BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Facebook , mungkin sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar orang.
Facebook adalah salah satu situs jejaring sosial yang sangat digemari masyarakat saat
ini. Mulai dari anak-anak sampai orang tua, siswa sampai mahasiswa, tukang bakso sampai direktur utama, pedangang kecil sampai pengusaha. Facebook adalah sebuah
sarana sosial yang membantu masyarakat untuk berkomunikasi secara lebih effisien dengan teman-teman, keluarga dan teman sekerja
. Manfaat Facebook antara lain;
untuk memudahkan pertemanan, komunikasi, melebarkan jaringankoneksi, dan memudahkan masyarakat satu dengan yang lain dalam pemenuhan kebutuhan
sebagian makhluk sosial yang saling bergantung. Berdasarkan data dari Alexa.com
yang diambil tanggal 24 juli 2011, facebook menempati peringkat no 4 di daftar situs yang paling banyak diakses di dunia. Hebat sekali karena hanya tertinggal dari
layanan pencariaan google, yahoo, dan hanya satu tingat dibawah youTube. Hal ini bukan tanpa sebab karena facebook sendiri telah mengumumkan secara resmi bahwa
saat ini mereka bertumbuh secara umum dengan lebih dari 250 juta pengguna aktif dan lebih dari 120 juta pengguna login ke facebook sedikitnya satu kali setiap
harinya. Sedangkan di Indonesia sendiri facebook telah menjadi juara. Terbukti facebook telah menjadi situs yang paling banyak diakses orang indonesia, bahkan
mengalahkan jasa pencarian google. Pertumbuhan pengguna di Indonesia cukup besar bahkan mencapai sekitar 23.781.260 pengguna aktif Facebook di Indonesia dengan
detil ada
13.942.460 pria
dan 9.612.180
wanita. http:sandybimo.blogspot.com201107jumlah-pengguna-fb-indonesia.html 2011
Di awal tahun 2010, masyarakat dikejutkan oleh pemberitaan miring seputar penyimpangan sejumlah remaja yang disebabkan oleh Facebook FB. Seorang
remaja putri di Jawa Timur, nekat lari ke Jakarta, meninggalkan orang tuanya. Penyebabnya adalah remaja tersebut berkenalan dengan teman baru dari Tangerang
melalui FB. Kata polisi, mereka telah melakukan perbuatan yang jauh belum saatnya. Kasus yang sama menimpa remaja A di Jawa Tengah. Setelah sering menggunakan
seluler untuk FB-an, remaja itu menghilang entah kemana. Kasus yang terjadi di Depok, banyak siswa yang menghabiskan waktu sepulang sekolah untuk mampir di
warnet. Bahkan, di jam-jam yang mestinya mereka masuk kelas pun, mereka kedapatan nongkrong di warnet, untuk membuka FB. Di Lampung, 4 pelajar remaja
diberhentikan dari sekolahnya karena dinilai telah menghina guru mereka melalui FB. Ubaydillah, 2009.
Facebook telah membuat remaja kecanduan, karena di Facebook
menawarkan berbagai fasilitas informasi, mainan, dan hiburan yang membuat remaja tidak ingin meninggalkan facebook. Tanda-tanda remaja yang kecanduan internet,
antara lain remaja merasa senang dengan internet, durasi penggunaan internet terus meningkat, menjadi cemas dan bosan ketika harus melalui beberapa hari tanpa
internet Dyah, 2009. Kondisi seperti itu dapat disebut dengan internet addiction disosder IAD,
adanya ketergantunan semacam kecanduan terhadap pengguna internet untuk memenuhi kebutuhan yang menimbulkan perasaan senang dan
perasaan pada penggunanya. Penggunaan facebook untuk berkomunikasi chatting dan games dapat dikelompokan menjadi diagnosis happy psychologist yang
menimbulkan peningkatan intensitas dan dapat dikategorikan sebagai kecanduan Grohol, 2005.
Berdasarkan wawancara dengan guru BK di Sekolah Menengah Pertama Negri 10 Salatiga, mendapatkan hasil siswa kelas 8E banyak yang mengunakan
internet untuk facebookan. Kemudian mengajak teman-teman lain untuk menggunakan alat komunikasi jejaringan facebook. Dorongan teman sebaya bisa
menyebabkan siswa-siswa di SMP 10 terkena adiksi facebook. Hasil penyebaran skala penilaian kencenderungan adiksi facebook mendapatkan 10 siswa yang
mengalami adiksi facebook. Subjek penelitian diambil pada kategori tinggi dengan jumlah 5 orang dan sedang dengan jumlah 5 orang.
Tabel 1.1 gambaran frekuensi siswa SMP N 10 Salatiga kelas VIIIE tentang kecenderungan kecanduan facebook
Interval Frekuensi
Presentase 88-104 Sangat Tinggi 0
71-87 Tinggi 5
17,9 54-70 Sedang
20 71,3
37-53 Rendah 3
10,8 20-36 Sangat Rendah 0
Penelitian hasil Dominowski 2009 penggunaan facebook dipengaruhi oleh faktor yaitu dorongan pertemanan atau kebutuhan berafilasi. Rantamäki 2008
menyebutkan faktor penggunaan facebook adalah facebook menarik minat karena nilai sosial yang ditimbulkan adalah kemudahan mencari teman lamakerabat yang
jauh dan sudah lama tidak bertemu. Hal ini menunjukan bahwa Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua
Conger, 1991; Papalia Olds, 2001. Conger 1991 dan Papalia Olds 2001 mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama
bagi remaja dalam hal persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara
berpakaian yang menarik, dan sebagainya. Kelompok pertemanan yang kemudiaan disebut peer atau teman sebaya ini dalam hubungannya dengan pergaulan antar
anggota akan muncul norma-norma tertentu yang biasanya berbentuk peraturan- peraturan tidak tertulis yang harus dipatuhi oleh anggota kelompok tersebut dan
norma-norma itu biasanya ditentukan oleh pemimpin kelompok. Menurut Guntoro dalam Louk, 2005 jika anggota kelompok tidak menaati
atau tidak menaruh perhatian pada norma-norma tersebut maka akan terjadi kecenderungan untuk timbulnya pemaksaan yang kemudian akan timbul tekanan
sehingga sering kali remaja tidak berani untuk mengatakan apa yang mereka pikirkan karena norma kelompok dan teman tidak menyetujuinya. Ketidakberanian
mengungkapkan pendapat atau hal yang dipikirkannya disebut sebagai tindakan kurang asertif. Selanjutnya pada kelompok sosial remaja misalnya mereka
menginginkan kelompok sosialnya dianggap sebagai kelompok yang tidak ketinggalan jaman dan gaptek, oleh karena itu para anggota kelompok diwajibkan
untuk membuat facebook. Dampak yang terjadi bisa saja pemaksaan kepada para anggota kelompok untuk menggunakan fitur-fitur dalam facebook. Selanjutnya
apabila para anggota merasa akan lebih terpuaskan bila berhubungan atau berkomunikasi secara langsung “face to face” dengan lingkungan sekitar, termasuk
dengan teman-temannya, tidak berani mengungkapkan pikiran, pendapat atau perasaannya kepada pempinan kelompok termasuk dalam prilaku kurang asertif.
Pendapat Elkind Beyth-Marom, dkk., 1993 bahwa remaja memiliki semacam perasaan invulnerability yaitu keyakinan bahwa diri mereka tidak mungkin
mengalami kejadian yang membahayakan diri, Umumnya remaja biasanya dipandang memiliki keyakinan yang tidak realistis yaitu bahwa mereka dapat melakukan
perilaku yang dipandang berbahaya tanpa kemungkinan mengalami bahaya itu. Prilaku tersebut dapat dijumpai saat remaja yang terkena adiksi facebook, remaja
mengganggap facebook merupakan tempat bersosial dengan orang lain. Artinya mereka tidak memikirkan bahaya yang akan terjadi apabila individu itu tidak bisa
mengontrol dirinya sendiri. Penelitian Pempek, Yermolayeva, Calvert 2009 menjelaskan bahwa intensitas penggunaan facebook sepanjang hari Frekuensi 4
hariminggu durasi 4 jamhari menyebabkan ketergantungan yang menyebabkan terabaikannya peran sosial dan penurunan prestasi akademik.
Dalam mengurangi adiksi facebook terhadap remaja, peneliti memberikan konseling kelompok behavioral dengan teknik asertif. Menurut Corey 2007
perilaku asertif adalah ekspresi langsung, jujur, dan pada tempatnya dari pikiran, perasaan, kebutuhan, atau hak-hak seseorang tanpa kecemasan yang beralasan.
Langsung artinya pernyataan tersebut dapat dinyatakan tanpa berbelit-belit dan dapat terfokus dengan benar. Jujur berarti pernyataan dan gerak-geriknya sesuai dengan apa
yang diarahkannya. Sedangkan pada tempatnya berarti perilaku tersebut juga memperhitungkan hak-hak dan perasaan orang lain serta tidak melulu mementingkan
dirinya sendiri. Kebanyakan remaja lebih banyak menghabiskan waktu untuk facebook
dibandingkan dengan belajar, hal ini tidak proposional waktu antara belajar dan bersosial. Remaja masih bergantung kepada pengaruh teman sebaya, cenderung
untuk ikut-ikutan gaya bersosial teman sebaya. Karena demam facebook sudah menjalar di Indonesia, para remaja menganggap hal tersebut sebagai kemajuan
teknologi tanpa memikirkan dampak yang terjadi, Oleh karena itu sikap tegas harus dimiliki supaya bisa mengambil sisi positifnya saja. Kemudian dari temuan yang
terjadi di facebook adalah banyaknya kejadian remaja dalam mengutarakan sebuah ungkapan atau status yang menyinggung perasaan orang lain. Tujuan dari sikap
asertif adalah untuk menyenangkan orang lain dan menghindari konflik dengan
segala akibatnya Wahyuningsih, dkk 2010.
Penelitian Amelia 2009 menunjukan bahwa latihan asertif efektif digunakan untuk mereduksi prilaku adiksi game online pada remaja. Pelatihannya meliputi
penghapusan rasa takut untuk tidak menggunakan game online secara berlebihan, mengembangkan perilaku asertif dengan pelatihan asertif. Pelatihan tersebut akan
coba diterapkan pada pecandu faceebook, karena game online dan kecanduan facebook merupakan bagian dari kecanduan internet.
Berdasarkan latar belakang masalah timbul permasalahan tentang kecanduan facebook
pada remaja, maka alasan utama penelitian ini adalah untuk mereduksi kecanduan facebook pada remaja dengan konseling kelompok behavioral latihan
asertif. Masalah ini perlu untuk diteliti supaya remaja bisa berpikir tepat dan logis,
menempatkan dan menerima fungsi fasilitas komunikasi sesuai dengan proporsinya masing-masing. Kinerja dan dampak positif dari penggunaan facebook dan aplikasi
dan situs pertemanan lainnya akan sangat terasa jika para remaja bisa menggunakannya dan tetap tunduk pada undang-undang internet cyberlaw,
memakai sesuai dengan fungsi yang proporsional.
I.2 Batasan Masalah