Birokrasi Administrasi dalam Pelaksanaan Eksekusi Resolusi
c. Birokrasi Administrasi dalam Pelaksanaan Eksekusi Resolusi
Indikator component melihat tentang proses birokrasi internal organisasi yang biasanya dilaksanakan oleh sekretariat organisasi
70 Ibid Halaman 15 71 The
Coverge in Paris. http://edition.cnn.com/2011/WORLD/africa/08/31/libya.paris.meeting/ Diakses pada 27 Desember 2014
CNN Wire
Staff.CNN.
Organization.NATO and Libya.http://www.nato.int/cps/en/natolive/topics_71652.htm
72 NATO.North
Atlantic
Treaty Treaty
yang saling terkait dalam proses birokrasi peacekeeping. Untuk melakukan tindakan pengamanan, dalam setiap misinya DK PBB mengeluarkan resolusi yang berfungsi sebagai pedoman untuk melakukan berbagai tindakan di Negara yang sedang mengalami masalah.Pada konflik di Libya DK PBB mengeluarkan Resolusi 1970, 1973 dan 2009.Resolusi ini yang kemudian digunakan oleh organisasi regional untuk melakukan berbagai tindakan dalam menghentikan konflik di Libya.
Dalam Resolusi DK PBB, Sektaris Jenderal sebagai kepala sekretariat juga memiliki peran yang signifikan. Selain itu Sekretariat juga memiliki tugas penting dalam pelaksanaan peacekeeping.Sebagai lembaga yang mandiri keberadaan sekretariat merupakan kekurangan dari DK PBB.DK PBB tidak memiliki sekretariat sendiri.Terdapat birokrat senior yang bekerja untuk Dewan Keamanan.Dalam setiap penetapan misi baru khusunya untuk pembentukan organisasi baru, DewanKeamanan membutuhkan koordinasi dengan Sekretariat PBB
sebagai pengawas birokrasi internal dalam PBB. 74 Sekretariat PBB merupakan organ yang bertugas untuk
mengelola program – program dan kebijakan yang sudah ditetapkan.Sekretariat memiliki tugas yang beragam seperti administrasi operasi perdamaian untuk menangani sengketa di berbagai Negara, survey tren ekonomi dan sosial, mempersiapkan pembelajaran HAM dan pembangunan berkelanjutan.Sekretariat juga
73 Barkin, S. J. (2006). International Organization Theoris and Institution. New York: Palgrave
Macmillan
74 Barkin, J. Samuel. 2006. International Organization : Theories and Institutions.Palgrave Macmillan : New York Halaman 70 74 Barkin, J. Samuel. 2006. International Organization : Theories and Institutions.Palgrave Macmillan : New York Halaman 70
dan direkomendasikan oleh Dewan Keamanan. 75 Secara tidak langsung Sekretariat PBB juga memiliki pengaruh
dalam menjaga perdamain di dunia yang sebagian besar tugasnya diemban oleh Dewan Keamanan. Ada dua cara keterlibatan Sekretariat PBB dalam menjaga perdamaian dunia. Pertama, menyediakan layanan administrasi kepada Dewan Keamanan.Seperti yang sebelumnya telah dijelaskan bahwa Sekretariat PBB ikut serta dalam administrasi operasi penjagaan perdamaian seperti menajemen keuangan dan pelayanan hukum terhadap fungsi dasar organisasi.Dalam melaksanakan fungsinya ini Sekretariat PBB menbentuk Departement Peace Keeping Operations (DPKO) yang bertangungjwab untuk administrasi umum, logistic dan koordinasi fungsi dalam Misi Dewan Keamanan.DKPO juga bertanggung jawab atas pelatihan pasukan perdamian yang tergabung dalam misi penjaan
perdamaian. 76 Kedua, Sekretaris Jendral memiliki kewenangan untuk terlibat
langsung dalam isu perdamian dan keamanan. Meskipun tidak dijelaskan secara eksplisit dalam Piagam PBB, peran Sekretaris Jendral dalam isu – isu yang menjadi perbincangan dunia khususnya perdamiaan dan keamanan akan penciptakan citra baik bagi PBB. Dalam pelaksanaannya Dewan Keamanan dapat menunjuk langsung atau melalui perwakilan.Kelemahan dari Sekretariat PBB adalah tidak
75 United Nations. UN Secretariat. The Secretariat.http://www.un.org/en/mainbodies/secretariat/ Diakses Pada 20 Desember 2014
76 Barkin, J. Samuel. 2006. International Organization : Theories and Institutions.Palgrave Macmillan : New York Halaman 72 76 Barkin, J. Samuel. 2006. International Organization : Theories and Institutions.Palgrave Macmillan : New York Halaman 72
Sekretariat PBB memiliki fungsi penting dalam birokrasi pelaksanaan peacekeeping oleh DK PBB.Tahapan penyelesaian konflik dengan peacekeeping operations dimulai dengan melakukan konsultasi awal.Demonstrasi yang semakin menyebar di Libya dan eskalasi konflik yang semakin membesar membuat DK PBB akhirnya melibatkan diri dalam penyelesain konflik di Libya. Melalui Resolusi 1970 DK PBB mengidentifikasi pihak – pihak yang terlibat yaitu pemerintah dalam negeri Libya, Negara anggota PBB yang memiliki kemungkinan untuk terlibat sebagai peacekeeper dan organisasi regional seperti Liga Arab dan Uni Africa. Resolusi 1970 melalui Sekretaris Jenderal meminta seluruh anggota untuk memfasilitasi dan mendukung penyelamatan masyarakat sipil Libya untuk menegakan keamanan di kawasan Jazirah Arab.Dewan Keamanan secara teratur memberikan informasi dan menyatakan siap melakukan tindakan
selanjutnya apabila diperlukan. 78 PBB hanya dapat menyebarkan peacekeeper jika ada Resolusi
DK PBB yang mengizinkan mereka untuk melakukan tindakan peacekeeping .DK PBB kemudian menentukan jumlah personil, markas dan tindakan pengamanan. Proses ini akan memakan waktu hingga
enam bulan. 79 Melihat kondisi Libya yang memprihatinkan NATO kemudian mengambil alih sebagai peacekeeper di Libya untuk
mempermudah tindakan peacekeeping. Secara birokrasi internal kerjasama antara DK PBB dan NATO dapat dilihat dari evolusi hubungan antara kedua organisasi ini dalam
77 Ibid Halaman 73 78 United Nations Security Council.2011.UN Resolutions 1970. United Nations : New York
Nations Peacekeeping.http://www.un.org/en/peacekeeping/issues/military.shtmlDiakses Pada 31 Januari 2014
79 United
Nations.Militer.United Nations.Militer.United
VII dijelaskan tentang kerjasama antara DK PBB dan organisasi regional yang mempromosikan perdamaian.Dalam hal ini NATO sering kali memposisikan diri sebagai organisasi regional dalam
bertindak sebagai peacekeeper. 80 Sejak tahun 1990an NATO telah melaksanakan kerjasama yang semakin intens dengan DK PBB dengan
mengambil peran untuk melakukan eksekusi Resolusi DK PBB. 81 Secara legitimasi tertulis, Piagam NATO dibuat dengan
didasarkan pada point – point dalam Piagam PBB. Piagam NATO sendiri telah dibuat sejak tahun 1949 pasca perang dunia kedua dengan tujuan menghambat ekspansi Uni Soviet.Hubungan antara NATO dan DK PBB telah dikembangkan melalui berbagai operasi perdamaian.Kerjasama juga dilakukan dengan penandatanganan kerjasama antara kedua organisasi tersebut. Perkembangan kerjasama dengan cara menjadikan isu – isu yang berkaitan dengan keamanan dan perdamaian sebagai kepentingan bersama.
NATO banyak melibatkan diri dalam membantu DK PBB untuk menyelesaiakan berbagai konflik di dunia baik yang tertulis dalam Resolusi maupun tidak.Salah peran NATO yang bertindak sebagai peacekeeper secara penuh adalah dalam menangani konflik di Libya.Melihat respon Negara Libya terhadap Resolusi 1970, DK PBB mengeluarkan Resolusi 1973 sebagai upaya peacekeeping. Melihat kondisi Libya yang semakin membesar, Sekretaris Jenderal menyebarkan misi untuk melakukan gencatan senjata dan menunjuk Mr.Abdel- Elah Mohammed Al – Khatib sebagai utusan khusus untuk
80 United Nations.United Nations University CRSI.Assessing the Role of Regional Organisations under Chapter
Twenty-First Century (2013- 2014).http://www.cris.unu.edu/Assessing-the-Role-of-Regional-Organisations.617.0.html
VIII of
Diakses pada 22 Januari 2015.
81 Abass, Ademola. Assessing the Role of Regional Organisations under Chapter VIII of the UN Charter in the Twenty-First Century (2013-2014). United Nations University CRIS.
mendukung upaya penyelesaian krisis dan sebagai cara untuk merespons permintaan rakyat Libya untuk mengirimkan
utusan. 82 Resolusi 1973 membuka kesempatan bagi organisasi regional untuk melalukan peacekeeping yang dalam pelaksanaanya
dilaksanakan oleh NATO. NATO melaksanakan peacekeeping operations berdasarkan Resolusi 1973 tentang no – flying zone dengan mengerahkan kekuatan anggota seperi Amerika Serikat, Inggris dan
Perancis. 83 Tahapan selanjutnya dalam peacekeeping adalah menunjuk
Kepala Misi untuk melakukan operasi perdamaian.Sekretaris Jendral mengerahkan DKPO yang bertanggung jawab untuk melaksanakan
misi perdamaian. 84 Namun dalam kasus yang terjadi di Libya, NATO mengambil peran sebagai peacekeer.Sekretaris Jenderal NATO
mengambil peran dengan mengadakan Unified Protector Operation 85 . NATO melaksanakan peackeeper operations sesuai
dengan Resolusi DK PBB 1973 dengan menggunakan pasukan dari Negara – Negara anggota NATO.Selain mengambil peran secara militer, Negara – Negara anggota NATO juga berperan dalam pembiayaan peacekeeping operation. 86
Pada berbagai misi perdamaian dunia organ yang berada dibawah PBB, DK PBB, Majelis Umum dan Sekretariat memiliki fungsi melengkapi.Dimana DK PBB dengan fungsi legitimasinya dapat melakukan intervensi dengan mengeluarkan Resolusi DK
82 United Nations Security Council.2011.UN Resolutions 1970. United Nations : New York 83 Gertler, J. (2011). Operation Odyssey Dawn (Libya):Background and Issues for Congress.
Congressional Research Service 84 United Nations. United Nations Peacekeeping .The Role Security
Council.http://www.un.org/en/peacekeeping/operations/rolesc.shtml Diakses pada Hari Sabtu 6 Maret 2013
85 Gertler, J. (2011). Operation Odyssey Dawn (Libya):Background and Issues for Congress. Congressional Research ServiceHalaman 16
86 Gertler, J. (2011). Operation Odyssey Dawn (Libya):Background and Issues for Congress. Congressional Research Service
PBB.Dewan Keamanan juga memiliki pengaruh banyak dalam menangani kasus perdamaian dan keamanan yang menjadi tujuan utama dari pembentuk PBB.Namun sebagai lembaga yang mandiri keberadaan DK PBB perlu didukung oleh Sekretariat sebagai bagian dari kesatuan PBB itu sendiri. Sekretariat secara tidak langsung ikut terlibat dalam proses perdamaian khusunya dalam bidang administrasi. Sekretaris Jendral PBB juga banyak terlibat dalam pelaksaan operasi perdamian di dunia seperti melakukan negosiasi atau kerjasama dengan aliansi.
Dalam pelaksanaan peacekeeping di Libya, meskipun operasi perdamian diambil oleh NATO namun pemegang birokrasi internal PBB yaitu Sekretariat masih memiliki fungsi sentral melalui Sekertaris Jendral.Sekretaris Jendral memiliki tugas untuk menyebarkan misi kepada Negara atau pihak yang akan terlibat dalam peacekeeping. Sekretaris Jendral turun sebagai wakil dalam pertemuan yang diadakan oleh Para Sekretaris Jendral dari organisasi regional yang bekerjasama dalam misi di Libya. Dalam proses peacebuilding, Sekretaris Jendral melaui Perwakilan Khusu Sekretaris Jendral memiliki wewenang untuk bertanggung jawab memimpin UNSMIL sebagai lembaga yang mendukung rekonstruksi Libya pasca perang.