Mata Pelajaran Tata Hidang

32

3. Mata Pelajaran Tata Hidang

Di SMK setiap mata pelajaran praktik, selalu ditekankan pada meteri praktik. Dimana selain mata pelajaran teori, mata pelajaran praktik juga mempunyai peranan penting terhadap kualitas lulusan yang dihasilkan. Mata pelajaran praktik dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan pelatihan dan ketrampilan sikap yang mendukung untuk bekerja di dunia industri. Sifat pembelajaran yang diberikan hendaknya mendukung faktor-faktor yang dibutuhkan apabila para lulusan SMK bekerja. Setiap pembelajaran pada mata pelajaran kejuruan di SMK mencakup unsur pembelajaran yang meliputi unsur afektif, kognitif, dan psikomotorik. Ketiga unsur tersebut merupakan tolak ukur untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pada pembelajaran Tata Hidang di SMK unsur kognitif yang diberikan yaitu pengetahuan mengenai hal-hal yang harus diketahui siswa dalam tata hidang, unsur afektif meliputi segala aspek sikap yang harus diperhatikan kaitannya dalam materi Tata Hidang, sedangkan unsur psikomotorik mengandung pengertian bahwa ketrampilan sikap dalam materi mata pelajaran praktik Tata Hidang harus diketahui dan dimengerti secara mendalam serta bisa mempraktikkannya. Menurut Soediasih 1994: 1, Tata Hidang merupakan sekumpulan bahan pelajaran yang mempelajari tentang menu yang dihidangkan, peralatan untuk makan maupun untuk menghidangkan makanan, teknik pelayanan makanan dan minuman, serta sopan santun makan atau etiket makan. Kompetensi yang harus dimiliki pada mata pelajaran Tata Hidang adalah kemampuan untuk bekerja 33 mandiri, mengembangkan kreativitas dalam pekerjaan dan sikap kerja yang nantinya dapat berpengaruh dalam usaha yang sesungguhnya. Menurut Soekresno dan Pendit 1998: 4, Departemen Food and Baverage Service secara umum diartikan sebagai bagian yang mengurus makanan dan minuman. Sedangkan secara khusus dilihat dari dunia perhotelan diartikan sebagai bagian dari hotel yang mengurus dan bertanggungjawab terhadap kebutuhan pelayanan makanan dan minuman, serta kebutuhan lain yang terkait dari para tamu yang tinggal dan tidak tinggal di hotel tersebut, serta dikelola secara komersial dan profesional. Makanan yang dihidangkan harus diperhatikan penyajiannya baik dari segi penampilan, warna, tekstur, rasa, dan sebagainya. Idrus 1994: 13 mengatakan, makanan tanpa memperhatikan penyajian sama saja dengan makanan yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui infus seperti di Rumah Sakit, dimana pasien tidak merasakan kenikmatan sedikitpun meski telah mencapai maksimal. Makanan tidak hanya sarana untuk memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga untuk kebutuhan biologis. Jadi dengan penyajian yang menarik orang akan tertarik untuk makan makanan tersebut.

4. Komponen Pembelajaran Tata Hidang