Definisi Operasional Variabel
3.2 Definisi Operasional Variabel
Abnormal return dari suatu saham didefinisikan sebagai selisih antara tingkat keuntungan sebenarnya (actual return) dengan tingkat keuntungan
yang diharapkan (expected return). Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
= abnormal return saham i pada hari t
= actual return untuk saham i pada hari t
= expected return untuk saham i pada hari t
Actual return saham i pada hari t dapat dihitung dengan rumus :
= harga saham i pada hari t
= harga saham i pada hari t-1
Dalam penelitian ini, expected return dihitung dengan menggunakan Single-Index Market Model, karena peristiwa – peristiwa ekonomi maupun sosial-politik yang mengandung informasi relevan diyakini akan mempengaruhi pasar modal secara keseluruhan, sehingga harga masing – masing saham yang dijadikan sampel akan bergerak searah dengan indeks pasar. Rumusnya adalah :
= return pasar pada hari t
Koefisien α dan β diperoleh dari perhitungan persamaan regresi runtut waktu antara return saham (Ri,t) dengan return pasar (Rmt) selama estimation period. Dari koefisien α dan β tersebut dapat dihitung expected return tiap – tiap saham atau E(Ri) selama event period.
Sehubungan dengan karakteristik BEI sebagai pasar yang tipis (thin market), return pasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah return dari indeks LQ45. Dengan demikian :
= indeks LQ45 pada hari t
= indeks LQ45 pada hari t-1
Sebagai event study yang meneliti banyak peristiwa secara bersama –sama, kemungkinan terdapat peristiwa yang ditanggapi positif maupun negatif oleh pasar, sehingga penggunaan indikator abnormal return bila dijumlahkan dapat saling menghilangkan antara abnormal return positif dan abnormal return negatif. Oleh karena itu, untuk mengukur perubahan harga, penelitian ini menggunakan indikator Variabilitas Tingkat Keuntungan (Security Return Variability, SRV) yang dirumuskan dalam Husnan (1996) sebagai berikut :
= variabilitas tingkat keuntungan saham i pada hari t
= abnormal return saham i pada hari t
= varian dari abnormal return saham i pada periode estimasi
Adapun yang dimaksud dengan seputar peristiwa dalam penelitian ini adalah sepanjang event period, yaitu dari lima hari sebelum terjadinya peristiwa hingga lima hari setelah terjadinya peristiwa.
3.3 Metode Pengumpulan Data
3.3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian yang menggunakan metode studi peristiwa (event study). Menurut Jogiyanto (2013, p555) studi peristiwa merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Studi peristiwa dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman terhadap harga sekuritas (Tandelilin 2010, p566).
Peristiwa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peristiwa-peristiwa ekonomi dan peristiwa-peristiwa sosial-politik periode 2014-2016 pada saham LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2016. Tanggal suatu peristiwa dipublikasikan untuk pertama kali ditetapkan sebagai event day (t0). Apabila tanggal tersebut adalah hari libur bagi kegiatan perdagangan saham, maka tanggal perdagangan yang terdekat berikutnya ditetapkan sebagai event day. Adapun jangka waktu (event window) yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 hari bursa sebelum dan 5 hari bursa sesudah peristiwa. Event window dipilih selama 11 hari karena apabila event window terlalu panjang memiliki kecenderungan akan berbaur dengan pengaruh peristiwa lainnya dengan kata lain disebut dengan counfounding effect (Setyawasih, 2007). Penentuan jangka waktu tersebut diharapkan pasar akan bereaksi penuh dan dapat dilihat kecepatan reaksinya.
Gambar 3.1
PERIODE PENELITIAN
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kepustakaan (library research) dan teknik dokumentasi. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mempelajari, mendalami dan menelaah berbagai literatur serta bahan penunjang lain yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, diantara lain buku teks, jurnal ilmiah, buku-buku pendukung maupun penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh informasi yang bersifat teoritis dan digunakan sebagai bahan pembanding dalam pembahasan. Sedangkan teknik dokumentasi adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu (Gulo, 2010, p123). Teknik dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan mencari data-data yang telah dicatat atau didokumentasikan, baik oleh perusahaan yang bersangkutan maupun Bursa Efek Indonesia (BEI).
3.3.3 Jenis dan Sumber Data
3.3.3.1 Jenis Data
Berdasarkan cara perolehan datanya, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data panel. Data panel merupakan penggabungan dari data time series dan cross section (Ajija et al. 2011, p8). Data cross section adalah pengumpulan data pada satu periode tertentu atas beberapa objek yang bertujuan untuk menggambarkan suatu keadaan, sedangkan data time series adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu pada satu objek yang berfungsi untuk menggambarkan objek (Siregar, 2013, p16).
3.3.3.2 Sumber Data
Data yang akan digunakan penelitian ini merupakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian, peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial (Muhammad Rusli 2014, p9). Data yang akan digunakan terdiri dari :
-
Tanggal terjadinya dan tanggal dipublikasikannya masing –masing sampel peristiwa ekonomi dan sosial-politik dalam negeri, diperoleh dari media massa dan penelitian sebelumnya.
-
Daftar saham perusahaan yang termasuk dalam LQ45 selama periode penelitian untuk masing – masing sampel peristiwa, diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).
-
Harga penutupan (closing prices) saham perusahaan LQ45 pada 5 hari sebelum hingga 5 hari setelah masing – masing sampel peristiwa, diperoleh dari website resmi Yahoo Finance (www.yahoofinance.com).
-
Indeks LQ45 pada 5 hari sebelum hingga 5 hari setelah masing – masing sampel peristiwa, diperoleh dari website resmi Yahoo Finance (www.yahoofinance.com).
3.3.4 Populasi dan Sampel
3.3.4.1 Populasi
Arikunto (2010, p173) berpendapat bahwa populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2015, p148), populasi dapat didefinisikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Dari beberapa pendapat di atas, maka populasi dalam penelitian ini adalah saham – saham yang secara konsisten termasuk dalam LQ45 selama periode penelitian. Alasan diambil saham LQ45 adalah karena Bursa Efek Indonesia merupakan emerging market. Salah satu karakteristiknya adalah pasar yang tipis (thin market), dimana sebagian besar saham tidak aktif diperdagangkan (saham tidur). Karena LQ45 terdiri dari saham– saham yang paling aktif diperdagangkan di BEI, diharapkan reaksi pasar terhadap informasi yang diperoleh akan tercermin melalui pergerakan harga saham yang termasuk dalam LQ45 tersebut.
3.3.4.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2015, p149). Adapun cara dalam penentuan sampel, peneliti menggunakan metode purpose sampling. Sugiyono (2015, p156) menjelaskan bahwa purpose sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria saham yang akan dilakukan penelitian untuk dijadikan sampel penelitian adalah saham-saham yang aktif diperdagangkan selama periode penelitian serta saham-saham yang tidak melakukan corporate action selama periode penelitian.Berdasarkan kriteria yang disebutkan di atas, maka peneliti mengambil sampel seluruhnya sejumlah 34 sampel perusahaan. Dengan sampel sejumlah itu diharapkan sudah memenuhi persyaratan dalam pengambilan sampel.
Tabel 3.1
SAMPEL PERUSAHAAN
No | Kode Saham | Nama Perusahaan | | No | Kode Saham | Nama Perusahaan |
| | | | | | |
1 | Astra Agro Lestari Tbk | | 18 | JSMR | Jasa Marga (Persero) Tbk | |
2 | Adhi Karya (Persero) Tbk | | 19 | KLBF | Kalbe Farma Tbk | |
3 | Adaro Energy Tbk | | 20 | LPKR | Lippo Karawaci Tbk | |
4 | AKR Corporindo Tbk | | 21 | LSIP | PP London Sumatera Indonesia Tbk | |
5 | Astra International Tbk | | 22 | MNCN | Media Nusantara Citra Tbk | |
6 | Alam Sutera Realty Tbk | | 23 | PGAS | Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk | |
7 | Bank Central Asia Tbk | | 24 | PTBA | Bukit Asam (Persero) Tbk | |
8 | Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk | | 25 | PTPP | Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk | |
9 | BBRI | Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk | | 26 | PWON | Pakuwon Jati Tbk |
10 | BMRI | Bank Mandiri (Persero) Tbk | | 27 | SMGR | Semen Indonesia (Persero) Tbk |
11 | BMTR | Global Mediacom Tbk | | 28 | SMRA | Summarecon Agung Tbk |
12 | BSDE | Bumi Serpong Damai Tbk | | 29 | TBIG | Tower Bersama Infrastructure Tbk |
13 | CPIN | Charoen Pokphand Indonesia Tbk | | 30 | TLKM | Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk |
14 | GGRM | Gudang Garam Tbk | | 31 | UNTR | United Tractors Tbk |
15 | ICBP | Indofood CBP Sukses Makmur Tbk | | 32 | Unilever Indonesia Tbk | |
16 | INDF | Indofood Sukses Makmur Tbk | | 33 | Wijaya Karya (Persero) Tbk | |
17 | INTP | Indocement Tunggal Prakasa Tbk | | 34 | Waskita Karya (Persero) Tbk |
Sumber: Data Diolah oleh Penulis, 2016