Analisis Produksi Cumi-cumi Unit Penangkapan Bouke Ami di PPS Nizam Zachman Jakarta

11

ANALISIS PRODUKSI CUMI-CUMI UNIT PENANGKAPAN
BOUKE AMI DI PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA

BAYU PRIRAHARDI ROOSKANDAR

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

12

13

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul "Analisis Produksi
Cumi-cumi Unit Penangkapan Bouke Ami di PPS Nizam Zachman Jakarta" adalah

benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya limpahkan hak cipta karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2014

Bayu Prirahardi Rooskandar

NIM C44090050

14

15

ABSTRAK
BAYU PRIRAHARDI ROOSKANDAR. Analisis Produksi Cumi-cumi Unit

Penangkapan Bouke Ami di PPS Nizam Zachman Jakarta. Dibimbing oleh
MULYONO S. BASKORO dan ROZA YUSFIANDAYANI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis teknis alat tangkap, produktivitas
dan faktor produksi cumi-cumi dari unit penangkapan bouke ami di PPS Nizam
Zachman Jakarta. Analisis data yang dilakukan meliputi analisis teknis, analisis
produktivitas serta faktor yang mempengaruhi produksi menggunakan analisis OLS.
Alat tangkap jaring bouke ami seluruhnya adalah PE (Polyethylene) dengan bukaan
mulut jaring mencapai 15 meter dan panjang jaring mencapai 14 meter. Jaring
menggunakan tiang gawang dengan bahan bambu sepanjang 17 meter. Fishing
ground unit penangkapan bouke ami terletak di perairan pulau Bangka hingga Selat
Karimata. Penurunan produktivitas terbesar pada tahun 2013 terjadi pada nelayan.
Produktivitas nelayan menurun jauh lebih dari 19% pada tahun 2013 sementara
jumlah nelayan mengalami kenaikan mencapai 42,05% pada tahun 2013. Hasil
analisis OLS menunjukkan aktivitas trip, jumlah kapal dan musim mempengaruhi
produksi cumi-cumi secara positif, sedangkan nilai negatif terlihat pada nelayan yang
artinya semakin banyak nelayan pada unit penangkapan maka produksi cumi-cumi
akan semakin tidak efisien.
Kata kunci: cumi-cumi, bouke ami, teknis alat tangkap, produktivitas, faktor
produksi


ABSTRACT
BAYU PRIRAHARDI ROOSKANDAR. Bouke Ami Fishing Unit's Squid
Production Analysis at Nizam Zachman Jakarta Ocean Fishing Port. Supervised
by MULYONO S. BASKORO dan ROZA YUSFIANDAYANI
This study aims to analyze the technical of catching gear, productivity and
factors of squid production by the bouke ami fishing unit in Nizam Zachman
Jakarta Ocean Fishing Port. Data analysis was conducted on the technical
analysis, analysis of productivity and factors affecting the production using OLS
analysis. Bouke ami fishing gear nets are all PE (Polyethylene) with net mouth
openings up to 15 meters long and 14 meters of net reach. Nets using a frame with
a 17-meter bamboo material. Bouke ami fishing unit's fishing ground is located at
the waters of the Bangka island up to Karimata strait. Biggest productivity
reduction in 2013 occurred on fishermen. Fishing productivity reduce much more
than 19% in 2013 while the number of fishermen has increased up to 42.05% in
2013, OLS analysis results showed activity of trip, number of vessels and season
are positively affect the squid production, while a visible negative value indicated
by fishermen which means the more number of fishermen on the fishing unit then
the squid production will be even less efficient.
Keywords: squid, bouke ami, technical of catching gear, productivity,
production factors


16

17

ANALISIS PRODUKSI CUMI-CUMI UNIT PENANGKAPAN
BOUKE AMI DI PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA

BAYU PRIRAHARDI ROOSKANDAR

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014


18

19

Judul Penelitian
Nama
NIM
Mayor

: Analisis Produksi Cumi-cumi Unit Penangkapan Bouke
Ami di PPS Nizam Zachman Jakarta
: Bayu Prirahardi Rooskandar
: C44090050
: Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Mulyono S. Baskoro, MSc
Pembimbing I


Diketahui oleh

Dr Ir Budy Wiryawan, MSc
Ketua Departemen

Tanggal lulus:

Dr Roza Yusfiandayani, SPi
Pembimbing II

20

PRAKATA

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
berkah dan rahmat-Nya, karya ilmiah yang berjudul "Analisis Produksi Cumicumi Unit Penangkapan Bouke Ami di PPS Nizam Zachman Jakarta" dapat
diselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Perikanan pada Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Ucapan terimakasih sebanyak-banyaknya penulis sampaikan kepada Prof
Dr Ir Mulyono S. Baskoro, MSc dan Dr Roza Yusfiandayani, SPi selaku
pembimbing, Dr Ir Anwar Bey Pane, DEA selaku penguji luar komisi, Dr Ir
Budhi Hascaryo Iskandar, MSi yang mewakili sebagai komdik PSP dan Dr Ir
Budy Wiryawan, MSc selaku Kepala Departemen Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Terimakasih juga penulis ucapkan kepada yang tercinta Nandha Rizki Awalia.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak
mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai
pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi
tersebut dapat diatasi.

21

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR


vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian


2

Manfaat Penelitian

2

METODE PENELITIAN

4

Waktu dan Tempat Penelitian

4

Alat dan Bahan

4

Metode Pengambilan Data


4

Analisis Data

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

7

Kondisi Umum

7

Unit Penangkapan

8

Analisis Kelayakan Usaha Penangkapan Bouke Ami


16

Pembahasan

16

KESIMPULAN DAN SARAN

18

Kesimpulan

18

Saran

19

DAFTAR PUSTAKA

19

LAMPIRAN

21

RIWAYAT HIDUP

27

22

DAFTAR TABEL
1 Jumlah nelayan purse seine dan nelayan bouke ami di PPS Nizam Zachman
Jakarta
2 Volume produksi cumi-cumi oleh unit penangkapan bouke ami
3 Produktivitas hasil tangkapan unit penangkapan bouke ami di PPS Nizam
Zachman Jakarta 2011-2013
4 Hasil analisis OLS terhadap hasil tangkapan unit penangkapan bouke ami
5 Musim penangkapan cumi-cumi
6 Hasil analisis usaha terhadap unit penangkapan bouke ami

8
11
13
13
14
16

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4

Kerangka pemikiran penelitian
Peta PPS Nizam Zachman, Muara Baru Jakarta
Kapal dan alat tangkap pada unit penangkapan
Volume produksi cumi-cumi per bulan unit penangkapan bouke ami di PPS
Nizam Zachman Jakarta
5 Fishing Ground unit penangkapan bouke ami
6 Konsentrasi klorofil di Bulan Mei 2012
7 Konsentrasi klorofil di Bulan November 2012

3
4
9
12
14
15
15

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6

Jumlah nelayan dan kapal bouke ami di PPSNZ
Volume produksi cumi-cumi di PPSNZ
Jumlah kapal bouke ami yang melakukan aktifitas bongkar di PPSNZ
Komposisi hasil tangkapan unit penangkapan bouke ami
Perhitungan analisis usaha unit penangkapan bouke ami
Kapal bouke ami di PPSNZ

21
22
23
24
25
26

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Cumi-cumi merupakan salah satu komoditas ekonomi yang memiliki nilai
strategis sebagai sumber devisa negara. Ekspor cumi-cumi segar pada tahun 2001
mencapai 13 ribu ton lebih (senilai US$ 22 ribu), nilai produksi ekspornya
menunjukkan peningkatan yang cukup tajam pada tahun 2005. Tahun 2010
jumlahnya berlipat menjadi 25 ribu ton lebih (senilai lebih dari US$ 42 ribu)
(Anonimus vide Hulalata 2011). Permintaan cumi-cumi paling tinggi berasal dari
Italia, Korea termasuk Taiwan begitu juga Jepang. Pemesanan cumi-cumi paling
tinggi dari keempat negara tersebut berasal dari Italia dan Korea (Baskoro et al
2011). Cumi-cumi merupakan konsumsi makanan yang berasal dari laut yang
dagingnya yang mudah dicerna, juga mengandung asam amino esensial serta kaya
akan mineral seperti fosfor dan kalsium yang berguna untuk pertumbuhan dan
pembangunan tulang (Meirina 2008). Karakter daging cumi-cumi yang kenyal
membuat komoditas ini menjadi pilihan yang tepat untuk menjadi produk olahan
makanan domestik hingga ekspor mancanegara. Cumi-cumi adalah jenis
chepalopoda yang dikenal dalam dunia perdagangan disamping sotong dan gurita.
Cumi-cumi merupakan salah satu komoditas perikanan penting yang menempati
urutan ketiga setelah ikan dan udang di bidang perikanan komersial (Okuzumi dan
Fuji 2000).
Kebutuhan cumi-cumi untuk memenuhi permintaan ekspor tersebut
didukung oleh pelabuhan-pelabuhan yang memproduksi hasil tangkapan cumicumi. PPS Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ) merupakan salah satu dari beberapa
pelabuhan yang memproduksi cumi-cumi dengan skala besar yaitu mencapai
36.893 ton pada tahun 2010 hingga 2013. PPS Nizam Zachman terletak di Muara
Baru, Jakarta Utara. Pelabuhan ini memiliki beberapa hasil tangkapan dengan
volume produksi yang besar. Hasil tangkapan yang menjadi unggulan bedasarkan
volume produksi di PPSNZJ tahun 2013 diantaranya adalah cakalang
(Katsuwonus pelamis) sebesar 33.684,844 ton di urutan pertama dan cumi-cumi
(Loligo sp) sebesar 11.424,208 ton diurutan kedua (PPS Nizam Zachman 2014).
Produksi cumi-cumi dengan jumlah terbesar di PPSNZJ dilakukan oleh
unit penangkapan bouke ami. Volume produksi cumi-cumi pada tahun 2013 oleh
unit penangkapan ini mencapai 10.677 ton dan mengalami kenaikan sebesar 9%
dari tahun sebelumnya (PPSNZJ 2014).
Nama alat tangkap bouke ami berasal dari bahasa Jepang yang berarti jaring
angkat. Alat tangkap bouke ami termasuk kedalam kategori stick held dip net
salah satu dari jenis lift net yang pada awalnya digunakan untuk menangkap ikan
saury (Cololabis saira) (Nomura 1962). Bouke ami di operasikan menggunakan
tiang gawang sebagai pembuka mata jaring agar berbentuk persegi dan
dioperasikan pada malam hari saat hari mulai gelap. Alat tangkap ini dioperasikan
pada malam hari ketika menangkap cumi-cumi, karena sifat cumi-cumi adalah
fototaksis positif.
Penelitian yang dilakukan berfokus pada unit penangkapan cumi-cumi, yaitu
bouke ami. Unit penangkapan bouke ami diteliti dari teknis alat tangkap yang
digunakan, produktivitas dari unit penangkapan terhadap hasil tangkapan dan
faktor produksi cumi-cumi oleh unit penangkapan.

2

Perumusan Masalah
Cumi-cumi memiliki nilai ekonomis tinggi di pasar domestik dan
internasional sehingga menjadi salah satu sumber devisa negara yang layak
diperhatikan. Produksi cumi-cumi dilakukan oleh para pengusaha unit
penangkapan cumi-cumi, dimana unit bouke ami adalah unit penangkapan cumicumi terbesar yang ada di PPS Nizam Zachman Jakarta, Muara Baru. Proses
produksi cumi-cumi tidak terlepas dari keragaan teknis unit penangkapan,
produktivitas dan kelayakan dari usaha. Kajian lebih dalam mengenai produksi
cumi-cumi oleh unit penangkapan bouke ami akan diteliti lebih dalam pada
penelitian ini. Oleh karena itu, permasalahan yang akan diangkat pada penelitian
ini adalah:
1.
Bagaimana teknis alat tangkap pada unit penangkapan bouke ami?
2.
Seberapa besar produktivitas unit penangkapan bouke ami?
3.
Apakah faktor yang paling mempengaruhi produksi cumi-cumi oleh unit
penangkapan bouke ami?
Tujuan Penelitian
1.
2.
3.

Penelitian ini bertujuan untuk :
Mengetahui teknis alat tangkap pada unit penangkapan bouke ami.
Mengetahui seberapa besar produktivitas unit penangkapan bouke ami.
Mengetahui faktor yang paling mempengaruhi produksi cumi-cumi oleh
unit penangkapan bouke ami.
Manfaat Penelitian

1.

2.

3.

Manfaat pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Sebagai salah satu usaha dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi pada bidang teknis dan finansial usaha dari unit penangkapan
bouke ami.
Sebagai informasi bagi para stakeholder usaha perikanan bouke ami terkait
teknis alat tangkap dan produksi cumi-cumi dari perikanan cumi-cumi oleh
unit penangkapan bouke ami.
Sebagai dasar penelitian lanjutan mengenai unit penangkapan bouke ami.

3

Cumi-cumi (Loligo sp.)

Devisa Negara

Perikanan Bouke Ami
Latar Belakang

Teknis Alat Tangkap

Produktivitas

Faktor Produksi
Permasalahan

• Rancang

Bangun Alat
Tangkap
• Metode
Pengoperasian
Alat Tangkap






Jumlah Nelayan
Hari Operasi
Trip Penangkapan
Kapal Unit
Penangkapan

• Jumlah Nelayan
• Trip Penangkapan
• Musim
Penangkapan
• Kapal Unit
Penangkapan

Input
• Analisis

Rancang
Bangun Jaring
• Mengetahui
Pengoperasian
Alat Tangkap

• Analisis
Produktivitas

• Analisis OLS

Proses

• Teknis alat tangkap
• Produktivitas unit penangkapan
• Faktor yang paling mempengaruhi produksi cumi-cumi
Output

Analisis Produksi bouke ami di PPS Nizam Zachman Jakarta
Tujuan
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian

4

METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2014, bertempat di PPS Nizam
Zachman Jakarta (PPSNZJ). Proses pengolahan dan analisis data dilakukan di
Laboratorium Teknologi Penangkapan Ikan, Departemen Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Bogor.

Sumber: Google Earth 2014

Gambar 2 Peta PPS Nizam Zachman, Muara Baru Jakarta
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner nelayan. Bahan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah masing-masing satu nelayan dari 15
unit penangkapan bouke ami.
Metode Pengambilan Data
Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus terhadap unit
penangkapan bouke ami di PPSNZJ. Aspek yang diteliti berupa jumlah nelayan
pada unit penangkapan, jumlah trip penangkapan yang dilakukan oleh unit
penangkapan, lama hari operasi penangkapan oleh unit penangkapan, jumlah
kapal unit penangkapan bouke ami yang ada di PPSNZJ.
Responden yang digunakan untuk kuesioner dianggap memenuhi kriteria.
Kuesioner dilakukan dengan pengambilan data dari masing masing satu sampel
dari 15 unit penangkapan bouke ami. Sampel yang digunakan untuk data harus
memiliki beberapa ketentuan khusus, diantaranya adalah: nelayan unit
penangkapan bouke ami, bekerja ≥1 tahun, mampu mengoperasikan alat tangkap
utama dan alat tangkap tambahan serta mengenal wilayah fishing ground unit
penangkapan bouke ami.
Data penelitian terdiri dari data utama dan data tambahan. Kedua data
tersebut dibagi menjadi data primer dan sekunder.

5

Data Utama
Data utama digunakan untuk menjawab inti dari penelitian yang dilakukan.
Data utama dibagi atas dua jenis yaitu:
1.
Data Primer
(1) Volume hasil tangkapan cumi-cumi yang diperoleh masing-masing
unit penangkapan bouke ami.
(2) Banyak trip yang dilakukan oleh masing-masing unit penangkapan
bouke ami per tahun.
(3) Lama hari operasi penangkapan dalam per tahun.
(4) Lama waktu untuk melakukan perbaikan dan perawatan kapal.
(5) Lama waktu yang dihabiskan untuk melakukan perbekalan trip
penangkapan.
(6) Musim penangkapan cumi-cumi oleh unit penangkapan bouke ami.
2.
Data Sekunder
(1) Volume hasil tangkapan cumi-cumi yang didaratkan oleh unit
penangkapan bouke ami di PPSNZJ 2011-2013.
(2) Jumlah nelayan unit penangkapan bouke ami yang ada di PPSNZJ
2011-2013.
(3) Jumlah, nama, ukuran, bobot dan kekuatan kapal unit penangkapan
bouke ami yang ada di PPSNZJ 2011-2013.
(4) Jumlah aktifitas bongkar muat setelah trip oleh unit penangkapan
bouke ami 2011-2013.
(5) Konsentrasi klorofil pada daerah penangkapan.
Data Tambahan
Data tambahan digunakan untuk mendukung data utama pada penelitian
yang dilakukan. Data tambahan dibagi atas dua jenis yaitu:
1.
Data Primer
(1) Metode pengoperasian alat tangkap.
(2) Daerah penangkapan.
(3) Harga jual cumi-cumi oleh nelayan kepada pengusaha.
(4) Harga perbekalan kapal sebelum operasi penangkapan.
2.
Data Sekunder
(1) Volume dan jenis hasil tangkapan sampingan yang didaratkan oleh
unit penangkapan bouke ami di PPSNZJ 2011-2013.
(2) Konstruksi alat tangkap utama yang digunakan unit penangkapan
bouke ami.
(3) Konstruksi alat tangkap tambahan yang digunakan nelayan unit
penangkapan bouke ami.
Analisis Data
Analisis Produktivitas
Produktivitas merupakan kemampuan unit penangkapan ikan untuk
mendapatkan hasil tangkapan per satuan upaya penangkapan. Analisis
produktivitas dilakukan dengan menghitung nilai total dari volume produksi
dengan nilai setiap komponen yang mempengaruhi produktivitas. Produktivitas
yang diukur yaitu produktivitas nelayan, produktivitas hari operasi penangkapan,

6

produktivitas trip penangkapan dan produktivitas unit penangkapan (kapal)
(Sobari, et al 2009). Rumus dari produktivitas yaitu:
Produktivitas nelayan

=

Produktivitas hari operasi1

=

Produktivitas trip penangkapan2

=

Produktivitas unit penangkapan

=

௏௢௟௨௠௘ ௉௥௢ௗ௨௞௦௜ (௞௚)
௃௨௠௟௔௛ ே௘௟௔௬௔௡ ሺ௢௥௔௡௚ሻ
௏௢௟௨௠௘ ௉௥௢ௗ௨௞௦௜ (௞௚)
௃௨௠௟௔௛ ு௔௥௜ ை௣௘௥௔௦௜ ሺ௛௔௥௜ሻ
௏௢௟௨௠௘ ௉௥௢ௗ௨௞௦௜ (௞௚)
௃௨௠௟௔௛ ்௥௜௣ ሺ௧௥௜௣ሻ
௏௢௟௨௠௘ ௉௥௢ௗ௨௞௦௜ (௞௚)
௃௨௠௟௔௛ ௄௔௣௔௟ ሺ௨௡௜௧ሻ

Analisis Ordinary Least Square (OLS)
Analisis regresi linear berganda atau Ordinary Least Square (OLS). Analisis
OLS bekerja dengan menghubungkan nilai setiap variabel atau komponen dengan
nilai total hasil tangkapan, sehingga dapat ditemukan variabel yang paling
berpengaruh dalam produksi penangkapan cumi-cumi. Model analisis OLS dapat
digunakan untuk meminimalkan tingkat kesalahan pengganggu.
Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan satu
variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel
penjelas/bebas),dengan tujuan untuk mestimasi dan atau memprediksi rata-rata
populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel
independen yang diketahui (Gujarati 1995).
Y = a + b1X1 + b2X2 + ... + bnXn
Keterangan :
Y
= Volume produksi cumi-cumi
a
= Konstanta
b1,b2,b3 = Koefisien regresi
X1
= Jumlah nelayan
X2
= Trip penangkapan
X3
= Musim penangkapan
X4
= Kapal unit penangkapan
Analisis Keuntungan
Analisis ini digunakan untuk mengetahui berhasil tidaknya suatu usaha dan
untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh dari suatu kegiatan usaha
yang dilakukan (Sugiarto et al. 2002). Keuntungan dihitung dengan menggunakan
rumus :
π = TR-TC

1

Lama waktu yang dihabiskan untuk operasi penangkapan dalam satu tahun. Hari operasi
terhitung dari saat unit penangkapan meninggalkan pelabuhan untuk melakukan trip penangkapan
hingga kembali lagi ke pelabuhan untuk mendaratkan hasil tangkapan.
2
Banyaknya trip penangkapan yang dilakukan oleh unit penangkapan dalam satu tahun.

7

Keterangan :
π
= Keuntungan per tahun (Rp)
TR
= Total penerimaan pengusaha per tahun (Rp)
TC
= Total biaya pengeluaran unit penangkapan per tahun (Rp)
Kriteria :
Jika TR > TC maka usaha untung.
Jika TR < TC maka usaha tidak untung.
Jika TR = TC maka usaha tidak untung dan tidak rugi (impas).
Analisis Revenue-Cost Ratio (RCR)
Analisis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil yang diperoleh
dari kegiatan usaha selama periode tertentu cukup menguntungkan (Sugiarto et al.
2002). revenue-cost ratio dihitung dengan menggunakan rumus:
ܴ ܴܶ
=
‫ܥܶ ܥ‬
Keterangan :
TR
= Total penerimaan pengusaha per tahun (Rp)
TC
= Total biaya pengeluaran unit penangkapan per tahun (Rp)
C
= Cost (biaya pengeluaran unit penangkapan per tahun)
R
= Revenue (pendapatan yang diterima pengusaha)
Kriteria :
Jika R/C > 1, maka kegiatan usaha tersebut untung sehingga usaha tersebut layak
untuk dilanjutkan.
Jika R/C < 1, maka kegiatan usaha tersebut rugi sehingga usaha tersebut tidak
layak untuk dilanjutkan.
Jika R/C = 1, maka kegiatan usaha tersebut tidak memberikan keuntungan
ataupun kerugian (impas).

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum
Unit penangkapan cumi-cumi di PPSNZJ bedasarkan alat tangkapnya terdiri
dari dua kategori, yaitu unit penangkapan pancing cumi-cumi dan unit
penangkapan bouke ami. Unit penangkapan bouke ami yang terdapat di PPSNZJ
tahun 2011-2013 rata-rata sebanyak 392 unit per tahun, sedangkan jumlah unit
penangkapan pancing cumi jauh lebih sedikit, dengan rata-rata sebanyak 16 unit
per tahun (PPSNZJ 2014).
Unit penangkapan bouke ami di PPSNZJ memiliki jumlah nelayan
terbanyak kedua setelah nelayan unit penangkapan purse seine. Rata-rata jumlah
nelayan unit penangkapan bouke ami dan unit penangkapan purse seine tahun
2011-2013 masing-masing adalah 4.643 jiwa dan 10.371 jiwa. Rata-rata ABK unit
penangkapan bouke ami memiliki tempat tinggal tetap atau tidak tetap di sekitar
Muara Baru. Jumlah nelayan dapat dilihat pada Tabel 1.

8

Tabel 1 Jumlah nelayan purse seine dan nelayan bouke ami di PPSNZJ
Purse Seine
Tahun
2011
8.609
2012
10.223
2013
12.281
Sumber: Data statistik syahbandar PPSNZJ 2011-2013.

Bouke Ami
3.586
4.273
6.070

Unit Penangkapan
Kapal
Kapal unit penangkapan bouke ami yang ada di PPSNZJ sebagian besar
diproduksi di Bagan si Api-api Provinsi Riau, Sumatera Utara. Kapal unit
penangkapan bouke ami yang ada di pelabuhan ini menggunakan bahan kayu dan
sudah menggunakan freezer. Konstruksi kapal unit penangkapan bouke ami di
PPS Nizam Zachman dari tahun 2011 hingga tahun 2013 memiliki ukuran
panjang (L) 11,50-32,92 m, lebar (B) 1,52-9,08 m dan tinggi (D) 1,02-8,93
dengan bobot rata-rata 48 GT dan kekuatan mesin 265 HP. Merek mesin utama
kapal yang digunakan unit penangkapan bouke ami, diantaranya adalah
CUMMINs, FUSO, HINO, HYUNDAI, ISUZU, MITSUBISHI, NISSAN dan
YANMAR. Unit penangkapan bouke ami menghabiskan bahan bakar solar
sebanyak 23.000-25.000 liter (full tank) dan 60-100 liter oli dalam satu kali trip
penangkapan yaitu selama 75 hingga 85 hari. Armada unit penangkapan bouke
ami mengalami kenaikan lebih dari 20% per tahun. Armada unit penangkapan
mengalami kenaikan sebesar 23,45% pada tahun 2012 dan sebesar 20,97% pada
tahun 2013
Alat Tangkap
Unit penangkapan bouke ami yang ada di PPSNZJ menggunakan jaring
sebagai alat tangkap utama untuk menangkap cumi-cumi. ABK unit penangkapan
bouke ami-cumi menggunakan alat tangkap pancing cumi (hand line) yang biasa
digunakan oleh ABK untuk mendapatkan hasil tangkapan lebih.
Bahan jaring alat tangkap bouke ami seluruhnya adalah PE (Polyethylene)
multifilament dengan bentuk persegi panjang, dengan lebar bukaan mulut jaring
seluas 15 meter dan panjang dari mulut jaring hingga kantong sepanjang 14 meter.
Jaring menggunakan tiang gawang dengan bahan bambu sepanjang 17 meter yang
digunakan sebagai tempat penyangga dan pembuka jaring agar jaring dapat
membentuk persegi panjang di permukaan perairan. Kontruksi rancang bangun
bouke ami juga menggunakan tali kolor untuk menutup mulut jaring, cincin atau
ring pada mulut jaring dengan bahan kuningan, tali penarik jaring yang
tersambung pada gawang dan empat buah roller dimana terdapat dua roller
disetiap ujung tiang gawang. Kerusakan jaring setelah melakukan operasi
penangkapan dapat langsung diperbaiki oleh ABK dengan menggunakan jaring
cadangan yang digunakan untuk menambal bagian jaring yang rusak. Jaring bouke
ami memiliki umur teknis 1-2 tahun tergantung cara pemakaian dan
perawatannya. Gambar kapal dan alat tangkap dapat dilihat pada Gambar 3
Pengoperasian jaring bouke ami didukung oleh alat-alat penangkapan yang
digunakan untuk mendukung operasi penangkapan, yaitu:
1.
Search light sebagai alat bantu penerangan saat operasi penangkapan;
2.
GPS sebagai alat navigasi kapal;

9

3.
Fish Finder untuk mendeteksi ikan yang ada di perairan;
Sedangkan alat bantu penangkapan yang digunakan adalah lampu toki sebanyak
empat buah dengan daya 500 watt, lampu atraktor bohlam sebanyak 30-40 buah
dengan daya 500 watt dan lampu sorot sebanyak tiga buah dengan daya 500 watt;

(a) kapal bouke ami saat mengoperasikan jaring

(b) jaring bouke ami saat dioperasikan
Sumber: Catatan Petugas Pemeriksa Fisik Kapal PPS Nizam Zachman Jakarta

(c) pancing cumi (hand line)
Sumber: Silaban 2013

Gambar 3 Kapal dan alat tangkap pada unit penangkapan
Alat tangkap pancing cumi (hand line) yang digunakan pada unit
penangkapan bouke ami dan unit penangkapan pancing cumi tidak berbeda.
Material yang digunakan untuk main line dan branch line pancing cumi adalah PE

10

monofilament. Pancing cumi terdiri dari swivel yang berfungsi untuk menjaga
pancing tetap kuat saat branch line bermanuver, pemberat dan mata pancing.
Terdapat dua jenis mata pancing pada alat tangkap pancing cumi, yaitu mata
pancing berbentuk hook mata pancing nomor 7 dan squid jigger. Pancing cumi
yang digunakan pada kapal bouke ami ada yang menggunakan penggulung dan
tanpa penggulung. Penggulung pancing cumi menggunakan plastik dan tanpa
penggulung menggunakan kayu yang berada disisi kapal untuk mengaitkan main
line.
Nelayan
Nelayan pada unit penangkapan bouke ami yang ada di PPS Nizam
Zachman Jakarta rata-rata berjumlah 12 orang. Pembagian kerja dibagi sesuai
dengan keahlian setiap nelayan, dimana terdiri dari satu orang tekong (kapten),
satu orang wakil tekong (wakil kapten), dua orang juru mesin dan delapan orang
ABK. Pembagian kerja dari delapan orang ABK, yaitu sebagai: (1) pengatur
lampu; (2) pengoperasian setting dan hauling jaring; (3) membereskan jaring
setelah proses penangkapan cumi-cumi; (4) perbaikan jaring.
Metode Penangkapan
Laevastu dan Hela (1970), menyatakan bahwa biota yang bersifat fototaksis
positif biasanya akan lebih efektif dilakukan sebelum tengah malam dan cumicumi merupakan salah satu biota yang efektif dilakukan di malam hari. Dalam
satu malam dimulai dari jam 6-8 malam dapat dilakukan 5-11 kali setting jaring.
Proses penangkapan dilakukan selama 45-90 menit, waktu tergantung dari
banyaknya cumi-cumi yang ada dan lama cumi-cumi dapat berkumpul di atas
jaring. Proses setting membutuhkan waktu lima menit hingga jaring diturunkan
sedalam 10-15 meter dan proses hauling membutuhkan waktu 10-15 menit.
Operasi penangkapan cumi-cumi menggunakan bouke ami dibagi menjadi
tiga tahap, yaitu:
1.
Persiapan
Tahap pertama operasi penangkapan dilakukan dengan menentukan daerah
penangakapan (fishing ground) oleh kapten yang juga merangkap sebagai
fishing master. Penentuan lokasi penangkapan dibantu oleh teknologi GPS
dan fish finder. Informasi mengenai fishing ground juga sering kali
didapatkan dari kapal cumi-cumi lain yang telah melakukan operasi
penangkapan.
2.
Setting
Tahap kedua dilakukan saat unit penangkapan sampai di lokasi
penangkapan. Pertama dicari tempat yang tepat untuk menurunkan jaring,
yaitu tidak terlalu dekat dengan cumi-cumi sehingga cumi-cumi tidak
menjauh dari lokasi. Kedua, menurunkan jaring menggunakan tiang gawang
agar mulut jaring terbuka membentuk persegi panjang. Ketiga, lampu
atraktor bohlam dinyalakan di kedua sisi kapal sebanyak 30-40 buah dengan
daya 500 watt untuk setiap lampu. Ketiga, cumi-cumi telah berkumpul di
sekitar kapal dan lampu toki dipasang diatas jaring. Lampu toki adalah
lampu atraktor yang diturunkan diatas jaring, berfungsi untuk memusatkan
cumi-cumi sehingga dapat terkumpul di sisi kapal bagian kanan. Daya

11

lampu toki mencapai 2000 watt (merkuri atau LED) dan besar kecil cahaya
dari lampu ini dapat disesuaikan.
3.
Hauling
Tahap ketiga adalah menaikan jaring beserta tangkapannya ke atas kapal.
Saat cumi-cumi telah terkumpul ramai di bawah sekitar kapal, lampu
atraktor bohlam perlahan mulai diredupkan dan lampu toki dinyalakan.
Lampu toki memusatkan cahayanya ke atas jaring, sehingga cumi-cumi
tetap mendekat ke sumber cahaya. Setelah lampu toki dinyalakan, perlahan
cahaya lampu toki mulai diredupkan sedikit demi sedikit hingga cumi-cumi
meraih permukaan air. Cumi-cumi yang telah terkumpul dan terpusat di
permukaan air diatas jaring dapat ditangkap.
Pengusaha menyediakan seluruh perbekalan sebelum trip penangkapan,
dibutuhkan dua hari untuk menyiapkan seluruh persediaan trip. Perbekalan yang
disiapkan diantaranya berupa: bahan bakar, konsumsi, peralatan dapur, suku
cadang, air tawar. Trip penangkapan dilakukan selama tiga bulan dengan jarak
tempuh selama 2-3 hari menuju fishing ground.
Hasil Tangkapan
Hasil tangkapan unit penangkapan bouke ami tidak hanya cumi-cumi namun
terdapat berbagai jenis ikan lainnya. Hasil tangkapan dibagi menjadi dua kategori,
yaitu hasil tangkapan utama dan sampingan. Tangkapan yang didapat oleh
nelayan sering kali dijadikan konsumsi tambahan sebagai menu makanan selama
trip penangkapan. Volume produksi cumi-cumi oleh unit penangkapan dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2

Volume produksi cumi-cumi oleh unit penangkapan bouke ami

Tahun
Volume Produksi (ton)
Unit Penangkapan
2011
6.724,01
297
2012
9.715,79
388
2013
10.677,13
491
Sumber: Laporan statistik PPS Nizam Zachman Jakarta 2011-2013.

Hasil tangkapan utama unit penangkapan bouke ami adalah cumi-cumi
(Loligo sp), sedangkan masih terdapat 20 jenis hasil tangkapan sampingan,
diantaranya adalah ikan alu-alu (Sphyraena barracuda), ayam-ayam (Pterois
radiata), bandeng (Chanos chanos), bawal hitam (Parastromateus niger), bawal
putih (Pampus argentus), belanak (Mugil chepalus), beloso (Saurida tumbil),
beronang (Siganus canaliculatus), cakalang (Katsuwonus pelamis), cendro
(Tylosorus sp), cucut (Squalus sp), cunang (Congresox talabon), ekor kuning
(Caesio cuning), gabus (Rachycentron canabus), giandara (Lepidocibium
plavobrunneum), golok-golok (Chirocentrus dorab), japuh (Dussumieria acuta),
jenaha (Lutjanus ruselli), kakap batu (Labotes surinamensis), kakap merah
(lutjanus sp). Volume produksi cumi-cumi per bulan unit penangkapan bouke ami
di PPS Nizam Zachman Jakarta dapat dilihat pada Gambar 4.

Produksi (ton)

12

2000
1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0

2011
2012
2013

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Bulan

Gambar 4 Volume produksi cumi-cumi per bulan unit penangkapan bouke ami di
PPS Nizam Zachman Jakarta
Sumber: Laporan statistik PPS Nizam Zachman Jakarta 2011-2013

Hasil tangkapan cumi-cumi oleh unit penangkapan bouke ami menggunakan
data selama 36 bulan, tahun 2011-2013. Jumlah hasil tangkapan cumi-cumi oleh
unit penangakapan bouke ami terus mengalami kenaikan selama tiga tahun
terakhir. Kenaikan volume produksi cumi-cumi berbanding lurus terhadap
kenaikan jumlah unit penangkapan di Muara Baru. Total volume produksi cumicumi yang ditangkap oleh unit penangkapan bouke ami pada tahun 2011-2013
adalah sebanyak 27.116,949 ton dengan jumlah rata-rata 9.038,983 ton per
tahunnya.
Produktivitas Hasil Tangkapan
Jumlah input yang menjadi parameter produksi hasil tangkapan cumi-cumi
terdiri dari empat jenis, yaitu jumlah nelayan, jumlah hari operasi penangkapan,
jumlah trip dan jumlah kapal. Data yang didapatkan untuk setiap jenis input
berasal dari data pelabuhan dan kuesioner. Data pelabuhan didapatkan dari dinas
PPS Nizam Zachman, sedangkan data kuesioner didapatkan dari kapten, ABK dan
pengurus usaha penangkapan bouke ami. Penurunan produktivitas terbesar pada
tahun 2013 terjadi pada nelayan. Produktivitas nelayan menurun jauh lebih dari
19% pada tahun 2013 sementara jumlah nelayan mengalami kenaikan mencapai
42,05% pada tahun 2013. Produktivitas hasil tangkapan dapat dilihat pada Tabel
3.
Tabel 3 Produktivitas hasil tangkapan unit penangkapan bouke ami di PPS Nizam
Zachman Jakarta 2011-2013
Produktivitas
Nelayan (kg/nelayan/tahun)
Hari Operasi (kg/hari operasi/tahun)
Trip (kg/trip)
Unit Penangkapan (kg/kapal/tahun)

2011
58.463,20
20.817,40
89.324,45
665.569,70

Tahun
Rata-rata
2012
2013
61.687,40 49.397,12 56.515,91
30.079,86 33.056,15 27.984,47
97.923,02 82.859,64 90.035,70
614.125,60 528.297,20 602.664,60

13

Faktor yang Mempengaruhi Hasil Tangkapan
Analisis ordinary least square menggunakan empat faktor penentu
produksi, yaitu jumlah nelayan, trip penangkapan, musim penangkapan dan kapal
unit penangkapan. Hasil tangkapan menggunakan data volume produksi PPS
Nizam Zachman Jakarta. Hasil analisis OLS terhadap faktor-faktor produksi unit
penangkapan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Hasil analisis OLS terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
cumi-cumi oleh unit penangkapan bouke ami
Dependent Variable: LOG(VOL)
Method: Least Squares
Date: 08/20/14 Time: 23:08
Sample: 2011M01 2013M12
Included observations: 36
Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

Nelayan
Trip
Musim
Kapal
Constanta

-0,371288
0,975131
0,120258
0,341265
9,968964

0,174458
0,075002
0,059490
0,186110
0,548390

-2,128235
13,00135
2,021501
1,833670
18,17861

0,0414
0,0000
0,0519
0,0763
0,0000

Pada nelayan didapatkan coefficient minus yang berarti semakin banyak
jumlah nelayan yang ada di unit penangkapan, maka unit penangkapan semakin
tidak efisien. Koefisien positif terkecil ditunjukan oleh musim, hal ini disebabkan
oleh kapal bouke ami yang ada di pelabuhan merupakan kapal-kapal besar yang
rata-rata bobotnya lebih dari 45 GT. Kapal-kapal ini melakukan trip penangkapan
secara rutin yaitu empat kali trip per tahunnya.
Daerah dan Musim Penangkapan
Fishing ground unit penangkapan bouke ami secara umum terletak di
perairan pulau Bangka, Sumatera Selatan hingga selat Karimata pada WPP-RI 711
dan sangat sedikit armada yang melakukan operasi penangkapan di perairan pulau
Kalimantan Barat, dikarenakan jarak tempuh yang jauh dengan kelimpahan cumicumi tidak banyak seperti yang ada di perairan pulau Bangka. Lama perjalanan
menuju fishing ground ditempuh selama 2-3 hari perjalanan.
Musim penangkapan cumi-cumi ramai dilakukan dari bulan Mei hingga
bulan November, saat jumlah cumi-cumi sedang mengalami kenaikan. Musim
paceklik terjadi di bulan Desember hingga April ketika jumlah cumi-cumi tidak
begitu melimpah, pada musim ini beberapa armada unit penangkapan
mengalihkan fishing ground menuju daerah timur pulau Belitung di wilayah selat
Karimata mendekati pulau Kalimantan, di perairan Kalimantan Barat. Fishing
ground unit penangkapan bouke ami dapat dilihat pada Gambar 5.

14

Sumber: Google Earth 2014

Gambar 5 Fishing Ground Unit Penangkapan Bouke Ami
Musim penangkapan unit penangkapan bouke ami menggunakan data
selama 36 bulan, tahun 2011-2013. Musim dibagi menjadi musim puncak
tangkapan dan musim paceklik. Musim puncak tangkapan ada pada bulan Mei,
Agustus, September, Oktober dan November. Musim paceklik terjadi di bulan
Desember, Januari, Februari, Maret, April, Juni dan Juli. Musim penangkapan
cumi-cumi dapat lihiat lebih jelas pada Tabel 5.
Tabel 5 Musim penangkapan cumi-cumi
Bulan
Musim

Jan

Feb

Mar

Paceklik

Apr

Mei
Puncak

Jun

Jul

Paceklik

Agst

Sept

Okt

PuncakPuncak

Nov

Des
Pace
klik

Musim puncak dan paceklik dibedakan berdasarkan kelimpahan klorofil
yang ada di perairan. Musim puncak tangkapan berada di bulan Agustus hingga
November, namun volume hasil tangkapan juga terjadi kenaikan di bulan Mei.
Melimpahnya jumlah cumi-cumi di bulan Mei tidak dianggap sebagai kesempatan
bagi banyak pengusaha, kelimpahan yang terhitung hanya sebentar dapat menjadi
merugikan bagi pengusaha. Pengusaha mempertimbangkan bahan bakar dan
perbekalan yang akan digunakan selama trip, jadi tidak semua pengusaha unit
penangkapan bouke ami melakukan trip penangkapan pada bulan ini.
Kenaikan hasil tangkapan di bulan Mei disebabkan oleh meningkatnya
konsentrasi klorofil di perairan yang merupakan salah satu faktor meningkatnya
jumlah plankton. Jumlah plankton yang merupakan sumber makanan ikan-ikan
kecil mengalami kenaikan pada perairan. Hal ini berpengaruh besar terhadap
jumlah hasil tangkapan cumi-cumi yang sumber makanannya berasal dari ikanikan kecil. Meningkatnya konsentrasi klorofil bersamaan dengan terjadinya proses
air naik (upwelling). Proses ini membawa serta salinitas yang tinggi dan zat-zat
hara yang kaya seperti fosfat dan nitrat naik ke permukaan (Nontji 1993).

15

Plankton yang ada diperairan tidak hanya dipengaruhi oleh klorofil, faktor
suhu juga berpengaruh penting. Suhu perairan di perairan pulau Bangka pada
bulan Mei 2012 sebesar 31°C dan bulan Mei 2013 sebesar 38°C. Konsentrasi
klorofil dapat dilihat pada Gambar 6 dan Gambar 7.

Sumber: LAPAN 2012

Gambar 6 Konsentrasi klorofil di Bulan Mei 2012
Jumlah cumi-cumi yang meningkat di bulan Mei disebabkan oleh
kenaikan klorofil secara drastis pada bulan ini. Kenaikan konsentrasi klorofil
mempengaruhi jumlah plankton di perairan secara positif. Kenaikan jumlah hasil
tangkapan di perairan ini lebih banyak berada di selat Karimata yaitu daerah timur
pulau Belitung, di antara pulau Belitung dan Kalimantan. Unit penangkapan
mengalihkan fishing ground dari perairan Belitung selatan menuju perairan
Belitung timur menuju pulau Kalimantan.

Sumber: LAPAN 2012

Gambar 7 Konsentrasi klorofil di Bulan November 2012
Jumlah cumi-cumi kembali mengalami kenaikan di bulan November
ketika konsentrasi klorofil tinggi. Konsentrasi klorofil pada bulan November di
selat Karimata terhitung sangat sedikit, sehingga unit penangkapan beralih fishing
ground kembali ke perairan pulau Bangka timur hingga Bangka utara.

16

Analisis Pendapatan Usaha Penangkapan
Pendapatan Pengusaha
Pengusaha unit penangkapan memulai usahanya dengan mangajukan
pinjaman kepada bank, namun pinjaman tersebut mampu dikembalikan oleh
pengusaha kurang dari waktu kontrak pinjaman yang telah disepakati oleh
pengusaha dan pihak bank. Hasil analisis pada usaha salah satu unit penangkapan
bouke ami dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Hasil analisis usaha terhadap unit penangkapan bouke ami
Aspek Analisis Usaha

Nilai

Total Penerimaan (Rp/tahun)
Total Pengeluaran (Rp/tahun)
Keuntungan (Rp/trip)
Revenue-Cost Ratio

957.483.240
656.994.320
75.892.230
1,45

Nilai revenue-cost ratio pada Tabel menunjukkan perbandingan R/C > 1
yang berarti usaha unit penangkapan bouke ami menguntungkan dan layak untuk
dikembangkan.
Pendapatan Nelayan
Pendapatan ABK dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu pendapatan
tetap dan pendapatan ekstra. Pendapatan tetap adalah gaji yang diterima oleh
ABK dari pengusaha unit penangkapan bouke ami yang berjumlah Rp 20.000,per hari. Pendapatan ekstra didapatkan dari kegiatan memancing ABK selama trip
penangkapan yang akan dijual setelah kembali ke darat. Rata-rata hasil tangkapan
ekstra ABK pertrip sebanyak 4,59 kg. Pendapatan ekstra ABK per trip berkisar
antara Rp 62.500,- hingga Rp 325.000,- dengan rata-rata Rp 109.000,-.
Pendapatan yang didapat setelah satu kali melakukan trip penangkapan
digunakan untuk keperluan pribadi maupun keluarga yang ditanggung.
Pengeluaran ABK unit penangkapan bouke ami berkisar antara Rp 1.200.000,hingga Rp 3.000.000,- dengan rata-rata Rp 1.926.667,- dalam satu kali selesai
mengikuti trip penangkapan.
Kesejahteraan ABK unit penangkapan bouke ami masih belum bisa
dikatakan sejahtera. Rata-rata pendapatan dan pengeluaran ABK setelah trip
adalah sebanyak Rp 1.901.000,- dan Rp 1.926.667,- dimana jumlah pengeluaran
lebih besar dari jumlah pendapatan. Pendapatan yang didapatkan dari trip
penangkapan akan disesuaikan dengan kebutuhan ABK di darat dengan cara
menekan jumlah pengeluaran menjadi lebih sedikit.
Pembahasan
Unit penangkapan cumi-cumi di PSS Nizam Zachman pada tahun 20112013 didominasi oleh unit penangkapan bouke ami sebanyak 1155 unit,
perbandingan banyak unit penangkapan bouke ami dan squid jigger adalah 23 : 1.
Seluruh unit penangkapan bouke ami dengan kekuatan kapal >30 GT sudah
menggunakan fasilitas pendingin berupa freezer agar kualitas hasil tangkapan
tidak turun, dikarenakan jarak fishing ground yang jauh dari Muara Baru. Unit

17

penangkapan melakukan trip penangkapan selama 3 bulan dengan jarak tempuh 23 hari menuju fishing ground.
Jaring bouke ami biasa dibuat menggunakan jasa pembuat jaring yang ada di
PPS Nizam Zachman. Jaring bouke ami yang ada di PPS Nizam Zachman
memiliki ukurang yang relatif sama di setiap unit penangkapan. Beberapa unit
menggunakan jaring lebih dari dua tahun dengan cara menambal bagian jaring
yang rusak, namun beberapa unit memilih untuk mengganti jaring berkala setiap
9-12 bulan.
Teknik penangkapan ikan sejak dahulu sampai sekarang relatif sama, yakni
dilandaskan pada pemanfaatan tingkah laku (behaviour) ikan itu sendiri, misalnya
alat tangkap yang menggunakan cahaya sebagai atraktor (Zulfia vide Yuda 2012).
Unit penangkapan bouke ami dapat menggunakan lebih dari 32 lampu atraktor
saat melakukan operasi penangkapan. Berdasarkan PERMEN Kelautan dan
Perikanan RI Nomor PER.02/MEN/2011 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
ayat (2) huruf b, alat penangkapan bouke ami yang bersifat pasif yang
dioperasikan dengan menggunakan ukuran ≥30GT dan dioperasikan pada jalur
penangkapan WPP-NRI 711 harus dioperasikan menggunakan alat bantu
penangkapan ikan berupa lampu dengan total daya ≤16.000 watt. Lampu atraktor
yang berjumlah lebih dari 32 lampu dengan daya 500 watt per lampu pada operasi
penangkapan tidak sesuai dengan PERMEN Kelautan dan Perikanan RI Nomor
PER.02/MEN/2011 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf b.
Penelitian ini menggunakan analisis OLS, salah satu metode analisis data
yang dapat digunakan untuk mencari faktor yang paling berpengaruh terhadap
hasil tangkapan. Hasil dari analisis OLS menunjukkan coefficient minus pada
nelayan, dimana semakin banyak jumlah ABK pada unit penangakapan bouke ami
maka operasi penangkapan akan semakin tidak efisien, hal ini dikarenakan masih
banyak unit penangkapan yang memiliki ABK lebih banyak dari seharusnya.
Nelayan memberikan pengaruh negatif terhadap operasi penangkapan ketika ada
beberapa nelayan di dalam unit penangkapan yang tidak mendapatkan kordinasi
atau pembagian kerja, hal ini dapat disebabkan oleh lebihnya jumlah nelayan dari
kapasitas nelayan yang seharusnya pada unit penangkapan tersebut. Hasil analisis
ini membuktikan bahwa semakin banyak ABK yang ada pada unit penangkapan
bouke ami belum tentu mempengaruhi hasil tangkapan secara positif. Rata-rata
kenaikan jumlah nelayan selama tiga tahun terakhir lebih besar dari 20%.
Produktivitas diukur dari satuan upaya nelayan, hari operasi penangkapan,
trip penangkapan dan unit penangkapan (kapal) (Sobari et al., 2009). Input terkait
produktivitas unit penangkapan bouke ami memberikan jumlah tertentu yang
menunjukkan banyaknya hasil tangkapan bedasarkan input tertentu. Produktivitas
paling tinggi ditunjukkan oleh rata-rata jumlah kapal bouke ami di PPS Nizam
Zachman sebanyak 602.664,6 kg pada tahun 2011-2013 dengan asumsi
menggunakan 12 nelayan disetiap kapalnya atau sesuai dengan rata-rata jumlah
nelayan per kapal bouke ami dan aktif melakukan operasi penangkapan.
Permasalahan dari jumlah nelayan yang ada di setiap kapal bouke ami
adalah nelayan tidak terdaftar secara keseluruhan karena beberapa kapal unit
penangkapan bouke ami yang ada di PPS Nizam Zachman masih belum terdaftar
di BKI dan pengusaha masih menghindari pajak. Kapal yang terdaftar di BKI
dapat lebih mudah untuk dilakukan pendataan mengenai keselamatan ABK yang
data tersebut juga dapat digunakan untuk mengkordinasi jumlah ABK di tiap unit

18

penangkapan. Masih banyak kapal yang bobot kapalnya tidak terdaftar sesuai
dengan seharusnya, pengusaha mendaftarkan bobot kapal lebih kecil dari
seharusnya kepada pihak pelabuhan. Bedasarkan data yang didapat dari
syahbandar PPS Nizam Zachman masih banyak kapal yang jumlah nelayannya
berbeda-beda pada GT dan HP kapal yang sama.
Rata-rata ABK masih memiliki pengeluaran yang lebih besar dari
pendapatan. Pengeluaran yang besar tidak jarang diatasi oleh nelayan dengan
melakukan bon kepada pengusaha unit penangkapan, yaitu dengan memotong gaji
di trip berikutnya. Sistem kerja ABK di unit penangkapan bouke ami tidak tetap
atau tanpa kontrak, dimana ABK bisa dengan keingingan sendiri untuk tetap
melanjutkan atau meninggalkan pekerjaannya sebagai ABK.
Usaha unit penangkapan bouke ami menghasilkan keuntungan rata-rata
sebesar Rp 303.568.920,- per tahun dengan jumlah trip sebanyak empat kali
dalam setahun. Modal awal usaha sebesar Rp 1.073.900.000,- diluar biaya
administrasi dan izin. Usaha penangkapan cumi-cumi membutuhkan modal yang
besar sehingga banyak pengusaha yang mengandalkan pinjaman bank untuk
memulai usahanya.
Beberapa pengusaha yang ada di PPS Nizam Zachman memiliki lebih dari
satu kapal. Pengusaha unit penangkapan yang memiliki lebih dari 1 kapal,
biasanya melakukan peminjaman modal kembali kepada bank setelah kontrak
peminjaman modal usaha yang sebelumnya selesai.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1)

2)

3)

Bahan jaring bouke ami yang digunakan adalah PE (poly ethylene). Lampu
atraktor yang digunakan saat melakukan operasi penangkapan berjumlah 3040 buah. Bagian mulut jaring dan kantong menggunakan PE d/12 dan badan
jaring menggunakan PE d/6. Jaring menggunakan tiang gawang dari bambu
sebagai penyangga agar jaring berbentuk persegi. Gawang memiliki tali
kerek dengan bahan PEØ3mm yang dibantu oleh roller di setiap ujung
gawang sebagai penarik jaring saat hauling. Ring yang terdapat di tali kolor
berjumlah 65 buah dengan bahan dari kuningan. Alat tangkap pancing cumi
yang digunakan oleh unit penangkapan bouke ami menggunakan nylon,
swivel, mata pancing nomor 7 dan mata pancing squid jigger. Kapal bouke
ami di PPS Nizam Zachman menggunakan freezer dengan Konstruksi
ukuran panjang (L) 11,50-32,92 m, lebar (B) 1,52-9,08 m dan tinggi (D)
1,02-8,93 dengan bobot rata-rata 48 GT dan kekuatan mesin rata-rata 265
HP.
Produktivitas unit penangkapan bouke ami di PPS Nizam Zachman Jakarta
pada tahun 2011-2013 per satuan upaya adalah: nelayan sebesar 56.515,91
(kg/nelayan/tahun), hari operasi sebesar 27.984,47 (kg/hari operasi/tahun),
trip sebesar 90.035,70 (kg/trip) dan unit penangkapan sebesar 602.664,60
(kg/kapal/tahun).
Faktor produksi yang berpengaruh negatif terhadap produksi cumi-cumi unit
penangkapan adalah jumlah nelayan di bouke ami di PPSNZJ. Musim

19

dinilai tidak memiliki pengaruh besar terhadap produksi cumi-cumi unit
penangkapan bouke ami.
Saran
1)

2)

3)

Pihak pelabuhan perlu melakukan tindakan tegas perihal jumlah nelayan
yang ada pada unit penangkapan, sehingga tidak ada unit penangkapan yang
memiliki jumlah nelayan lebih atau kurang.
Perlu dibuat penelitian mengenai kekuatan suplai listrik pada kapal sehingga
unit penangkapan dapat menggunakan lampu atraktor dengan kapasitas yang
sesuai peraturan pemerintah, yaitu ≤16.000 watt.
Perlu adanya penelitian lebih dalam mengenai analisis finansial untuk
perikanan bouke ami.

DAFTAR PUSTAKA
[BMKG] Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. 2013. Data Anomali
Suhu Permukaan Laut Indonesia. Dari http://cews.bmkg.go.id/
Repository/Repo_Anomali_Suhu_Permukaan_Laut_(SSTA).bmkg. 05 Juli
2014.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Statistik Perikanan 2013. Jakarta (ID): BPS.
Badan Pusat Statistik Kota Administrasi Jakarta Utara. 2013. Produksi Ikan
Menurut
TPI
Tahun
2012.
Dari
http://jakutkota.bps.go.id/
index.php?hal=tabel&id=20. 13 Mei 2014.
Baskoro MS, Purwangka F, Suherman A. 2011. Atraktor Cumi-cumi. Semarang
(ID): Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 3-4 hal.
Alimin N. 2014. Catatan Petugas Pemeriksa Fisik Kapal PPS Nizam Zachman
Jakarta (ID): PPS Nizam Zachman Jakarta.
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jakarta. 2013. Catatan Produksi Tempat
Pendaratan Ikan 2012. Jakarta: Pusat Data dan Informasi DKP Provinsi
Jakarta.
Google
Earth.
2014.
Explore,
Search,
and
Discover.
Dari
http://www.earth.google.com. 05 Juli 2014.
Gujarati D. 1995. Ekonometrika Dasar. Jakarta (ID: Penerbit Erlangga. 6 hal.
Hulalata A, Makapedua DM, Paparang RW. 2013. Studi Pengolahan Cumi-cumi
(Loligo sp) Asin Kering Dihubungkan dengan Kadar Air dan Tingkat
Kesukaan Konsumen [Jurnal]. Manado (ID): Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Universitas Sam Ratulangi. 1 hal.
Laevastu T dan I. Hela. 1970. Fisheries Oceanography. London (GB): Fish News
Ltd, 110 Fleet Street. 238 hal.
[LAPAN] Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. 2012. Klorofil-Mei
2012. Dari http://inderaja.lapan.go.id/simba/subcat/kf?m=5&y=2012&
periode=&daerah=. 05 Juli 2014.
__________. 2012. Klorofil-November 2012. Dari http://inderaja.lapan.go.id
/simba/subcat/kf?m=11&y=2012&periode=&daerah=. 05 Juli 2014.
Meirina K. 2008. Kajian Pengolahan Cumi-cumi (Loligo sp) Siap Saji [Skripsi].
Bogor (ID): Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 1 hal.

20

Moninja D, Martasuganda S. 1989. Teknologi Penangkapan Ikan [Diktat Kuliah].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. (tidak dipublikasikan). 129 hal.
Nazir M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia. 66 hal.
Nomura M. 1962. Stick-help Dip Net Fishery in Japan. Tokyo (JP): Protokolle zur
Fischereitechnik 7. 330-348 hal.
Nontji A. 1993. Laut Nusantara. Jakarta (ID): Penerbit Djambatan. 77-84 hal.
Okuzumi M. dan T. Fuji. 2000. Nutritional and functional properties of squid
and
cuttlefish. Tokyo (JP): National Cooperative Association of Squid
Processors.
[PPSNZJ] Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta. 2014. Data
Statistik Syahbandar PPS Nizam Zachman Jakarta 2011-2013. Jakarta
(ID): PPS Nizam Zachman Jakarta.
__________. 2012. Statistik Perikanan Pelabuhan Perikanan Samudera Tahun
2011. Jakarta (ID): PPS Nizam Zachman Jakarta.
__________. 2013. Statistik Perikanan Pelabuhan Perikanan Samudera Tahun
2012. Jakarta (ID): PPS Nizam Zachman Jakarta.
__________. 2014. Statistik Perikanan Pelabuhan Perikanan Samudera Tahun
2013. Jakarta (ID): PPS Nizam Zachman Jakarta.
Peraturan Menteri No.2 Tahun 2011 tentang Jalur Penangkapan Ikan dan
Penempatan Alat Penangkapan Ikan dan Alat Bantu Penangkapan Ikan di
Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia.
Silaban IN. 2013. Penilaian Teknis dan Ekonomi Unit Penangkapan Jaring Cumi
di PPP Bajomulyo Pati Jawa Tengah [Skripsi]. Bogor (ID). Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 9 hal.
Sobari MP, Diniah, Isnaini. 2009. Kajian Bio-ekonomi dan Investasi Optimal
Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Ekor Kuning di Perairan Kepulauan
Seribu. Jurnal Mangrove dan Pesisir IX (2). 56-66 hal.
Sugiarto, Herlambang T, Brastoro, Sudjana R, Kelana S. 2002. Ekonomi Mikro:
Sebuah Kebijakan Komprehensif. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Uta