Data Generator Data Branch

26 Pada studi aliran daya, nilai Va voltage angle untuk load bus dan voltage controlled bus merupakan nilai awal yang digunakan dalam iterasi perhitungan aliran daya tersebut. Sedangkan untuk swing bus, nilai Va diperoleh berdasarkan kondisi operasi dan nilainya tetap sebagai referensi bagi bus lain. 8. Base kV Base kV merupakan basis tegangan yang digunakan oleh tiap-tiap bus. Pada simulasi ini, basis tegangan yang digunakan adalah 150kV. 9. Vmax dan Vmin Vmax dan Vmin merupakan batasan tegangan maksimum dan minimum yang diperbolehkan pada bus dan nilainya memiliki satuan dalam per unit Pu. Berdasarkan Aturan Jaringan Sistem Tenaga Listrik Sumatera tahun 2008 dikatakan bahwa tegangan sistem harus dipertahankan seperti pada Tabel 3.3 [12]. Tabel 3.3 Batasan Tegangan Sistem yang Diizinkan Tegangan Nominal Kondisi Normal Max Min 275kV +10 -10 150kV +10 -10 66kV +10 -10 20kV +10 -10 Dengan kata lain, tegangan yang diizinkan dalam operasi sistem tenaga ini adalah 0.90 – 1.10 pu. Maka, rentang tegangan yang diizinkan untuk operasi pada sistem yang diteliti adalah 135 kV sampai dengan 165 kV.

3.3.2. Data Generator

Data generator dalam simulasi memiliki parameter-parameter sebagai berikut: 1. Bus Bus di sini merupakan bus tempat atau lokasi generator. Pada bus ini dimungkinkan terhubungnya lebih dari satu generator composite generator. 2. Pg, Qg Universitas Sumatera Utara 27 Merupakan besarnya daya aktif dan reaktif yang dibangkitkan oleh generator. Pada penelitian ini, besar daya generator yang dibangkitkan dilakukan dengan menggunakan data logsheet operasi harian PLN. 3. Qmax, Qmin, Pmax, Pmin Merupakan batasan daya reaktif dan daya aktif yang mampu dibangkitkan oleh masing-masing unit generator. 4. Vg Besarnya tegangan yang dioperasikan pada generator. Sama halnya dengan point nomor 2 dua, nilai Vg disesuaikan dengan logsheet PLN.

3.3.3. Data Branch

Data branch data saluran adalah data parameter masing-masing penghantar yang dimasukkan dalam PSAT. Parameter yang dimaksud antara lain adalah resistansi, reaktansi, suseptansi dan kapasitasi saluran. Masing-masing penghantar memiliki parameter dan karakteristik yang berbeda seperti yang disajikan pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Spesifikasi Penghantar Sistem Transmisi 150kV Sumbagut Jenis Kawat RΩkm XΩkm Yμsikm RateA MVA ACSR 1x240 0.1481 0.4419 2.888 167,5 HAWK 1x240 0.1478 0.4248 3.064 167,5 XLPE 1x240 0.1478 0.4419 2.888 167,5 DUCK 1x300 0.1031 0.399 2.883 192,3 HAWK 2x240 0.0739 0.2829 4.2896 335,2 DRAKE 2x400 0.0446 0.2938 4.2893 441,7 ZEBRA 2x429 0.0422 0.2994 4.0165 467,6 ZEBRA 4x429 0.0244 0.1994 6.7477 3600 1. fbus, tbus Masing-masing bus dalam sistem tenaga listrik dihubungkan melalui saluran. Bus asal fbus dan bus tujuan tbus disesuaikan dengan nomor bus yang telah ditetapkan sebelumnya. 2. Resistans r Universitas Sumatera Utara 28 Parameter resistans yang di input pada diagram model PSAT adalah dalam satuan per unit pu. Nilai parameter tersebut didasarkan pada penghantar yang digunakan yakni seperti pada Tabel 3.4. Resistans dalam satuan pu diperoleh dengan mengalikan resistans Ωkm pada tabel tersebut dengan panjang sirkuit saluran, kemudian membagikannya dengan basis impedans yakni 225Ω. 3. Reaktans x Sama seperti resistans, parameter reaktans yang dimasukkan dalam diagram model PSAT adalah dalam satuan pu yakni berdasarkan Tabel 3.4. 4. Suseptans b Parameter suseptans yang dimasukkan pada diagram model PSAT juga dalam satuan pu. Suseptans dalam nilai pu diperoleh dengan mengalikan suseptans μsikm pada Tabel 3.4 dengan panjang sirkuit saluran kemudian dikalikan dengan 10 -6 , selanjutnya membagikannya dengan basis admitans. Basis admitans adalah kebalikan dari basis impedans, yakni 1225 Ω = 0.04444 siemens. Data penghantar yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.5 . Tabel 3.5 Penghantar-penghantar Sistem Transmisi 150kV Sumbagut Saluran Jarak km Kapasitas Saluran MVA Tipe Saluran Jenis Penghantar Aek Kanopan - Kisaran 65.2 167.5 SINGLE ACSR 1 x 240 Aek Kanopan - Rantau Prapat 35.8 167.5 SINGLE ACSR 1 x 240 Banda Aceh – Sigli 90.3 167.5 DOUBLE ACSR 1 x 240 Binjai – BLWCC 35 467.6 DOUBLE ZEBRA 2 x 249 Binjai - P. Brandan 50.8 167.5 DOUBLE HAWK 1 x 240 Binjai - Paya Geli 13.9 335.2 DOUBLE HAWK 2 x 240 Bireuen - Lhoksemauwe 61.4 167.5 DOUBLE ACSR 1 x 240 Bireuen – Sigli 99.2 167.5 DOUBLE ACSR 1 x 240 BLWCC - Sei Rotan 26.4 3600 DOUBLE ZEBRA 4 x 429 BLWTU – Labuhan 3.2 167.5 SINGLE HAWK 1 x 240 BLWTU - Paya Pasir 6.2 441.7 DOUBLE HAWK 1 x 240 Berastagi – Renun 50.2 167.5 SINGLE HAWK 1 x 240 Berastagi - Sidikalang 64 167.5 SINGLE HAWK 1 x 240 Berastagi - Titi Kuning 52.3 167.5 DOUBLE HAWK 1 x 240 Medan Denai - Sei Rotan 7.8 335.2 SINGLE HAWK 2 x 240 Medan Denai – T. Morawa 11.4 335.2 SINGLE HAWK 1 x 240 Gunung Tua - P. Sidempuan 59.6 167.5 SINGLE HAWK 1 x 240 Gunung Tua - Rantau Prapat 64.4 167.5 SINGLE HAWK 1 x 240 Gunung Para - P. Siantar 22.5 167.5 SINGLE HAWK 1 x 240 Gunung Para - Tebing Tinggi 26.9 167.5 SINGLE HAWK 1 x 240 Idie – Langsa 46.3 167.5 SINGLE HAWK 1 x 240 Universitas Sumatera Utara 29 Lanjutan Tabel 3.5 Idie – Lhoksemauwe 140 167.5 SINGLE HAWK 1 x 240 GIS Listrik - Titi Kuning 7.9 167.5 DOUBLE XLPE 1 x 240 Glugur - Paya Geli 11.9 192.3 DOUBLE DUCK 1 x 300 KIM - Sei Rotan 20.7 335.2 DOUBLE HAWK 2 x 240 Kisaran- Kuala Tanjung 57 167.5 DOUBLE HAWK 1 x 240 Kisaran - Rantau Prapat 101 167.5 SINGLE ACSR 1 x 240 Kuala Tanjung – T. Tinggi 35.7 167.5 DOUBLE ACSR 1 x 240 Langsa - Lhoksemauwe 186 167.5 SINGLE HAWK 1 x 240 Langsa - P. Brandan 78.3 167.5 DOUBLE HAWK 1 x 240 Langsa - Tualang Cut 24.1 167.5 SINGLE HAWK 1 x 240 Labuhan Angin - Sibolga 28 335.2 DOUBLE HAWK 2 x 240 Labuhan - Lamhotma 3.2 167.5 SINGLE HAWK 1 x 240 Mabar - Paya Pasir 5.9 167.5 DOUBLE DUCK 1 x 300 Namorambe - Paya Geli 30.4 192.3 SINGLE DUCK 1 x 300 Namorambe - Titi Kuning 12.4 192.3 SINGLE DUCK 1 x 300 P. Siantar – Porsea 72.5 167.5 DOUBLE HAWK 1 x 240 P. Siantar - Tebing Tinggi 49.4 167.5 SINGLE HAWK 1 x 240 P. Sidempuan- Rantau Prapat 124 167.5 SINGLE HAWK 1 x 240 P. Sidempuan - Sibolga 70.8 167.5 DOUBLE HAWK 1 x 240 Paya Geli - Paya Pasir 21.3 192.3 DOUBLE DUCK 1 x 300 Paya Geli - Titi Kuning 30.4 192.3 SINGLE DUCK 1 x 300 Paya Pasir - Sei Rotan 23.7 192.3 DOUBLE DUCK 1 x 300 Perbaungan - Sei Rotan 36.5 167.5 SINGLE HAWK 1 x 240 Perbaungan - Tebing Tinggi 53.5 167.5 SINGLE HAWK 1 x 240 Porsea – Tarutung 61.7 167.5 DOUBLE HAWK 1 x 240 Renun – Sidikalang 24.9 167.5 SINGLE HAWK 1 x 240 Sei Rotan - Tanjung Morawa 7.8 335.2 SINGLE HAWK 2 x 240 Sei Rotan - Tebing Tinggi 53.5 167.5 SINGLE HAWK 1 x 240 Sei Rotan - Titi Kuning 17.2 192.3 DOUBLE DUCK 1 x 300 Sipan2 - Sipan1 3 167.5 SINGLE HAWK 2 x 240 Sibolga - Sipan1 4.1 167.5 SINGLE ACSR 1 x 240 Sibolga - Sipan2 4.1 167.5 SINGLE ACSR 1 x 240 Sibolga – Tarutung 49.5 167.5 DOUBLE HAWK 1 x 240 Sidikalang - Tarutung 121.9 167.5 SINGLE ACSR 1 x 240 Sidikalang – Tele 40.4 167.5 SINGLE HAWK 1 x 240 Sigli – Naganraya 12 167.5 DOUBLE ACSR 1 x 240 T. Morawa - Kualanamu 12 167.5 DOUBLE HAWK 1 x 240 Tarutung – Tele 81.5 167.5 SINGLE HAWK 1 x 240 Kuala Tanjung - Inalum 12 335.2 DOUBLE ACSR 1 x 240

3.3.4. OPF Data