Saran Atau Keluhan Pasien Asuransi Kesehatan Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit

R. Saran Atau Keluhan Pasien Asuransi Kesehatan Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit

Komulatif saran atau keluhan yang cukup banyak dari pasien asuransi kesehatan rawat inap kelas III adalah pada pelayanan dokter (lampiran 46) yaitu 41 saran atau keluhan. Pada pelayanan dokter keluhan terbesar adalah kunjungan dokter tidak tepat waktu.

Saran dan keluhan pasien asuransi kesehatan rawat inap kelas III komulatif terbanyak adalah saran atau keluhan pada pelayanan perawat (lampiran 47) yaitu sebanyak 57 buah saran atau keluhan dengan saran atau keluhan terbanyak adalah Perawat harap ramah , lemah lembut dan sopan. Saran atau keluhan paling banyak dirasakan terhadap pelayanan perawat hal ini karena pelayanan perawat memang dirasakan paling belum memuaskan.

Profesionalisme keperawatan merupakan kontrak sosial antara elite profesi keperawatan dengan masyarakat. Masyarakat telah memberikan kepercayaan kepada perawat, maka perawat harus menjawab dengan memberikan standar kompetensi yang tinggi ,dan tanggungjawab moral yang baik. Profesi keperawatan harus selalu berfokus pada klien / pasien (client oriented), mengedepankan sifat mementingkan klien dan merasa lebih bertanggungjawab dalam pelayanan keperawatan. Bukan hanya perjuangan untuk mempertahankan eksistensi, hak-hak dan kepentingan kelompok Profesionalisme keperawatan merupakan kontrak sosial antara elite profesi keperawatan dengan masyarakat. Masyarakat telah memberikan kepercayaan kepada perawat, maka perawat harus menjawab dengan memberikan standar kompetensi yang tinggi ,dan tanggungjawab moral yang baik. Profesi keperawatan harus selalu berfokus pada klien / pasien (client oriented), mengedepankan sifat mementingkan klien dan merasa lebih bertanggungjawab dalam pelayanan keperawatan. Bukan hanya perjuangan untuk mempertahankan eksistensi, hak-hak dan kepentingan kelompok

Upaya untuk memperbaiki mutu dan kinerja pelayanan klinis pada umumnya dimulai oleh perawat melalui berbagai bentuk kegiatan, seperti: gugus kendali mutu, penerapan standar keperawatan, pendekatan-pendekatan pemecahan masalah, maupun audit keperawatan. Perbaikan mutu dan profesionalisme pelayanan keperawatan merupakan tuntutan masyarakat, termasuk memberikan pelayanan prima kepada pasien dari suatu RS. Paradigma lama telah bergeser menjadi suatu paradigma baru yang ditandai dengan pengelolaan suatu organisasi yang menerapkan pola manajemen kualitas mutu dan peningkatan kinerja pelayanan yang handal dalam menghadapi persaingan dan dinamika kerja yang mengglobal, tak terkecuali pada sektor kesehatan.

Bila dibandingkan antara pasien umum dan pasien asuransi kesehatan, saran dan keluhan terbanyak adalah pada dimensi pelayanan perawat dengan dengan saran atau keluhan kurang ramah dan sopannya perawat dalam memberikan pelayanan pada pasien. Ini menunjukkan bahwa perlakukan perawat terhadap pasien umum dan pasien asuransi kesehatan rawat inap kelas III tidak berbeda.

Komulatif saran atau keluhan yang cukup banyak dari pasien asuransi kesehatan rawat inap kelas III adalah pada pelayanan apotik (lampiran 51) yaitu 42 saran atau keluhan. Pada pelayanan apotik saran atau keluhan terbanyak adalah obat tidak lengkap.

Dari semua dimensi pelayanan terhadap saran atau keluhan pasien asuransi kesehatan rawat inap kelas III, secara umum masalah kesopanan dan keramahan dikeluhkan pada setiap dimensi pelayanan. Tenaga kesehatan masing sering menganggap pelayanan pengobatan sebagai rutinitas , sehingga bekerja masih kurang menghayati dari pekerjaan sebagai tenaga profesi yang tugasnya melayani orang sakit.

Dalam memberikan pelayanan pasien rawat inap berbeda dengan pelayanan umum lainnya, hal ini karena pelayanan umum lainnya yang dilayani adalah orang sehat, sedang pelayanan rawat inap yang dilayani adalah orang sakit yang secara psikologis akan lebih sensitif dibanding masyarakat umum. Pelayanan pasien harus berprilaku sopan, ramah , selalu senyum sehingga terkesan simpati. Kurang senyum mencerminkan perilaku kurang baik walaupun pasien merasa bahasa yang digunakan tenaga kesehatan secara rata-rata tidak menyinggung perasaan.

Apabila perawat, dokter dan tenaga kesehatan lainnya selalu senyum dan ramah dalam memberikan pelayanan maka dapat dikatakan yang diberikan merupakan pelayanan yang terbaik karena merupakan sendi dari pelayanan prima dan ini harus sudah mulai dibudayakan. Hal ini pada hakekatnya adalah wujud dari justifikasi pelayanan prima yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sehingga masyarakat yang memerlukan pelayanan menjadi perhatian utama bagi unit-unit pelayanan seperti rumah sakit.

Pasien dari strata apapun harus dihormati dan dilayani dengan sopan dan ramah. Tenaga kesehatan harus memahami apa yang menjadi keinginan pasien dan mengkonotasikan pasien sebagai raja. Pelayanan yang diawali dengan sikap sopan dan ramah menunjukkan penghargaan kepada pasien.

Kesopanan dan keramahan mempunyai kontribusi terhadap kualitas pelayanan rawat inap kelas III , maka tenaga kesehatan harus memiliki kesanggupan untuk mengimplikasikan perilaku ramah, sopan serta selalu senyum dalam berinteraksi dengan pihak lain. Perilaku ramah, sopan serta selalu senyum akan mengundang rasa senang dan dihargai bagi mereka yang dilayani, hal tersebut harus diwujudkan dalam tindakan, perilaku dan tutur bahasa yang baik. Dengan demikian dapat dikatakan apabila aspek Perilaku ramah, sopan serta selalu senyum sesuai dengan keinginan Kesopanan dan keramahan mempunyai kontribusi terhadap kualitas pelayanan rawat inap kelas III , maka tenaga kesehatan harus memiliki kesanggupan untuk mengimplikasikan perilaku ramah, sopan serta selalu senyum dalam berinteraksi dengan pihak lain. Perilaku ramah, sopan serta selalu senyum akan mengundang rasa senang dan dihargai bagi mereka yang dilayani, hal tersebut harus diwujudkan dalam tindakan, perilaku dan tutur bahasa yang baik. Dengan demikian dapat dikatakan apabila aspek Perilaku ramah, sopan serta selalu senyum sesuai dengan keinginan