Komunikasi Antarbudaya Kerangka Teori

10 BAB II URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

Wilbur Schramm mengatakan teori merupakan suatu perangkat pernyataan yang saling berkaitan, pada abstraksi dengan kadar yang tinggi, dan dari padanya proposisi bisa dihasilkan dan diuji secara ilmiah, dan pada landasannya dapat dilakukan prediksi perilaku Effendy, 2004 : 41. Setiap penelitian membutuhkan landasan berpikir dalam memecahkan masalahnya dan menyelesaikannya. Dengan demikian, perlu disusun kerangka teori yang akan menuntun peneliti untuk mengetahui dari sudut mana peneliti akan menyoroti masalah penelitian. Dalam penelitian ini teori yang dianggap relevan adalah Komunikasi Antarbudaya, Dinamika Komunikasi Antarbudaya, Harmonisasi dalam Komunikasi Antarbudaya, dan Komunikasi Antarpribadi.

2.1.1 Komunikasi Antarbudaya

Komunikasi Antarbudaya merupakan bentuk kegiatan yang berkaitan erat dengan bagaimana aktivitas kebudayaan dan komunikasi saling berkaitan. Komunikasi mempengaruhi aktivitas kebudayaan dan aktivitas kebudayaan dapat berjalan dengan baik melalui komunikasi. Pada dasarnya kata “budaya” berasal dari bahasa sansekerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi, yang berarti “budi” dan “akal”. Secara singkat dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi atau akal. Secara formal, budaya didefenisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, waktu, peranan, hubungan ruang, konsep alam semesta, objek- objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok Mulyana dan Rakhmat, 2005:18. Berdasarkan pengertian tersebut, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah semua kebiasaan, adat istiadat, nilai dan norma, Universitas Sumatera Utara kepercayaan dan pengetahuan yang dianut oleh suatu kelompok masyarakat yang mungkin berbeda dengan kelompok masyarakat lainnya. Budaya dan komunikasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, karena budaya tidak hanya menentukan siapa bicara dengan siapa, tentang apa, dan bagaimana orang menyandi pesan, makna yang dimilikinya untuk pesan, dan kondisinya untuk mengirim, memperhatikan, dan menafsirkan pesan. Sehingga, bila budaya beraneka ragam, maka praktik-praktik komunikasi juga akan beraneka ragam Mulyana dan Rakhmat, 2005:19 Kebudayaan erat kaitannya dengan komunikasi sehingga komunikasi antarbudaya penting dipelajari sebagai acuan ketika berkomunikasi dengan orang lain yang berbeda budaya dengan kita. Hamid Mowlana menyebutkan komunikasi antarbudaya sebagai human flow across national boundaries. Misalnya, dalam keterlibatan suatu konferensi internasional di mana bangsa-bangsa dari berbagai negara berkumpul dan berkomunikasi satu sama lain. Sedangkan, Fred E. Jandt mengartikan komunikasi antarbudaya sebagai interaksi tatap muka di antara orang-orang yang berbeda budayanya. Banyak pengertian komunikasi antarbudaya yang dijelaskan oleh para ahli, Liliweri 2003 menjelaskan beberapa pengertian lain komunikasi antarbudaya menurut para ahli Lubis, 2012:12-13, yaitu: a. Sitaram 1970 : Komunikasi antarbudaya adalah seni untuk memahami dan saling pengertian antara khalayak yang berbeda kebudayaan. b. Stephen Daal dari Luton University : Komunikasi antarbudaya yaitu komunikasi dalam masyarakat yang tidak saja berlangsung dalam dua atau lebih aktor dari kebangsaan yang berbeda Purwasito, 2003:124. c. Samovar dan Porter 2003 : Komunikasi antarbudaya terjadi ketika bagian yang terlibat dalam kegiatan komunikasi tersebut membawa serta latar belakang budaya pengalaman yang berbeda yang mencerminkan nilai-nilai yang dianut oleh kelompoknya. d. Carley H.Dood 1982 : Komunikasi antarbudaya adalah pengiriman dan penerimaan pesan-pesan dalam konteks perbedaan kebudayaan yang menghasilkan efek-efek yang berbeda. Universitas Sumatera Utara e. Lustig dan Koester 1993, “Intercultural Communication Competence”, mendefinisikan komunikasi antarbudaya sebagai suatu proses komunikasi simbolik, interpretatif, transaksional, kontekstual yang dilakukan oleh sejumlah orang yang karena memiliki perbedaan derajat kepentingan tertentu memberikan interpretasi dan harapan secara berbeda terhadap apa yang disampaikan dalam bentuk perilaku tertentu sebagai makna yang dipertukarkan Liliweri, 2003:11. f. Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss 1983:362, komunikasi antarbudaya terjadi di antara orang-orang yang memiliki budaya yang berbeda ras, etnik, sosio ekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan itu. Pengertian-pengertian komunikasi antarbudaya yang telah disebutkan sebelumnya menyatakan bahwa komunikasi antarbudaya merupakan kegiatan komunikasi yang berlangsung di antara orang yang berbeda budaya satu dengan lainnya. Pendapat para ahli tersebut juga menekankan perbedaan budaya sebagai faktor penentu dalam kegiatan komunikasi antarbudaya. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa komunikasi antarbudaya merupakan pertukaran pesan dari komunikator kepada komunikan dengan latarbelakang kebudayaan yang berbeda. Di dalam komunikasi antarbudaya terdapat beberapa prinsip yang penting untuk dipahami ketika kita berkomunikasi dengan orang lain. Tiga prinsip penting dalam komunikasi antarbudaya yang dikemukakan oleh Sarbaugh dalam Tubbs dan Moss, 2005:240 , yaitu: 1. Sistem sandi bersama, yang terdiri dari 2 aspek, verbal dan non verbal. Semakin sedikit persamaan sandi yang terbentuk, semakin sedikit komunikasi yang terjalin. 2. Kepercayaan dan perilaku yang berlainan di antara pihak-pihak yang berkomunikasi merupakan landasan bagi asumsi-asumsi berbeda untuk memberikan respons. 3. Tingkat mengetahui dan menerima kepercayaan dan perilaku orang lain. Cara kita menilai budaya lain berdasarkan nilai-nilai budaya yang kita miliki akan mempengaruhi efektivitas komunikasi yang akan terjadi. Universitas Sumatera Utara Prinsip komunikasi antarbudaya tersebut menjelaskan apa-apa saja yang menjadi dasar ketika berkomunikasi dengan orang yang berbeda budaya. Dengan memahami prinsip-prinsip tersebut, akan menjelaskan hal apa saja yang dapat menjadi hambatan ketika berkomunikasi dengan orang yang berbeda budaya dan apa sebabnya. Ketika kita memahami prinsip tersebut, maka kita akan lebih memahami bagaimanakah komunikasi antarbudaya itu dan apa yang dapat dilakukan supaya komunikasi antarbudaya berjalan dengan baik efektif. Berkaitan dengan hal tersebut, banyak ahli yang memberikan pendapatnya tentang bagaimana suatu komunikasi antarbudaya disebut efektif. Namun untuk mendapatkan satu pengertian agar dapat dipahami bersama, maka dapat dikatakan efektivitas komunikasi antarbudaya dalam Liliweri, 2004 : 257 , meliputi: 1. Kemampuan seseorang untuk menyampaikan semua maksud atau isi hati secara profesional sesuai dengan kemampuan dan kompetensi yang dia tampilkan secara prima. 2. Kemampuan seseorang untuk berinteraksi secara baik, misalnya mampu mengalihbahasakan semua maksud dan isi hatinya secara tepat, jelas dalam suasana yang bersahabat. 3. Kemampuan seseorang untuk menyesuaikan kebudayaan pribadinya dengan kebudayaan yang sedang diahadapinya meskipun dia harus menghadapi berbagai tekanan dalam proses adaptasi tersebut. 4. Kemampuan seseorang untuk memberikan fasilitas atau jaminan bahwa dia bisa menyesuaikan diri atau bisa mengelola tekanan kebudayaan lain terhadap dirinya.

2.1.2 Dinamika Komunikasi Antarbudaya