2. Skin-fold thickness merupakan ketebalan lipatan kulit mencit pada bagian
punggung yang diukur menggunakan jangka sorong pasca paparan UV.
3. Mean selisih skin-fold thickness adalah skinfold thickness akhir setelah
paparan UV dikurangi skin-fold thickness awal sebelum paparan UV.
4. Lampu UV adalah lampu xenon UV B dengan panjang gelombang 280-320
nm broadband UV B. Pada jarak 40 cm dari permukaan lampu, irradiance yang dihasilkan sebesar 1 x 10
-3
Wcm
2
. Pemaparan sinar UV B dilakukan di Laboratorium Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran Umum,
UGM Yogyakarta.
5. Krim ekstrak tomat adalah bentuk sediaan krim yang digunakan sebagai
aplikasi topikal dengan tipe MA, mengandung ekstrak tomat sebesar 0,14 .
6. Basis adalah basis Biocream
®
yang merupakan krim pembawa vehicle dan tidak mengandung zat aktif ekstrak tomat.
D. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan adalah mencit betina umur 8 – 10 minggu, galur Balbc;
tomat perkebunan daerah Turi, Sleman, Yogyakarta; basis krim
Biocream
®
; aseton teknis, Brataco; natrium klorida teknis, Brataco; methanol p.a, Merck; petroleum eter teknis, Brataco; alkohol 75; formalin 10;
depilatoris Veeth Hair Removal.
E. Alat Penelitian
Alat – alat yang digunakan adalah lampu broadband UV B LIPI, lampu Phillip; jangka sorong dengan tingkat ketelitian 0,01 mm; alat gelas Pyrek Iwaki
Glass, Japan; neraca analitik Mettler Toledo tipe AB 200; HPLC Shimadzu;
Spektrofotometri UVVis Perkin-Elmer Lambda 20; Juicer; pisau cukur dan gunting; mikroskop; Software Motic Image Plus 2.0.
F. Tata Cara Penelitian
1. Ekstraksi Kandungan Tomat
Tomat dihancurkan menggunakan juicer hingga halus. Kemudian ditimbang sebanyak 30 gram. Lalu ditambahkan aseton sebanyak 100 ml, digojog
hingga semua aseton bereaksi. Selanjutnya ditambahkan aquades sebanyak 500 ml. Kemudian ditambahkan NaCl sebanyak 5 gram untuk membantu proses
salting out . Selanjutnya diekstraksi menggunakan petroleum eter sebanyak 100 ml
dengan cara bertingkat 50 ml, 25 ml, dan 25 ml untuk menarik likopen dari aseton. Ekstraksi ini dilakukan menggunakan corong pisah. Ekstrak tomat tersebut
kemudian diuapkan hingga didapatkan ekstrak kering Alhammadi and Alkaabi, 2006.
2. Identifikasi Ekstrak Tomat Menggunakan HPLC
High Performance Liquid Chromatography
Metode identifikasi ekstrak tomat dilakukan berdasarkan metode identifikasi likopen dengan asumsi bahwa kandungan yang terdapat di dalam
ekstrak tomat merupakan senyawa-senyawa nonpolar seperti likopen, beta-karoten dan vitamin E. Sebanyak 1 mg ekstrak tomat dilarutkan dalam 10 ml fase gerak
metanol 100. Selanjutnya 20 μl larutan tersebut diinjeksikan ke dalam sistem
HPLC menggunakan fase diam oktadesilsilan C18 dan fase gerak metanol 100. Pengukuran dilakukan dengan flow rate 1 mlmenit dan pada suhu 15
°C Nassar, et al., 2007. Pada penelitian ini tidak terdapat senyawa baku likopen
sehingga kromatogram hasil pengukuran dibandingkan dengan kromatogram menurut penelitian Nassar, et al. 2007.
Gambar 6. Kromatogram likopen Nassar, et al., 2007
3. Pembuatan Sediaan Krim Ekstrak Tomat