Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular Saluran Pernafasan Diabetes Mellitus tipe-2 Obstruktif Sleep Apnea

Kategori IMT berdasarkan umur dan jenis kelamin menurut United State Department of Health and Human Service Tahun 2000, adalah : Tabel 2.1. Kategori IMT menurut Kategori status gizi umur dan jenis kelmian IMT Gizi kurang Gizi normal Gizi lebih Obesitas 5 persentile 5-84 persentile 85-94 persentile 95 persentile Sumber :United State Department of Health and Human Service Tahun 2000 c. Pengukuran lemak subkutan dengan mengukur skinfold thickness tebal lipatan kulitTLK. Sebagai indikator obesitas bila TLK Triceps persentil ke 85 Suandi, 2010 2.4 Komplikasi 2.4.1 Terhadap kesehatan Obesitas ringan sampai sedang, morbiditasnya kecil pada masa anak-anak. Tetapi bila obesitas masih terjadi setelah masa dewasa, maka morbiditas dan mortalitasnya akan meningkat Soetjiningsih, 1995

2.4.2 Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular

Faktor risiko ini meliputi peningkatan kadar insulin, trigliserida, LDL lowdensity lipoprotein kolesterol, dan tekanan darah sistolik serta penurunan kadar HDL high density lipoprotein kolesterol Soetjiningsih, 2010. IMT mempunyai hubungan yang kuat dengan kadar insulin. Anak dengan IMT persentile ke 99, 40 diantaranya mempunyai kadar insulin tinggi, 15 mempunyai kadar HDL-kolesterol yang rendah dan 33 dengan kadar trigliserida tinggi Freedman, 2004. Anak obesitas cenderung Universitas Sumatera Utara mengalami peningkatan tekanan darah dan denyut jantung, sekitar 20-30 menderita hipertensi Syarif, 2003.

2.4.3 Saluran Pernafasan

Pada bayi, obesitas merupakan risiko terjadinya saluran pernafasan bagian bawah, karena terbatasnya kapasitas paru-paru.Adanya hipertrofi dan adenoid mengakibatkan obstruksi saluran nafas bagian atas, sehingga mengakibatkan anoksia dan saturasi oksigen rendah, disebut sindrom Chubby Puffer. Obstruksi ini dapat mengakibatkan gangguan tidur, gejala-gejala jantung dan kadar oksigen dalam darah yang abnormal serta nafas yang pendek Soetjiningsih, 1995.

2.4.4 Diabetes Mellitus tipe-2

Diabetes Mellitus tipe-2 jarang ditemukan pada anak obesitas Syarif, 2003.Prevalensi penurunan uji toleransi glukosa pada anak obesitas adalah 25 sedangkan Diabetes Mellitus tipe-2 hanya 4.Hampir semua anak obesitas dengan Diabetes Mellitus tipe-2 mempunyai IMT + 3SD atau persentile ke 99 Bluher et al, 2004.

2.4.5 Obstruktif Sleep Apnea

Sering dijumpai pada anak obesitas dengan kejadian 1100 dengan gejala mengorok Syarif, 2003.Penyebabnya adalah penebalan jaringan lemak didaerah dinding dada dan perut yang mengganggu pergerakan dinding dada dan diafragma, sehingga terjadi penurunan volume dan perubahan pola ventilasi paru serta meningkatkan beban kerja otot pernafasan. Pada saat tidur terjadi penurunan tonus otot dinding dada yang disertai penurunan saturasi oksigen dan peningkatan kadar CO2, serta penurunan tonus otot yang mengatur pergerakan lidah yang menyebabkan lidah jatuh ke arah dinding belakang faring yang mengakibatkan obstruksi saluran nafas intermiten dan menyebabkan tidur gelisah, sehingga keesokan harinya anak cenderung mengantuk dan hipoventilasi. Gejala ini berkurang seiring dengan penurunan berat badan Kopelman, 2000 dalam Hidayati et al 2006. Universitas Sumatera Utara

2.5 Penatalaksanaan