Korelasi Kreativitas Guru dengan Motivas (1)

KORELASI KREATIVITAS GURU MATA PELAJARAN FIKIH DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) ASSYAFI’IYAH GONDANG TULUNGAGUNG SKRIPSI

  Oleh:

  HARIYANA NIM 3211083063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) TULUNGAGUNG 2012

KORELASI KREATIVITAS GURU MATA PELAJARAN FIKIH DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) ASSYAFI’IYAH GONDANG TULUNGAGUNG SKRIPSI

  Diajukan kepada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Tulungagung untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana Satu Ilmu Pendidikan Islam

  Oleh : HARIYANA

  NIM. 3211083063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) TULUNGAGUNG JUNI 2012

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Skripsi dengan judul “Korelasi Kreativitas Guru Mata Pelajaran Fikih dengan Motivasi Belajar Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Assyafi’iyah Gondang Tulungagung” yang ditulis oleh Hariyana ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

  Tulungagung, 14 Juni 2012 Pembimbing,

  Drs. H. Ali Rohmad, M.Ag. NIP. 19611110 199001 1 001

PENGESAHAN

  Skripsi dengan judul “Korelasi Kreativitas Guru Mata Pelajaran Fikih dengan Motivasi Belajar Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Assyafi’iyah Gondang Tulungagung” yang ditulis oleh Hariyana ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi STAIN Tulungagung pada hari Rabu, tanggal 27 Juni 2012, dan dapat diterima sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu dalam Ilmu Pendidikan Islam.

  Dewan Penguji Skripsi

  Ketua,

  Sekretaris,

  Indah Komsiyah, S.Ag., M.Pd

  Drs. H. Ali Rohmad, M.Ag

  NIP. 19760518 200701 2 021

  NIP. 19611110 199001 1 001

  Penguji Utama

  Dr. Hj. Binti Maunah, M. Pd.I NIP. 19650903 199803 2 001

  Tulungagung, 27 Juni 2012 Mengesahkan,

  STAIN Tulungagung Ketua,

  Dr. Maftukhin, M.Ag NIP. 19670717 200003 1 002

MOTTO

  ....           ...

  Artinya:

  ...Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.... (Q.S Ar-Ra’d: 11). 1

  1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya: Mahkota Surabaya, 2002), hal.

  337-338.

PERSEMBAHAN

  Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang sebagai wujud rasa sykurku, baktiku serta hormatku penulis persembahkan skripsi ini kepada:

   Ayahanda Misran dan Ibunda Romtiyah yang telah memberikan limpahan kasih sayang,

  bimbingan, dorongan, dukungan material maupun spiritual dan do’a yang tak ternilai harganya, sehingga terselesainya studi dan skripsi ini.

   Yang tersayang Kakekku Miswan serta Nenekku Sarti yang selalu memberikan semangat,

  kasih sayang, pengertian serta selalu mendo’akanku.  Adikku Hendra Saputra dan keponakanku Ridwan Rifki, semoga menjadi anak-anak yang

  sholeh yang bisa memembanggakan orang tua, bangsa, negara dan agama.  Guru-guru dan Dosen-dosenku yang telah mengukir jiwaku dengan ilmu.  Sahabat-sahabatku di PAI-A yang sudah mengukir kenangan-kenangan manis yang takkan

  pernah kulupakan dan terima kasih.  Sahabat-sahabatku di “Mekar Jaya” tercinta, Tanti, Nikmah, Sulis, Uus, Titin, Dian, Ria,

  Umi, Iqoh, Fitroh dan Muna, terima kasih atas motivasi yang kalian berikan dan tetap semangat.

   Almamaterku STAIN Tulungagung.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas semua limpahan rahmad-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Korelasi Kreativitas Guru Mata Pelajaran Fikih dengan Motivasi Belajar Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Assyafi’iyah Gondang Tulungagung” ini dengan baik. Penyusunan Skripsi ini mengacu pada buku pedoman skripsi yang telah dikeluarkan oleh STAIN Tulungagung dan buku pedoman pendukung lainnya yang relevan.

  Sholawat serta salam semoga tetap tersanjungkan kepada Rasulullah SAW, yang telah membawa cahaya terang untuk kita semua yang selalu kita nantikan syafaatnya di yaumul kiyamah nanti.

  Skripsi ini penulis ajukan untuk memenuhi tugas akhir sebagai persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Jurusan Tarbiyah Program Studi Agama Islam Negeri (STAIN) Tulungagung.

  Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan, saran dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada:

  1. Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag, selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

  (STAIN) Tulungagung yang telah memberikan izin untuk penulisan skripsi ini.

  2. Bapak Dr. H. Ali Rohmad, M.Ag, selaku dosen pembimbing yang telah rela

  meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan pengarahan kepada penulis sampai terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

  3. Segenap bapak ibu dosen yang telah membimbing, dan mendidik penulis selama

  belajar di STAIN Tulungagung.

  4. Bapak kepala MTs Assyafi’iyah Gondang Tulungagung beserta guru dan staf

  pegawai yang telah memberi izin dan bantuan penulis selama mengadakan penelitian di wilayah yang menjadi wewenangnya.

  5. Ayah dan Ibu serta keluarga yang senantiasa berjuang dan tidak pernah lelah

  mendo’akan demi keberhasilan dan kesuksesan penulis dalam menunutut ilmu.

  6. Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, yang telah banyak

  memberikan bantuan dalam menyelesaikan tugas penulisan skripsi ini.

  Dengan harapan semoga amalnya diterima Allah Swt, dan diberi balasan yang berlipat ganda. Amin.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan dan jauh dai kesempurnaan, sebab itu saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat penulis harapkan.

  Akhirnya semoga penulis ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

  Tulungagung, 14 Juni 2012 Penulis

  Hariyana NIM. 3211083063

ABSTRAK

  Skripsi dengan judul “Korelasi Kreativitas Guru Mata Pelajaran Fikih dengan Motivasi Belajar siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Assyafi’iyah Gondang Tulungagung”, yang ditulis oleh Hariyana ini dibimbing oleh Drs. H. Ali Rohmad, M.Ag., NIP.19611110 199001 1 001.

  Kata Kunci: Kreativitas Guru Mata Pelajaran Fikih (dalam Penggunaan Metode Pembelajaran, dalam Penggunaan Media Pembelajaran), Motivasi Belajar.

  Latar belakang dalam penelitian ini adalah masih banyaknya guru termasuk guru fikih dalam proses pembelajarannya masih menggunakan metode pembelajaran yang kurang variatif dan kurang memanfaatkan fasilitas media pembelajaran yang ada. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Adakah korelasi kreativitas guru mata pelajar fikih dalam penggunaan metode pembelajaran dengan motivasi belajar siswa di MTs Assyafi’iyah Gondang Tulungagung?. 2. Adakah korelasi kreativitas guru mata pelajaran fikih dalam penggunaan media pembelajaran dengan motivasi belajar siswa di MTs Assyafi’iyah Gondang Tulungagung?. 3. Adakah korelasi kreativitas guru mata pelajaran fikih dengan motivasi belajar siswa di MTs Assyafi’iyah Gondang Tulungagung?

  Pola penelitian: Penelitian pendidikan, penelitian verifikatif, penelitian deskriptif dan penelitian korelasional. Populasi: Siswa kelas VII dan VIII di MTs Assyafi’iyah Gondang Tulungagung semester genap tahun pelajaran 20112012 yang berjumlah 353 siswa. Sampling: Stratified Proportional Random Sampling. Sampel: 53 siswa. Variabel bebas: Kreativitas guru mata pelajaran fikih (dengan sub variabel: Kreativitas guru mata pelajar fikih dalam penggunaan metode pembelajaran dan Kreativitas guru mata pelajaran fikih dalam penggunaan media pembelajaran), Variabel terikat: Motivasi belajar. Sumber data: responden, dokumentasi. Metode pengumpulan data: angket, wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data: data teoritis menggunakan metode deduktif dan komparatif, dan data empiris menggunakan metode induktif dengan bantuan statistik melalui rumus chi-kuadrat, koefisien kontingensi dan phi.

  Hasil penelitian: 1. Ada korelasi yang positif lagi signifikan antara kreativitas guru mata pelajar fikih dalam penggunaan metode pembelajaran dengan motivasi belajar siswa di MTs Assyafi’iyah Gondang Tulungagung. 2. Ada korelasi yang positif lagi signifikan antara kreativitas guru mata pelajaran fikih dalam penggunaan media pembelajaran dengan motivasi belajar siswa di MTs Assyafi’iyah Gondang Tulungagung.

  3. Ada korelasi yang positif lagi signifikan antara kreativitas guru mata pelajaran fikih dengan motivasi belajar siswa di MTs Assyafi’iyah Gondang Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

  Dalam proses pembelajaran selalu melibatkan interaksi antara guru dan siswa, guru dituntut untuk membantu siswa agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya, selain itu guru juga harus bisa menarik perhatian siswa agar berkonsentrasi dan tertarik pada materi pelajaran yang sedang diajarkan. Dengan demikian, guru dituntut kreatif, profesional dan menciptakan suasana yang menyenangkan pada saat proses belajar mengajar sedang berlangsung.

  Dalam lembaga pendidikan formal madrasah dan sekolah, guru merupakan komponen yang penting, ia sebagai pelaku proses pendidikan dan pengajaran, hal ini sesuai dengan pendapat Ismail yang mengatakan bahwa:

  Sebagai seorang pendidik, guru senantiasa dituntut untuk mampu menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif serta dapat memotivasi siswa dalam belajar mengajar yang akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi hasil belajar secara optimal. Guru harus dapat menggunakan strategi tertentu dalam pemakaian metodenya sehingga dia dapat mengajar dengan tepat, efektif, dan efisien untuk membantu meningkatkan kegiatan belajar serta memotivasi siswa untuk belajar dengan baik. 1

  Maka dari itu, guru mata pelajaran fikih harus bisa menciptakan suasana belajar mengajar yang nyaman dan menyenangkan dengan menggunakan metode dan media pembelajran yang bervariatif agar peserta didik tidak merasa bosan dan

  1 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam berbasis PAIKEM : Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. ( semarang: Rasail Media Group, 2008), hal. 25.

  akan lebih termotivasi untuk mempelajari dan mendalami materi-materi mata pelajaran fikih yang nantinya bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

  Melihat realita yang terjadi sekarang ini masih ada guru mungkin termasuk guru mata pelajaran fikih dalam proses pembelajarannya masih kurang kreatif, semisal masih menggunakan metode-metode itu-itu saja dan cenderung kurang memanfaatkan fasilitas media pembelajaran yang ada. Menurut Marjohan dalam artikelnya yang berkaitan dengan realita sekarang ini mengungkapkan bahwa:

  Walaupun mereka (guru) sering mengikuti penataran seperti MGMP tapi tidak membawa perubahan dalam proses belajar mengajar, hanya saja yang terlihat setelah mereka mengikuti MGMP guru cuma semakin tertib dalam menulis satuan pelajaran tetapi belum bentuk aplikasinya. Terasa seakan- akan apa yang diperoleh selama mengikuti penataran-penataran digambarkan

  dengan ungkapan “masuk telinga kiri keluar telinga kanan saja. 2 Dalam proses pembelajaran, motivasi mempunyai peran yang sangat penting

  dan harus ada dalam diri siswa, karena kegiatan pembelajaran tidak akan berjalan bila dalam diri siswa tidak ada kemauan atau dorongan untuk belajar. Menurut Sardiman bahwa “motivasi diartikan sebagai daya upaya yang mendorong

  seseorang untuk melakukan sesuatu”. 3 Pada dasarnya motivasi belajar antara siswa yang satu dengan yang lainnya itu relatif berbeda, ada siswa yang memiliki

  motivasi belajar tinggi dan ada yang rendah. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar, motivasi belajar sangat diperlukan untuk mendorong agar siswa tekun melakukan kegiatan pembelajaran.

  2 Marjohan, Guru Perlu Kreatif untuk Meredakan Kebosanan, http:www. wikimu.comNews DisplayNews.aspx?id=5259 diakses tanggal 28 Maret 2012.

  3 Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 73.

  Peranan seorang guru sangat dibutuhkan keberadaannya dalam proses belajar mengajar, termasuk di sini kreativitas mereka dalam pembelajaran sehingga dapat berpengaruh dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Fikih. Seorang guru yang kreatif dalam mengajar menumbuhkan dampak positif bagi siswa, sebab siswa tidak merasa jenuh dan dapat menerima pelajaran yang diberikan. Dengan demikian pengelolaan proses belajar mengajar yang baik didukung oleh kreativitas guru akan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

  Jika kreativitas guru mata pelajaran fikih dikorelasikan dengan motivasi belajar siswa dipandang dari segi akademis dapat menjadi relatif menarik untuk diteliti lebih lanjut karena seharusnya kedua hal itu memiliki hubungan yang sangat kuat dalam artian seharusnya semakin tinggi kreativitas guru mata pelajaran fikih semakin tinggi pula motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fikih, sehingga ada hubungan yang erat antara keduanya pada saat proses belajar mengajar sedang berlangsung. Dengan demikian motivasi belajar siswa akan lebih meningkat dengan adanya kreativitas guru, hal ini akan lebih efektif bagi guru dalam menyampaikan materi sehingga siswa menjadi generasi penerus perjuangan pencapaian citi-cita bernegara, berbangsa dan beragama.

  Guru sebagai salah satu sumber daya manusia di bidang pendidikan harus memiliki kemampuan profesional dan ditingkatkan kompetensinya secara berkelanjutan guna meningkatkan aktivitas dan perannya dalam mewujudkan kinerja yang optimal untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditentukan. Terkait Guru sebagai salah satu sumber daya manusia di bidang pendidikan harus memiliki kemampuan profesional dan ditingkatkan kompetensinya secara berkelanjutan guna meningkatkan aktivitas dan perannya dalam mewujudkan kinerja yang optimal untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditentukan. Terkait

  menurut Riska Prawati kelas VIII E dan Izza Mawadati siswa kelas VII A “proses belajar mengajar beliau sangat menyenangkan, beliau pandai menarik perhatian siswa dan siswa mudah memahami penjelasan yang disampaikan, hal ini karena dalam proses pembelajarannya sering memakai metode yang variatif sehingga siswa tidak merasa bosan dan menjadi termotivasi untuk mengikuti pelajaran fikih”. 5 Data ini memperlihatkan sebagian keunikan dari kinerja guru

  mata pelajaran fikih di Madrasah Tsanawiyah Assyafi’iyah Gondang Tulungagung.

  Uraian di atas memotivasi penulis untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dan hasilnya dituangkan dalam bentuk skripsi dengan tema : “ Korelasi Kreativitas Guru Mata Pelajaran Fikih dengan Motivasi Belajar Siswa di MTs Assyafi’iyah Gondang Tulungagung Tahun Ajaran 20112012”.

  4 Wawancara dengan Ibu Sri Wahyuni guru mata pelajaran IPS di MTs Assyafi’iyah Gondang Tulungagung, tanggal 20 April 2012 di kantor guru, jam 09.30 WIB.

  5 Wawancara dengan siswa MTs Assyafi’iyah Gondang Tulungagung, tanggal 20 April 2012 di depan kelas IX B, jam 09.45 WIB.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

  Untuk memperjelas yang akan diteliti lebih lanjut, maka dari latar belakang masalah di atas dapat dikenali masalah seperti di bawah ini:

  1) Kreativitas guru mata pelajaran fikih;

  1.a dalam penggunaan metode pembelajaran

  1.b dalam penggunaan media pembelajaran

  1.c dalam pengelolaan kelas

  2) Motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fikih

  3) Korelasi kreativitas guru mata pelajaran fikih dalam penggunaan metode

  pembelajaran dengan motivasi belajar siswa.

  4) Korelasi kreativitas guru mata pelajaran fikih dalam penggunaan media

  pembelajaran dengan motivasi belajar siswa

  5) Korelasi kreativitas guru mata pelajaran fikih dalam mengelola kelas

  dengan motivasi belajar siswa.

  6) Korelasi kreativitas guru mata pelajaran fikih dengan motivasi belajar

  siswa.

2. Pembatasan Masalah

  Demi terwujudnya pembahasan yang terarah dan sesuai dengan rencana yang diharapkan maka penulis membatasi pembahasan masalah sebagai berikut:

  1. Korelasi kreativitas guru mata pelajaran fikih dalam hal penggunaan

  metode pembelajaran dengan motivasi belajar siswa di MTs Assyafi’iyah Gondang Tulungagung.

  2. Korelasi kreativitas guru mata pelajaran fikih dalam hal penggunaan

  media pembelajaran dengan motivasi belajar siswa di MTs Assyafi’iyah Gondang Tulungagung.

  3. Korelasi kreativitas guru mata pelajaran fikih dengan motivasi belajar

  siswa di MTs Assyafi’iyah Gondang Tulungagung.

3. Perumusan Masalah

  Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka permasalahan yang timbul dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Adakah korelasi yang positif antara kreativitas guru mata pelajaran fikih

  dalam hal penggunaan metode pembelajaran dengan motivasi belajar siswa di MTs Assyafi’iyah Gondang Tulungagung Tahun Ajaran 20112012?

  2. Adakah korelasi yang positif antara kreativitas guru mata pelajaran fikih

  dalam hal penggunaan media pembelajaran dengan motivasi belajar siswa di MTs Assyafi’iyah Gondang Tulungagung Tahun Ajaran 20112012?

  3. Adakah korelasi yang positif antara kreativitas guru mata pelajaran fiqih

  dengan motivasi belajar siswa di MTs Assyafi’iyah Gondang Tulungagung Tahun Ajaran 20112012?

C. Tujuan Penelitian

  Suatu penelitian pasti mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Demikian juga dengan yang dilakukan penulis, berdasarkan rumusaan masalah di atas, maka tujuan penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah:

  1. Untuk mengetahui korelasi kreativitas guru mata pelajaran fikih dalam hal

  penggunaan metode pembelajaran dengan motivasi belajar siswa di MTs Assyafi’iyah Gondang Tulungagung Tahun Ajaran 20112012.

  2. Untuk mengetahui korelasi kreativitas guru mata pelajaran fikih dalam hal

  penggunaan media pembelajaran dengan motivasi belajar siswa di MTs Assyafi’iyah Gondang Tulungagung Tahun Ajaran 20112012.

  3. Untuk mengetahui korelasi kreativitas guru mata pelajaran fikih dengan

  motivasi belajar siswa di MTs Assyafi’iyah Gondang Tulungagung Tahun Ajaran 20112012.

D. Asumsi dan Hipotesis Penelitian

  Setelah penulis membaca referensi dan literatur yang berkaitan dengan tema skripsi ini, maka penulis membuat asumsi dan hipotesis penelitian sebagai berikut:

  1. Asumsi

  Asumsi penelitian disebut juga dengan anggapan dasar. Anggapan dasar adalah suatu yang diyakini kebenarannya oleh penulis yang akan berfungsi sebagai tempat berpijak bagi peneliti di dalam melaksanaan penelitian. Oleh karena itu, “penelitian juga dilandasi oleh sejumlah asumsi dasar ilmu

  pengetahuan”. 6

  Asumsi-asumsi dasar dalam penelitian ini adalah:

  a) Pandangan siswa mengenai intensitas kreativitas guru mata pelajaran

  fikih yang diteliti adalah variatif.

  b) Motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fikih di kalangan siswa

  adalah variatif.

  c) Terdapat korelasi yang positif antara kreativitas guru mata pelajaran

  fikih dengan motivasi belajar siswa di kalangan siswa.

  d) Angket yang dijadikan instrumen dalam penelitian ini dipandang

  memenuhi unsur-unsur validitas dan reliabilitas.

  e) Para siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dipandang

  bersikap objektif dalam mengisi angket.

  f) Data yang diperoleh melalui angket dalam penelitian ini dipandang

  memenuhi unsur-unsur ilmiah.

  6 Ahmad Tanzeh dan Suyetno, Dasar-Dasr Penelitian.(Surabaya: elKAF, 2006), hal 110

  2. Hipotesis

  Setelah menentukan asumsi dasar, maka tahap selanjutnya adalah merumuskan hipotesis. Hipotesis adalah “sesuatu yang masih kurang (hypo)

  dari sebuah kesimpulan atau pendapat (thesis)”. 7 Dapat diartikan pula hipotesis adalah “jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian”. 8

  Untuk menguji kebenaran suatu hipotesis diperlukan suatu informasi yang dapat digunakan untuk mengambil suatu kesimpulan, apakah suatu pernyataan tersebut dapat dibenarkan atau tidak. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

  a) Hipotesis Mayor “Ada korelasi yang positif lagi signifikan antara

  kreativitas guru mata pelajaran fikih dengan motivasi belajar siswa di MTs Assyafi’iyah Gondang Tulungagung.”

  b) Hipotesis Minor

  b. 1 Ada korelasi yang positif lagi signifikan antara kreativitas guru

  mata pelajaran fikih dalam hal penggunaan metode pembelajaran dengan motivasi belajar siswa di MTs Assyafi’iyah Gondang Tulungagung

  b. 2 Ada korelasi yang positif lagi signifikan antara kreativitas guru

  mata pelajaran fikih dalam hal penggunaan media pembelajaran

  7 M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatak Kuantitatf. ( Malang: UIN Malang Press, 2009), hal. 84.

  8 Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian. ( Yogyakarta; Teras, 2009), hal. 87.

  dengan motivasi belajar siswa di MTs Assyafi’iyah Gondang Tulungagung.

  3. Uji Signifikansi

  Uji signifikansi terhadap hipotesis tersebut adalah:

  a) Terima Ha dan tolak Ho, jika ro ≥ rt dengan ts 5 dan 1.

  b) Terima Ho dan tolak Ha, jika ro < rt dengan ts 5 dan 1.

E. Kegunaan Hasil Penelitian

  1. Kegunaan Secara Teoritis

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran bagi khazanah keilmuan khususnya korelasi kreativitas guru mata pelajaran fikih dengan motivasi belajar siswa.

  2. Kegunaan Secara Praktis

  a. Bagi Guru

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru dalam meningkatkan kreativitas terutama ketika merealisasikan tugas pokok sebagai guru untuk mengajar yang lebih baik di masa yang akan datang, sehingga semakin membantu siswa meningkatkan motivasi belajar khususnya pada mata pelajaran fikih.

  b. Bagi Siswa

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi siswa untuk mamahami konsep-konsep ilmiah dan meningkatkan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi siswa untuk mamahami konsep-konsep ilmiah dan meningkatkan

  c. Bagi Kepala Madrasah

  Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi kepala madrasah dalam menentukan kebijakan guna peningkatan kreativitas guru, menjadikan pendidikan yang lebih baik di masa mendatang agar motivasi belajar siswa menjadi lebih baik yang nantinya juga akan bepengaruh terhadap prestasi belajar yang lebih baik pula khususnya pada mata pelajaran fikih dan umumnya pada semua mata pelajaran.

  d. Bagi penilik Madrasah

  Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi bagi supervisor untuk menentukan kebijakan pengawasan yang mengarah pada peningkatan kreativitas guru dan perbaikan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fikih dan pelajaran lain juga dapat meningkat.

  e. Bagi Peneliti yang akan Datang

  Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai petunjuk, arahan maupun acuan serta bahan pertimbangan bagi peneliti yang akan datang dalam menyusun rancangan penelitian yang lebih baik lagi relevan dengan hasil penelitian ini.

F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

  Setelah penulis membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan tema skripsi ini dan pembatasan masalah, maka penulis menentukan ruang lingkup dari penelitian ini adalah :

  1. Ruang Lingkup

  Ruang lingkup dalam penelitian ini akan mengkaji dan meneliti tentang hubungan korelasional antara variabel bebas (X) yaitu tentang kreativitas guru [dalam hal penggunaan metode pembelajaran (X1) dan penggunaan media pembelajaran (X2)] dengan variabel terikat (Y) yaitu tentang motivasi belajar. Sebagaimana disajikan dalam pembatasan masalah, setelah penulis mencermati literatur-literatur terkait dengan variabel-variabel itu dan pada Bab II Landasan Teori maka dapat disusun jabaran variabel, sub variabel, indikator dan deskriptor seperti pada tabel 1.1 berikut ini.

  Tabel 1.1

  Jabaran Variabel, Sub Variabel, Indikator dan Deskriptor

  Variabel

  Sub variabel

  Indikator

  Deskriptor

  Kreativitas guru

  1. Kreativitas guru

  1) Variasi-variasi

  - Menggunakan metode

  (X)

  dalam Penggunaan

  metode

  ceramah

  metode pembelajaran

  pembelajaran

  - Menggunakan metode tanya

  (X 1 )

  jawab - Menggunakan metode

  diskusi - Menggunakan metode demonstrasi - Menggunakan metode pemberian tugas - Menggunakan metode drill (latihan) - Menggunakan metode

  Lanjutan...

  memberi perhatian - Menggunakan metode pemperian nasihat. - Menggunakan metode hukuman - Menggunakan metode uswah hasanah (pemberian contoh)

  2) Aktivitas guru

  - Guru menjelaskan materi

  dalam

  - Memberi kesempatan siswa

  menggunakan

  untuk bertanya

  metode

  - Menarik perhatian siswa

  pembelajaran

  - Bersemangat dalam menyampaikan materi pelajaran

  - Merubah suasana kelas menjadi lebih baik - Menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa

  2. Kreativitas guru

  1) Variasi-variasi

  - Menggunakan media visual

  dalam Penggunaan

  penggunaan

  - Menggunakan media

  pembelajaran (X 2 )

  pembelajaran 2) Aktivitas guru

  - Memilih Media

  dalam

  pembelajaran yang dapat

  menggunakan

  memudahkan pemahaman

  - Memilih Media yang sesuai dengan materi pembelajaran - Terampil mengoperasikan media pembelajaran - Memilih media yang dapat menumbuhkan motivasi siswa

  - Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran

  Motivasi belajar

  Intrinsik

  - Siswa aktif mencatat

  siswa (Y)

  penjelasan guru - Tepat waktu mengumpulkan tugas - Masuk kelas tepat waktu - Memperhatikan penjelasan

  guru - Mengerjakan tugas atas kemauan sendiri - Aktif bertanya mengenai pelajaran yang kurang dimengerti

  Barlanjut...

  Lanjutan...

  Ekstrinsik

  - Mengerjakan tugas karena disuruh guru - Masuk kelas dengan tertib karena takut terkena hukuman

  - Aktif bertanya karena ingin mendapat nilai - Adanya arahan dari orang

  tua - Semangat belajar jika gaya guru dalam mengajar menarik

  3. Keterbatasan Penelitian

  Keterbatasan ruang lingkup kajian yang berupa kendala, adat istiadat, tradisi, etika atau hal-hal yang tidak memungkinkan penulis menjangkaunya atau memasukinya untuk mengumpulkan data, sehingga penulis menekankan pada penelitian kreativitas guru mata pelajaran fikih dengan moivasi belajar siswa di MTs Assyafi’iyah Gondang Tulungagung saja.

G. Definisi Operasional

  Yang dimaksud dengan korelasi kreativitas guru mata pelajaran fikih dengan motivasi belajar siswa adalah tingkat hubungan kuantitatif antara kreativitas guru mata pelajaran fikih dalam hal penggunaan metode pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran menurut pandangan siswa, dengan motivasi belajar siswa yang diukur melalui angket berskala ordinal, dengan kriteria semakin tinggi perolehan skor pada responden berarti semakin baik kreativitas guru mata pelajaran fikih dan motivasi Yang dimaksud dengan korelasi kreativitas guru mata pelajaran fikih dengan motivasi belajar siswa adalah tingkat hubungan kuantitatif antara kreativitas guru mata pelajaran fikih dalam hal penggunaan metode pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran menurut pandangan siswa, dengan motivasi belajar siswa yang diukur melalui angket berskala ordinal, dengan kriteria semakin tinggi perolehan skor pada responden berarti semakin baik kreativitas guru mata pelajaran fikih dan motivasi

H. Sistematika Pembahasan

  Untuk memudahkan dalam memahami skripsi ini akan dikemukakan lima bab dan setiap bab terdiri dari subbab. Sebelum membahas inti permasalahan skripsi ini akan dikemukakan terlebih dahulu beberapa halaman formalitas. Adapun isi dari bab tersebuut adalah sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan

  Dalam hal ini dikemukakan masalah-masalah yang merupakan pengantar ke arah pembahasan selanjutnya yang meliputi: latar belakang masalah, permasalahan penelitian, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, penegasan istilah dan sistematika pembahasan. BAB II : Landasan Teori

  Landasan teori dari pemahaman tentang kreativitas guru dalam pembelajaran mencakup tentang pengertian kreativitas guru, ciri-ciri kreativitas, jenis kreativitas guru yang meliputi penggunaan metode pembelajaran dan media pembelajaran. Selanjutnya mengenai motivasi belajar yang mencakup pengertian motivasi belajar, macam-macam motivasi, fungsi motivasi, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi, unsur-unsur motivasi dan bentuk motivasi di sekolah.

  BAB III : Metodologi Penelitian

  Pada bab III ini mencakup tentang pendekatan penelitian, pola penelitian, populasi, sampling dan sampel, sumber data dan variable, metode dan instrumen pengumpulan data, teknik analisa data dan prosedur penelitian.

  BAB IV : Laporan Hasil Penelitian

  Analisis data tentang hasil angket yang meliputi data tentang kreativitas guru dalam pembelajaran dan data tentang motivasi belajar siswa di MTs Assyafi’iyah Gondang Tulungagung. BAB V : Penutup Dalam bab ini peneliti menyajikan tentang kesimpulan, saran-saran dan kata penutup.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kreativitas Guru

1. Pengertian Kreativitas Guru

  Menurut Baron yang dikutip oleh M. Ali, kreativitas adalah “kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru di sini bukan berarti harus sama sekali baru, tetapi dapat juga sebagai

  kombinasi dari unsur-unsur yang telah ada sebelumnya”. 1 Sedangkan menurut Guilford yang dikutip oleh Utami Munandar, “kreativitas

  melibatkan proses belajar secara divergen, yaitu kemampuan untuk memberikan berbagai alternatif jawaban berdasarkan informasi yang

  diberikan”. 2

  Terkait dengan pengertian kreativitas tersebut, Supriyadi dalam skripsinya Anisatur Rohmah menurutnya kreativitas adalah “kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada”. 3 Jadi

  kreativitas merupakan kemampuan untuk mengekspresikan dan mewujudkan potensi daya berpikir untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan unik atau

  1 Muhammad Ali dan Muhammad Asrori, Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta: PT Bumi Aksara:2006), hal. 41.

  2 Utami Munandar, Kretivitas dan Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002), hal. 24.

  3 Anisatur Rohmah, Kreativitas Guru Agama dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di SDI Miftahul Huda Plosokandang Kedungwaru Tulungagung), STAIN

  Tulungagung: Skripsi tidak diterbitkan, 2011, hal. 24.

  kemampuan untuk mengkombinasikan sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang lain agar lebih menarik. Kreativitas juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru, atau kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan memerapkannya dalam pemecahan masalah. Menurut Moreno dalam Slameto yang penting dalam “kreativitas itu bukanlah penemuan sesuatu yang belum pernah diketahui orang sebelumnya, melainkan bahwa produk kreativitas itu merupakan sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu yang

  baru bagi orang lain atau dunia pada umumnya” 4 , misalnya seorang guru menciptakan metode mengajar dengan diskusi yang belum pernah ia pakai.

  Guru harus berpacu dalam pembelajaran dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh kerena itu, “untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, diperlukan ketrampilan. Diantaranya adalah ketrampilan pembelajaran atau

  ketrampilan mengajar”. 5 Agar tercipta pembelajaran yang kreatif, profesional dan menyenangkan, diperlukan adanya ketrampilan yang harus

  4 Hasanudin, Pengaruh Kreativitas pembelajaran guru, dalam http:hasanudin-bio. blogspot.com201105pengaruh-kreativitas-pembelajaran-guru.html. diakses tanggal 24 April 2012.

  5 E Mulyasa, Menjadi Guru Profesional. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007), hal.69.

  dimiliki dan dikuasai oleh guru, berkaitan dengan ini Turney dalam bukunya

  E Mulyasa mengatakan bahwa:

  Ada 8 ketrampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu ketrampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas serta mengajar

  kelompok kecil dan perorangan. 6 Mengadakan variasi yang dimaksud di atas yaitu variasi dalam kegiatan

  pembelajaran seperti pada penggunaan metode dan media pembelajaran. Dengan demikian, sebenarnya “kreativitas merupakan ketrampilan. Artinya, siapa saja yang berniat untuk menjadi kreatif dan ia mau melakukan latihan-

  latihan yang benar, maka ia akan menjadi kreatif”. 7 Sebagai seorang guru, seharusnya menyadari apa yang sebaiknya dilakukan

  untuk dapat menciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan anak didik ke tujuan. Di sini tentu saja tugas guru “berusaha menciptakan

  suasana belajar yang menggairahkan dan menyenagkan bagi semua anak didik”. 8 Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran, dan guru

  dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreativitas tersebut. Kreativitas ditandai oleh adanya “kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya

  6 Ibid.,hal .69 7 Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hal. 245. 8 Syaiful Bahri Jamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. ( Jakarta: PT. Rineka

  Cipta, 1997), hal. 43.

  kecenderungan untuk menciptakan sesuatu”. 9 Jadi, Dalam proses pembelajaran, seorang guru harus kreatif agar dapat selalu menciptakan suasana belajar yang

  menyenangkan supaya siswa tidak merasa bosan dan mengalami kesulitan belajar. Dengan demikian pengelolaan proses belajar mengajar yang baik didukung oleh kreativitas guru akan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

2. Ciri-ciri Kreativitas Guru

  Untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada pada diri anak, dibutuhkan guru yang kreatif dan guru yang kreatif itu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

  1) Kreatif dan menyukai tantangan

  Guru yang dapat mengembangkan potensi pada diri anak adalah merupakan individu yang kreatif. Tanpa sifat ini guru sulit dapat memahami keunikan karya dan kreativitas anak. Guru harus menyukai tantangan dan hal yang baru sehingga guru tidak akan terpaku pada rutinitas ataupun mengandalkan program yang ada. Namun ia senantiasa mengembangkan,

  memperbarui

  dan

  memperkaya aktivitas

  pembelajarannya. 10

  9 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional.........hal. 51

  10 Ibid., hal. 45.

  2) Menghargai karya anak

  Karakteristik guru dalam mengembangkan kreatifitas sangat menghargai karya anakapapun bentuknya. Tanpa adanya sifat ini anak akan sulit untuk mengekspresikan dirinya secara bebas dan mandiri dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.

  3) Motivator

  Guru sebagai motivator yaitu seorang guru harus memberikan dorongan dan semangat agar siswa mau dan giat belajar. “Dalam upaya memberikan motivasi kepada anak didik guru harus mampu menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga anak mau melakukan

  apa yang dapat dilakukannya”. 11 Jadi sebagai motivator, guru harus mengerti dan memahami kondisi siswa agar mereka merasa senang dan

  nyaman pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung.

  4) Ekspresif, penuh penghayatan dan peka pada perasaan

  Kematangan emosional adalah hal yang penting untuk dapat menyelami hasil kreativitas anak. Sikap yang luwes dalam menunjukkan penghargaan dan bimbingan terhadap peserta didik, dapat menjadi modal berkembangnya kreativitas. Guru harus memilki penghayatan dan peka dan dapat menyelami proses hasil kreativitas siswa, tanpa memilki

  11 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. (Jakarta: PT Bumi Aksara,

  2001), hal. 140.

  kepekaan pada perasaannya mungkin penghargaan dan pujian pun akan terasa hambar dan sekedar formalitas belaka. 12

  5) Evaluator

  Dalam hal ini guru harus menilai segi-segi yang harusnya dinilai, yaitu kemampuan intelektual, sikap dan tingkah laku peserta didik, karena dengan penilaian yang dilakukan guru dapat mengetahui sejauh mana kreativitas pembelajaran yang dilakukan. Dalam kelas yang menunjang kreativitas, guru menilai pengetahuan dan kemajuan siswa melalui interaksi yang terus menerus dengan siswa. Pekerjaan siswa dikembalikan dengan banyak cacatan dari guru, terutama menampilkan segi-segi yang baik dan yang kurang baik dari pekerjaan siswa. “Guru dapat mengikutsertakan siswa untuk menilai pekerjaan mereka sendiri. Agar siswa tidak kecewa jika pekerjaannya kurang baik, guru hendaknya memperhatikan bagian atau soal mana yang dibuat cukup baik dan memberi penghargaan, misalnya dengan memberi tanda

  bintang”. 13

  6) Memberi kesempatan pada anak untuk mencoba dan mengembangkan

  kemampuan, daya pikir dan daya ciptanya.

  12 Anisatur Rohmah, Kreativitas Guru Agama..., hal. 27. 13 Utami Munandar, Kretivitas dan Keberbakatan..., hal. 162.

  Sementara menurut Dedi supriadi yang di kuti oleh Syamsu Yusum, orang yang memiliki kepribadian yang kreatif ditandai dengan beberapa karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut:

  a) Terbuka terhadap pengalaman baru.

  b) Fleksibel dalam berpikir dan merespon.

  c) Bebas menyatakan pendapat dan perasaan.

  d) Menghargai fantasi.

  e) Tertarik kepada kegiatan-kegiatan kreatif. f)Mempunyai pendapat sendiri dan tidak mudah terpengaruh oleh orang

  lain.

  g) Mempunyai rasa ingin tahu yang besar.

  h) Toleran terhadap perbedaan pendapat dan situasi yang tidak pasti. i)Berani mengambil resiko yang diperhitungkan. j)Percaya diri dan mandiri. k) Memiliki tanggung jawab dan komitmen kepada tugas. l)Tekun dan tidak mudah bosan. m) Tidak kehabisan bekal dalam memecahkan masalah. n) Kaya akan inisiatif. o) Peka terhadap situasi lingkungan. p) Lebih berorientasi ke masa kini dan masa depan daripada ke masa

  lalu. q) Memiliki citra diri dan emosional yang baik. r)Mempunyai minat yang luas. s) Memilki gagasan yang orisinil.

  t)Senang mengajukan pertanyaan yang baik. 14

  Ciri-ciri kretivitas guru di atas perlu dikembangkan, mengingat betapa besarnya tanggung jawab guru dalam proses pembelajaran. Guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreativitas. Selanjutnya, guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik sehingga peserta didik akan menilainya bahwa guru memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu

  14 Syamsu Yusum dan A Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 247.

  secara rutin saja. Kreativitas yang telah dikerjakan oleh guru sekarang dari yang telah dikerjakan sebelumnya dan apa yang dikerjakan di masa mendatang lebih baik dari sekarang.

B. Kreativitas Guru Yang Diteliti

1. Kreativitas dalam Penggunaan Metode Pembelajaran

  Metode adalah “cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini berarti metode digunakan untuk

  merealisasikan strategi yang telah ditetapkan”. 15 Metode yang dipilih oleh pendidik tidak boleh bertentangan dengan tujuan pembelajaran. Metode

  harus mendukung kemana kegiatan interaksi edukatif berproses guna mencapai tujuan. Tujuan pokok pembelajaran adalah “mengembangkan kemampuan anak secara individu agar bisa menyelesaikan segala

  permasalahan yang dihadapinya”. 16 Dengan demikian, metode memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran, karena

  keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat tergantung pada cara guru dalam menggunakan metode pembelajaran.

  15 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), hal. 147.

  16 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam berbasis PAIKEM : Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. ( semarang: Rasail Media Group, 2008), hal. 17.

  Dipilihnya beberapa metode tertentu dalam suatu pembelajaran bertujuan untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan dan kesuksesan operasional pembelajaran. Karenanya, “terdapat suatu prinsip yang umum dalam memfungsikan metode, yaitu prinsip agar pembelajaran dapat dilaksanakan dalam suasana menyenangkan, menggembirakan, penuh dorongan dan motivasi sehingga materi

  pembelajaran itu menjadi lebih mudah untuk diterima peserta didik”. 17 Kreativitas guru dalam penggunaan metode pembelajaran sangat besar sekali

  pengaruhnya terhadap keberhasilan suatu proses pembelajaran, karena nantinya akan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa tidak merasa bosan saat menerima pelajaran.

  a) Beberapa Metode Pembelajaran

  Proses pembelajaran yang baik hendaknya menggunakan metode secara bervariasi atau bergantian satu sama lain sesuai dengan situasi dan kondisi, karena setiap metode pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Buchari Alma “membuat variasi adalah hal yang

  sangat penting dalam perilaku ketrampilan mengajar”. 18 Jadi guru hendaknya bisa memilih diantara ragam metode yang tepat untuk

  menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman.

  17 Ibid., hal. 18. 18 Buchari Alma, dkk. Guru Profesional: Menguasai Metode dan Terampil Mengajar.

  (Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 42

  Berikut akan disebutkan metode-metode pembelajara yang sampai saat ini masih banyak digunakan dalam proses pembelajaran.

  Metode-metode pembelajaran menurut Ismail ada 16 yaitu: Metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode

  eksperimen, metode demonstrasi, metode pemberian tugas dan resitasi, metode sosio drama, metode drill(latihan), metode kerja kelompok, metode proyek, metode problem solving, metode sistem regu, metode karyawisata, metode resource person (manusia

  sumber), metode survai masyarakat, dan metode simulasi. 19 Sedangkan metode pendidikan Islami menurut Heri Jauhari ada 5

  yaitu: “metode keteladanan (Uswah Hasanah), metode pembiasaan, metode pemberian nasehat, metode memberi perhatian, dan metode hukuman”. 20 Dengan demikian, perlu menjadi pertimbangan seorang

  guru bahwa ada materi yang berkenaan dengan aspek psikomotorik dan kognitif, serta ada juga materi yang berkenaan dengan aspek afektif, yang kesemuanya itu menghendaki pendekatan metode yang berbeda- beda.

  Terkait dengan macam-macam metode di atas, Ramayulis yang dikutip oleh Fatah Yasin menjelaskan bahwa:

  Metode-metode pendidikan seperti yang sudah digunakan oleh para pendidik agama Islam dari zaman dahulu (klasik) sampai zaman modern sekarang ini seperti; metode bercerita, mendemonstrasikan, mencobakan, memecahkan masalah atau mendiskusikan dan lainya,

  19 Ismail SM, Strategi Pembelajaran.... hal. 19.

  20 Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 18.

  bisa dilaksaanakan secara integratif atau penggabungan dari metode satu dengan yang lain. 21

  Selain metode pembelajaran di atas ada juga metode pembelajaran yang dapat diterapkan pada setiap mata pelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif (cooperatif learning). Menurut Slavin yang dikutip oleh Buchari Alma cooperatif learning adalah “suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang, dengan struktur

  kelompok heterogen”. 22 Menurut Davidson dan Kroll dalam bukunya Nur Asma pembelajaran kooperatif adalah “kegiatan yang berlangsung

  di lingkungan belajar siswa dalam kelompok kecil yang saling berbagi ide-ide dan bekerja sama secara kolaboratif untuk memecahkan masalah-masalah yang ada dalam tugas mereka”. 23 Cooper dan Heinich

  yang dikutip oleh Nur Asma juga menjelaskan bahwa:

  Pembelajaran kooperatif sebagai metode pembelajaran yang melibatkan kelompok-kelompok kecil yang heterogen dan siswa bekerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan dan tugas-tugas akademik bersama, sambil bekerja sama belajar keterampilan- keterampilan kolaboratif dan sosial. Anggota-anggota kelompok memiliki tanggung jawab dan saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama.

  21 Fatah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam. (Malang: UIN Malang Press, 2008),

  hal. 156.

  22 Buchari Alma, dkk. Guru Profesional..., hal. 81.

  23 Nur Asma, Model Pembelajaran Kooperatif. (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,

  Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Direktorat Ketenagaan, 2006), hal. 11.

  Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah “untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar”. 24 Dengan demikian pembelajaran

  kooperatif menekankan kerja sama antara siswa dalam kelompok, dan selama bekerja dalam kelompok tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar. Penerapan model pembelajaran kooperatif merupakan suatu bentuk perubahan pola pikir dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, karena pada model pembelajaran ini guru guru tidak lagi mendominasi kegiatan pembelajaran. Guru lebih banyak menjadi fasilitator dan mediator dari proses itu sendiri.

  Ada beberapa variasi jenis motode pembelajaran kooperatif dan metode tersebut mempunyai beberapa tipe dengan langkah yang berbeda-beda, diantaranya adalah:

  1. Student Teams Achievment Division (STAD)

  STAD adalah “metode pembelajaran kooperatif untuk mengelompokkan kemampuan campur yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab untuk pembelajaran individu anggota. Keanggotaan campuran menuntut tingkat prestasi, jenis kelamin dan

  24 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hal. 41.

  suku”. 25 STAD merupakan salah satu sistem pembelajaran kooperatif yang di dalamnya siswa dibentuk ke dalam kelompok

  belajar yang terdiri dari empat atau lima anggota yang mewakili siswa dengan tingkat kemampuan dan jenis kelamin yang berbeda.

  Langkah-langkah STAD adalah sebagai berikut: 26

  a) Mengarahkan siswa untuk bergabung ke dalam kelompok.

  b) Membuat kelompok heterogen (4-5 orang).

  c) Mendiskusikan bahan-LKS-modul secara kolaboratif.

  d) Mempresentasikan hasil kerja kelompok sehingga terjadi

  diskusi kelas.

  e) Mengadakan kuis individual dan buat skor perkembangan tiap

  siswa atau kelompok.

  f) Mengumumkan rekor tim dan individual.

  g) Memberikan penghargaan.

  2. Jigsaw

  Dalam teknik ini, siswa bekerja dalam anggota kelompok yang sama yaitu empat orang dengan latar belakang yang berbeda-beda seperti halnya pada STAD. Para siswa ditugaskan untuk membaca bab, buku kecil atau materi lain yang bersifat penjelasan terperinci.

  25 Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif. (Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka, 2009),

  hal. 52.

  26 Ibid., hal. 52.

  “Tiap anggota tim ditugaskan secara acak untuk menjadi ahli dalam aspek tertentu dari tugas membaca tersebut”. 27

  Langkah-langkah Jigsaw adalah sebagai berikut: 28

  a) Membaca, para siswa menerima topik ahli dan membaca materi

  yang diminta untuk menemukan informasi.

  b) Diskusi kelompok ahli, para siswa dengan keahlian yang sama

  bertemu untuk mendiskusikannya dalam kelompok-kelompok ahli.

  c) Laporan tim, para ahli kembali ke dalam kelompok mereka

  masing-masing untuk mengajari topi-topik mereka kepada teman satu timnya.

  d) Tes, para siswa mengerjakan kuis-kuis individual yang

  mencakup semua topik.

  e) Rekognisi tim, skor tim dihitung seperti dalam STAD.

  3. Make a Match (Membuat Pasangan)

  Metode make a match (membuat pasangan) merupakan salah satu jenis dari metode dalam pembelajaran kooperatif. “Metode ini dikembangkan oleh Lorna Curran, salah satu keunggulan teknik ini

  27 Robert E. Slavin, Cooperatif Learning: Teori, Riset dan Praktek. (Bandung: Nusa Media. 2008), hal. 14.

  28 Ibid., 241 .

  adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyengangkan”. 29

  Langkah-langkah make a match adalah: 30

  a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa

  konseptopik yang cocok untk sisi review (satu sisi kartu berupa kertu soal dan sisi sebaliknya berupa kartu jawaban.

  b) Setiap siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban atau

  soal dari kartu yang dipegang.

  c) Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok

  dengan kartunya (kartu soalkartu jawaban).