penulis. Perincian juga dapat berisi perincian apa yang didengar mendengar suara apa saja, seperti apa suara-suara itupenulis membandingkan dengan apa.
Perincian juga dapat berisi apa yang dirasakan penulis dengan mengamati objek.
F. Jenis Pengembangan Deskripsi Bagian
1. Deskripsi bagian berdasarkan ruang Berisi perincian bagian-bagian ruang objek yang dideskripsikan. Misalnya, penulis mendeskripsikan bagian pintu masuk,
bagian tengah, bagian belakang. Perincian ruang juga dapat menyebut nama ruang- ruang dan ciri-cirinya.
2. Deskripsi bagian berdasarkan anggota bagian- bagian objek Berisi perincian bagian-bagian yang dideskripsikan pantai digambarkan bawah lautnya, bibir
pantai, ombak dan pasirnya, pemandangan tumbuhan dan hewan pantai. 3. Deskripsi bagian berdasarkan proses sesuatu berlangsung. Berisi perincian
bagian awal, mulai meningkat, puncak inti, penutup. Misalnya, penulis mendeskripsikan awal pementasan, puncak adegan, mulai meluruh, dan penutup.
4. Deskripsi bagian berupa pemfokusan Berisi bagian yang paling disukai dari bagian yang dideskripsikan. Contoh: Bagian yang paling saya sukai dari
perpustakaan ini adalah ruang bacanya. Desain unik dengan cat cerah memberikan kenyamanan yang luar biasa pada pengunjung.
G. Aspek dalam Menyusun Teks Deskripsi secara Tertulis
Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menulis teks deskripsi menurut Kemendikbud 2014:80-82 yaitu isi teks, organisasi atau struktur teks, kosakata,
penggunaan bahasa, dan mekanik. Isi teks berkaitan dengan topik tulisan, substantif, pengembangan teks, dan relevan dengan topik yang dibahas. Struktur teks berkaitan
dengan gagasan yang diungkapkan jelas, padat tertata dengan baik, urutan logis, dan kohesif. Kosakata berkaitan dengan penguasaan kata, pilihan kata, dan penggunaan
kata. Penggunaan bahasa berkaitan dengan urutan atau fungsi kata, artikel, pronominal, dan preposisi. Mekanik berkaitan dengan aturan penulisan, ejaan, tanda
baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf.
H. Ciri Teks Deskriptif yang Baik
Menurut Keraf, 1982: 97 dalam menggarap sebuah deskripsi yang baik, dituntut dua hal, pertama kesanggupan berbahasa dari penulis, yang kaya akan
nuansa bentuk; kedua kecermatan pengamatan dan ketelitian penelitian. Dengan kedua persyaratan tersebut, seorang penulis sanggup menggambarkan objeknya
dalam rangkaian kata-kata yang penuh arti dan tenaga, sehingga mereka yang
membaca gambaran tadi dapat menerima seolah-olah mereka sendiri melihatnya. Pilihan kata yang tepat dapat melahirkan gambaran yang hidup dan segar di dalam
imajinasi pembaca. Lebih lanjut lagi, sasaran yang ingin dicapai oleh seorang penulis deskripsi adalah menciptakan atau memungkinkan terciptanya daya khayal pada para
pembaca, seolah-olah mereka melihat sendiri objek secaran keseluruhan sebagai yang dialami secara fisik oleh penulisnya. Menulis suatu karangan deskripsi yang
baik dituntut tiga hal Akhadiah, dkk.1997, sebagai berikut. a. Kesanggupan berbahasa kita yang memiliki kekayaan nuansa dan bentuk.
b. Kecermatan pengamatan dan keluasan pengetahuan kita tentang sifat, ciri, dan wujud objek
yang dideskripsikan. c. Kemampuan kita memilih detail khusus yang dapat menunjang ketepatan dan
keterhidupan deskripsi. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, ciri-ciri teks deskriptif yaitu:
Pertama, memberikan gambaran tentang suatu benda atau suasana. Kedua, penggambaran dilakukan dengan melibatkan pancaindera. Ketiga, bertujuan agar
pembaca seolah-olah ikut mendengar, melihat, dan merasakan apa yang dideskripsikan oleh penulis.
I. Tahap-tahap Menulis
Suparno dan Mohamad Yunus 2007: 1.14, mengungkapkan ada tiga tahap dalam menulis, diantaranya ada prapenulisan persiapan, penulisan pengembangan
isi karangan, dan pascapenulisan telaah dan revisi atau penyempurnaan tulisan. Penjelasan mengenai ketiga tahap menulis akan dijelakan di bawah ini.
a. Tahap Prapenulisan
Tahap ini merupakan tahap persiapan menulis, seperti halnya warming up bagi orang yang berolahraga. Untuk menulis yang sederhana seperti surat, buku
harian, atau memo, keberadaan tahap ini tidaklah terasa. Tetapi, ketika menulis sesuatu yang relatif kompleks dan serius, baik yang bersifat ilmiah, popular, fiksi,
atau dinas persiapan itu sangat terasa perlu. Karena, perlu mencari tambahan informasi, memilih dan mengolahnya, serta mensistematiskannya, agar tulisan kita
tajam, tidak dangkal, kaya, tidak kering, teratur, dan enak dibaca. Pada tahap prapenulisan ini terdapat aktivitas memilih topik, menetapkan
tujuan dan sasaran, mengumpulkan bahan atau informasi yang diperlukan, serta mengorganisasikan ide atau gagasan dalam bentuk kerangka karangan Sabarti
Akhadiah, dkk. 1988: 3. Menentukan topik berarti bahwa kita menentukan apa yang akan dibahas di dalam tulisan. Dalam menentukan topik dapat diambil dari berbagai
sumber, misalnya pengalaman, pengamatan, sikap, pendapat, tanggapan sendiri atau
pribadi dan imajinasi. Setelah menentukan topik, maka yang selanjutnya adalah membatasi topik. Hal itu dilakukan agar pembahasan tidak terlalu luas.
Langkah selanjutnya adalah menetapkan tujuan, dengan menentukan tujuan penulisan kita dapat mengetahui apa yang kita lakukan dalam tahap penulisan.
misalnya, berapa luas ruang lingkup bahasan, bagaimana organisasi, dan sudut pandang yang digunakan. Setelah menetapkan tujuan, langkah selanjutnya adalah
menetukan bahan. Bahan penulisan dapat diperoleh dari berbagai sumber, misalnya pengalaman, buku, majalah, makalah dan lain-lain.
Setelah langkah-langkah yang diatas dilakukan, langkah yang terakhir adalah menyusun kerangka karangan. Menyusun kerangka karangan berarti memecahkan
topik ke sub-topik Sabarti Akhadiah, dkk. 1988: 4. Kerangka karangan harus disusun secara logis, sistematis dan konsisten.
b. Tahap Penulisan
Prapenulisan telah ditentukan topik dan tujuan karangan, mengumpulkan informasi yang relevan, serta membuat kerangka karangan. Pada tahap penulisan
kembangkan butir demi butir ide yang terdapat dalam kerangka karangan, dengan memanfaatkan bahan atau informasi yang telah kita pilih dan kumpulkan.
Struktur karangan terdiri atas bagian awal, isi dan akhir. Awal karangan berfungsi untuk memperkenalkan sekaligus untuk menggiring pembaca terhadap
pokok tulisan kita. Isi karangan menyajikan bahasan topik atau ide utama karangan. Hal-hal yang memperjelas atau mendukung ide tersebut seperti contoh, ilustrasi,
informasi, bukti, atau alasan. Akhir karangan berfungsi untuk mengembalikan pembaca kepada ide-ide inti karangan melalui perangkuman atau penekanan pada
ide-ide penting.
c. Tahap Pascapenulisan
Tahap pascapenulisan terdiri dari penyuntingan dan perbaikan revisi. Kegiatan ini bisa terjadi dalam beberapa kali. Hefferman dan Lincoln dalam
Suparno dan Mohamad Yunus, 2007: 1.24 membedakan pengertian penyuntingan editing dan perbaikan revision. Penyuntingan adalah pemeriksaan dan perbaikan
unsur mekanik karangan seperti ejaan, pungtuasi, diksi, pengkalimatan, pengalineaan, gaya bahasa, pencatatan kepustakaan, dan konvensi penulisan lainnya.
Revisi atau perbaikan lebih mengarah pada pemeriksaan dan perbaikan isi karangan. Kegiatan penyuntingan dan perbaikan karangan dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut: 1 membaca keseluruhan karangan,
2 menandai hal-hal yang perlu diperbaiki, atau memberikan catatan bila ada hal-hal yang harus diganti, ditambahkan, disempurnakan; serta
3 melakukan perbaikan sesuai dengan temuan saat penyuntingan.
H. Macam-macam Deskripsi