Hambatan dalam proses pembelajaran pengelasan

86 dalam pelaksanaan pembelajaran berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran pengelasan antara lain: a Pelakasanaan pembelajaran pengelasan menggunakam metode ceramah dan dokumentasi sehingga siswa kurang antosias dalam mengikuti pelajaran pengelasan secara apalagi siswa yang duduknya paling belakang, apalagi kenakalan remaja juga menjadi hambatan dalam penyampaian teori oleh karena itu guru di SMK Muhammadiyah 1 Bantul harus pandai-padai dalam penyampean materi. Serta pengadaan buku panduan dan modul pembelajaran siswa masih terbatas akan tetapi baku panduan siswa diperpustakaan ada, hambatanya siswa kurang kesadarannya dalam penggunaan buku panduan serta kurang antusias kalau pergi ke perpustakaan. b Pelaksanaan pembelajaran praktek pengelasan di SMK Muhammadiyah 1 Bantul hambatannya hanya pada keterbatasan alat sehingga pada saat praktek siswa harus dibagi menjadi 2 kelompok yang pertama masuk praktek pengelasan yang lainnya masuk praktek permesinan oleh sebab itu dalam penilaian hasil prktek kadang mengalami perbedaan keyakinan karena dalam satu praktek ada 2 guru yang terlibat didalamnya, sehingga disepakati untuk pembagian nilai berdasarkan job-job. 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Proses pelakasanaan pembelajaran di SMK Muhammadiyah 1 Bantul berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan baik, ini dapat dibuktikan dengan hasil angket yang di isi oleh responden yang menyatakan dengan rincian persentase sangat baik 5, baik 53, cukup 32 dan tidak baik 10. 2. Presepsi guru di SMK Muhammadiyah 1 Bantul termasuk dalam katagori baik karena dibuktikan dengan hasil angket yang diisi oleh 107 siswa kelas XI dengan rincian persentase sangat baik 43.1, baik 53.9 , cukup 2.9 dan tidak baik 0.1 dalam penguasaan materi. Pada pelaksanan praktek guru SMK Muhammadiyah 1 Bantul dikatakan baik karena dari hasil wawancara kepada guru praktek terutama guru pengelasan sudah memiki sertifikat BLPT Balai Latihan Pendidikan Teknik yang didapat dari pelatihan pengelasan di BLK Balai Latihan Kerja selama 3 bulan. 3. Penilaian kondisi bengkel pengelasan di SMK Muhammadiyah 1 Bantul termasuk dalam kategori baik dengan rincian persentasi sangat baik 21, baik 32, cukup 32 dan tidak baik 15. Hal utama yang menjadi kekurangan atau hambatan pada bengkel pengelasan di SMK 88 Muhammadiyah 1 Bantul adalah kurangnya alat praktek las atau mesin las, yaitu mesin las OAW 1 unit dan mesin las SMAW 4 unit untuk rata-rata 36 siswa per kelas pada setiap kegiatan praktek. Dan pada sub kopetensi tertentu siswa tidak dapat melakukan praktek secara individu karena keterbatasan alat dan cara mengatasinya siswa harus dilakukan secara kelompok. 4. Hambatan proses pembelajaran pengelasan di SMK Muhammadiyah 1 Bantul secara teori masih menggunakan metode ceramah sehingga siswa kurang antosias dalam mengikuti pelajaran pengelasan secara teori apalagi siswa yang duduknya paling belakang, kenakalan remaja juga menjadi hambatan dalam penyampaian teori. Hambatan proses pembelajaran pengelasan di SMK Muhammadiyah 1 Bantul secara praktek hambatannya hanya pada keterbatasan alat sehingga pada saat praktek siswa harus dibagi menjadi 2 kelompok yang pertama masuk praktek pengelasan yang lainnya masuk praktek permesinan.

B. Saran

1. Setiap guru yang mengajar pada suatu mata pelajaran sebaiknya mempunyai sertifikasi kompetensi yang jelas sehingga guru tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan tetapi juga ketrampilan yang dapat digunakan untuk bekerja atau berwirausaha. Sebagai contoh pada penelitian ini adalah guru pengelasan seharusnya mempunyai sertifikat las