Meningkatkan jaminan keamanan pangan produk peternakan. Jumlah kawasan mandiri energi yang berbahan dasar kotoran ternak Jumlah Kelahiran Hasil IB

DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM 39 RENSTRA DISNAK TH.2013-2018

B. Misi

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan dan diwujudkan agar tujuan dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai dengan visi yang telah ditetapkan. Sebagaimana untuk mewujudkan visi tersebut dan sejalan dengan Misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur 2013 – 2018 terkait dengan pembangunan peternakan adalah Misi ke 2, yaitu “Mewujudkan daya saing ekonomi yang berkerakyatan berbasis sumber daya alam dan energi terbaha rukan”; maka dipandang perlu untuk menjabarkan misi tersebut ke dalam misi yang harus dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur, yaitu: 1. Meningkatkan produksi daging untuk memenuhi konsumsi masyarakat. 2. Meningkatkan penerapan teknologi peternakan tepat guna yang ramah lingkungan 3. Meningkatkan usaha pengolahan hasil peternakan dalam rangka penyediaan pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal ASUH Misi 1 bahwa meningkatkan produksi daging untuk memenuhi konsumsi masyarakat adalah merupakan upaya pemenuhan akan kebutuhan masyarakat terhadap produk asal peternakan seperti daging, telur dan susu. Daging dapat berasal dari daging sapi, daging ayam, daging kambing serta aneka ternak lainnya, sedangkan susu merupakan susu sapi. Untuk telur dapat dipenuhi dari telur ayam ras, ayam kampung maupun itik. Misi 2 bahwa meningkatkan penerapan teknologi peternakan tepat guna yang ramah lingkungan adalah penerapan teknologi pada proses budidaya on farm seperti inseminasi buatan IB, intensifikasi kawin alam INKA, rekayasa genetika serta teknologi lainnya. Misi 3 bahwa meningkatkan usaha pengolahan hasil peternakan dalam rangka penyediaan pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh dan halal merupakan upaya penerapan penanganan pasca panen seperti penyembelihan ternak, pengolahan hasil ternak serta pemasaran hasil. 4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur A. Tujuan Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi dan meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan arah semua program dan kegiatan dalam pelaksanaan misi. Dalam periode 2013 – 2018 yang akan datang akan diarahkan pada pencapaian tujuan sebagai berikut : 1. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap produk pangan asal ternak daging dan telur; 2. Meningkatkan efisiensi budidaya peternakan dan kelestarian lingkungan;

3. Meningkatkan jaminan keamanan pangan produk peternakan.

DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM 40 RENSTRA DISNAK TH.2013-2018 Masing-masing tujuan tersebut, dapat dijabarkan ke dalam beberapa indikator tujuan adalah sebagai berikut : Tujuan 1. Meningkatkan Populasi dan Produktivitas Ternak Indikator :

1. Populasi Ternak

Produksi daging dipengaruhi oleh jumlah pemotongan ternak dan jumlah pemasukan daging dari luar daerah. Jumlah pemotongan ternak lokal dipengaruhi oleh populasi ternak dimana hanya 10 dari populasi dapat dipotong. Di samping itu produksi daging juga dipengaruhi oleh produktivitas ternak seperti angka kelahiran, calving interval, bobot lahir, bobot potong dan kasus kejadian penyakit hewan. Pertumbuhan populasi ternak sangat dipengaruhi oleh angka kelahiran, angka kematian, pemotongan, pemasukan dan pengeluaran ternak, jika pemotongan ternak tidak terkendali maka populasi akan terkuras habis. Pertumbuhan populasi ternak secara alami rata-rata dapat mencapai 2,00 namun demikian dengan upaya yang dilakukan seperti penanganan penyakit hewan, pengembangan pakan ternak, pengelolaan bibit ternak yang berkualitas, pengendalian pemotongan betina produktif, penerapan teknologi tepat guna, pemasukan ternak bibit dan operasional teknis dan kesehatan hewan lainnya maka pertumbuhan populasi ternak diharapkan dapat mencapai sebagai berikut : Tabel. IV.4.2.A.1 Target Perkembangan Populasi Ternak di Kalimantan Timur Tahun 2014 - 2018 dalam ekor Uraian 2014 2015 2016 2017 2018 r Th 1. Sapi Potong 2. Sapi Perah 3. Kerbau 4. Kambing 5. Domba 6. Babi 7. Kuda 8. Ay.Buras 9. Ay.Petelur 10. Ay.Pedaging 11. Itik 178.580 40 4.090 53.726 497 61.496 77 5.284.075 1.617.145 38.650.275 153.186 590.448 41 4.172 54.801 502 62.726 77 5.389.757 1.649.488 39.423.281 154.718 1.002.702 41 4.255 55.897 507 63.980 78 5.497.552 1.682.477 40.211.746 156.265 1.414.956 42 4.341 57.015 512 65.260 79 5.607.503 1.716.127 41.015.981 157.828 1.827.210 43 4.427 58.155 517 66.565 80 5.719.653 1.750.449 41.836.301 159.406 78,86 2.00 2.00 2.00 1.00 2.00 1.00 2.00 2.00 2.00 1.00 Target dalam tabel tersebut tidak termasuk wilayah Kaltara.

a. Komoditas Strategis Nasional

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50 Tahun 2012 tentang pengembangan kawasan maka komoditas strategis nasional terdiri atas sapi potong, sapi perah, dan kerbau. Komoditas Sapi Potong Pada tahun 2013 populasi sapi potong mencapai 95.085 ekor dan konsumsi daging sapi 61.338,7 ton. Pada tahun 2018 diperkirakan DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM 41 RENSTRA DISNAK TH.2013-2018 populasi mencapai 1.827.516 ekor meningkat 78,86 dan konsumsi daging sapi sebesar 70.968,8 ton meningkat 3,98 . Pertumbuhan ternak sapi potong ditargetkan rata-rata 78,86 sangat tinggi. Hal ini disebabkan rencana pemasukkan ternak adalah betina bunting.Secara nasional target pertumbuhanperkembangan sapi hanya ±19tahun Permintaan yang begitu tinggi namun kemampuan pasokan dalam daerah rendah mengakibatkan ketergantungan terhadap pemasukan dari luar provinsi, kondisi ini jika tidak ada kebijakan terobosan maka ketergantungan tersebut akan semakin besar. Pada tahun 2013 diharapkan pasokan dalam daerah akan mencapai peningkatan sehingga menjadi 31,45 terjadi peningkatan 19. Untuk mencapai sasaran tersebut berbagai kebijakan program perlu dilakukan antara lain, pemasukan ternak bibit sebesar rata-rata 7.500 ekor per tahun, peningkatan akseptor inseminasi buatan sebanyak 5.000 ekor, sehingga terdapat kenaikan populasi 35.561 ekor selama kurun waktu 4 tahun sampai tahun 2018. Target penambahan populasi yang dicanangkan oleh Gubernur Kalimantan Timur pada acara Bulan Bhakti Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2013 adalah sebesar 2 juta ekor, sehingga pada tahun 2018 mencapai 1.827.156 ekor untuk Provinsi Kalimantan Timur, selebihnya untuk mencapai 2 juta ekor sapi tersebut peran masing- masing adalah sebagai berikut : 1. Anggaran yang bersumber dari APBN dan APBD Provinsi selama 5 tahun sebanyak 75 000 ekor. 2. Anggaran yang bersumber dari KabupatenKota se Kaltim dan Kaltara sebanyak 150.000 ekor sapi. 3. Kredit ternak sejahtera dari Bank Kaltim sebanyak 250.000 ekor, BRI KKPE sebanyak 150.000 ekor sapi. 4. Perusahaan Tambang Batubara sebanyak 250.000 ekor sapi. 5. Perkebunan Kelapa Sawit sebanyak 1.125.000 ekor sapi. Komoditas Sapi Perah Komoditas sapi perah di Kalimantan Timur sudah mulai di galakan sehingga pada tahun 2013 populasi sapi perah mencapai 48 ekor, dengan jumlah yang sangat kecil ini diharapkan dapat memacu perkembangan sapi perah. Kebutuhan konsumsi susu setiap tahunnya cukup tinggi diperkirakan sebanyak 19.514.14 ton pada tahun 2013. Untuk memenuhi permintaan susu ini sepenuhnya dipasok dari luar provinsi Kalimatan Timur berupa susu bubuk dan susu cair. Pengembangan sapi perah saat ini ada di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kutai Timur, dan Tarakan, namun permasalahan yang dihadapi adalah konsumen belum terbiasa dengan susu segar dan biaya produksi yang besar. Khusus pengembangan sapi perah di Kutai Timur sudah melakukan pengolahan hasil susu menjadi dan tahu susu dan keripik susu, sehingga tidak bermasalah didalam pemasaran. Untuk mendukung program ini diperlukan pemasukan ternak sapi perah setiap tahunnya sebanyak 50 ekor, yang ditunjang dengan pelatihanmagang peternak maupun petugas. DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM 42 RENSTRA DISNAK TH.2013-2018 Komoditas Kerbau Potensi pengembangan kerbau saat ini ada di Kabupaten Kutai Kartanegara, Nunukan, Paser, Penajam Paser Utara. Komoditas kerbau Kalang telah ditetapkan sebagai satwa asli Kalimantan Timur yang banyak dikembangkan di Kutai Kartanegara, oleh karena itu akan ditetapkan sebagai pilot project pembibitan kerbau Kalang di Kutai Kartanegara. Pada tahun 2013 populasi kerbau mencapai 5.513 ekor atau meningkat 2,00 dan diproyeksikan pada tahun 2018 menjadi 6.087 ekor.

b. Komoditas Unggulan Nasional

Kambing, domba, itik, ayam buras, dan babi merupakan komoditas unggulan nasional, dimana pengembangan kambing domba di Paser dan Balikpapan sedangkan ayam buras di Penajam Paser Utara PPU dan Bontang. Untuk pengembangan babi di Kabupaten Kutai Barat dan Mahakam Hulu. Komoditas ternak kambing saat ini berkembang cukup bagus dengan populasi tahun 2013 sebesar 50.072 ekor atau meningkat 2,00 . Sedangkan populasi domba diperkirakan sebanyak 229 ekor pada tahun 2013 atau meningkat 1,00 pada tahun 2018 diproyeksikan menjadi kambing 55.284 ekor dan domba 241 ekor Populasi babi diperkirakan sebanyak 61.478 ekor pada tahun 2013 atau terjadi peningkatan 2,0 pada tahun 2018 menjadi 67.877 ekor. Pada umumnya pengembangan ayam buras terdapat di seluruh Kalimantan Timur, populasi ayam buras diperkirakan sebesar 5.616.679 ekor pada tahun 2013 atau meningkat 10,59. Konsumsi daging ayam buras memberikan kontribusi sebesar 2,5 terhadap konsumsi daging, diperkirakan tahun 2013 konsumsi daging ayam buras sebanyak 5.514,5 ton atau 11,93 kontribusi ayam buras terhadap konsumsi daging di Kalimantan Timur. Pada tahun 2018 populasi ayam buras ditargetkan mencapai 6.201.267 ekor.

c. Komoditas lainnya

Komoditas ternak lainya termasuk didalamnya adalah ayam ras, kuda dan aneka ternak seperti kelinci dan rusa.Sentra-sentra usaha ayam ras petelur berada di Kota Samarinda, Balikpapan serta Kutai Kartanegara. Pada tahun 2013 populasi ayam ras petelur diperkirakan berjumlah 1.195.743 ekor atau menurun 23,07. Namun daging ayam ras petelur setiap tahunnya menyumbang sekitar 1,43 terhadap total konsumsi daging yang afkir. Pada tahun 2018 ditargetkan mencapai peningkatan rata-rata 2,0 pertahun. Sebagaimana ayam ras petelur, sentra usaha ayam ras pedaging berada di Samarinda, Balikpapan, serta Kutai Kartanegara. Usaha ini berkembang sangat pesat dengan adanya perusahaan pembibitan Breeding Farm ayam ras pedaging sebanyak 4 buah, dengan rata-rata produksi 50 juta ekor anak ayam umur sehari atau day old chick. Pada tahun 2013 populasi mencapai 43.802.742 ekor atau meningkat 117,91. Produksi daging ayam dapat menyumbang sekitar 64,79 merupakan angka terbesar terhadap konsumsi daging keseluruhan. DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM 43 RENSTRA DISNAK TH.2013-2018 Sentra usaha pengembangan itik berada di Samarinda, Berau, Kutai Kartanegara dan Paser. Pada tahun 2013 populasi itik mencapai 153.107 ekor atau menigkat 2,00. Pada tahun 2018 ditargetkan mencapai 160.917 ekor. Tujuan 2. Meningkatkan efisiensi budidaya peternakan dan kelestarian lingkungan Indikator :

1. Jumlah kawasan mandiri energi yang berbahan dasar kotoran ternak

Penggunaan biogas belum cukup berkembang luas antara lain disebabkan oleh karena masih relatif murahnya harga BBM yang disubsidi, sementara teknologi yang diperkenalkan selama ini masih memerlukan biaya yang cukup tinggi karena berupa konstruksi beton dengan ukuran yang cukup besar. Mulai tahun 2000-an telah dikembangkan reaktor biogas skala kecil rumah tangga dengan konstruksi sederhana, terbuat dari plastik secara siap pasang knockdown dan dengan harga yang relatif murah. Dan reaktor biogas dapat juga dibuat dari sumur tembok dan dengan drum, fiber glass serta dengan bahan baku kotoran ternak dan limbah pertanian. Manfaat energi biogas adalah menghasilkan gas metan sebagai pengganti bahan bakar khususnya minyak tanah dan dapat dipergunakan untuk memasak. Dalam skala besar, biogas dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik. Di samping itu, dari proses produksi biogas akan dihasilkan sisa kotoran ternak yang dapat langsung dipergunakan sebagai pupuk organik pada tanamanbudidaya pertanian. D an yang lebih penting lagi adalah mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar minyak bumi yang tidak bisa diperbaharui. Pola pengembangan biogas di Kalimantan Timur dengan penetapan kawasan mandiri energi. Selama 5 tahun mendatang diharapkan pengembangan kawasan mandiri energi menjadi 10 kawasan di Wilayah Kalimantan Timur.

2. Jumlah Kelahiran Hasil IB

Pelaksanaan kegiatan Inseminasi Buatan IB pada ternak merupakan salah satu upaya penerapan teknologi tepat guna yang merupakan pilihan utama untuk peningkatan populasi dan mutu genetik sapi. Melalui kegiatan IB, penyebaran bibit unggul ternak sapi dapat dilakukan dengan murah, mudah dan cepat, serta dapat meningkatkan pendapatan para peternak. Pelaksanaan IB pada pelayanan pembibitan diarahkan untuk tujuan peningkatan produktivitas melalui permurnian dan persilangan dalam rangka pembentukan breed baru. Keberhasilan kebuntingan dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya faktor yang dominan adalah posisi deposisi semen dalam saluran DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM 44 RENSTRA DISNAK TH.2013-2018 reproduksi ternak betina. Sedangkan keberhasilan program IB itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain : ternak betina itu sendiri, keterampilan inseminator dalam mendeposisikan semen, ketepatan waktu IB, deteksi birahi, handling semen dan kualitas semen. Jumlah kelahiran hasil IB pada tahun 2013 sebanyak 2.246 ekor. Ditargetkan pada tahun 2014 sebanyak 2.300 ekor, tahun 2015 sebanyak 2.450 ekor, tahun 2016 sebanyak 2.600 ekor, tahun 2017 sebanyak 2.750 ekor dan tahun 2018 sebanyak 2.850 ekor. Diharapkan pada akhir periode Renstra jumlah kelahiran hasil IB sebanyak 15.196 ekor.

3. Daya Tampung Ternak