Instrumen Penelitian Teknik Analisis Data

39 memudahkan data disajikan dalam bentuk matriks atau tabel, sehingga lebih mudah dilihat hubungan, kesamaan atau kontradiksi antardata yang diperoleh. 3. Penarikan Kesimpulan Dalam penelitian kualitatif penarikan kesimpulan dilakukan sejak awal penelitian itu dimulai. Kesimpulan awal yang diperoleh dari proses reduksi data dan penyajian data bersifat sementara. Kesimpulan sementara masih dapat dirubah dengan bertambahnya data dan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Berdasarkan data yang disajikan selanjutnya di tarik kesimpulan terhadap seluruh data yang telah diperoleh selama berlangsungnya proses pengumpulan data. Penarikan kesimpulan sejak penelitian di mulai atau dilakukan setelah data secara keseluruhan dianalisis dan ditinjau dari konsep-konsep yang berhubungan. Kesimpulan merupakan hasil dari penelitian.

H. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Data yang dikumpulkan diklarifikasi sesuai dengan sifat tujuan penelitian untuk dilakukan pengecekan kebenaran melalui teknik triangulasi. Denzin 1978 membedakan empat macam triangulasi sebagai pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori Lexy J. Moloeng, 2005: 330. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik triangulasi dengan sumber. Cara yang digunakan adalah dengan membandingkan dan mengecek kembali data yang diperoleh dari sumber data satu dengan sumber data yang lain. Data dikumpulkan melalui metode wawancara, observasi, dan dokumentasi terhadap sumber yang sama. Data dalam penelitian kualitatif 40 dideskripsikan dan dikategorisasikan. pengecekan data yang diperoleh tersebut dilakukan untuk memperoleh informasi yang valid yang diperoleh dari narasumber yang mengetahui permasalahan penelitian. Tujuan akhir triangulasi ini adalah membandingkan informasi tentang hal yang sama yang diperoleh dari beberapa informan agar ada jaminan tentang tingkat kepercayaan data yang juga dapat mencegah adanya subjektifitas. 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

a. Sejarah Berdiri

LKP CD Bethesda berdiri diawali dengan berdirinya sebuah lembaga bernama CD Bethesda pada tahun 1974, di mana berdirinya lembaga ini dideklarasikan pada Rapat Rencana Kerja Yakkum setelah ditetapkan bahwa masing-masing unit Yakkum harus menyebarkan pelayanan mereka lebih komprehensif melalui usaha pengembangan kesehatan, untuk melayani masyarakat yang tidak dapat mengakses pelayanan kesehatan sebelumnya. Sejak tahun 1979, CD Bethesda mulai menentukan langkah strategisnya sebagai lembaga pelayanan kesehatan secara holistik untuk mendukung pembentukan masyarakat yang makmur, sehat, dan mandiri. Dengan hal tersebut CD Bethesda mulai merangkul daerah-daerah binaan seperti Tamanmartani, Kulon Progo, dan Gunung Kidul melalui pelatihan kader-kader kesehatan. Pembentukan kader-kader kesehatan berupa memberikan bentuk pelatihan kesehatan seperti pelatihan akupuntur, akupresur, posyandu, dan pengobatan tradisional. Seiring dengan berkembangnya waktu, CD Bethesda tidak hanya melayani daerah-daerah binaan saja namun juga mitra kerja seperti kelompok-kelompok masyarakat dan organisasi masyarakat. Dari sinilah kader-kader mulai menjamur dan pelatihan mulai gencar dilakukan. Hingga pada akhirnya muncullah peraturan pemerintah yang mewajibkan adanya standarisasi dalam melakukan kegiatan praktek