Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

commit to user

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Industri kerajinan mebel di desa Trangsan telah lama berjalan. Para pengrajinnya telah membuat sebuah komunitas pengrajin mebel, yang bertujuan untuk menjalin kerjasama. Pembentukan komunitas ini didasari pada kesadaran untuk mengatasi berbagai kelemahan yang dirasakan industri mebel. Pengrajin memiliki kelemahan-kelemahan antara lain akses pemasaran yang rendah, ketergantungan terhadap pihak lain yang sangat tinggi, akses pendanaan dari lembaga keuangan yang masih rendah, keterbatasan ragam desain produk, harga produk yang lebih tinggi dibandingkan harga produk pesaing. Kekuatan pengrajin antara lain: pengalaman industri yang cukup lama sehingga telah terbiasa menghadapi dinamika usaha, tersedianya banyak potensi sumber daya manusia untuk mendukung industri tersebut, adanya perhatian dari pemerintah daerah, telah tersedianya jalur pemasaran hingga ke luar negeri, dan telah ada upaya pendampingan. Berkaitan dengan itu, dapat dikatakan bahwa industri mebel di Trangsan sebenarnya mempunyai potensi yang besar untuk bisa dikembangkan. 2. Lingkup pemberdayaan industri mebel di Trangsan, dilakukan dengan pola empat bina, yaitu pertama bina manusia, kegiatannya meliputi: pengembangan ketrampilan, peningkatan kemampuan manajemen, dan pengembangan sikap kewirausahaan. Kedua bina usaha, ini mencakup: peningkatan pengetahuan teknis, peningkatan aksesibilitas terhadap modal financial , pasar, dan informasi. Ketiga bina lingkungan, mencakup: penerimaan masyarakat atas usaha tersebut, hubungan harmonis antara masyarakat industri dan non industri; hubungan harmoni dengan stake holder . Keempat bina kelembagaan diwujudkan dengan penataan hubungan antara industri dengan pemerintah daerah, lembaga keuangan, peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan, dan akses pasar internasional. 3. Pemberdayaan yang dilakukan oleh banyak pihak ternyata mampu memberikan wawasan yang cukup berarti bagi industri mebel di Trangsan. Pemahaman mereka terbukti bertambah dalam hal bagaimana mengelola perusahaan, memahami perilaku konsumen, menambah ragam variasi produk, dan teknik-teknik produksi yang lebih diminati pasar ekspor. Hanya saja masih menyisakan berbagai kendala, seperti tetap adanya ketidakmampuan para perajin untuk mengakses bahan baku, serta ketidak berdayaan para perajin dalam menyikapi beberapa faktor-faktor yang berasal dari luar. 4. Pemberdayaan yang dilakukan di Trangsan seharusnya bersifat sistemik, agar mampu menjawab semua permasalahan yang berkaitan dengan industri mebel Trangsan. Guna membangun sistem pemberdayaan yang sesuai dengan karakter industri mebel di Trangsan harus melibatkan semua elemen stakeholder, seperti pemda termasuk politisi dan birokrasi, lembaga keuangan, masyarakat sekitar, perguruan tinggi, industriawan, pemasok, dan stakeholder lainnya. Model ini disebut dengan model pemberdayaan berbasis sinergisitas, karena mensinergikan semua elemen yang ada untuk melakukan pemberdayaan. commit to user

B. Implikasi Penelitian