Populasi, Sampling dan Sampel

B. Populasi, Sampling dan Sampel

  1. Populasi

  Dalam penelitian, penentuan populasi merupakan hal yang penting untuk memberikan batasan secara jelas tentang obyek yang akan diteliti. Menurut Sukardi, populasi adalah “elemen penelitian yang hidup dan

  tinggal barsama-samadan secara teoritis menjadi target hasil penelitian”. 9

  8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian..., hal. 4.

  9 Sukardi, Metode Penelitian..., hal. 53

  Jadi pada prinsipnya populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah “keseluruhan subyek penelitian”. 10 Sedangkan menurut Sugiyono, populasi adalah

  “sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” 11

  Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa Madrasah Tsanawiyah Assyafi’iyah Gondang Tulungagung kelas VII dan

  VIII semester genap tahun pelajaran 2011-2012 yang berjumlah 353

  siswa.

  Tabel 3.1 Populasi Penelitian 12

  No

  Kelas

  Jumlah Siswa

  1 Kelas VII A

  2 Kelas VII B

  3 Kelas VII C

  4 Kelas VII D

  5 Kelas VII E

  6 Kelas VIII A

  7 Kelas VIII B

  8 Kelas VIII C

  9 Kelas VIII D

  10 Kelas VIII E

  Jumlah

  10 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian..., hal. 108.

  11 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RD.

  (Bandung: Alfabeta, 2006), hal. 117.

  12 Dokumen MTs Assyafi’iyah Gondang Tulungagung.

  2. Sampling

  Obyek penelitian sebagai sasaran untuk mendapatkan dan mengumpulkan data disebut populasi. Namun dalam kegiatan penelitian untuk menjangkau keseluruhan dari objek tersebut tidak dilakukan. Untuk mengantisipasi digunakan teknik sampling. Teknik sampling yaitu “ suatu teknik memilih atau mengambil sampel yang dianggap peneliti memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan yang diharapkan yaitu mempunyai

  kemampuan yang sama”. 13 Sampel dapat dikatakan reprensetif apabila “subyek yang terpilih mempunyai karakter yang mencerminkan semua

  karakter yang dimilki oleh populasi”. 14 Menurut S. Nasution, sampling adalah “memilih suatu jumlah tertentu untuk diselidiki dari keseluruhan

  populasi”. 15

  Cara yang ditempuh untuk melakukan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan stratified proportional random sampling yang dapat diuraikan di bawah ini:

  a) Stratified sampling adalah “memilih sampel dengan cara yang

  sedemikian rupa sehingga peneliti yakin bahwa semua kelompok dalam populasi terwakili dalam sampel yang terpilih”. 16

  13 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian..., hal. 111. 14 Hadjar, Dasar-Dasar..., hal. 136.

  15 S. Nasution, Metode Resaerch: Penelitian Ilmiah. (Bandung: Jemmars, 1991), hal. 119. 16 Hadjar, Dasar-Dasar..., hal. 141.

  Alasan penelitian menggunakan sampling ini adalah penulis melihat populasi yang ada di Madrasah Tsanawiyah Assyafi’iyah Gondang Tulungagung berstrata, yakni terdiri dari beberapa kelas. Oleh karena itu, penulis mengambil sampel dari semua kelas, dan dari masing- masing kelas diambil wakilnya sebagai sampel.

  b) Proportional sampling adalah “prosedur yang ditempuh dilakukan

  dengan jalan mengambil individu yang terdapat dalam masing-masing kategori populasi sesuai dengan proporsi atau perimbangannya untuk

  dijadikan sampel penelitian”. 17

  Penulis menerapkan proportional sampling dengan cara: penulis mengambil 10 kelas, yaitu 5 kelas untuk kelas VII dan 5 kelas untuk kelas VIII. Masing-masing kelas diambil 5 atau 6 siswa sebagai wakil sampel penelitian. Ini didasarkan pada pendapat dari Suharsimi Arikunto yang menyatakan bahwa:

  Pengambilan sampel, yakni untuk sekedar ancer-ancer apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 atau 20-25 atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari: - Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana. - Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena

  hal ini menyangkut banyak sedikitnya data. - Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. 18

  17 Tulus Winarsunu, Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. (Malang:

  Universitas Muhammadiyah Malang, 2006), hal. 12.

  18 Suharsimi Arikunto, Prosedur..., hal. 112 .

  c) Random sampling adalah “cara yang dilakukan dengan jalan

  memberikan kemungkinan yang sama bagi individu yang menjadi anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel penelitian”. 19

  Penulis menerapkan random sampling dengan cara: diundi seperti undian yang dilakukan dengan jalan membuat gulungan-gulungan kertas yang berisi semua nomor dari anggota populasi, dan kemudian melakukan undian sebanyak jumlah sampel penelitian yang dibutuhkan.

  3. Sampel

  Menurut Sugiyono, sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh populasi tersebut”. 20 Menurut Suharsimi

  Arikunto sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. 21 Menurut Sukardi, sampel adalah “sebagian dari jumlah populasi yang

  dipilih untuk sumber data tersebut”. 22 Menurut Ibnu Hadjar, sampel adalah “kelompok kecil individu yang dilibatkan langsung dalam

  penelitian”. 23

  Dari penerapan sampling di atas diperoleh sampel sebanyak 53 siswa yang diambil 15 dari jumlah total siswa kelas VII yaitu sebanyak 23 siswa dan 15 dari jumlah total kelas VIII yaitu sebanyak 30 siswa. Hal

  19 Tulus Wunarsunu, Statistik dalam Penelitian..., hal. 16. 20 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan..., hal. 118. 21 Suharsimi Arikunto, Prosedur..., hal. 112. 22 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan..., hal. 54. 23 Hadjar, Dasar-dasar Metodologi..., hal. 133.

  ini karena keterbatasan waktu, tenaga dan dana, sehingga tidak memungkinkan bagi penulis untuk melakukan penelitian dengan sampel yang besar.