Latar Belakang Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Kecanduan Facebook dengan Konseling Kelompok Behavioral pada Siswa Kelas 8E SMP N 10 Salatiga T1 132007018 BAB I

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Facebook , mungkin sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar orang. Facebook adalah salah satu situs jejaring sosial yang sangat digemari masyarakat saat ini. Mulai dari anak-anak sampai orang tua, siswa sampai mahasiswa, tukang bakso sampai direktur utama, pedangang kecil sampai pengusaha. Facebook adalah sebuah sarana sosial yang membantu masyarakat untuk berkomunikasi secara lebih effisien dengan teman-teman, keluarga dan teman sekerja . Manfaat Facebook antara lain; untuk memudahkan pertemanan, komunikasi, melebarkan jaringankoneksi, dan memudahkan masyarakat satu dengan yang lain dalam pemenuhan kebutuhan sebagian makhluk sosial yang saling bergantung. Berdasarkan data dari Alexa.com yang diambil tanggal 24 juli 2011, facebook menempati peringkat no 4 di daftar situs yang paling banyak diakses di dunia. Hebat sekali karena hanya tertinggal dari layanan pencariaan google, yahoo, dan hanya satu tingat dibawah youTube. Hal ini bukan tanpa sebab karena facebook sendiri telah mengumumkan secara resmi bahwa saat ini mereka bertumbuh secara umum dengan lebih dari 250 juta pengguna aktif dan lebih dari 120 juta pengguna login ke facebook sedikitnya satu kali setiap harinya. Sedangkan di Indonesia sendiri facebook telah menjadi juara. Terbukti facebook telah menjadi situs yang paling banyak diakses orang indonesia, bahkan mengalahkan jasa pencarian google. Pertumbuhan pengguna di Indonesia cukup besar bahkan mencapai sekitar 23.781.260 pengguna aktif Facebook di Indonesia dengan detil ada 13.942.460 pria dan 9.612.180 wanita. http:sandybimo.blogspot.com201107jumlah-pengguna-fb-indonesia.html 2011 Di awal tahun 2010, masyarakat dikejutkan oleh pemberitaan miring seputar penyimpangan sejumlah remaja yang disebabkan oleh Facebook FB. Seorang remaja putri di Jawa Timur, nekat lari ke Jakarta, meninggalkan orang tuanya. Penyebabnya adalah remaja tersebut berkenalan dengan teman baru dari Tangerang melalui FB. Kata polisi, mereka telah melakukan perbuatan yang jauh belum saatnya. Kasus yang sama menimpa remaja A di Jawa Tengah. Setelah sering menggunakan seluler untuk FB-an, remaja itu menghilang entah kemana. Kasus yang terjadi di Depok, banyak siswa yang menghabiskan waktu sepulang sekolah untuk mampir di warnet. Bahkan, di jam-jam yang mestinya mereka masuk kelas pun, mereka kedapatan nongkrong di warnet, untuk membuka FB. Di Lampung, 4 pelajar remaja diberhentikan dari sekolahnya karena dinilai telah menghina guru mereka melalui FB. Ubaydillah, 2009. Facebook telah membuat remaja kecanduan, karena di Facebook menawarkan berbagai fasilitas informasi, mainan, dan hiburan yang membuat remaja tidak ingin meninggalkan facebook. Tanda-tanda remaja yang kecanduan internet, antara lain remaja merasa senang dengan internet, durasi penggunaan internet terus meningkat, menjadi cemas dan bosan ketika harus melalui beberapa hari tanpa internet Dyah, 2009. Kondisi seperti itu dapat disebut dengan internet addiction disosder IAD, adanya ketergantunan semacam kecanduan terhadap pengguna internet untuk memenuhi kebutuhan yang menimbulkan perasaan senang dan perasaan pada penggunanya. Penggunaan facebook untuk berkomunikasi chatting dan games dapat dikelompokan menjadi diagnosis happy psychologist yang menimbulkan peningkatan intensitas dan dapat dikategorikan sebagai kecanduan Grohol, 2005. Berdasarkan wawancara dengan guru BK di Sekolah Menengah Pertama Negri 10 Salatiga, mendapatkan hasil siswa kelas 8E banyak yang mengunakan internet untuk facebookan. Kemudian mengajak teman-teman lain untuk menggunakan alat komunikasi jejaringan facebook. Dorongan teman sebaya bisa menyebabkan siswa-siswa di SMP 10 terkena adiksi facebook. Hasil penyebaran skala penilaian kencenderungan adiksi facebook mendapatkan 10 siswa yang mengalami adiksi facebook. Subjek penelitian diambil pada kategori tinggi dengan jumlah 5 orang dan sedang dengan jumlah 5 orang. Tabel 1.1 gambaran frekuensi siswa SMP N 10 Salatiga kelas VIIIE tentang kecenderungan kecanduan facebook Interval Frekuensi Presentase 88-104 Sangat Tinggi 0 71-87 Tinggi 5 17,9 54-70 Sedang 20 71,3 37-53 Rendah 3 10,8 20-36 Sangat Rendah 0 Penelitian hasil Dominowski 2009 penggunaan facebook dipengaruhi oleh faktor yaitu dorongan pertemanan atau kebutuhan berafilasi. Rantamäki 2008 menyebutkan faktor penggunaan facebook adalah facebook menarik minat karena nilai sosial yang ditimbulkan adalah kemudahan mencari teman lamakerabat yang jauh dan sudah lama tidak bertemu. Hal ini menunjukan bahwa Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua Conger, 1991; Papalia Olds, 2001. Conger 1991 dan Papalia Olds 2001 mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik, dan sebagainya. Kelompok pertemanan yang kemudiaan disebut peer atau teman sebaya ini dalam hubungannya dengan pergaulan antar anggota akan muncul norma-norma tertentu yang biasanya berbentuk peraturan- peraturan tidak tertulis yang harus dipatuhi oleh anggota kelompok tersebut dan norma-norma itu biasanya ditentukan oleh pemimpin kelompok. Menurut Guntoro dalam Louk, 2005 jika anggota kelompok tidak menaati atau tidak menaruh perhatian pada norma-norma tersebut maka akan terjadi kecenderungan untuk timbulnya pemaksaan yang kemudian akan timbul tekanan sehingga sering kali remaja tidak berani untuk mengatakan apa yang mereka pikirkan karena norma kelompok dan teman tidak menyetujuinya. Ketidakberanian mengungkapkan pendapat atau hal yang dipikirkannya disebut sebagai tindakan kurang asertif. Selanjutnya pada kelompok sosial remaja misalnya mereka menginginkan kelompok sosialnya dianggap sebagai kelompok yang tidak ketinggalan jaman dan gaptek, oleh karena itu para anggota kelompok diwajibkan untuk membuat facebook. Dampak yang terjadi bisa saja pemaksaan kepada para anggota kelompok untuk menggunakan fitur-fitur dalam facebook. Selanjutnya apabila para anggota merasa akan lebih terpuaskan bila berhubungan atau berkomunikasi secara langsung “face to face” dengan lingkungan sekitar, termasuk dengan teman-temannya, tidak berani mengungkapkan pikiran, pendapat atau perasaannya kepada pempinan kelompok termasuk dalam prilaku kurang asertif. Pendapat Elkind Beyth-Marom, dkk., 1993 bahwa remaja memiliki semacam perasaan invulnerability yaitu keyakinan bahwa diri mereka tidak mungkin mengalami kejadian yang membahayakan diri, Umumnya remaja biasanya dipandang memiliki keyakinan yang tidak realistis yaitu bahwa mereka dapat melakukan perilaku yang dipandang berbahaya tanpa kemungkinan mengalami bahaya itu. Prilaku tersebut dapat dijumpai saat remaja yang terkena adiksi facebook, remaja mengganggap facebook merupakan tempat bersosial dengan orang lain. Artinya mereka tidak memikirkan bahaya yang akan terjadi apabila individu itu tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Penelitian Pempek, Yermolayeva, Calvert 2009 menjelaskan bahwa intensitas penggunaan facebook sepanjang hari Frekuensi 4 hariminggu durasi 4 jamhari menyebabkan ketergantungan yang menyebabkan terabaikannya peran sosial dan penurunan prestasi akademik. Dalam mengurangi adiksi facebook terhadap remaja, peneliti memberikan konseling kelompok behavioral dengan teknik asertif. Menurut Corey 2007 perilaku asertif adalah ekspresi langsung, jujur, dan pada tempatnya dari pikiran, perasaan, kebutuhan, atau hak-hak seseorang tanpa kecemasan yang beralasan. Langsung artinya pernyataan tersebut dapat dinyatakan tanpa berbelit-belit dan dapat terfokus dengan benar. Jujur berarti pernyataan dan gerak-geriknya sesuai dengan apa yang diarahkannya. Sedangkan pada tempatnya berarti perilaku tersebut juga memperhitungkan hak-hak dan perasaan orang lain serta tidak melulu mementingkan dirinya sendiri. Kebanyakan remaja lebih banyak menghabiskan waktu untuk facebook dibandingkan dengan belajar, hal ini tidak proposional waktu antara belajar dan bersosial. Remaja masih bergantung kepada pengaruh teman sebaya, cenderung untuk ikut-ikutan gaya bersosial teman sebaya. Karena demam facebook sudah menjalar di Indonesia, para remaja menganggap hal tersebut sebagai kemajuan teknologi tanpa memikirkan dampak yang terjadi, Oleh karena itu sikap tegas harus dimiliki supaya bisa mengambil sisi positifnya saja. Kemudian dari temuan yang terjadi di facebook adalah banyaknya kejadian remaja dalam mengutarakan sebuah ungkapan atau status yang menyinggung perasaan orang lain. Tujuan dari sikap asertif adalah untuk menyenangkan orang lain dan menghindari konflik dengan segala akibatnya Wahyuningsih, dkk 2010. Penelitian Amelia 2009 menunjukan bahwa latihan asertif efektif digunakan untuk mereduksi prilaku adiksi game online pada remaja. Pelatihannya meliputi penghapusan rasa takut untuk tidak menggunakan game online secara berlebihan, mengembangkan perilaku asertif dengan pelatihan asertif. Pelatihan tersebut akan coba diterapkan pada pecandu faceebook, karena game online dan kecanduan facebook merupakan bagian dari kecanduan internet. Berdasarkan latar belakang masalah timbul permasalahan tentang kecanduan facebook pada remaja, maka alasan utama penelitian ini adalah untuk mereduksi kecanduan facebook pada remaja dengan konseling kelompok behavioral latihan asertif. Masalah ini perlu untuk diteliti supaya remaja bisa berpikir tepat dan logis, menempatkan dan menerima fungsi fasilitas komunikasi sesuai dengan proporsinya masing-masing. Kinerja dan dampak positif dari penggunaan facebook dan aplikasi dan situs pertemanan lainnya akan sangat terasa jika para remaja bisa menggunakannya dan tetap tunduk pada undang-undang internet cyberlaw, memakai sesuai dengan fungsi yang proporsional.

I.2 Batasan Masalah

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Kecanduan Facebook dengan Konseling Kelompok Behavioral pada Siswa Kelas 8E SMP N 10 Salatiga

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Kecanduan Facebook dengan Konseling Kelompok Behavioral pada Siswa Kelas 8E SMP N 10 Salatiga T1 132007018 BAB II

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Kecanduan Facebook dengan Konseling Kelompok Behavioral pada Siswa Kelas 8E SMP N 10 Salatiga T1 132007018 BAB IV

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Kecanduan Facebook dengan Konseling Kelompok Behavioral pada Siswa Kelas 8E SMP N 10 Salatiga T1 132007018 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Kecanduan Facebook dengan Konseling Kelompok Behavioral pada Siswa Kelas 8E SMP N 10 Salatiga

0 0 31

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Layanan Konseling Kelompok Behavioral untuk Mengubah Perilaku Pacaran Siswa Kelas IX SMP N 2 Suruh

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Layanan Konseling Kelompok Behavioral untuk Mengubah Perilaku Pacaran Siswa Kelas IX SMP N 2 Suruh T1 132007087 BAB II

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Layanan Konseling Kelompok Behavioral untuk Mengubah Perilaku Pacaran Siswa Kelas IX SMP N 2 Suruh T1 132007087 BAB IV

0 1 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Layanan Konseling Kelompok Behavioral untuk Mengubah Perilaku Pacaran Siswa Kelas IX SMP N 2 Suruh T1 132007087 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Layanan Konseling Kelompok Behavioral untuk Mengubah Perilaku Pacaran Siswa Kelas IX SMP N 2 Suruh

0 0 24