Observasi Tindakan Siklus I
61
oleh guru bersama kolaborator, yang selanjutnya dapat dipergunakan sebagai pijakan untuk melakukan kegiatan pada tindakan siklus II.
Peneliti dan kolaborator membahas hal-ha apa saja yang menjadi masalah atau kendala pada pelaksanaan siklus II. Berdasarkan hasil pengamatan
dan diskusi peneliti dan kolaborator, diperoleh hal-hal yang menjadi hambatan pada tindakan siklus I, serta upaya perbaikan yang akan
dilaksanakan pada tindakan siklus II diuraikan pada tabel 4.7 :
Tabel 4.7. Hambatan dan Upaya Perbaikan untuk Tindakan Siklus II Hambatan
Upaya Perbaikan
1 Pemberian contoh yang dilakukan
guru pada saat mendemonstrasikan setiap gerakan senam irama dirasa
masih kurang, yaitu dilakukan satu kali.
1. Guru
menambahkan pemberian
contoh setiap gerakan senam pada anak, yaitu dilakukan sebanyak dua
kali, agar
anak dapat
lebih mamahami.
2 Pada saat guru mendemonstrasikan
gerakan senam, tidak ada instruktur pendamping
yang mengarahkan
anak dalam
melakukan setiap
gerakan senam. 2.
Selain kolaborator, guru meminta bantuan kepada guru lain untuk turut
serta membantu mendampingi anak pada saat menirukan gerakan senam.
3 Jumlah anak yang begitu banyak,
sehingga anak kurang maksimal dalam mengikuti rangkaian gerakan
senam. 3.
Pelaksanaan senam dibagi menjadi dua kelompok, agar anak lebih
berkonsentrasi saat
melakukan kegiatan senam irama.
Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan pada tindakan siklus I, bahwasannya peningkatan motorik kasar pada anak kelompok A TK
Pertiwi 21.1 Setda Kabupaten Sragenbelum mencapai keberhasilan yang ditetapkan. Oleh karena itu kegiatan senam irama perlu dilanjutkan pada
tindakan siklus II dalam upaya meningkatkan motorik kasar anak. Untuk itu hipotesis pada tindakan siklus I adalah keterampilan motorik kasar
62
pada anak kelompok A TK Pertiwi 21.1 Setda Kabupaten Sragen dapat ditingkatkan melalui senam irama.
2.Tindakan Siklus II a.
Perencanaan Tindakan Siklus II
Tahap perencanaan pada siklus II, peneliti melakukan kegiatan di antaranya
merencanakan pelaksanaan
kegiatan senam
irama. Perkembangan keterampilan motorik kasar pada anak melalui senam
irama yang disusun peneliti bekerja sama dengan guru kelas yang lain sekaligus sebagai kolaborator, serta dikonsultasikan untuk mendapatkan
persetujuan kepala sekolah. Pada tahap perencanaan ini, tahap-tahap yang dilakukan sebagai berikut :
1. Menyusun Rencana Kegiatan Harian RKH sebagai acun penelitian dan
kolaborator dalam pelaksanaan kegiatan senam irama. Kegiatan senam irama yang dilakukan pada tindakan siklus II, juga direncanakan melalui
dua kali pertemuan apabila dalam pertemuan pertama belum mencapai tingkat keberhasilan yang ditetapkan.
2. Mempersiapkan kelengkapan untuk kegiatan senam irama.
3. Menyusun lembar observasi tentang kegiatan senam irama yang berisi
tentang unsur-unsur penilaian. 4.
Menyiapkan kelengkapan peralatan untuk mendokumentasikan kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung, seperti kamera.
63