Annual Report Telkom Indonesia 2002

Visi :

Makna Sampul Muka

“To become a dominant InfoCom player in the region”

TELKOM berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan

InfoCom berpengaruh di kawasan Asia Tenggara, Asia dan akan

Menyusun kotak kubus ajaib menjadi satu kesatuan warna

berlanjut ke kawasan Asia-Pasifik.

di setiap sisi merupakan ilustrasi dari proses penataan di

TELKOM. Proses tersebut bisa dilihat baik dari segi manajemen maupun dari segi bisnis jasa. Semua elemen

Misi:

telah ditata sehingga menjadi solid. Hilangnya ikon-ikon

• TELKOM menjamin bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan

yang tadinya terpisah telah terintegrasi dan diwakili oleh

terbaik, berupa kemudahan, kualitas produk, kualitas jaringan, dengan

keseragaman warna di setiap sisi. Hal ini menggambarkan

harga yang kompetitif.

konvergensi dalam bisnis InfoCom (informasi dan

• TELKOM akan mengelola bisnis melalui praktek-praktek terbaik

dengan mengoptimalkan SDM yang unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif, serta membangun kemitraan yang menguntungkan

komunikasi).

7,75 juta

Pelanggan Telepon Tetap

6,01 juta

Pelanggan Telepon Selular *

28,854 juta

Jam Akses Internet

10.040

Pelanggan Pay TV *

* Anak perusahaan TELKOM

20,80

trilyun Rupiah Pendapatan Usaha Konsolidasi (➚ 27,79% di tahun 2002)

12,79

trilyun Rupiah EBITDA Konsolidasi

(➚ 23,71% di tahun 2002)

9,13

trilyun Rupiah Laba Operasi (➚ 23,14% di tahun 2002)

T E LK

OM

Penjelasan atas Penyajian Kembali Laporan Tahunan Perseroan Tahun Buku 2002

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (”Perseroan”) merupakan suatu badan usaha mandiri yang berstatus sebagai perusahaan publik. Dengan status tersebut, Perseroan berkewajiban untuk setiap tahunnya menerbitkan laporan tahunan yang memuat informasi mengenai keadaan dan jalannya kegiatan usaha Perseroan untuk tahun yang bersangkutan. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, pada bulan April 2003 yang lalu Perseroan telah menerbitkan laporan tahunan untuk tahun buku 2002. Laporan tahunan tersebut memuat antara lain neraca konsolidasi dan perhitungan laba-rugi konsolidasi Perseroan untuk tahun buku 2002, sebagaimana tertuang dalam laporan keuangan konsolidasian Perseroan tahun buku 2002 (”Laporan Keuangan Terdahulu”) yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Eddy Pianto - yang pada saat itu berasosiasi dengan Grant Thornton LLP. (”KAP Eddy Pianto”). Dalam laporan auditnya, KAP Eddy Pianto, memberi opini ”wajar tanpa pengecualian” atas Laporan Keuangan Terdahulu.

Laporan Keuangan Terdahulu tersebut telah disetujui dan diterima oleh para pemegang saham Perseroan sebagaimana tertuang dalam keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan yang diselenggarakan pada tanggal 9 Mei 2003 (”RUPS”). Selain menyetujui Laporan Keuangan Terdahulu tersebut di atas, RUPS juga telah memberikan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et decharge) kepada para anggota direksi dan komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku yang bersangkutan, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan untuk hal-hal yang tercermin dalam Laporan Keuangan Terdahulu tersebut.

Mengingat Perseroan telah melakukan dual listing di bursa Indonesia dan di luar negeri, maka Perseroan wajib memperhatikan dan menaati ketentuan yang berlaku di pasar modal negara-negara tersebut. Untuk itu, sebagai salah satu pemenuhan kewajiban Perseroan terhadap ketentuan-ketentuan dalam peraturan pasar modal di Indonesia dan peraturan pasar modal di Amerika Serikat khususnya, Perseroan telah menyampaikan Laporan Keuangan Terdahulu yang merupakan bagian dari laporan tahunan Perseroan antara lain kepada (i) Badan Pengawas Pasar Modal (”Bapepam”); (ii) PT.Bursa Efek Jakarta; (iii) PT Bursa Efek Surabaya; (iv) United States Security Exchange Commission (”US-SEC”) melalui ”Form 20-F”, serta (v) Bursa Efek New York (”NYSE”).

Berkaitan dengan penyampaian laporan tahunan dalam Form 20-F tersebut, US-SEC sebagai lembaga pengawas dan pengatur pasar modal di Amerika Serikat dalam suratnya tertanggal 29 April 2003 sebagaimana diterima oleh Perseroan pada tanggal 12 Mei 2003, telah menyatakan, antara lain bahwa:

a. Laporan Keuangan Terdahulu yang diajukan kepada US-SEC tidak memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditentukan oleh US-SEC Practice Section. Oleh karenanya, Form 20-F yang diajukan Perseroan secara material dianggap tidak memadai, tidak lengkap dan tidak memenuhi persyaratan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 13(a) Securities Exchange Act 1934 dan ketentuan 13a-1 di dalamnya. Untuk itu, Perseroan telah diminta untuk mengganti seluruh laporan audit (audit report) yang tidak memenuhi persyaratan dari US-SEC Practice Section tersebut.

b. Perseroan telah diminta untuk menarik dari Form lebih rendah 2,79% dibandingkan dengan hasil 20-F, laporan audit (audit report) yang dibuat oleh

audit sebelumnya sebesar Rp 21.399,74 milyar. Kantor Akuntan Publik Drs. Hadi Sutanto & Rekan

Beban usaha konsolidasi tercatat sebesar sebagai auditor dari anak perusahaan Perseroan,

Rp 11.672,60 milyar atau lebih rendah 2,71% PT. Telekomunikasi Seluler (”Telkomsel”) karena

dibandingkan dengan hasil audit sebelumnya auditor tersebut belum memberikan otorisasi

sebesar Rp 11.998,05 milyar. Berkurangnya kepada KAP Eddy Pianto atas laporan keuangan

pendapatan usaha dan beban usaha konsolidasi Telkomsel yang menjadi bagian dari Laporan

tersebut menghasilkan laba usaha sebesar Keuangan Terdahulu Perseroan.

Rp 9.130,21 milyar atau turun 2,89% dibandingkan dengan hasil audit sebelumnya

c. Menyatakan bahwa Laporan Keuangan Terdahulu sebesar Rp 9.401,68 milyar. Setelah dianggap sebagai tidak diaudit (unaudited).

diperhitungkan dengan pendapatan dan beban lain- lain, beban pajak, dan hak minoritas atas laba

Perseroan menanggapi permintaan US-SEC tersebut bersih anak perusahaan, Perseroan mencatat laba- dengan segera merubah laporan tahunan dalam Form

bersih sebesar Rp 8.039,71 milyar atau 3,66% 20-F tersebut dan US-SEC menyatakan bahwa laporan

lebih rendah dari hasil audit sebelumnya sebesar keuangan yang merupakan bagian dari laporan tahunan

Rp 8.345,27 milyar.

tersebut sebagai laporan yang tidak diaudit (Amandemen-I atas laporan tahunan dalam

2. Total ekuitas Perseroan pada 31 Desember 2002 Form 20-F), dan selanjutnya melaksanakan audit ulang

tercatat sebesar Rp 14,613,62 milyar atau lebih

2 atas laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk

rendah 8,09% dibandingkan dengan hasil audit

2 0 tahun buku 2002, dengan menunjuk Kantor Akuntan sebelumnya sebesar Rp 15.899,18 milyar.

0 2 Publik Drs. Hadi Sutanto & Rekan yang berasosiasi OM

LK dengan PricewaterhouseCoopers (”PwC”) untuk

3. Total aktiva Perseroan pada 31 Desember 2002 T E melaksanakan audit ulang tersebut. PwC telah

tercatat sebesar Rp 44.307,10 milyar atau lebih menyelesaikan proses audit ulang atas laporan keuangan

tinggi 4,69% dibandingkan dengan hasil audit konsolidasian Perseroan untuk tahun buku 2002 dan

sebelumnya sebesar Rp 42.322,17 milyar. hasilnya dituangkan dalam laporan audit tertanggal

Sementara itu, jumlah kewajiban lancar tercatat

29 Januari 2004 – yang melampirkan laporan keuangan sebesar Rp 9.708,18 milyar atau 10,56% lebih konsolidasian Perseroan untuk tahun buku 2002 yang

rendah dari hasil audit sebelumnya sebesar telah disajikan kembali (”Laporan Keuangan yang

Rp 10.854,98 milyar, sedangkan kewajiban tidak Disajikan Kembali”). Berkaitan dengan proses audit ulang

lancar tercatat sebesar Rp 17.389,50 milyar atau tersebut, Perseroan juga telah melakukan penyajian

lebih tinggi 43,43% dibandingkan dengan hasil kembali (restatement) atas laporan keuangan Perseroan

audit sebelumnya sebesar Rp 12.124,44 milyar. untuk tahun buku 2001 dan 2000. Perubahan-perubahan sebagaimana diuraikan dalam Dalam laporan auditnya, PwC memberikan opini ”wajar

butir (1), (2) dan (3) di atas disebabkan oleh karena tanpa pengecualian” atas laporan keuangan

adanya penyesuaian yang dilakukan dengan berpedoman konsolidasian Perseroan. Secara umum, perubahan-

pada prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia perubahan yang terjadi pada Laporan Keuangan Yang

yang diuraikan lebih rinci dalam Catatan 4 atas laporan Disajikan Kembali dibandingkan dengan Laporan

keuangan konsolidasian Perseroan seperti antara lain:

Rp Rp Rp Rp Rp Laba-Bersih Laba-Bersih Laba-Bersih Laba-Bersih Laba-Bersih Dilaporkan sebelumnya

Rp Rp Rp Rp Rp

Rp Rp Rp Rp Rp

8.345.274 Penyesuaian: Penghargaan masa kerja

(151.773) Manfaat jaminan kesehatan masa pensiun

(414.564) Pajak penghasilan tangguhan

(286.213) Akuntansi akuisisi

(55.763) Pendapatan usaha

18.975 Hutang usaha

22.167 Koreksi saldo pinjaman

117.078 Koreksi hutang pajak

75.796 Transaksi ekuitas di Telkomsel

65.158 Pos lainnya

(65.503) Pajak penghasilan badan

36.144 Peristiwa penting setelah tanggal neraca: AriaWest

332.933 Penyesuaian bersih

(305.565) Laba bersih - disajikan kembali

8.039.709 Laba-bersih per saham dasar (dalam Rupiah penuh)

Dilaporkan sebelumnya

827,90 Disajikan kembali

797,59 Laba-bersih per ADS dasar (dalam Rupiah penuh)

Dilaporkan sebelumnya

Disajikan kembali

15.951,80 2 OM LK

2002 2002 2002 2002 2002 E T

Rp Rp Rp Rp Rp Ekuitas Ekuitas Ekuitas Ekuitas Ekuitas Dilaporkan sebelumnya

Rp Rp Rp Rp Rp

Rp Rp Rp Rp Rp

15.899.183 Penyesuaian: Penghargaan masa kerja

(427.607) Manfaat jaminan kesehatan masa pensiun

(942.428) Pajak penghasilan tangguhan

(136.875) Akuntansi akuisisi

(353.810) Pendapatan usaha

23.181 Hutang usaha

58.490 Koreksi saldo pinjaman

117.078 Koreksi hutang pajak

75.796 Transaksi ekuitas di Telkomsel

- Pos lainnya

(65.503) Pajak penghasilan badan

33.179 Peristiwa penting setelah tanggal neraca AriaWest

332.933 Penyesuaian bersih

Penjelasan atas penyesuaian tersebut di atas diuraikan Informasi keuangan yang disajikan di dalam laporan secara lebih rinci di dalam laporan keuangan

tahunan ini telah disesuaikan dengan hasil audit terakhir konsolidasian Perseroan yang disajikan dalam halaman

atas Laporan Keuangan yang Disajikan Kembali. Laporan terpisah dari buku laporan tahunan ini.

tahunan ini juga memuat informasi mengenai peristiwa penting yang terjadi sejak tanggal penerbitan laporan

Sebagai tindak lanjut dari proses audit ulang tersebut, tahunan 2002 terdahulu hingga menjelang Perseroan telah mengajukan laporan dalam Form 20-F

diterbitkannya laporan tahunan 2002 yang telah yang telah diamandemen (Amandemen-II atas laporan

disajikan kembali ini. Pada bagian Pembahasan dan tahunan dalam Form 20-F – ”20-F/A”) kepada US-SEC,

Analisis Manajemen juga telah disajikan informasi yang memuat antara lain Laporan Keuangan yang

finansial yang merujuk pada hasil audit terakhir. Disajikan Kembali. Sampai saat diterbitkannya laporan tahunan ini, Perseroan belum menerima tanggapan dari US-SEC atas pengajuan laporan dalam Form 20-F. Perseroan merencanakan untuk segera menyelenggarakan RUPS untuk meminta persetujuan atas penggantian Laporan Keuangan Terdahulu dengan Laporan Keuangan yang Disajikan Kembali dan mengesahkan Laporan Keuangan yang Disajikan Kembali tersebut, termasuk penyajian kembali (restatement) atas laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku

4 2001 dan 2000.

OM LK E T

Sekilas TELKOM

PT TELKOM (PERSERO) Tbk., yang telepon bergerak (selular), view (Pay TV selanjutnya disebut TELKOM atau

dan Cable TV), layanan Internet dan Perseroan merupakan perusahaan

Multimedia, serta layanan korporat

penyelenggara jasa telekomunikasi lainnya. Pada akhir Desember 2002 terbesar di Indonesia dan tengah

Perseroan memegang saham mayoritas berkembang menjadi perusahaan

di PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), informasi dan komunikasi (InfoCom) yang

PT Dayamitra Telekomunikasi (Dayamitra), menyediakan jasa dan jaringan

PT Pramindo Ikat Nusantara (Pramindo), telekomunikasi ( full service and network

PT Indonusa Telemedia (Indonusa),

provider). TELKOM menyediakan jasa PT Infomedia Nusantara (Infomedia), dan InfoCom baik secara langsung maupun

PT Graha Sarana Duta (GSD). TELKOM melalui perusahaan asosiasi, mencakup

juga sebagai pemegang saham minoritas antara lain jasa telepon tidak bergerak

pada beberapa perusahaan asosiasi

( fixed-wirelines), jasa telepon tidak

lainnya.

bergerak nirkabel ( fixed wireless), jasa

Sejarah Singkat

Offering Without Listing/POWL) di Tokyo Stock

1882 1882 1882 1882 1882 Sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos Exchange. 1996 1996 1996 1996 1996 Kerja Sama Operasi (KSO) mulai dan telegrap dibentuk pada masa pemerintahan kolonial

diimplementasikan pada 1 Januari 1996 di wilayah Divisi

Belanda. 1906 1906 1906 1906 1906 Pemerintah kolonial Belanda membentuk Regional-I Sumatra - dengan mitra PT Pramindo Ikat 2 0 0 sebuah jawatan yang mengatur layanan pos dan

Nusantara (Pramindo); Divisi Regional-III Jawa Barat dan 2 telekomunikasi yang diberi nama Jawatan Pos, Telegrap OM Banten - dengan mitra PT Aria West International E LK dan Telepon ( Post, Telegraph en Telephone Dienst/PTT).

(AriaWest); Divisi Regional-IV Jawa Tengah dan Daerah T 1945 1945 1945 1945 1945 Proklamasi kemerdekaan Indonesia sebagai negara

Istimewa Yogyakarta - dengan mitra PT Mitra Global merdeka dan berdaulat, lepas dari pemerintahan Jepang.

Telekomunikasi Indonesia (MGTI); Divisi Regional-VI 1961 1961 1961 1961 1961 Status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara

Kalimantan - dengan mitra PT Dayamitra Telekomunikasi Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). 1965 1965 1965 1965 1965 PN Postel

(Dayamitra); dan Divisi Regional-VII Kawasan Timur dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos

Indonesia - dengan mitra PT Bukaka Singtel. 1999 1999 1999 1999 1999 & Giro), dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN

Undang-undang nomor 36/1999, tentang penghapusan Telekomunikasi). 1974 1974 1974 1974 1974 PN Telekomunikasi disesuaikan

monopoli penyelenggaraan telekomunikasi. 2001 2001 2001 2001 2001 menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel)

TELKOM membeli 35% saham Telkomsel dari PT Indosat yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi nasional

sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri maupun internasional. 1980 1980 1980 1980 1980 PT Indonesian Satellite

jasa telekomunikasi di Indonesia, yang ditandai dengan Corporation (“Indosat”) didirikan untuk

penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan silang menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional,

antara TELKOM dengan Indosat. Dengan transaksi ini, terpisah dari Perumtel. 1989 1989 1989 1989 1989 Undang-undang nomor 3/

TELKOM menguasai 72,72% saham Telkomsel. TELKOM 1989 tentang Telekomunikasi, tentang peran serta

membeli 90,32% saham Dayamitra dan

swasta dalam penyelenggaraan telekomunikasi. 1991 1991 1991 1991 1991 mengkonsolidasikan laporan keuangan Dayamitra ke Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan

dalam laporan keuangan TELKOM. 2002 2002 2002 2002 2002 TELKOM (Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP no.

membeli seluruh saham Pramindo melalui 3 tahap, yaitu

25 tahun 1991. 1995 1995 1995 1995 1995 Penawaran umum perdana saham 30% saham pada saat ditandatanganinya perjanjian jual-

Ikhtisar Laporan Keuangan

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN

31 DESEMBER 2002, 2001, 2000 (DISAJIKAN KEMBALI), SERTA 1999 DAN 1998 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)

Menurut prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia

AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas

4.369.449 3.068.599 Investasi sementara

1.319.535 41.295 Sub total

5.688.984 3.109.894 Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - setelah

462.563 320.923 dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp.95.676 juta tahun 2002 dan Rp 325.930 juta tahun 2001

Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang

779.503 534.368 ragu-ragu sebesar Rp. 407.313 juta tahun 2002 dan Rp. 252.855 juta tahun 2001

Sub total piutang usaha

1.242.066 855.291 Sub total

6.931.050 3.965.185 Piutang lain-lain - setelah dikurangi penyisihan piutang

51.271 161.306 ragu-ragu sebesar Rp. 24.253 juta tahun 2002 dan Rp. 26.964 juta tahun 2001

Persediaan - setelah dikurangi penyisihan persediaan usang

6 sebesar Rp. 53.795 juta tahun 2002 dan 6

Rp. 48.997 juta tahun 2001

0 2 2 0 Biaya dibayar di muka

0 0 2 2 Pajak dibayar di muka

- - LK E LK

Aktiva lancar lainnya

T E T Jumlah Aktiva Lancar

AKTIVA TIDAK LANCAR

Penyertaan jangka panjang - bersih

518.025 452.380 Aktiva tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan

19.300.965 20.216.867 sebesar Rp. 18.886.345 juta tahun 2002 dan Rp. 15.692.875 juta tahun 2001

Aktiva tetap pola bagi hasil - setelah dikurangi akumulasi

630.890 662.814 penyusutan sebesar Rp. 842.964 juta tahun 2002 dan Rp. 840.918 juta tahun 2001

Uang muka dan aktiva tidak lancar lainnya

517.415 285.769 Aktiva tidak berwujud - setelah dikurangi akumulasi amortisasi

- - sebesar Rp. 187.990 juta tahun 2002 dan Rp. 55.709 juta tahun 2001

22.402 49.284 Rekening escrow

Uang muka penyertaan saham

3 3.036 39.589 Aktiva tetap tidak digunakan dalam usaha

Jumlah Aktiva Tidak Lancar

KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR

Hutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa

511.914 402.974 Pihak ketiga

625.094 497.658 Hutang lain-lain

20.263 51.129 Hutang pajak

921.294 194.933 Hutang deviden

15.986 3.954 Biaya yang masih harus dibayar

859.404 1.224.895 Pendapatan diterima di muka

119.208 39.970 Uang titipan

97.803 55.343 Hutang bank jangka pendek

- - Hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun

887.606 1.178.959 Hutang transaksi kepemilikan silang

- - Jumlah Kewajiban Lancar

4.058.572 3.649.815 KEWAJIBAN TIDAK LANCAR

1.413.004 1.239.933 Pendapatan pola bagi hasil ditangguhkan

Kewajiban pajak tangguhan - bersih

385.380 586.062 Pendapatan kompensasi kerja sama operasi ditangguhkan

168.842 184.191 Penghargaan Masa Kerja

191.043 170.739 Kewajiban manfaat masa pensiun

472.596 386.300 Hutang jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Pinjaman penerusan - pihak yang mempunyai hubungan istimewa

7.644.008 7.557.844 Hutang obligasi dan wesel bayar bergaransi

- - Kredit pemasok

Hutang bank

- - Pinjaman talangan

- - 2 0 0 2 Hutang biaya proyek

896.507 879.269 0 0 2 2 Hutang jangka panjang lainnya

- 100.011 OM OM Hutang pembelian penyertaan pada anak perusahaan

- - E LK LK T E T Jumlah Kewajiban Tidak Lancar

11.171.380 11.104.349 HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH

ANAK PERUSAHAAN

Modal saham - nilai nominal Rp500 per saham untuk saham Seri A Dwiwarna dan saham Seri B Modal dasar - satu saham Seri A Dwiwarna dan

39.999.999.999 saham Seri B Modal ditempatkan dan disetor penuh- satu saham Seri A Dwiwarna dan 10.079.999.639 saham Seri B

5.040.000 4.666.667 Tambahan modal disetor

1.073.333 1.866.365 Selisih nilai restrukturisasi entitas sepengendali

- - Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan asosiasi

615.316 179.871 Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan

231.856 218.709 Rugi belum direalisasi dari pemilikan efek

(159) - Ekuitas anak perusahaan akibat penyajian kembali

791.302 567.492 Saldo laba Ditentukan penggunaannya

171.719 159.822 Tidak ditentukan penggunaannya

4.886.634 3.267.683 Jumlah Ekuitas

Ikhtisar Laporan Keuangan

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2002, 2001, 2000 (DISAJIKAN KEMBALI) SERTA 1999 DAN 1998 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah kecuali Laba Per Saham Dasar)

Menurut prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia

PENDAPATAN USAHA Telepon

4.528.902 3.805.207 Selular

Tidak bergerak

705.841 412.212 Kerja Sama Operasi

1.677.217 1.591.537 Data dan Internet

342.934 353.866 Pola Bagi Hasil

360.408 285.165 Jasa telekomunikasi terkait lainnya

19.322 20.738 Jumlah Pendapatan Usaha

9.437.981 7.589.676 BEBAN USAHA

2.626.484 2.467.818 Operasi. pemeliharaan dan jasa telekomunikasi

1.146.419 725.477 Umum dan administrasi

76.245 51.411 Jumlah Beban Usaha

8 8 LABA USAHA

0 0 2 2 PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN OM OM

Laba penjualan penyertaan jangka panjang LK LK

pada Telkomsel

Pendapatan bunga

761.962 744.261 Beban bunga

(1.492.253) (980.714) Keuntungan (kerugian) selisih kurs - bersih

325.666 (1.218.851) Bagian laba (rugi)) bersih perusahaan asosiasi

137.117 (62.193) Lain-lain - (bersih) bersih

100.981 177.621 Pendapatan (Beban) lain-lain - Bersih

(166.527) (1.339.876) LABA SEBELUM PAJAK

3.502.637 1.159.210 BEBAN PAJAK

Pajak periode berjalan

(1.004.428) (385.751) Pajak tangguhan

(1.004.428) (385.751) LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS

2.498.209 773.459 HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH

LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN

(162.115) (15.205) LABA BERSIH

ANAK PERUSAHAAN

2.336.094 758.254 LABA PER SAHAM DASAR Laba bersih per saham

RASIO KEUANGAN KONSOLIDASI (%)

1999 1998 Rasio laba bersih terhadap total aktiva

8,17 2,91 Rasio laba bersih terhadap ekuitas

18,24 6,94 Rasio lancar

186,59 118,49 Rasio kewajiban terhadap ekuitas

118,89 135,03 Rasio kewajiban terhadap total aktiva

53,30 56,66 Marjin usaha

38,88 32,93 Marjin EBITDA

66,70 65,44 Marjin laba bersih

IKHTISAR OPERASI

1999 1998 SAMBUNGAN TETAP Sambungan terpasang

7.429.262 7.179.009 Sambungan pelanggan

5.810.951 5.354.993 Telepon umum termasuk Wartel

269.242 216.651 Sambungan berbayar

6.080.193 5.571.664 Produksi pulsa sambungan berbayar (milyar)

62,43 58,71 Densitas (Sambungan berbayar per 100 penduduk)

2,93 2,73 Jumlah karyawan

37.983 38.117 Produktivitas (Sambungan berbayar per karyawan)

160,08 146,17 Rasio keberhasilan panggil (%): Lokal

70,63 68,07 Sambungan Langsung Jarak Jauh

Base Transceiver Station (BTS)

1.169 1.050 Transmit - Receive Exchange

Mobile Switching Center

31 26 23 23 22 Base Switching Center

88 80 77 75 2 0 0 0 0 2 Home Location Register (HLR) capacity

1.435.000 800.000 2 2 Customer base:

1.025.221 492.624 OM OM Post-paid (KartuHALO)

T E T E Pre-paid (SimPATI) LK 5.087.767 2.386.821 1.029.903 588.024 163.240 Average Revenue per User (ARPU)

191.000 236.000 Post-paid (KartuHALO)

276.000 236.000 Pre-paid (SimPATI)

Ikhtisar Saham

KRONOLOGI PERUBAHAN KEPEMILIKAN SAHAM TELKOM

Tanggal

Tindakan Korporasi / Pemegang Saham

Komposisi Kepemilikan Saham

Negara RI

Initial Public Offering (IPO) Saham milik Pemerintah dijual

Emisi Saham baru Telkom

Komposisi kepemilikan saham

Block-sale saham milik Pemerintah

Komposisi kepemilikan saham

Pemerintah mendistribusikan saham insentif untuk publik

Komposisi kepemilikan saham

Block-sale saham milik Pemerintah

Komposisi kepemilikan saham

Distribusi saham bonus (emisi) (setiap 50 lembar mendapat 4 lembar)

10 10 Komposisi kepemilikan saham

1.200.000.000 OM OM

Block-sale saham milik Pemerintah

LK LK

4.607.764.284 45,71 E T E T

Komposisi kepemilikan saham

Block-sale saham milik Pemerintah

Komposisi kepemilikan saham

KOMPOSISI KEPEMILIKAN SAHAM Modal Dasar Perseroan :

1 lembar saham seri-A Dwiwarna

39.999.999.999 lembar seri-B (saham biasa)

Pemegang saham Perseroan per 31 Desember 2002

Negara Republik Indonesia :

5.160.235.355 lembar seri-B (saham biasa) 51,19% Publik : • Pemodal Nasional

1 lembar saham seri-A Dwiwarna

487.966.173 lembar seri-B (saham biasa) 4,84% • Pemodal Asing

4.431.798.111 lembar seri-B (saham biasa) 43,97%

Saham beredar dan disetor penuh :

1 lembar saham seri-A Dwiwarna

10.079.999.639 lembar seri-B (saham biasa) 100,00%

Nilai nominal saham biasa : Rp 500,- per lembar

Bursa Efek Jakarta GRAFIK PERGERAKAN HARGA DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM TELKOM

3500 R Pe

3000 -ra ta a a 25 g ta

g n m (G 2500

10 H Ba 1000 n ta

500 5 ) g Dalam Rp

0 0 Jumlah Saham Jan

(dalam jutaan)

New York Stock Exchange

Dalam US$ 0 0 Jumlah ADS* Jan

(dalam ribuan)

PEMBAYARAN DIVIDEN DALAM 5 TAHUN TERAKHIR Tahun

Tanggal

Rasio

Jumlah Dividen

Dividen per

Pembayaran Dividen per Saham

Buku RUPS**

Tahap II 0 2 2 0 1997

Pembayaran***

(Rp juta)

lbr saham (Rp)

Tahap I

Rp 15,75 OM OM 1998

28/12/1999 LK E T E LK T

HARGA PENUTUPAN SAHAM TELKOM PADA SETIAP TRIWULAN TAHUN 2001 DAN 2002

2001 LSE (US$) / ADS

BEJ (Rp) / saham

NYSE (US$) / ADS

Tertinggi Terendah Triwulan Pertama

6,500 3,850 Triwulan Kedua

5,550 3,800 Triwulan Ketiga

7,050 5,500 Triwulan Keempat

Reposisi Usaha... ‘untuk Meraih Peluang Pertumbuhan’

DAHULU

KINI

OM E LK T

DAHULU

KINI

Transformasi menjadi multi-bisnis

SEGERA

InfoCom

OM E LK T

SEGERA

Konvergensi

Memimpin Bisnis InfoCom

Penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia menempuh perjalanan panjang, sejak jaman Hindia Belanda sampai jaman kemerdekaan. Dalam rentang waktu yang panjang, TELKOM telah melalui berbagai transformasi dan, hingga awal abad 21 ini telah meningkat dari sekedar penyelenggara jasa telepon menjadi penyelenggara jasa dan jaringan telekomunikasi dengan layanan yang beragam. TELKOM kini menjadi InfoCom (Information & Communication) Player, yang memberikan layanan telepon tidak bergerak, telepon bergerak selular, Pay-TV, Internet, dan layanan korporasi.

Sebagai pelopor penyelenggara Pertumbuhan menjadi perusahaan berskala telekomunikasi, TELKOM senantiasa

besar adalah tekad Perseroan, agar memberikan komitmen kepada para

mampu bersaing dengan perusahaan pelanggan yang tersebar dari Sabang

telekomunikasi di kawasan regional. Tahap

14 sampai Merauke, dengan memberikan

demi tahap telah diwujudkan, seperti

0 kemudahan akses. Keberadaan satelit mengamankan target-target kinerja

2 OM

komunikasi yang terangkai dengan operasional dan keuangan tahun 2002.

LK

jaringan transmisi backbone dan jaringan Apa yang telah tercapai membuka suatu

akses telah mendukung berbagai kegiatan harapan masa depan yang lebih berarti, masyarakat, dari transaksi bisnis sampai

dan semoga dapat mengantarkan bangsa kegiatan sosial.

dan negara memasuki era informasi.

Sambutan Komisaris Utama:

Memanfaatkan Peluang, Membangun Landasan Masa Depan

Deregulasi di bidang telekomunikasi telah mengubah wajah sektor industri telekomunikasi di Indonesia, utamanya mengubah monopoli menjadi kompetisi. Paradigma baru ini harus dihadapi, dan TELKOM telah memposisikan diri untuk segera memanfaatkan peluang baru. Optimisme yang disertai dengan etos kerja tinggi patut dikembangkan, untuk menggali potensi pasar domestik yang masih sangat terbuka. Kompetisi bukanlah penghalang, tetapi justru menjadi suatu momentum untuk memanfaatkan peluang dalam rangka meningkatkan pertumbuhan perusahaan.

Pada Laporan Tahunan Perseroan tahun

lalu, telah dikemukakan pentingnya visi maupun 2 0 pemahaman kita bersama menyangkut peran 0 2

kepeloporan TELKOM di tengah pesatnya perubahan OM LK E

di sektor industri telekomunikasi nasional. Visi

menjadi perusahaan InfoCom yang dominan di

BACELIUS RURU Komisaris Utama

kawasan regional, kiranya tidak berlebihan; karena baik jajaran TELKOM maupun stakeholder Perseroan lainnya sama-sama mengharapkan TELKOM senantiasa menjadi yang terdepan sehingga dapat memenuhi kewajiban kepada pelanggan, pemegang saham dan stakeholder lainnya.

Sangatlah membesarkan hati, bahwasanya di tahun 2002 TELKOM telah menunjukkan suatu kemajuan dalam membangun suatu landasan pertumbuhan ke masa mendatang. Restrukturisasi portofolio bisnis menjadi suatu langkah penyesuaian dengan perkembangan pasar bisnis InfoCom sekaligus memperkokoh posisi Perseroan dalam menghadapi kompetisi yang semakin ketat.

Akhir kata, saya mewakili Dewan Komisaris sambungan telepon tidak bergerak, telepon bergerak

Portofolio bisnis yang mencakup

menyampaikan penghargaan yang tulus kepada selular, Pay-TV, Internet, dan layanan korporasi,

seluruh jajaran karyawan Perseroan, pelanggan, mitra menjadikan TELKOM berada pada posisi yang

usaha, mitra kerja dan segenap lapisan masyarakat menguntungkan, karena akan selalu siap menangkap

yang senantiasa memberikan dukungan kepada peluang baru akibat reformasi sektor telekomunikasi

TELKOM. Kepada pemegang saham, Pemerintah di Indonesia.

Indonesia dan Dewan Perwakilan Rakyat, kami akan

terus berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga Telekomunikasi (Mitra KSO-VI Kalimantan) di tahun

Menyusul pembelian saham PT Dayamitra

pertumbuhan usaha jangka panjang yang 2001, pada tahun 2002 ini, melalui suatu kerangka

berkelanjutan, sehingga mampu memberi manfaat penyelesaian yang dapat diterima oleh seluruh pihak

kepada seluruh stakeholder Perseroan. yang terkait, TELKOM telah membeli saham PT Pramindo (Mitra KSO-I Sumatra). Sedangkan penyelesaian perjanjian dengan PT AriaWest International (AWI) hingga akhir 2002 belum terselesaikan.

Sementara itu, sampai akhir 2002 penerapan skema KSO di Divisi Regional IV Jawa Tengah & Daerah Istimewa Yogyakarta dan Divisi Regional VII Kawasan Timur Indonesia tetap berjalan

16 BACELIUS RURU sesuai dengan perjanjian KSO masing-masing.

Komisaris Utama Pengalihan seluruh hak dan kewajiban TELKOM di KSO

2 IV telah dinyatakan batal, berhubung tidak OM LK

terpenuhinya prasyarat yang ditetapkan sampai akhir T E Januari 2002. Namun demikian TELKOM masih mempertimbangkan pengalihan pengendalian Divisi Regional IV.

Penyelesaian KSO kami pandang sangat strategis, dan menjadi salah satu faktor kunci dalam meningkatkan pertumbuhan usaha, oleh sebab itu Dewan Komisaris meminta perhatian Manajemen Perseroan untuk memberikan prioritas dalam menuntaskan masalah KSO.

Dewan Komisaris kiranya perlu menyampaikan penghargaan kepada Manajemen TELKOM yang pada tahun 2002 telah berupaya meningkatkan tata kelola perusahaan ( corporate governance), sebagai salah satu kewajiban memenuhi kepentingan pemegang saham. Upaya TELKOM untuk terus mengembangkan dan mengimplementasikan Good Corporate Governance, berdasarkan pada

Sambutan Direktur Utama:

Reposisi Mewujudkan Pertumbuhan Jangka Panjang & Profitabilitas

Perubahan lingkungan strategis bisnis InfoCom, telah mengantarkan Perseroan memasuki era baru, yang menuntut suatu kreativitas penciptaan nilai-nilai baru dalam rangka memanfaatkan setiap peluang bisnis yang memberikan pertumbuhan usaha. Kesadaran sebagai salah satu penyedia jasa dan jaringan InfoCom terbesar di Indonesia, mengharuskan TELKOM memanfaatkan segala keunggulan sumber daya, agar setiap peluang selalu memberikan nilai tambah kepada Perseroan.

Menyimak populasi penduduk Indonesia yang demikian besar dan memperhatikan pergeseran

gaya hidup masyarakat, maka terbersit suatu

2 0 optimisme, bahwa di negeri ini akan terjadi suatu

0 2 gelombang lonjakan pertumbuhan jasa InfoCom yang

OM LK

signifikan.

E T Perkembangan teknologi informasi dan

KRISTIONO Direktur Utama

komunikasi dalam berbagai bentuk dan kegunaannya, telah mewarnai kehidupan berbagai lapisan masyarakat. Dengan terjadinya pergeseran nilai pada sebagian komunitas InfoCom maka kehadiran jasa InfoCom bukan lagi sekedar fungsional untuk memenuhi kebutuhan berkomunikasi namun telah menjadi bagian dari gaya hidup modern.

TELKOM melihat perkembangan yang menggembirakan di segmen pasar telepon tidak bergerak dan bergerak selular, maupun di sektor jasa InfoCom lainnya, seperti layanan internet dan multimedia sebagai suatu peluang usaha yang dapat mendorong pertumbuhan yang berkesinambungan bagi Perseroan. Untuk itu, TELKOM siap menggalang TELKOM melihat perkembangan yang menggembirakan di segmen pasar telepon tidak bergerak dan bergerak selular, maupun di sektor jasa InfoCom lainnya, seperti layanan internet dan multimedia sebagai suatu peluang usaha yang dapat mendorong pertumbuhan yang berkesinambungan bagi Perseroan. Untuk itu, TELKOM siap menggalang

Otoritas Telekomunikasi Thailand yang membentang kemajuan teknologi telekomunikasi. Tidak berlebihan

dari Thailand, Singapura dan Batam. Peluncuran VoIP kiranya jika TELKOM membentang visi: “To become

( Voice over Internet Protocol) yang dikenal dengan

a dominant InfoCom player in the Region.” TELKOM-Global017 juga telah menunjukkan hasil

Sejak dibukanya sektor industri

yang menggembirakan.

telekomunikasi nasional terhadap persaingan global, Pada tahun 2002 telah dibentuk Divisi TELKOM telah melakukan konsolidasi usaha guna

Fixed Wireless Access (FWA), Enterprise Service membangun landasan bagi pertumbuhan masa

Center (ESC) dan penggantian nama Divisi Network depan. Sehingga tahun 2002 dapatlah dikatakan

menjadi Divisi Long Distance sebagai komitmen sebagai tahun reposisi bagi TELKOM.

perusahaan untuk memberikan pelayanan yang lebih

baik. Divisi FWA memberikan layanan telepon tetap transformasi, TELKOM telah menyiapkan seluruh

Melalui proses restrukturisasi dan

nirkabel berbasis CDMA 2000-1X ( Code Division sumber daya pada jalur yang tepat dan siap melaju

Multiple Access) dengan nama produk TELKOMFlexi. untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Duopoli

Sedangkan ESC akan menjadi integrator dalam yang dicanangkan pada bulan Agustus 2002, telah

melayani pelanggan korporat yang tersebar di memberikan motivasi kepada jajaran TELKOM untuk

berbagai kota di Indonesia. bergerak lebih lincah. Mengingat keterbatasan yang

Seluruh upaya yang telah dilaksanakan, ada, maka skala prioritas tetap diterapkan, dengan

pada intinya untuk memposisikan TELKOM agar fokus utama tertuju pada segmen pasar yang

mampu mengoptimalkan seluruh keunggulan yang

18 memiliki potensi pertumbuhan tinggi. Sumber yang

dimiliki, seperti basis pelanggan, luasnya jangkauan

2 ada kami arahkan untuk pengembangan produk yang jaringan dan sumber daya manusia yang berkualitas, 0 0

2 mampu memberikan pendapatan tinggi bagi agar mampu menjamin pertumbuhan usaha jangka OM LK

perusahaan.

panjang.

Keberhasilan TELKOM adalah keberhasilan dengan memantapkan struktur organisasi yang

Proses transformasi akan terus berlanjut,

seluruh pihak yang terkait, oleh sebab itu terima adaptif terhadap tuntutan bisnis. Apabila di tahun

kasih dan penghargaan sudah sepatutnya kami 2000 dibentuk Proyek-Proyek Bisnis sebagai

sampaikan kepada para pelanggan, karyawan, para inkubator, maka di tahun 2002 mereka sudah

pemegang saham, mitra usaha dan mitra kerja serta menjadi Unit Bisnis yang harus memberikan

stakeholder lainnya.

kontribusi kepada perusahaan. Unit-unit Bisnis ini diharapkan menjadi Unit Bisnis unggulan yang mampu memenuhi permintaan masyarakat informasi.

Berakhirnya hak eksklusivitas penyelenggaraan telepon lokal pada bulan Agustus 2002, dan dengan akan diperolehnya hak penyelenggaraan telepon internasional dalam waktu

KRISTIONO dekat, mendorong TELKOM untuk melakukan langkah

Direktur Utama persiapan. Kerjasama pembangunan jaringan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) telah dilakukan

Tata Kelola Perusahaan

Fokus pada Tata Kelola Perusahaan

Penerapan tata kelola perusahaan atau good corporate governance (GCG) sudah dimulai sejak tahun 1995, setelah pada 14 November 1995 TELKOM berhasil mencatatkan saham di Bursa Efek Jakarta, New York Stock Exchange dan London Stock Exchange. Sejak itulah Perseroan harus memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai perusahaan publik.

Visi dan Misi

Prinsip-prinsip

Tata Kelola Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan

TELKOM menyadari arti dan peranan penting tata Sampai tahun 2002, Perseroan telah melaksanakan kelola perusahaan yang baik ( good corporate

kegiatan-kegiatan yang mencerminkan prinsip-prinsip governance) sebagai wahana untuk mengamankan

GCG, diantaranya:

aset Perseroan sekaligus meningkatkan nilai • Sejak menjadi perusahaan publik Perseroan selalu pemegang saham dalam jangka panjang. Untuk itu,

melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham diperlukan suatu tata cara pengelolaan perusahaan

sesuai dengan aturan perundangan yang berlaku. secara baik dan benar yang dapat menjamin

• Sejak September 2000 TELKOM telah menerapkan pencapaian visi maupun misi Perseroan yang telah

Kebijakan Bersih, Transparan dan Profesional (BTP)

dicanangkan. TELKOM, melalui Ikrar BTP TELKOM bagi seluruh 2 0

0 2 Adapun tujuan dari penerapan kebijakan tata kelola

karyawan TELKOM.

OM perusahaan di TELKOM adalah untuk:

• Sejak tahun 2001 GCG dan Good Corporate

Citizenship (GCC) menjadi Satuan Kerja Individu LK T E • Memaksimalkan nilai Perseroan bagi pemegang

(SKI) Direktur Utama.

saham dengan cara meningkatkan prinsip-prinsip • Assessment GCG telah dilakukan oleh konsultan keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya,

independen Ernst & Young dan telah memberikan bertanggung jawab serta adil agar Perseroan

rekomendasi.

memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional

• Sebagai tindak lanjut dari penilaian konsultan

maupun internasional independen, TELKOM telah membentuk tim GCG • Mendorong pengelolaan Perseroan secara

yang bertugas menyusun:

profesional, transparan, efisien, serta mendorong

- Pedoman Pelaksanaan Good Corporate

pemberdayaan fungsi dan meningkatkan

Governance

kemandirian Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan

- Etika Usaha dan Etika Kerja

Komisaris serta Direksi • Dari sisi transparansi Perseroan telah melakukan • Menjadi rujukan bagi Perseroan dalam pengambilan

penyampaian informasi secara terbuka per triwulan keputusan atau pelaksanaan tindakan

melalui Conference Call dengan komunitas Pasar Modal, Media Massa serta pihak-pihak terkait lainnya.

• Menerbitkan Laporan Keuangan dan Operasional triwulanan (Info Memo) dan Laporan Keuangan Tahunan TELKOM yang telah diaudit oleh Independen Auditor.

T E LK

OM

• Perseroan telah membentuk Komite Audit, Komite Remunerasi dan Komite Nominasi. • Perseroan dengan bantuan Konsultan Independen telah berhasil mengusulkan nama calon Komisaris Independen TELKOM kepada Pemerintah dan Komisaris Independen telah diangkat dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa 2002 pada bulan Juni 2002.

Implementasi praktek-praktek Tata Kelola Perusahaan lebih lanjut dijelaskan, sebagai berikut:

Dewan Komisaris Dewan Komisaris Dewan Komisaris Dewan Komisaris Dewan Komisaris Tanggung jawab Dewan Komisaris adalah melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan Perseroan yang dilakukan Direksi dalam pengelolaan Perseroan, serta memberi nasihat kepada Direksi tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan arah pengembangan Perseroan, anggaran dan rencana kerja tahunan, pelaksanaan hal-hal yang digariskan dalam Anggaran Dasar Perusahaan. Dewan Komisaris juga meneliti, menelaah dan menandatangani Laporan Tahunan Perseroan yang disiapkan Direksi.

Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, yang bertanggungjawab langsung kepada Dewan Komisaris. Komposisi Dewan Komisaris TELKOM juga termasuk posisi Komisaris Independen.

Direksi Direksi Direksi Direksi Direksi Direksi Perseroan bertanggung jawab dalam menetapkan seluruh kebijakan, strategi usaha dan program strategis yang diperlukan dalam rangka menjalankan bisnis Perseroan. Berdasarkan ketetapan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tahun 2002, Direksi Perseroan terdiri dari Direktur Utama dan empat orang Direktur; yang masing-masing bertanggung jawab di bidang Bisnis Jaringan Telekomunikasi, Bisnis Jasa Telekomunikasi, bidang Keuangan serta bidang Sumber Daya Manusia dan Bisnis Pendukung. Direktur Utama bertanggung jawab atas tercapainya integrasi dan sinergi kebijakan dan penggunaan sumber daya untuk mencapai sasaran dan tujuan Perseroan serta terlaksananya rencana dan kebijakan

yang telah dirumuskan oleh Direksi. Direktur Perseroan yang lain bertanggung jawab atas penyusunan perangkat kebijakan, penyelenggaraan administrasi dan supervisi serta pengembangan unit bisnis, sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Kompensasi Kompensasi Kompensasi Kompensasi Kompensasi Pada tahun 2002 keseluruhan kompensasi (termasuk bonus dan tunjangan lainnya bagi Direksi seperti fasilitas perumahan dan transportasi) yang dibayarkan oleh Perseroan kepada seluruh Dewan Komisaris dan Direksi adalah sebesar Rp 16,4 milyar.

Uraian Fungsi dan Tugas

Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab atas pelaksanaan komunikasi Perseroan ke pihak luar termasuk pendistribusian informasi yang berhubungan dengan keuangan dan kinerja usaha kepada para pemegang saham, pasar modal dan masyarakat umum. Di samping harus mengikuti perkembangan pasar modal, sekretaris perusahaan juga memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat, sebagai kontak person dan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan RUPS. Sekretaris Perusahaan juga harus memberikan masukan kepada Direksi agar selalu mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan menangani komunikasi yang terkait dengan permasalahan hukum.

Media Penyebarluasan Informasi Media Penyebarluasan Informasi Media Penyebarluasan Informasi Media Penyebarluasan Informasi Media Penyebarluasan Informasi Informasi penting tentang jalannya Perseroan secara berkala dan teratur selalu dikomunikasikan kepada para pemegang saham dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Adapun media komunikasi yang digunakan terdiri dari Laporan Tahunan, Laporan Tahunan dalam Form 20-F, Info Memo, siaran pers, conference call, penjelasan agenda Rapat Umum Pemegang Saham, serta publikasi laporan keuangan. Disamping itu Perseroan juga menyediakan situs Web yang bisa diakses oleh umum melalui www.telkom.co.id.

Komite Audit Komite Audit Komite Audit Komite Audit Komite Audit Komite Audit dari Dewan Komisaris dibentuk pada tanggal 30 Mei 2000, dan sampai posisi

21

T E LK

OM

31 Desember 2002 beranggotakan 3 (tiga) orang, yaitu: Arif Arryman (Komisaris Independen) bertindak sebagai Ketua, Ghazali Latief (anggota independen) sebagai ahli keuangan dan akuntansi, Sutardi (anggota independen) sebagai ahli masalah hukum dan Perseroan.

Acuan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Komite Audit adalah Piagam Komite Audit yang telah disepakati oleh Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan. Piagam ini memuat tujuan, tugas, fungsi dan tanggung jawab Komite dan merinci bahwa Komite: (i) Memantau proses penyajian laporan keuangan Perseroan atas nama Dewan Komisaris. Dalam rangka pelaksanaan fungsi dan tanggung jawabnya, Komite memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris, yang mendapat pelimpahan kewenangan dari pemegang saham, untuk memilih auditor eksternal, (ii) Mendiskusikan dengan auditor internal dan auditor eksternal keseluruhan lingkup dan rencana audit. Komite juga mendiskusikan kelayakan laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan kelayakan pengendalian internal Perseroan, (iii) Mengadakan pertemuan rutin dengan auditor internal dan auditor eksternal, tanpa kehadiran pihak Manajemen, untuk mendiskusikan hasil dari pemeriksaan mereka, hasil evaluasi mereka terhadap pengendalian internal dan keseluruhan kualitas dari pelaporan keuangan TELKOM, (iv) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris, khususnya yang terkait dengan masalah akuntansi dan keuangan.

Pada tahun 2002, Komite Audit telah mengusulkan kepada Dewan Komisaris penunjukan Kantor Akuntan Publik Prasetio, Sarwoko dan Sandjaja, afiliasi dari Ernst & Young, sebagai auditor independen. Namun mengingat bahwa Kantor Akuntan publik yang bersangkutan telah memberikan suatu jasa non-audit kepada Perseroan dan beberapa anak perusahaan, maka Komite Audit dengan tujuan untuk menjaga independensi proses audit, mengusulkan pembatalan penunjukan tersebut dan mengusulkan kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik Eddy Pianto yang berasosiasi dengan Grant Thornton International sebagai auditor eksternal.

Namun dalam perjalanannya, laporan keuangan konsolidasian yang diaudit oleh kantor akuntan publik Eddy Pianto tersebut dianggap tidak memenuhi persyaratan sebagaimana ditentukan oleh badan pengawas pasar modal Amerika Serikat (US-SEC) sehingga US-SEC meminta Perseroan untuk melakukan pengauditan kembali atas laporan keuangan konsolidasian tahun buku 2002. Menanggapi hal tersebut, maka Perseroan telah menunjuk Kantor Akuntan Publik Hadi Sutanto & Rekan yang berafiliasi dengan PricewaterhouseCoopers untuk melaksanakan pengauditan kembali tersebut.

Komite Audit telah secara rutin berkonsultasi dan bertukar pikiran dengan Auditor Independen dan Auditor Internal Perseroan berkaitan dengan lingkup perencanaan audit, pelaksanaan audit dan melaporkan hasilnya kepada Dewan Komisaris. Melalui proses diskusi yang cukup panjang selama pengauditan kembali antara Perseroan dan para auditor independen yaitu Hadi Susanto dan Rekan (HSR), afiliasi dari PricewaterhouseCoopers sebagai auditor pengganti untuk tahun buku 2002 dan Hans Tuanakotta Mustofa & Halim, afiliasi dari Deloitte Touche Tohmatsu sebagai auditor pendahulu untuk tahun buku 2001 dan 2002 dengan supervisi dari Komite Audit, Perseroan memutuskan untuk melakukan koreksi dan menyajikan kembali terhadap beberapa hal yang telah disajikan dalam laporan keuangan konsolidasian perusahaan yang sudah diterbitkan sebelumnya.

Dari penyajian kembali tersebut memberikan gambaran perlunya Perseroan melakukan peningkatan di dalam pengungkapan dan pengendalian intern perusahaan seperti halnya yang berkaitan dengan kewajiban manfaat karyawan, manfaat jaminan kesehatan, pajak tangguhan, dan transaksi akuisisi.

Komite Nominasi dan Remunerasi Komite Nominasi dan Remunerasi Komite Nominasi dan Remunerasi Komite Nominasi dan Remunerasi Komite Nominasi dan Remunerasi Komite Nominasi dan Remunerasi dibentuk pada tanggal 19 September 2002. Komite ini diketuai oleh P. Sartono (Komisaris Independen) dengan anggota para pakar di bidang Sumber Daya Manusia dan Remunerasi yang independen, yaitu:

22

T E LK

OM

Budi W. Soetjipto, Wustari H. Mangundjaja dan Ferdinand T. Siagian dengan masa tugas 4 bulan sejak bulan Januari sampai dengan April 2003. Tugas dari Komite untuk bidang nominasi adalah menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi untuk jabatan Komisaris dan Direksi Perseroan. Tugas Komite untuk bidang remunerasi adalah menyusun sistem remunerasi bagi Direksi dan Komisaris. Komite telah menyusun konsep peraturan tentang penghasilan dan fasilitas bagi pengurus Perseroan sebagai pengganti berbagai peraturan yang ada sebelumnya.

Audit Internal Audit Internal Audit Internal Audit Internal Audit Internal Audit Internal merupakan bagian dari struktur pengawasan melekat Perseroan yang berfungsi melakukan pengujian dan evaluasi independen terhadap keandalan dan efektivitas mekanisme pengendalian Perseroan, serta membantu Manajemen dan unit kerja lainnya agar dapat mencapai sasarannya. Audit Internal melakukan kegiatan mereview keandalan dan kebenaran informasi, kepatuhan terhadap kebijakan, rencana kerja, prosedur dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, pengamanan harta kekayaan, penggunaan SDM yang ekonomis dan efisien dan pencapaian tujuan dan sasaran operasi atas program Perseroan. Perseroan juga mengembangkan sebuah forum komunikasi antara para auditor yang bertugas di unit- unit bisnis TELKOM, untuk mengkomunikasikan berbagai informasi yang berkaitan dengan kegiatan audit di lingkungan Perseroan.

Auditor Independen Auditor Independen Auditor Independen Auditor Independen Auditor Independen Laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku 1995 sampai 1999 diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Prasetio Utomo & Co, afiliasi dari Arthur Andersen & Co. Auditor Independen untuk tahun buku 2000 dan 2001 adalah KAP Hans Tuanakotta & Mustofa, afiliasi dari Deloitte Touche Tohmatsu. Untuk tahun buku 2002 laporan keuangan Perseroan diaudit oleh KAP Edi Pianto yang berasosiasi dengan Grant Thornton International, yang kemudian dilakukan pengauditan kembali oleh Kantor Akuntan Publik Drs. Hadi Sutanto & Rekan yang berafiliasi dengan PriceWaterhouse Coopers.

dan persyaratan teknis yang diminta oleh Perseroan, sebagaimana diuraikan dalam Laporan Komite Audit untuk tahun buku yang bersangkutan.

Rapat Umum Pemegang Saham Rapat Umum Pemegang Saham Rapat Umum Pemegang Saham Rapat Umum Pemegang Saham Rapat Umum Pemegang Saham Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan dan RUPS Luar Biasa merupakan forum dialog antara Perseroan dengan para pemegang saham. Dalam forum inilah Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan mempertanggungjawabkan jalannya Perseroan selama tahun buku sebelumnya, untuk mendapat persetujuan dan pembebasan tanggung jawab dari pemegang saham. RUPS juga berhak mengangkat dan memberhentikan Komisaris dan Direksi Perseroan, menentukan besarnya remunerasi, kompensasi Komisaris dan Direksi dan menetapkan penggunaan laba Perseroan.

Hak Pemegang Saham Hak Pemegang Saham Hak Pemegang Saham Hak Pemegang Saham Hak Pemegang Saham Hak pemegang saham tercantum dalam beberapa peraturan perundangan yang berlaku, seperti Anggaran Dasar Perseroan, Undang-undang Perseroan Terbatas 1995 dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Adapun hak pemegang saham terdiri dari: (i) Hak untuk memberikan suara pada RUPS, (ii) Hak untuk mendapatkan informasi tentang Perseroan, (iii) Hak menerima Dividen, (iv) Hak untuk meminta Perseroan membeli kembali sahamnya dengan harga yang wajar dari setiap pemegang saham yang tidak mendukung pengembangan bisnis Perseroan dan diperkirakan berdampak pada penurunan nilai saham Perseroan, serta (v) Mengajukan gugatan kepada Perseroan apabila dirugikan karena tindakan Perseroan sebagai akibat keputusan RUPS, Direksi atau Komisaris dan atau menggugat anggota Dewan Komisaris/Direksi atas kerugian nilai saham secara material yang diderita pemegang saham dan atau Perseroan akibat salah urus atau kelalaian di pihak pengelola Perseroan.