Umum dan Transportasi, berdasarkan Penjualan/Pendapatan, Laba Usaha dan Laba Bersih selama

2 0 Umum dan Transportasi, berdasarkan Penjualan/Pendapatan, Laba Usaha dan Laba Bersih selama

0 2 tahun 2001 dari Majalah Indonesia Business

OM

LK E • BUMN Terbaik 2002 dalam kategori Non keuangan beraset di atas Rp 10 trilyun dari Majalah

Investor • Best IR by an Indonesian Company untuk Hubungan Investor Terbaik dari Majalah Investor Relations (UK) • Investor Relations Terbaik dari Majalah Asia Money • International Arch of Europe Award Frankfurt 2002 untuk Kualitas, Kepemimpinan, Teknologi

dan Inovasi dari Business Initiative Directions, Madrid, Spain • ISO 9001 : 2000 untuk Information System Solution Provider (System Development, Operations, Maintenance and Services) dari Lloyds Register Quality Assurance Limited, United Kingdom • ISO 9001 : 2000 untuk International Certified Training dari Lloyds Register Quality Assurance Limited, UKAS Quality Management • Indonesia Most Admired Companies (IMAC) 2002 untuk kategori Corporate Image bidang Telekomunikasi yang telah berhasil mengambil simpati publik dari Frontier bekerjasama dengan TEMPO Group

..menjelang masa depan..

Melalui reposisi bisnis, TELKOM membangun masa depan yang lebih baik. Proses transformasi selama beberapa tahun terakhir - dari bisnis layanan telepon menjadi penyedia jaringan dan jasa InfoCom yang dinamis - akan terus mencari peluang. TELKOM menyongsong masa depan dengan penuh harapan dan optimisme. Masa depan yang cerah bagi TELKOM, berawal dari sini, saat ini.

27

OM LK T E

T E LK

OM

Rendahnya Tingkat Penetrasi Sekalipun terus tumbuh dari tahun ke tahun, tingkat penetrasi telepon tetap di Indonesia masih merupakan salah satu yang terendah di dunia, bahkan di Asia Tenggara sekalipun. Saat ini, kurang dari 4 orang dari setiap 100 penduduk Indonesia memiliki sambungan telepon tetap. Angka ini relatif rendah dibandingkan dengan tingkat penetrasi di Asia Tenggara.

Dengan masih rendahnya tingkat penetrasi telepon tersebut, maka sesungguhnya peluang pertumbuhan sektor telekomunikasi di Indonesia masih terbuka lebar di masa mendatang, apalagi bila ditunjang oleh pemulihan perekonomian nasional yang kita harapkan bersama.

Hingga akhir tahun 2002, TELKOM memiliki sekitar 7,75 juta satuan sambungan telepon tetap di Indonesia yang dikelola oleh tujuh Divisi Regional (Divre) TELKOM, termasuk tiga yang berada di bawah naungan operasional KSO. Tabel di bawah ini menunjukkan jumlah sambungan telepon berbayar, jumlah penduduk dan tingkat penetrasi telepon per 100 penduduk (Densitas) di masing-masing Divre.

Peningkatan Penetrasi Ditunjang oleh jaringan sambungan telepon tetap yang luas, TELKOM memiliki keunggulan kompetitif di pasar telekomunikasi Indonesia. Dalam konteks persaingan pasar yang semakin meningkat, TELKOM tidak hanya dituntut untuk mempertahankan keunggulan pangsa pasarnya, namun juga terus mengupayakan peningkatan keunggulan kompetitif yang dimilikinya tersebut. Untuk itu, TELKOM berupaya terus meningkatkan penetrasi pasarnya sekaligus menghemat biaya pemasangan per satuan sambungan telepon melalui penggunaan teknologi telepon sambungan tetap nirkabel yang dapat digelar secara cepat dan murah.

Potensi Pertumbuhan

Dalam rangka meningkatkan produktivitas layanan telepon sambungan tetapnya, TELKOM menjalankan strategi pemasaran baru, yaitu “Fokus 20”. Melalui strategi Fokus 20 ini, TELKOM akan memusatkan perhatiannya pada 20 produk terbaiknya di 40 kota besar utama guna melayani 20% pelanggan terbaiknya yang menghasilkan ARPU di atas Rp 150.000 per bulan per pelanggan. Di samping itu, TELKOM juga akan lebih fokus pada jasa interkoneksi yang diharapkan dapat memberi kontribusi pendapatan sejalan dengan meningkatnya industri telekomunikasi secara umum di Indonesia.

Reposisi Bisnis Selain upaya peningkatan penetrasi pasar melalui pengembangan jaringan telepon tetap nirkabel, serta upaya peningkatan produktivitas jaringan melalui strategi pemasaran Fokus 20, TELKOM pun melakukan restrukturisasi portofolio bisnis sebagai bagian dari upaya reposisi Perseroan dalam rangka mempertahankan peluang pertumbuhan yang berkesinambungan dalam jangka panjang. Restrukturisasi portofolio bisnis bertujuan untuk meningkatkan nilai Perseroan dengan cara mempertahankan jasa telepon lokal serta SLJJ yang telah ada; mengembangkan secara agresif jasa komunikasi selular yang berkembang dengan pesat; serta mempersiapkan landasan bisnis masa depan yang berbasis Internet dan Multimedia.

Sehubungan dengan itu, TELKOM melalui Telkomsel akan meningkatkan jasa telepon selular GSM-900 maupun GSM-1800 yang kini mendominasi pasarnya, dan diyakini memiliki peluang pertumbuhan terbesar diantara berbagai bisnis TELKOM lainnya. Hal ini telah mendorong TELKOM untuk menjual sahamnya di Telkomsel sebesar 12,72% kepada SingTel Mobile pada tahun 2002, guna memperkuat peran pemegang saham strategis dalam mengamankan peluang usaha Telkomsel.

Pasar telekomunikasi di Indonesia merupakan salah satu sektor industri yang mampu bertahan dari dampak krisis moneter yang melanda Indonesia. Sejak sebelum tahun 2000, jauh sebelum perekonomian Indonesia mulai menampakkan tanda pemulihan, sektor industri telekomunikasi, khususnya segmen pasar telepon selular, mampu mencatat tingkat pertumbuhan yang signifikan. Hal ini menunjukkan betapa telekomunikasi telah semakin menjadi komoditas utama, menjadikan telepon atau alat komunikasi lainnya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern sehari-hari.