Latar Belakang Profil penderita rinosinusitis kronik yang menjalani tindakan Bedah Sinus Endoskopik Fungsional di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2008-2011

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bedah sinus endoskopi fungsional merupakan prosedur invasif minimal, saat ini popular sebagai tehnik operasi terkini dalam penatalaksanaan sinusitis kronik, polip hidung, tumor hidung dan sinus paranasal, dan kelainan lainnya Stammberger, 1993. Dibandingkan dengan prosedur operasi sinus sebelumnya yang bersifat invasif radikal seperti operasi Caldwel-Luc CWL, fronto- etmoidektomi eksternal dan lainnya, maka BSEF merupakan teknik operasi invasif yang minimal yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1960 oleh Messerklinger dan kemudian dipopulerkan di Eropa oleh Stammberger dan di Amerika oleh Kennedy. Sejak tahun 1990 sudah mulai diperkenalkan dan dikembangkan di Indonesia. Dengan alat endoskop maka mukosa yang sakit dan polip-polip yang menyumbat diangkat sedangkan mukosa sehat tetap dipertahankan agar transportasi mukosilier tetap berfungsi dengan baik sehingga terjadi peningkatan drainase dan ventilasi melalui ostium-ostium sinus Nair, 2010; Slack, 1998; Meldem et al, 1996. Teknik bedah BSEF sampai saat ini dianggap sebagai terapi terkini untuk sinusitis kronik dan bervariasi dari yang ringan yaitu hanya membuka drainase dan ventilasi kearah sinus maksilaris BSEF mini sampai kepada pembedahan lebih luas membuka seluruh sinus Nizar, 2000. Perkembangan yang pesat di bidang kedokteran juga membawa perubahan dalam penatalaksanaan sinusitis. Tersedianya alat diagnostik CT Scan telah membuat pencitraan sinus paranasal lebih jelas, sedangkan dipopulerkannya pemakaian alat endoskop untuk operasi bedah sinus menciptakan tindakan pengobatan yang tidak radikal tetapi dapat lebih tuntas Metson, 2006; Nizar, 2000. Universitas Sumatera Utara Keuntungan dari teknik BSEF, dengan penggunaan beberapa alat endoskop bersudut dan sumber cahaya yang terang, maka kelainan dalam rongga hidung, sinus dan daerah sekitarnya dapat tampak jelas. Dengan demikian diagnosis lebih dini dan akurat dan operasi lebih bersih teliti, sehingga memberikan hasil yang optimal. Pasien juga diuntungkan karena morbiditas pasca operasi yang minimal. Penggunaan endoskopi juga menghasilkan lapang pandang operasi yang lebih jelas dan luas yang akan menurunkan komplikasi bedah Azis, 2006. Menurut European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps, 2012, mengatakan bahwa 5-15 dari populasi masyarakat Amerika dan Inggris menderita rinosinusitis kronik Fokkens et al, 2012. Pada tahun 2001, lebih dari 35 juta orang dewasa Amerika menderita rinosinusitis dan lebih dari 460.000 pembedahan sinus setiap tahun sehingga pembedahan ini menjadi salah satu tindakan bedah yang paling sering dilakukan Metson et al, 2006. Prevalensi rinosinusitis di Indonesia cukup tinggi, terbukti pada data penelitian tahun 1996 dari sub-bagian Rinologi Departemen THT-KL FK- UIRSCM bahwa dari 496 pasien rawat jalan di sub-bagian ini didapati rinosinusitis kronik sebanyak 50. Dari jumlah tersebut 30 mempunyai indikasi operasi BSEF Soetjipto, 2006. Penelitian Multazar 2011 di poliklinik THT-KL RS. H. Adam Malik Medan periode Januari 2008 sampai dengan Desember 2008 tentang penderita rinosinusitis kronik, didapatkan perempuan lebih banyak daripada laki-laki masing-masing sebesar 57 dan 43; kelompok umur terbanyak pada 28-35 tahun 20,6; gejala yang tersering adalah hidung tersumbat 75,3; tindakan operasi terbanyak pada pasien rinosinusitis kronik adalah BSEF sebanyak 54 penderita 80,6, diikuti antrostomi 11,94, CWL 5,97 dan trepanasi sinus frontal sebesar 1,49. Penelitian Firman 2011 di poliklinik THT-KL RS. H. Adam Malik Medan tahun 2009-2010 tentang penderita rinosinusitis maksila kronik yang menjalani tindakan operasi, mendapatkan perempuan lebih banyak Universitas Sumatera Utara daripada laki-laki yaitu masing-masing 60 dan 40; kelompok umur terbanyak pada 15-24 tahun 34, di mana dijumpai gejala terbanyak adalah hidung tersumbat 43, jenis operasi yang paling sering dilakukan adalah bedah sinus endoskopik fungsional 70 kemudian diikuti antrostomi 26 dan CWL 4. Dari penelitian sebelumnya seperti dikemukakan di atas, BSEF sangat sering dilakukan sehingga penulis tertarik ingin melakukan penelitian tentang profil penderita rinosinusitis kronik yang menjalani tindakan BSEF di RSUP H. Adam Malik Medan.

1.2 Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita yang Menjalani Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF) di Departemen THT-KL RSUP. Haji Adam Malik, Medan dari Periode 2008-2012.

2 59 74

Profil penderita rinosinusitis kronik yang menjalani tindakan BSEF dibagian THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2008-2011

0 4 13

Profil penderita rinosinusitis kronik yang menjalani tindakan BSEF dibagian THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2008-2011

0 0 2

Profil penderita rinosinusitis kronik yang menjalani tindakan BSEF dibagian THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2008-2011

0 0 4

Gambaran Karakteristik Penderita, Prosedur dan Temuan Operasi pada Penderita Rinosinusitis Kronis yang Menjalani Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF) di RSUP H. Adam Malik, Medan

0 0 16

Gambaran Karakteristik Penderita, Prosedur dan Temuan Operasi pada Penderita Rinosinusitis Kronis yang Menjalani Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF) di RSUP H. Adam Malik, Medan

0 2 2

Gambaran Karakteristik Penderita, Prosedur dan Temuan Operasi pada Penderita Rinosinusitis Kronis yang Menjalani Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF) di RSUP H. Adam Malik, Medan

0 0 4

Gambaran Karakteristik Penderita, Prosedur dan Temuan Operasi pada Penderita Rinosinusitis Kronis yang Menjalani Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF) di RSUP H. Adam Malik, Medan

0 2 26

Gambaran Karakteristik Penderita, Prosedur dan Temuan Operasi pada Penderita Rinosinusitis Kronis yang Menjalani Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF) di RSUP H. Adam Malik, Medan

0 0 11

Gambaran Karakteristik Penderita, Prosedur dan Temuan Operasi pada Penderita Rinosinusitis Kronis yang Menjalani Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF) di RSUP H. Adam Malik, Medan

0 1 31