31
organiasai aparat yang setingkat. Koordinasi horizontal ini reltif sulit dilakukan, karena koordinator tidak dapat memberikan sanksi kepada
pejabat yang sulit diatur sebab sebab kedudukannya setingkat. Koordinasi Horizontal ini dibagi atas dua yaitu:
Interdisiplinary adalah satuan koordinasi dalam rangka mengarahkan, menyatukan tindakan-tindakan, mewujudkan, dan
menciptakan disiplin antara unit yang satu dengan unit yang lain secara intern maupun secara ekstern pada unit-unit yang sama
tugasnya. Interrelated adalah koordinasi antara instansi, unit-unit yang
fungsinya berbeda, tetapi instansi yang satu dengan yang lain saling bergantungan atau mempunyai kaitan baik, secara intern
maupun ekstern yang levelnya setaraf.
1.5.1.12 Tahap-tahap koordinasi
Menurut Jasin 1981 tahap-tahap penting dari koordinasi anata lain sebagai berikut yaitu:
1. Komunikasi Salah satu hal penting yang harus selalu diingat oleh seorang pemimpin tentang
komunikasi adalah kenyataan bahwa “berkata saja tidak cukup”. Bilamana ia memberi informasi, instruksi, penafsiran, atau petunjuk pada seorang bawahan,
manajer harus yakin betul bahwa bawahan mengerti dan menerimanya. Ini
Universitas Sumatera Utara
32
dapat dicapai dengan berbagai cara “mengulang” sesuai dengan situasi. Dimana ada kekurangan pengertian didalam satu organisasi, penyebabnya
mungkin terdapat dibidang komunikasi, dan ini akan berpengaruh langsung terhadap keberbagai tahap koordinasi. Kemampuan organisasi untuk
mengadakan kegiatan yang kompleks tergantung pada cara bagaimana orang mempergunakan sistem komunikasi dalam suatu organisasi. Semakin besar
toleransi atau rasa saling tergantung dan bersatu para anggota organisasi dan semakin mudah komunikasi.
2. Penentuan waktu Penentuan waktu tepat dan penyusunan jadwal merupakan bagian-bagian
pokok dari koordinasi. Tiap situasi memerlukan suatu analisis yang cermat dan teknik perencanaan yang baik untuk disesuaikan dengan kebutuhan khusus.
3.Fleksibilitas Hampir setiap prosedur senantiasa berubah. Oleh sebab itu, Manajemen harus
selalu waspada terhadap kebutuhan perubahan kegiatan dan dalam koordinasi yang berkaitan dengan kegiatan itu, ini memerlukan fleksibilitas dalam
pandangan, kepekaan terhadap perubahan dan kerelaan. Untuk membuat perubahan terkadang diperlukan hasil yang optimal agar dapat mencapai hasil
akhir yang dikehendaki. Penentuan waktu yang ketat, perancangan kegiatan yang harus dijalankan bersama-sama dengan fleksibilitas dalam mengadakan
perubahan yang diperlukan agar mempertahankan koordinasi yang efektif dari semua kegiatan.
4. Pengendalian
Universitas Sumatera Utara
33
Koordinasi dengan sendirinya bergantung pada pengendalian yang efektif. Akan tetapi, jika orang-orang tidak ingin bekerja sama, koordinasi dalam suatu
pekerjaan akan menjadi sangat sulit, sekalipun dengan adanya pengendalian efektif. Pengendalian biasanya baik, bila diciptakan suasana yang
menyebabkan orang-orang bekerja sama sebagai satu tim. Ini dapat dicapai dengan memberi sasaran yang jelas, standar prestasi, kebijaksanaan, jadwal,
dan kriteria untuk mengukur prestasi. Bilamana diberi media yang tepat agar mereka dapat mempertahankan pengendalian dan disiplin diri sendiri.
1.5.2. Konsep Pembangunan 1.5.2.1.Pengertian Pembangunan