Kegiatan pelayan yang dilakukan oleh dunia usaha antara lain dibidang operasional pelayanan angkutan jalan raya, yaitu bus antar kota, bus kota dan pelayanan angkutan kota.
Sedangkan untuk kegiatan pelayanan bidang moda
angkutan udara yaitu maskapai penerbangan dan pelayanan pendukungan, antara lain biro perjala nan dan lain sebagainya.
f. Masyarakat Masyarakat mempunyai dua peran, yaitu sebagai user konsumen dari kegiatan pelayanan
yang diberikan, dan disisi lain sebagai provider, penyedia pelayanan, walaupun pada umumnya dalam skala kecil, tetapi mempunyai peran yang cukup penting mengingat terdistribusi cukup
merata. Kegiatan pelayanan yang dimaksud adalah kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh masyarakat tidak dalam wadah badan usaha, misalnya pelayanan wartel, pelayanan angkutan
kota yang banyak dilakukan oleh warga masyarakat. Peran masyarakat ini sangat penting, karena tentunya sangat membantu mengurangi beban pemerintah, sehingga pemerintah perlu
memberikan berbagai kemudahan untuk mendukung meningkatkan kualitas pelayanan.
1.5.3.2 Pengertian Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya
Sejak zaman Pemerintah Hindia Belanda masalah lalu lintas ditangani oleh Departemen Weg Verker en water Staat. Sebagai aturan hukum dan aturan pelaksanaannya di atur dalam We
Verkeer Ordonantie WVO, Stat Blad Nomor : 86 Tahun 1933. Pada Tahun 1942 sampai dengan Tahun 1945 Departemen yang mengatur lalu lintas, tidak berjalan dengan baik dikarenakan
adanya perang kemerdekaan. Kemudian Pada tahun 1950, diaktifkan kembali dibawah kendali DEPARTEMEN LALU LINTAS DAN PENGAIRAN NEGARA. Pada tahun 1957, lahirlah
Universitas Sumatera Utara
Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 1957 tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah. Atas
dasar hal tersebut terbentuklah DJAWATAN LALU LINTAS DJALAN LLDyang
dilaksanakan di 10 Propinsi Pulau Jawa danSumatera. Pada Tahun 1958 terbit Peraturan Pemerintah Nomor : 16 Tahun 1958 yang mengatur tentang penyerahan sebagian urusan tugas
bidang lalu lintas kepada Daerah Tingkat I.Pada Tahun 1965, lahirlah Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1965 yang biasa dikenal dengan Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya
UULLAJR. Sejak lahirnya UULLAJR tanggal 1 April 1965, maka WVO 1933 tidak berlaku lagi. Dengan Perda Tingkat I Nomor : 8 Tahun 1984, lahirlah cabang-cabang Dinas di wilayah
Kabupaten dan Kotamadya. Pada Tahun 1990, lahir Peraturan Pemerintah Nomor : 22 Tahun 1990 tentang Penyerahan sebagian Urusan di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kepada
Pemerintah Daerah Tingkat I dan Tingkat II.dilaksanakan di 10 Propinsi Pulau Jawa dan Sumatera. Pada Tahun 1958, terbit Peraturan Pemerintah Nomor : 16 Tahun 1958 yang
mengatur tentang penyerahan sebagian urusan tugas bidang lalu lintas kepada Daerah Tingkat 1 Tahun 2013 Kementerian Perhubungan telah melaksanakan secara penuh program reformasi
birokrasi, diharapkan dengan diimplementasikan program perubahan ini dapat mengubah pola pikir mind set seluruh Pegawai di Lingkungan Kementerian Perhubungan. Tujuan pelaksanaan
Reformasi birokrasi adalah bagaimana merubah mind set atau pola pikir yang biasanya ada kesan minta dilayani dapat berubah menjadi melayani. Semangat melayani harus jadi ikon Kemenhub
ujung dari pelaksanaan reformasi birokrasi adalah memberikan pelayanan publik lebih baik lagi. Menurutnya kemampuan kinerja Kemenhub dapat terukur dari sejauh mana seluruh jajaran
Kemenhub mampu melayani publik dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
Seiring dengan pelaksanaan Reformasi birokrasi, lanjutnya, Kemenhub juga tengah mencanangkan program “Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi” dimana seluruh
jajaran Kemenhub berkomitmen untuk melaksanakan pencegahan dan pemberantasan korupsi
1.5.3.3 Peranan Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya dalam kehidupan masyarakat