Karakteristik Pasar Pariwisata HASIL DAN PEMBAHASAN
24
Kemudian di dua tahun berikutnya, wisatawan yang mengunjungi kawasan ini mengalami penurunan yang sangat berarti, yaitu secara berurutan 75 dan 82.
Penurunan kunjungan tersebut disebabkan oleh krisis global yang utamanya dialami oleh negara-negara di Eropa yang merupakan pasar utama kawasan
pariwisata Candidasa. Adanya krisis yang melanda wilayah Eropa sangat mempengaruhi perjalanan long haul ke Bali dan khususnya kawasan pariwisata
Candidasa. Selanjutnya pada tahun 2013 terdapat peningkatan jumlah kunjungan yang sangat signifikan. Peningkatan ini diduga disebabkan oleh kualitas produk
pariwisata di kawasan pariwisata Candidasa dan semakin pulihnya perekonomian negara-negara Eropa yang sebelumnya terdampak krisis. Namun penurunan
kunjungan kembali teramati di tahun 2014. Meskipun penurunan tersebut tidak sebesar seperti yang terjadi pada tahun 2011 dan 2012 lalu.
2. Sumber pasar Wisatawan yang berkunjung ke kawasan pariwisata Candidasa didominasi
oleh wisatawan mancanegara yang berasal dari Eropa dan Australia termasuk Selandia Baru. Kondisi ini disebabkan karena wisatawan dari kedua wilayah
tersebut mempunyai kecenderungan tertarik dengan wisata alam dan tradisi budaya masyarakat lokal.
Gambar 3. Sumber Pasar
Sumber : Survei, 2015
25
Sedangkan berdasarkan kewarganegaraan, wisatawan banyak berasal dari Australia, Belanda, Jerman, Inggris, Kanada, Selandia Baru, Amerika Serikat,
Denmark, Prancis, dan juga wisatawan nusantara. Dapat disebutkan bahwa, negara-negara tersebut merupakan pasar utama kawasan pariwisata Candidasa,
karena setiap tahun memiliki kontribusi signifikan sebagai penyumbang kunjungan. Pasar utama diperkirakan berkontribusi 83,69 dari keseluruhan
kunjungan ke kawasan pariwisata Candidasa. Menariknya adalah masuknya wisatawan nusantara dalam pasar utama kawasan pariwisata ini. Menurut
beberapa wisatawan nusantara, kawasan pariwisata Candidasa menarik dikunjungi karena keunikan atraksinya, menyediakan fasilitas pendukung pariwisata yang
relatif standar, dan memiliki kemudahan pencapaian. Selain itu kedekatan dengan beberapa kawasan pariwisata lainnya seperti Sanur, Lebih, Nusa Penida, Amed,
Ubud, dan Besakih, turut pula menambah kemenarikan kawasan pariwisata Candidasa sebagai preferensi kunjungan bagi wisatawan nusantara, terutama yang
berasal dari Bandung, Jakarta, dan Bali.
Selain sebagai destinasi dari pasar utama, pengembangan produk di kawasan pariwisata Candidasa perlu juga mempertimbangkan keberadaan pasar
potensial emerging market. Pasar potensial adalah wisatawan dari negara-negara
Gambar 4. Komposisi Pasar Top 10
Sumber : Survei, 2015
26
yang juga berkontribusi terhadap kunjungan meskipun tidak besar, namun perlu mendapat perhatian terutama dari sisi lama tinggal dan keterkaitan budaya.
Beberapa negara yang dapat digolongkan dalam pasar potensial kawasan pariwisata Candidasa adalah Swedia, Rusia, dan India.
3. Lama tinggal Secara umum, lama tinggal wisatawan di suatu destinasi ditentukan oleh
beberapa faktor sebagai berikut : preferensi produk, anggaran yang disediakan atau bujet, dan kepuasan wisatawan. Hasil survei menunjukkan bahwa rata-rata
lama tinggal wisatawan di Candidasa berkisar 4 hari. Sebagian besar wisatawan menggunakan hotel non bintang sebagai tempat tinggal sementara selama
melakukan aktivitas mengisi waktu luang atau pariwisata. Klasifikasi hotel non bintang yang dimaksud meliputi hotel melati dan pondok wisata.
Tabel 3. Lama Tinggal No.
Pasar Utama Lama Tinggal
1 Australia
6 2
Belanda 5
3 Jerman
4 4
Indonesia 3
5 Inggris
6 6
Kanada 5
7 Selandia Baru
5 8
Amerika Serikat 3
9 Prancis
3 10
Denmark 4
Rata-rata 4
Sumber : Survei, 2015
Apabila dihubungkan antara lama kunjungan dengan pasar utama dan pasar potensial, terdapat beberapa negara asal wisatawan yang menunjukkan lama
tinggal di atas rata-rata, yaitu Australia, Inggris, Belanda, Kanada, Selandia Baru, Swedia, Rusia, dan India. Wisatawan yang berasal dari Australia, Kanada,
Selandia Baru, Swedia, dan Rusia memiliki kecenderungan tinggal lama di
27
kawasan pariwisata Candidasa karena lebih memilih produk wisata alam minat khusus pesisir yaitu diving dan snorkelling, yang pada dasarnya membutuhkan
waktu lebih banyak dibandingkan aktivitas wisata lainnya. Sedangkan lama tinggal wisatawan dari Inggris, Belanda, dan India yang relatif besar di kawasan
pariwisata Candidasa disebabkan oleh preferensi produknya pada keingintahuan secara mendalam tentang kebudayaan tradisional masyarakat lokal. Butuh
interaksi yang intensif dengan masyarakat lokal dan waktu luang leisure yang lama untuk mendapatkan pengalaman like a local tersebut. Selain preferensi
produk, kecenderungan tinggal lama di suatu destinasi pariwisata juga sebagai bentuk kompensasi perjalanan yang membutuhkan waktu lama, yaitu dari sumber-
sumber pasar long haul Eropa dan Amerika. Dengan kata lain, semakin lama waktu perjalanan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu destinasi pariwisata,
maka lama tinggal wisatawan di destinasi tersebut cenderung semakin besar.
4. Jenis kelamin Karakteristik wisatawan yang mengunjungi kawasan pariwisata Candidasa
berdasarkan jenis kelamin diketahui lebih banyak laki-laki. Sesuai dengan hasil survei, dapat disebutkan bahwa jumlah wisatawan laki-laki setengah kali lebih
banyak dibandingkan dengan wisatawan perempuan. Lebih banyaknya laki-laki mengunjungi kawasan pariwisata Candidasa disebabkan oleh produk pariwisata
yang ditawarkan sebagian besar berhubungan dengan aktivitas wisata ruang luar outdoor dengan fasilitas dan layanan yang masih standar atau sederhana.
Gambar 5. Komposisi Pasar Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber : Survei, 2015
28
Tetapi jika dicermati lagi, terdapat beberapa sumber pasar menunjukkan adanya perimbangan jumlah wisatawan antara laki-laki dan perempuan. Sumber-
sumber pasar tersebut antara lain Australia, Kanada, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Prancis. Adanya kecenderungan perimbangan khususnya dari pasar
utama, merupakan pertimbangan untuk menentukan pengembangan produk pariwisata di kawasan pariwisata Candidasa.
5. Umur Berdasarkan umur wisatawan dapat disebutkan bahwa pasar pariwisata di
kawasan pariwisata Candidasa didominasi oleh rentang usia 25 - 64 tahun sebesar 87,13. Umumnya direntang ini adalah usia produktif, independen, dan memiliki
kemampuan finansial yang tinggi dan stabil. Pilihan produk pariwisatanya adalah atraksi alam dan berinteraksi dengan masyarakat lokal untuk mengetahui atau
bahkan mempelajari kebudayaan setempat.
Selain itu juga, yang menjadi baseline dalam pengembangan produk pariwisata berbasis masyarakat lokal di kawasan pariwisata Candidasa adalah
cukup banyaknya wisatawan usia lanjut order retired yang mengunjungi destinasi ini. Karakter wisatawan usia lanjut ini, dikenali berasal dari Australia,
Belanda, Inggris, dan Selandia Baru.
Gambar 6. Komposisi Pasar Berdasarkan Umur
Sumber : Survei, 2015
29
6. Pekerjaan Jenis pekerjaan wisatawan tentu saja sangat terkait dengan umur
wisatawan. Secara keseluruhan, 82,76 wisatawan yang berkunjung ke kawasan pariwisata Candidasa merupakan profesional di berbagai macam kompetensi,
diantaranya akuntan, sales dan marketing, direktur, dokter, engineer, pendidik, konsultan, peneliti, manajer, pengacara, perawat, dan pegawai negeri sipil PNS.
Memang bila dihubungkan dengan profil umur wisatawan, data mengenai pekerjaan wisatawan sebagai profesional berkorelasi kuat dengan pembahasan
sebelumnya tentang kelompok usia wisatawan produktif, independen, dan mampu secara finansial tersebut.
Seperti yang juga dibahas sebelumnya tentang wisatawan lanjut usia, hasil survei tentang pekerjaanpun menunjukkan informasi yang paralel. Jumlah
wisatawan yang sudah tidak bekerja lagi atau pensiunan cukup berarti 13,79 untuk dapat menentukan jenis produk pariwisata berbasis masyarakat yang
prospektif dikembangkan di kawasan pariwisata Candidasa.
7. Pola pembelanjaan Pola pembelanjaan wisatawan merupakan komposisi dan rata-rata besar
pembelanjaan setiap wisatawan per hari untuk memenuhi kebutuhannya selama
Gambar 7. Komposisi Pasar Berdasarkan Pekerjaan
Sumber : Survei, 2015
30
tinggal sementara di suatu destinasi pariwisata. Beberapa kebutuhan yang dapat digolongkan dalam komposisi pembelanjaan wisatawan selama tinggal sementara
kawasan pariwisata Candidasa adalah akomodasi, makanan dan minuman FB, atraksi wisata, suvenir, jasa internet dan telepon ICT, serta sewa mobil atau
transportasi. Berdasarkan survei pembelanjaan wisatawan, diperoleh rata-rata biaya
yang dikeluarkan setiap wisatawan per hari di kawasan pariwisata Candidasa sebesar Rp. 1.574.000,-. Dari besaran pengeluaran tersebut, komposisi
pembelanjaan tiga terbesar digunakan untuk akomodasi, makanan dan minuman, serta atraksi. Semakin besar pembelanjaan wisatawan, semakin berarti pula
pengaruh ekonomi yang dibangkitkannya. Besaran pembelanjaan wisatawan sangat dipengaruhi oleh lama tinggal di suatu destinasi.
8. Karakteristik Pasar Kawasan Pariwisata Candidasa Mencermati data primer berdasarkan hasil survei dan data sekunder
tentang wisatawan yang berkunjung selama ini, maka dapat disebutkan beberapa karakteristik pasar kawasan pariwisata Candidasa. Karakteristik pasar yang
dimaksud meliputi asal, lama tinggal, jenis kelamin, umur, pekerjaan, pembelanjaan, dan pilihan atau preferensi produk pariwisata. Pemahaman tentang
pasar ini dapat memberi arahan pada pengembangan produk pariwisata yang
Gambar 8. Pola Pembelanjaan
Sumber : Survei, 2015
31
menjamin adanya partisipasi masyarakat lokal. Beberapa karakteristik pasar kawasan pariwisata Candidasa adalah sebagai berikut :
Tabel 4. Karakteristik Pasar Kawasan Pariwisata Candidasa Karakteristik
Pasar Utama Pasar Potensial
Asal Australia, Belanda, Jerman
Indonesia, Inggris, Kanada, Selandia Baru, Amerika
Serikat, Prancis, dan Denmark Swedia, Rusia, dan India
Lama tinggal 4 hari
6 hari Jenis kelamin
Lebih banyak laki-laki, namun ada kecenderungan seimbang
antara laki-laki dan perempuan Sebagian besar laki-laki
Umur Usia produktif dan usia lanjut
Usia produktif Pekerjaan
Profesional dan pensiunan Profesional
Pembelanjaan Terbesar untuk akomodasi,
makanan dan minuman, serta atraksi
Terbesar untuk akomodasi, makanan dan minuman, serta
atraksi Preferensi produk
Minat khusus pesisir dan budaya masyarakat lokal
Minat khusus pesisir dan budaya masyarakat lokal
Sumber : Analisis, 2015