Simbol Metode Pengaktifan Konfigurasi dan Konstruksi Jenis Katup KKA

39

2.6.4 Katup Kontrol Arah KKA

Katup kontrol arah adalah bagian yang mempengaruhi jalannya aliran udara. Aliran udara akan lewat, terblokir atau membuang ke atmosfir tergantung dari lubang dan jalan aliran KKA tersebut. KKA digambarkan dengan jumlah lubang dan jumlah kotak. Lubang-lubang menunjukkan saluran - saluran udara dan jumlah kotak menunjukkan jumlah posisi.

2.6.4.1 Simbol

Cara membaca simbol katup pneumatik sebagai berikut : Simbol-simbol katup kontrol arah sebagai berikut : 40

2.6.4.2 Metode Pengaktifan

Metode pengaktifan KKA bergantung pada tugas yang diperlukan. Jenis pengaktifan bervariasi, seperti secara mekanis, pneumatis, elektris dan kombinasi dari semuanya. Simbol metode pengaktifan diuraikan dalam standar DIN 1219 berikut ini : 41

2.6.4.3 Konfigurasi dan Konstruksi

Perencanaan dikategorikan sebagai berikut : 2.6.4.3.1 Katup Duduk Dengan katup duduk aliran terbuka dan tertutup dengan menggunakan bola, piringan dan kerucut. Kedudukan katup biasanya ditutupi dengan menggunakan penutup elastis. Kedudukan katup mempunyai sedikit bagian yang aktif dan karena itu ia mempunyai kelangsungan hidup yang lama. Katup ini sangat peka sekali dan tidak tahan terhadap kotoran. Bagaimanapun juga gaya aktuasinya relatif lebih besar seperti untuk menahan gaya pegas pengembali yang ada di dalam dan tekanan udara. 42 2.6.4.3.2 Katup Geser Pada katup geser masing-masing sambungan dihubungkan bersama atau ditutup oleh kumparan geser, kumparan geser yang rata dan katup dengan piringan geser.

2.6.4.4 Jenis Katup KKA

2.6.4.4.1 Katup 32 Katup 32 adalah katup yang membangkitkan sinyal dengan sifat bahwa sebuah sinyal keluaran dapat dibangkitkan juga dapat dibatalkandiputuskan. Katup 32 mempunyai 3 lubang dan 2 posisi. Ada 2 konstruksi sambungan keluaran : a Posisi normal tertutup NC artinya katup belum diaktifkan, pada lubang keluaran tidak ada aliran udara bertekanan yang keluar. b Posisi normal terbuka NO artinya katup belum diaktifkan, pada lubang keluaran sudah ada aliran udara bertekanan yang keluar Gambar 2.5 : Katup Aktif dan Katup tidak aktif Hubungan posisi awal katup adalah lubang keluaran sinyal 2A terhubung dengan lubang pembuangan 3R. Gaya pegas mengembalikan sebuah 43 bola pada kedudukan katup sehingga mencegah udara bertekanan mengalir dari lubang 1P ke lubang keluaran 2A. Dengan tertekannya tuas penekan katup menyebabkan bola duduk menerima gaya dan lepas dari kedudukannya. Dalam melakukan ini gaya tekan harus dapat melawan gaya pegas pengembali dan akhirnya udara bertekanan harus mengalir. Suplai udara bertekanan ke posisi keluaran katup dan sinyal dikeluarkan. Sekali tuas penekan dilepas lubang 1P tertutup dan lubang keluaran 2A terhubung ke lubang pembuangan 3R melalui tuas penekan sehingga sinyal dipindahkan. Dalam hal ini katup dioperasikan secara manual atau mekanik. Untuk menggerakkan tuas katup sebagai tambahan pengaktifan bisa dipasang langsung pada kepala katup seperti tombol tekan, rol dan sebagainya. Gaya yang dibutuhkan untuk mengaktifkan tuas tergantung pada tekanan suplai gaya pegas pengembali dan kerugian gesekan dalam katup. Ukuran katup dan luas permukaan kedudukan katup harus lebih kecil untuk mendapatkan batasan gaya aktifnya yang kecil pula. Konstruksi katup bola duduk sangat sederhana dan oleh karena itu harganya relatif murah. Yang membedakan adalah ukuran yang sederhana dan praktis. 2.6.4.4.2 Katup 42 Katup 42 mempunyai 4 lubang dan 2 posisi kontak. Sebuah katup 42 dengan kedudukan piringan adalah sama konstruksi dengan kombinasi gabungan dua katup 32 : satu katup NC dan satu katup NO. Konstruksi katup 42 dengan posisi awal tidak tertekan seperti pada gambar di bawah : 44 Gambar 2.6 : Katup 42 dalam keadaan tidak aktif Jika dua tuas diaktifkan secara bersamaan, saluran 1P ke 2B dan 4A ke 3R ditutup oleh gerakan pertama. Dengan menekan tuas katup selanjutnya piringan melawan gaya pegas pengembali , aliran antara saluran 1P ke 4A dan 2B ke 3R terbuka. Tuas katup bisa dioperasikan dengan menambah pada bagian puncak tuas dengan lengan rol atau tombol tekan. Katup 42 dudukan piringan, tertekan diperlihatkan seperti pada gambar di bawah : Gambar 2.7 : Katup 42 dalam keadaan aktif 2.6.4.4.3 Katup 43 Katup 43 mempunyai 4 lubang dan 3 posisi kontak. Contoh katup ini adalah katup geser pelat dengan pengaktifan tangan. Konstruksi katup diperlihatkan seperti pada gambar di bawah : 45 Gambar 2.8 : Katup 43 Pada saat posisi normal pegangan di tengah , semua lubang terblokir. Pada saat aktif, kanal-kanal sirkulasi akan saling berhubungan dengan berputarnya dua piringan. Jika pegangan diputar ke kanan, aliran dari 1P ke 4A dan 2B ke 3R terbuka. Sedangkan jika pegangan diputar ke kiri, aliran dari 1P ke 2B dan 4A ke 3R terbuka. 2.6.4.4.4 Katup 52 Katup 52 mempunyai 5 lubang dan 2 posisi kontak. Katup ini dipakai sebagai elemen kontrol akhir untuk menggerakkan silinder.Katup geser memanjang adalah contoh katup 52. Sebagai elemen kontrol, katup ini memiliki sebuah piston kontrol yang dengan gerakan horisontalnya menghubungkan atau memisahkan saluran yang sesuai. Tenaga pengoperasiannya adalah kecil sebab tidak ada tekanan udara atau tekanan pegas yang harus diatasi prinsip dudukan bola atau dudukan piring . Pada katup geser memanjang semua cara pengaktifan manual, mekanis, elektris atau pneumatis adalah mungkin. Juga untuk pengembalian katup ke posisi 46 awal, dapat digunakan cara-cara pengaktifan ini.Jalan pengaktifan jauh lebih panjang dari pada katup duduk. Dalam memasang katup geser, perapatan menjadi masalah. Perapatan yang sudah dikenal dalam hidrolik : “Logam pada logam“ memerlukan pengepasan piston geser secara tepat ke dalam rumahnya. Pada katup pneumatik, jarak antara dudukan dan rumahnya tidak boleh lebih dari 0,002 - 0,004 mm, kalau tidak kerugian kebocoran akan menjadi lebih besar. Untuk menghemat biaya pemasangan yang mahal, dudukan sering memakai seal jenis O. Untuk menjaga kerusakan seal, lubang sambungan bias ditempatkan di sekitar keliling rumah dudukan. Contoh katup 52 , prinsip geser mendatar sebagai berikut : Gambar 2.9 : Katup 52, prinsip geser mendatar Metode lain dari seal adalah menggunakan sebuah dudukan piring penutup dengan gerakan memutus-menghubung relatif kecil. Dudukan piringan seal menyambung saluran masukan 1P ke saluran keluaran 2B atau 4A. Seal kedua pada kumparan piston menghubungkan saluran pembuangan ke lubang pembuangan. Ada tombol manual yang menumpang pada setiap akhir dari pengoperasian katup secara manual. Katup 52 dengan pilot udara ganda mempunyai sifat memori kontrol. Posisi pensakelaran terakhir dipertahankan 47 sampai posisi pensakelaran baru diawali oleh sinyal pilot pada sisi yang berlawanan dari sinyal terakhir. Posisi yang baru ini disimpan sampai sinyal yang lain diberikan. Konstruksi katup 52 dudukan piringan seperti gambar berikut : Gambar 2.10 : Katup 52, dudukan piringan

2.6.5 Katup Satu Arah

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada pelajaran IPS kelas IV dalam materi sumber daya alam di MI Annuriyah Depok

0 21 128

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GEOMETRI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW.

0 1 5

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN SEJARAH Pengelolaan Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran Sejarah (Studi Situs di SMA Batik 1 Surakarta).

0 3 19

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN SEJARAH Pengelolaan Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran Sejarah (Studi Situs di SMA Batik 1 Surakarta).

1 2 20

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN OPEN ENDED DAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW.

0 1 75

Penerapan metode pembelajaran cooperative learning tipe Jigsaw pada mata pelajaran akuntansi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa : studi kasus siswa kelas XI jurusan akuntansi SMK BOPKRI I Yogyakarta.

0 12 240

Peningkatan pemahaman siswa melalui penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD pada mata pelajaran akuntansi SMA : studi kasus siswa kelas XI IPS 3 SMA Stella Duce 2.

1 4 188

(ABSTRAK) PEMBELAJARAN MELALUI E-BOOK DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN PNEUMATIK SISWA KELAS XI OTOMASI SMKN 2 KENDAL.

0 0 2

Pemanfaatan Program Festo Fluidsim untuk Media Pembelajaran pada Mata Diklat Pneumatik Siswa Kelas XI Jurusan Otomasi Industri di SMKN 2 Kendal.

5 16 86

Penerapan metode pembelajaran cooperative learning tipe Jigsaw pada mata pelajaran akuntansi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa : studi kasus siswa kelas XI jurusan akuntansi SMK BOPKRI I Yogyakarta - USD Repository

0 0 238