c. Usia
Kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan atau kematangan usia seseorang. Namun selanjutnya, proses penuaan dapat menurunkan system perbaikan sel
sehingga dapat memperlambat proses penyembuhan luka. d.
Penyakit lain mempengaruhi proses penyembuhan luka. Adanya penyakit, seperti diabetes mellitus dan ginjal, dapat memperlambat proses penyembuhan luka.
e. Nutrisi merupakan unsur utama dalam membantu perbaiki sel, terutama karena
kandungan zat gizi yang terdapat didalamnya. Sebagai contoh, vitamin A diperlukan untuk membantu proses epitelisasi atau penutupan luka dan sintesis kolagen, vitamin B
kompleks sebagai kofaktor pada system enzim yang mengatur metabolisme protein, karbohidrat dan lemak, vitamin C dapat berfungsi sebagai fibroblast dan mencegah
adanya infeksi serta membentuk kapiler-kapiler darah, dan vitamin K yang membantu sintesis protombin dan berfungsi sebagai zat pembekuan darah.
f. Kegemukan, obat-obatan, merokok dan stress mempengaruhi proses penyembuhan luka.
Orang yang terlalu gemuk, banyak mengkonsumsi obat-obatan, merokok atau stress akan mengalami proses penyembuhan luka yang lebih lama Uliyah, 2008.
J. Masalah yang Terjadi Pada Luka Operasi
1. Perdarahan
Masalah ditandai dengan adanya perdarahan yang disertai perubahan tanda vital seperti adanya peningkatan denyut nadi, kenaikan pernafasan, penurunan tekanan darah,
melemahnya kondisi tubuh, kehausan serta keadaan kulit yang dingin dan lembab.
Universitas Sumatera Utara
2. Infeksi
Terjadi bila terdapat tanda-tanda seperti kulit kemerahan, demam atau panas, rasa nyeri dan timbul bengkak, jaringan disekitar luka mengeras, serta adanya kenaikan leukosit.
3. Dehiscene
Merupakan pecahnya luka secara sebagian atau seluruhnya yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kegemukan, kekurangan nutrisi, terjadinya trauma, dan lain-lain.
Sering ditandai dengan kenaikan suhu tubuh demam, takikardi dan rasa nyeri pada daerah luka Uliyah, 2008.
K. Prinsip Perawatan Luka
Ada dua prinsip utama dalam perawatan luka. Prinsip pertama menyangkut pembersihanpencucian luka. Luka kering tidak mengeluarkan cairan dibersihkan dengan
teknik swabbing, yaitu digosok dan ditekan pelan-pelan menggunakan kasa steril atau kain bersih yang dibasahi dengan air steril atau NaCl 0,9.
Sedangkan luka basah dan mudah berdarah dibersihkan dengan teknik irrigasi, yaitu disemprot lembut dengan air steril kalau tidak ada bisa diganti dengan air matang atau NaCl
0,9. Jika memungkinkan bisa direndam selama 10 menit dalam larutan kalium permangat PK 1:10.000 1 gram bubuk PK dilarutkan dalam 10 liter air, atau dikompres dengan larutan kalium
permangat 1:10.000 atau rivanol 1:1000 menggunkan kain kasa. Cairan antiseptik sebaiknya tidak digunakan, kecuali jika terjadi infeksi, karena dapat
merusak fibriblast yang sangat penting dalam proses penyembuhan luka, menimbulkan alergi, bahkan menimbulkan luka di kulit sekitarnya. Jika dibutuhkan antiseptik, yang cukup aman
Universitas Sumatera Utara
adalah feracrylum 1 karena tidak menimbulkan bekas warna, bau dan tidak menimbulkan reaksi alergi.
Yang penting diperhatikan dalam merawat luka adalah selalu menjaga kebersihan. Selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah merawat luka, menjaga kebersihan luka,
menjaga pembalut atau penutup luka selalu bersih dan kering Rahayu, 2010.
L. Memilih Pembalut Luka