56
Bab 3 KEPEDULIAN GKS TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP
3.1 Pendahuluan
Bab ini berisi hasil penelitian yang sudah dilakukan di GKS. Penulis akan membahas bagaimana sejarah singkat pertumbuhan GKS sebagai gambaran dari keadaan
GKS, komposisi pendeta jemaat di GKS, bagaimana bentuk-bentuk dari kepedulian GKS terhadap lingkungan hidup, bagaimana kepedulian GKS terhadap lingkungan hidup pada aras
sinode Bahkan penulis juga akan memaparkan apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat kepedulian GKS terhadap lingkungan hidup.
3.2 Gambaran Umum tentang GKS
3.2.1 Sejarah Singkat Pertumbuhan GKS
GKS berdiri sendiri pada tanggal 15 Januari 1947 sebagai hasil pekabaran Injil Zending Gereformeed Kerken in Nederland GKN sejak tahun
1881. Sejarah pekabaran Injil di Sumba dibagi dalam 3 periode, yakni: Periode perintisan 1881-1902, periode peletakkan dasar 1902-1947, dan periode berdiri
sendiri 1947-sekarang.
1
Sejak berdiri sendiri GKS mengalami dinamika-dinamika dalam berbagai pelayanannya yang mana hal tersebut terbagi dalam empat periode waktu,
yakni:
2
1. Tahun 1947 hingga 1972 GKS dalam periode mencari bentuk.
1
Majelis Sinode GKS.Garis-Garis Besar Kebijakan Umum Tahun 2014-2018. BPMS GKS. Waingapu: 2014, 2.
2
Ibid.,2.
57
2. Tahun 1970-an, GKS menyusun Rencana Lima Tahun RELITA sebagai
rencana pendewasaan. 3.
Pada tahun 1980-an muncul kesadaran untuk makin terlibatnya warga secara aktif dalam Pekabaran Injil PI.
4. Tahun 1990-an merupakan masa berbenah diri dan terjadi beberapa perubahan
dalam pertumbuhan GKS, misalnya: mulai tahun 1990 pelaksanaan sidang sinode dilakukan dalam 4 tahunsekali; dilakukan kerja sama denga UKSW dan
disusun Rencana Induk Pengembangan tahun 1992-2002; Tata Gereja GKS yang baru ditetapkan pada tahun 1998 di Sidang Sinode Ombarade, dan lain-
lain.
3.2.2 Wilayah Pelayanan
Wilayah pelayanan GKS meliputi seluruh pulau Sumba. Sejauh ini belum ada rencana atau wacana untuk membangun gereja di wilayah luar Sumba.
Warga GKS yang tinggal diluar Sumba biasanya bergabung dengan gereja yang seasaz dengan GKS. GKS terdiri dari 171 jemaat mandiri, dimana 10 jemaatnya
berada di ibu kota kabupaten Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya. Sedangkan selebihnya berada di wilayah pedesaan dengan
kondisi bentangan alam yang berbukit-bukit. Keadaan wilayah seperti ini juga biasanya mempengaruhi keadaan ekonomi jemaat.
3
3
Ibid,. 2.
58
3.2.3 Statistik Pertumbuhan Jemaat
Pada beberapa tahun terahir ini, GKS terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik dari jumlah anggota jemaat, jemaat mandiri dan juga
klasis. Hingga tahun 2014, jemaat mandiri berjumlah 171 jemaat. Hal ini juga masih terus bertambah seiring dengan upaya percepatan kemandirian cabang-
cabang jemaat GKS. Jumlah cabang dan rantingPos PI secara keseluruhan mencapai 750-780 buah. Untuk lebih jelasnya, berikut tabel tentang jumlah jemaat
disetiap kabupaten.
4
Tabel. 3.1 Data Jumlah Jemaat ditiap Kabupaten No.
KABUPATEN JUMLAH JEMAAT
1. Sumba Timur
64 2.
Sumba Tengah 29
3. Sumba Barat
26 4.
Sumba Barat Daya 52
Jumlah 171
Sumber:
Garis-Garis Besar Kebijakan Umum GKS Tahun 2014-2018
.
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kabupaten Sumba Timur yang paling banyak jumlah jemaatnya karena wilayah ini yang paling luas dari
semua kabupaten yang ada. Tetapi di tiga kabupaten lain juga mengalami peningkatan yang signifikan setiap tahunnya. Ada pun laju pertumbuhan jemaat
GKS setiap tahunnya adalah sebagai berikut: Jumlah jemaat mandiri pada tahun 2010 adalah 142 jemaat. Pada tahun 2011 ada penambahan 3 jemaat. Demikian
4
Ibid., 4.
59
pula pada tahun 2012 bertambah 4 jemaat, tahun 2013 bertambah 7 jemaat, dan tahun 2014 bertambah 15 jemaat. Sehingga jumlah keseluruhan jemaat dari tahun
2010 sampai dengan tahun 2014 adalah 171 jemaat.
5
3.2.4 Jumlah Klasis