan: Rerata kadar 25-OH-D terhadap sinar UVB tergantung pada pigmentasi kulit dan jumlah UVB yang diberikan, dan peningkatan status vitamin D bisa dicapai dengan dosis UVB yang cukup kecil


(41)

ABSTRACT

Background: Ultraviolet light (UV) -B increase levels of vitamin D, but dose-related response and effects induced skin pigmentation is not well understood. Recent research also suggests a role of vitamin D in slowing the development of tissue fibrosis, but its influence on the dermis fibrosis.

Methods: This research is a descriptive study with a total sampling design. Number of subjects skin tone that meet the inclusion and exclusion criteria were 35 persons. 25 levels in subjects oh D and color inspection to see the color of the skin of the fingertips to the wrist and see the type of the few subjects.

Results: The results showed no significant difference in mean danya at levels of 25-hydroxyvitamin D to skin color. Aged 21-25 years is the most exposed age or skin color that is 20 out of 35 samples of approximately 57.1%. From the color of the skin and 25 OH D definsiensi most type 5 were 9 people (52.9%). Whereas in type 4 insuffisiensi as many as five people. The lowest type 3 3 (8.6%).

Conclusion: mean levels of 25-OH-D against UVB rays depending on skin pigmentation and the amount of UVB administered, and increased vitamin D status could be achieved with a dose of UVB that is small


(42)

SKRIPSI

KARAKTERISTIK SKALA WARNA KULIT DAN KADAR

25 (OH)D SERUM PADA PEREMPUAN USIA 20-40 TAHUN

DI DESA AMAN DAMAI KECAMATAN SIRAPIT

KABUPATEN LANGKAT SUMUT 2016

Oleh:

MUHAMMAD RIFAN HIDAYAT

130100058

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017


(43)

KARAKTERISTIK SKALA WARNA KULIT DAN KADAR

25 (OH)D SERUM PADA PEREMPUAN USIA 20-40 TAHUN

DI DESA AMAN DAMAI KECAMATAN SIRAPIT

KABUPATEN LANGKAT SUMUT 2016

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

MUHAMMAD RIFAN HIDAYAT

130100058

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017


(44)

(45)

ABSTRAK

Latar Belakang: Sinar ultraviolet (UV)-B meningkatkan kadar vitamin D, tetapi respon terkait dosis dan efek pigmentasi kulit yang ditimbulkan belum diketahui dengan baik. Penelitian terbaru juga menunjukkan peran vitamin D dalam memperlambat berkembangnya fibrosis jaringan, namun pengaruhnya terhadap fibrosis dermis.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan total sampling. Jumlah subyek warna kulit yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi adalah 35 orang. Pada subyek kadar 25 oh D dan warna kulit dilakukan pemeriksaan dengan melihat warna kulit dari ujung jari sampai pergelangan tangan dan melihat type beberapa subjek tersebut.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan tidak danya perbedaan bermakna rerata pada kadar 25-hydroxyvitamin D terhadap warna kulit. Usia 21-25 tahun merupakan usia terbanyak terpapar atau warna kulit yaitu 20 dari 35 sampel sekitar 57,1%. Dari warna kulit dan 25 OH D definsiensi paling banyak type 5 sebanyak 9 orang (52.9%). Sedangkan pada type 4 insuffisiensi sebanyak 5 orang. Yang terendah type 3 sebanyak 3 (8.6%).

Kesimpulan: Rerata kadar 25-OH-D terhadap sinar UVB tergantung pada pigmentasi kulit dan jumlah UVB yang diberikan, dan peningkatan status vitamin D bisa dicapai dengan dosis UVB yang cukup kecil


(46)

ABSTRACT

Background: Ultraviolet light (UV) -B increase levels of vitamin D, but dose-related response and effects induced skin pigmentation is not well understood. Recent research also suggests a role of vitamin D in slowing the development of tissue fibrosis, but its influence on the dermis fibrosis.

Methods: This research is a descriptive study with a total sampling design. Number of subjects skin tone that meet the inclusion and exclusion criteria were 35 persons. 25 levels in subjects oh D and color inspection to see the color of the skin of the fingertips to the wrist and see the type of the few subjects.

Results: The results showed no significant difference in mean danya at levels of 25-hydroxyvitamin D to skin color. Aged 21-25 years is the most exposed age or skin color that is 20 out of 35 samples of approximately 57.1%. From the color of the skin and 25 OH D definsiensi most type 5 were 9 people (52.9%). Whereas in type 4 insuffisiensi as many as five people. The lowest type 3 3 (8.6%).

Conclusion: mean levels of 25-OH-D against UVB rays depending on skin pigmentation and the amount of UVB administered, and increased vitamin D status could be achieved with a dose of UVB that is small


(47)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kepada ALLAH SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Karakteristik dan Hubungan Antara Skala Warna Kulit Dengan Kadar 25(OH) D Serum Pada Perempuan Usia 20-40 Tahun Di Desa Aman Damai Kecamatan Sirampit Kabupaten Langkat Sumut 2016” yang merupakan salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini saya telah mendapat banyak bimbingan, pengarahan, saran dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. dr. Aldy S. Rambe, Sp.S(K), selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. dr. Dina Keumala Sari, M.Gizi, Sp.GK dan dr. Deryne Anggia Paramita, M.Ked(KK) Sp.KK, selaku Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II yang telah memberikan waktu, tenaga dan pikiran untuk dapat memberikan bimbingan, saran, motivasi serta semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

3 dr. Zaimah Z. Tala, M.S., Sp.GK dan Ibu Nenni Dwi A Lubis, S.P, M.Si selaku Dosen Penguji I dan Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan nasehat dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.

4. Rasa cinta dan terima kasih yang tidak terhingga saya persembahkan kepada kedua orang tua saya, Oktoni Eryanto dan Sri bulan atas doa, perhatian, dan dukungan yang tidak pernah putus sebagai bentuk kasih sayang kepada saya. 5. Rasa cinta dan terima kasih yang tidak terhingga saya persembahkan kepada

kedua orang tua saya, Eliza Khairunnisa atas doa, perhatian, dan dukungan yang tidak pernah putus sebagai bentuk kasih sayang kepada saya.


(48)

6. Pihak Pembinaan Unit Pembinaan Kesejahteraan Keluarga PKK Desa Aman Damai yang berlokasi di Kecamatan Sirampit Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara

6. Teman-teman saya Ella Finarsih, Indri May Arfah, M. Rifan Hidayat, Paranthaman, Irianto, dan teman-teman seperjuangan FK USU 2013 yang telah meluangkan waktu untuk membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepada seluruh pihak yang telah membantu saya dalam pengerjaan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia kesehatan, khususnya bagi pembaca skripsi ini.

Medan, Desember 2016

Penulis

Muhammad Rifan Hidayat 130100058


(49)

DAFTAR ISI

Halaman

LembarPengesahan... i

Daftar Isi... vi

Daftar Tabel... ix

Daftar Gambar... x

Daftar Singkatan... xi

Daftar Lampiran... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 2

1.3 Tujuan Penelitian... 3

1.3.1 Tujuan Umum... 3

1.3.2 Tujuan Khusus... 3

1.4 Manfaat Penelitian... 3

BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1 Vitamin D... 4

2.1.1 Sejarah Vitamin D... 4

2.1.2 Definisi Vitamin D... 5

2.1.3 Fungsi Vitamin D... 6

2.1.4 Defisiensi Vitamin D... 6

2.1.5 Pembentukan vitamin D... 8

2.1.6 Metabolisme vitamin D... 9

2.1.7 Asupan Vitamin D... 10

2.2 Kulit... 12

2.2.1 Vitamin D Receptor, Sistim Endokrin Vitamin D dan Kulit... 12

2.2.2 Faktor Penyebab Perbedaan Warna Kulit... 13

2.2.3 Proses Sintesis Vitamin D... 14

2.2.4 Paparan Sinar Ultraviolet Dan Vitam... 14

2.2.5 Vitamin D Datang Dari Kulit... 15


(50)

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Teori Penelitian... 18

3.2 Kerangaka Konsep Penelitian……... 18

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian………...…….. 19

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian...………... 19

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian………... 19

4.3.1 Populasi Target………. 19

4.3.2 Populasi Terjangkau……….. 20

4.3.3 Kriteria Inklusi……….. 20

4.3.4 Kriteria Eksklusi………....…………... 20

4.3.5 Besar Sampel……….……... 20

4.4 Teknik Pengumpulan Data…………...…. 21

4.5 Pengolahan dan Analisa Data………... 21

4.6 Alat-alat dan bahan penelitian…………....……. 21

4.7 Prosedur Penelitian………... 21

4.8 Definisi Operasional………...……... 21

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian...………... 22

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian………...………. 22

4.3.2 Populasi Terjangkau……….. 22

5.1 Pembahasan...………... 26

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...…………...…... 26

5.2 Saran...………... 26


(51)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Terminologi vitamin D3 dan ekivalensi………..5

2.2 Faktor Penyebab Defisiensi Vitamin………..8

4.8 Definisi Operasional...………...21

5.1 Distribusi Frekuensi Warna Kulit...23

5.2 Distribusi Frekuensi usia...………...23

5.3 Distribusi Frekuensi 25 (OH) D...………....23


(52)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Pembentukan Vitamin ... 9

2.2 Aktivasi vitamin D ... 10

2.3 Metabolisme dan Fungsi Vitamin D ... 11

2.3 Penampang Kulit ... 14

2.5 Tipe Skala Warna Kulit... 15

3.1 Kerangka Teori ... 18


(53)

DAFTAR SINGKATAN

25(OH)D : 25(Hidroxyvitamin)D

WUS : Wanita Usia Subur

IOM : Insititute of Medicine

PTH : Paratiroid Hormon

IK : Interval Kepercayaan


(54)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup Lampiran 1 2. Surat Persetujuan Etik Lampiran 2 3. Output spss Lampiran 3 4. Formulir Isian Etical Clearence Lampiran 4 5. Informed Consent Lampiran 5 6. Lembar Penjelasan Penelitian Lampiran 6


(1)

DAFTAR ISI

Halaman

LembarPengesahan... i

Daftar Isi... vi

Daftar Tabel... ix

Daftar Gambar... x

Daftar Singkatan... xi

Daftar Lampiran... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 2

1.3 Tujuan Penelitian... 3

1.3.1 Tujuan Umum... 3

1.3.2 Tujuan Khusus... 3

1.4 Manfaat Penelitian... 3

BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1 Vitamin D... 4

2.1.1 Sejarah Vitamin D... 4

2.1.2 Definisi Vitamin D... 5

2.1.3 Fungsi Vitamin D... 6

2.1.4 Defisiensi Vitamin D... 6

2.1.5 Pembentukan vitamin D... 8

2.1.6 Metabolisme vitamin D... 9

2.1.7 Asupan Vitamin D... 10

2.2 Kulit... 12

2.2.1 Vitamin D Receptor, Sistim Endokrin Vitamin D dan Kulit... 12

2.2.2 Faktor Penyebab Perbedaan Warna Kulit... 13

2.2.3 Proses Sintesis Vitamin D... 14

2.2.4 Paparan Sinar Ultraviolet Dan Vitam... 14

2.2.5 Vitamin D Datang Dari Kulit... 15

2.2.6 Kekurangan Vitamin D... 15


(2)

Universitas Sumatera Utara BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Teori Penelitian... 18

3.2 Kerangaka Konsep Penelitian……... 18

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian………...…….. 19

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian...………... 19

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian………... 19

4.3.1 Populasi Target………. 19

4.3.2 Populasi Terjangkau……….. 20

4.3.3 Kriteria Inklusi……….. 20

4.3.4 Kriteria Eksklusi………....…………... 20

4.3.5 Besar Sampel……….……... 20

4.4 Teknik Pengumpulan Data…………...…. 21

4.5 Pengolahan dan Analisa Data………... 21

4.6 Alat-alat dan bahan penelitian…………....……. 21

4.7 Prosedur Penelitian………... 21

4.8 Definisi Operasional………...……... 21

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian...………... 22

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian………...………. 22

4.3.2 Populasi Terjangkau……….. 22

5.1 Pembahasan...………... 26

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...…………...…... 26

5.2 Saran...………... 26


(3)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Terminologi vitamin D3 dan ekivalensi………..5

2.2 Faktor Penyebab Defisiensi Vitamin………..8

4.8 Definisi Operasional...………...21

5.1 Distribusi Frekuensi Warna Kulit...23

5.2 Distribusi Frekuensi usia...………...23

5.3 Distribusi Frekuensi 25 (OH) D...………....23


(4)

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Pembentukan Vitamin ... 9

2.2 Aktivasi vitamin D ... 10

2.3 Metabolisme dan Fungsi Vitamin D ... 11

2.3 Penampang Kulit ... 14

2.5 Tipe Skala Warna Kulit... 15

3.1 Kerangka Teori ... 18


(5)

DAFTAR SINGKATAN

25(OH)D : 25(Hidroxyvitamin)D

WUS : Wanita Usia Subur

IOM : Insititute of Medicine

PTH : Paratiroid Hormon

IK : Interval Kepercayaan


(6)

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup Lampiran 1 2. Surat Persetujuan Etik Lampiran 2 3. Output spss Lampiran 3 4. Formulir Isian Etical Clearence Lampiran 4 5. Informed Consent Lampiran 5 6. Lembar Penjelasan Penelitian Lampiran 6


Dokumen yang terkait

Hubungan Asupan Vitamin D, Gaya Hidup dan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar 25(OH)D Serum pada Perempuan Usia 20-50 Tahun

4 52 79

Hubungan Asupan Vitamin D, Gaya Hidup dan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar 25(OH)D Serum pada Perempuan Usia 20-50 Tahun

1 11 79

Hubungan Asupan Vitamin D, Gaya Hidup dan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar 25(OH)D Serum pada Perempuan Usia 20-50 Tahun

0 1 13

Hubungan Asupan Vitamin D, Gaya Hidup dan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar 25(OH)D Serum pada Perempuan Usia 20-50 Tahun

0 0 2

Karakteristik dan Hubungan Antara Skala Warna Kulit Dengan Kadar 25(OH) D Serum Pada Perempuan Usia 20-40 Tahun di Desa Aman Damai Kecamatan Sirampit Kabupaten Langkat Sumut 2016

0 0 13

Karakteristik dan Hubungan Antara Skala Warna Kulit Dengan Kadar 25(OH) D Serum Pada Perempuan Usia 20-40 Tahun di Desa Aman Damai Kecamatan Sirampit Kabupaten Langkat Sumut 2016

0 0 2

Karakteristik dan Hubungan Antara Skala Warna Kulit Dengan Kadar 25(OH) D Serum Pada Perempuan Usia 20-40 Tahun di Desa Aman Damai Kecamatan Sirampit Kabupaten Langkat Sumut 2016

0 0 3

Karakteristik dan Hubungan Antara Skala Warna Kulit Dengan Kadar 25(OH) D Serum Pada Perempuan Usia 20-40 Tahun di Desa Aman Damai Kecamatan Sirampit Kabupaten Langkat Sumut 2016

0 1 13

Karakteristik dan Hubungan Antara Skala Warna Kulit Dengan Kadar 25(OH) D Serum Pada Perempuan Usia 20-40 Tahun di Desa Aman Damai Kecamatan Sirampit Kabupaten Langkat Sumut 2016

0 0 1

Karakteristik dan Hubungan Antara Skala Warna Kulit Dengan Kadar 25(OH) D Serum Pada Perempuan Usia 20-40 Tahun di Desa Aman Damai Kecamatan Sirampit Kabupaten Langkat Sumut 2016

0 0 11