33
BAB III PENERAPAN PUTUSAN NOMOR 22PDT.G2009PN.KABUPATEN
PROBOLINGGO
3.1. Peralihan hak atas tanah.
Putusan hakim diikuti dengan upaya hukum, jika para pihak tidak puas dengan putusan hakim tersebut. Tetapi, jika tidak ada upaya hukum lagi dari pihak
yang berlawanan dalam jangka waktu yang telah ditentukan, maka putusan tersebut mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Seperti dalam putusan perkara
nomor 22PDT.G2009PN.KABUPATEN PROBOLINGGO mengenai sengketa sebidang tanah sawah yang terletak di Desa Karanganyar Kecamatan Paiton
Kabupaten Probolinggo. Setiap peralihan hak atas tanah selalu diikuti atau disertai dengan bukti-
bukti surat yang melekat pada tanah yang dialihkan, sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku pada waktu terjadinya peristiwa peralihan hak.
Dalam putusan perkara nomor 22PDT.G2009PN.KAB.PROB yaitu mengenai sengketa sebidang tanah sawah yang terletak di Desa Karanganyar
Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo. Sebagai penggugat adalah Endji
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
34
melawan Sarini sebagai tergugat I dan Haji Misro sebagai tergugat II. Permasalahan dimulai ketika penggugat masih kecil sekitar umur 6 tahun, tanpa
sepengetahuan penggugat, kemudian tanah sengketa tersebut dikuasai oleh tergugat I dengan tidak memperhatikan kepentingan penggugat selaku pemilik
tanah sengketa tersebut . Setelah itu , oleh tergugat I tanah tersebut dipindah tangankan kepada tergugat II sampai dengan sekarang.
Dari putusan hakim, disebutkan bahwa asal mula tanah sengketa tersebut adalah dari buku C desa No. 155 persil 17 luas 0,313 ha atas nama Bapak
Sameno Nadin dan pada tanggal 2 Mei 1970 telah dikasih kepada buku C desa 812 persil 17 luas 0,313 ha. Atas nama Endji sebagaimana dalam bukti P.1 yang
sesuai pula dengan bukti T-4 yang merupakan buku C desa. Perubahan dari bukti T-4 buku C desa No. 812 kepada bukti T-3 buku C desa atas nama Sarini Saripa,
terdapat hubungan yang terputus, karena perubahan tersebut tidak terdapat keterangan, mengapa berubah akan tetapi hanya tertulis kasih.
Awalnya tanah sengketa tersebut, sejak Sagi dan Senema meninggal dikerjakan oleh Nudin,ayah Senema bersama dengan Yatim dan sejak Nudin dan
Yatim meninggal tanah tersebut dikerjakan oleh Sarini, anak Nudin dari istri ke2 Arbidin alias Aryam.Sarini mengerjakan tanah tersebut bersama dengan Liyami
.Liyami adalah anak angkat Sarini yang merupakan anak dari Sarijo adik kandung dari Sarini ,hal ini berdasar keterangan saksi penggugat Misnatun, Mat Astayat,
Sudi, saksi tergugat H.Abd. Kholiq Hudi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
35
Dalam putusan ini disebutkan ada bukti perjanjian yaitu, akta jual beli no. 580PaitonXII2005 antara Sarini dan Saripa alias Sunarmi sebagai penjual
dengan H.Misro sebagai pembeli. Menurut keterangan dari saksi tergugat, yaitu H.Abdul Kholiq Hudi menyatakan bahwa ada 2 proses perolehan kepemilikan hak
atas tanah, yaitu peristiwa hukum dan perbuatan hukum. Peristiwa hukum adalah waris, sedangkan perbuatan hukum meliputi hibah,pembagian hak bersama,jual
beli dan tukar menukar. Khusus tukar menukar, sudah jarang dilakukan lagi, karena kekhawatiran mengenai pajak yang bisa dipalsukan oleh si pemilik tanah.
Tukar menukar sekarang beralih menjadi jual beli, karena harus menggunakan keterangan pajak yang paling baru.
Dari bukti penggugat bertanda P.1 surat ketetapan pajak hasil bumi atas nama Endji C no.812, persil 17, S II , luas 0,313 ha. Yang diterbitkan pada
tanggal 2 Mei 1970, dalam kolom sebab dan tanggal perubahan tanah pada tanggal 2 Mei 1970 kasih dari no. 155, hal tersebut bersesuaian dengan C no. 155
atas nama P. Sameno Nadin yang dilihat Majelis Hakim pada saat sidang di tempat pada tanggal 21 Agustus 2009 dalam buku C desa di kantor desa yang
ditunjukkan oleh kepala desa Karanganyar bernama Emmat dan dihubungkan lagi dengan bukti T-4 buku C desa no. 812 persil 17 S II luas 0,313 ha. Atas nama
Endji, yang di dalam kolom sebab dan tanggal perubahan tanah pada tanggal 18 September 1981 kasih ke C no. 1068, dimana C 1068 atas nama Sarini Saripa
bukti T-2, dan bukti T-1 akta jual beli no. 580PaitonXII2005 antara Sarini dan Saripa alias Sunarmi sebagai penjual dengan H.Misro Tergugat II sebagai
pembeli.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
36
Adapun dari perjanjian di bawah tangan pada putusan tersebut adalah kurang kuat ,disebabkan karena dalam proses kepemilikanya para Tergugat secara
melawan hak dan melawan hukum sehingga tanah tersebut menjadi sengketa dan menimbulkan gugatan.
Kekuatan hukum dalam perjanjian,pembuktiannya terletak di antara para pihak yang melakukan suatu perjanjian tersebut dan apabila para pihak tersebut
tidak menyangkal atau mengakui adanya perjanjian tersebut, dengan mengakui tanda tangannya di dalam perjanjian yang dibuat. artinya salah satu pihak tidak
dapat menyangkal akan kebenaran tanda tangannya yang ada dalam perjanjian tersebut. Karena setiap terjadi suatu perjanjian akan dapat dikatan sah atau benar
dan dipertanggung jawabkan oleh yang bertanda tangan dalam perjanjian. Pembuktian secara yuridis tidak lain adalah pembuktian historis yang
mencoba menetapkan apa yang telah terjadi secara konkreto. Baik pembuktian yang yuridis maupun yang ilmiah, maka membuktikan pada hakekatnya
berarti mempertimbangkan secara logis mengapa peristiwa-peristiwa tertentu dianggap benar.
Membuktikan dalam arti yuridis tidak lain berarti memberikan dasar-dasar yang cukup kepada hakim yang memeriksa perkara yang bersangkutan guna
memberikan kepastian tentang kebenaran peristiwa yang diajukan. Berbeda dengan azas yang terdapat pada hukum acara pidana, dimana
seseorang tidak boleh dipersalahkan telah melakukan tindak pidana, kecuali apabila berdasarkan buki-bukti yang sah hakim memperoleh keyakinan
tentang kesalahan terdakwa, dalam hukum acara perdata untuk memenangkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
37
seseorang, tidak perlu adanya keyakinan hakim. Yang penting adalah adanya alat-alat bukti yang sah, dan berdasarkan alat-alat bukti tersebut hakim akan
mengambil keputusan tentang siapa yang menang dan siapa yang kalah. Dengan perkataan lain, dalam hukum acara perdata, cukup dengan kebenaran
formil saja. Dalam suatu proses perdata, salah satu tugas hakim adalah untuk
menyelidiki apakah suatu hubungan hukum yang menjadi dasar gugatan benar-benar ada atau tidak. Adanya hubungan hukum inilah yang harus
terbukti apabila penggugat mengiginkan kemenangan dalam suatu perkara. Apabila penggugat tidak berhasil membuktikan dalil-dalilnya yang menjadi
dasar gugatannya, maka gugatannya akan ditolak, sedangkan apabila berhasil, maka gugatannya akan dikabulkan.
Tidak semua dalil yang menjadi dasar gugatan harus dibuktikan kebenarannya, untuk dalil-dalil yang tidak disangkal, apabila diakui
sepenuhnya oleh pihak lawan, maka tidak perlu dibuktikan lagi. Beberapa halkeadaan yang tidak harus dibuktikan antara lain :
- hal-halkeadaan-keadaan yang telah diakui - hal-halkeadaan-keadaan yang tidak disangkal
- hal-halkeadaan-keadaan yang telah diketahui oleh khalayak ramai notoire feitenfakta notoir. Atau hal-hal yang secara kebetulan telah
diketahui sendiri oleh hakim. Merupakan fakta notoir, bahwa pada hari Minggu semua kantor pemerintah tutup, dan bahwa harga tanah di jakarta
lebih mahal dari di desa.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
38
Dalam soal pembuktian tidak selalu pihak penggugat saja yang harus membuktikan dalilnya. Hakim yang memeriksa perkara itu yang akan
menentukan siapa diantara pihak-pihak yang berperkara yang akan diwajibkan memberikan bukti, apakah pihak penggugat atau sebaliknya pihak tergugat.
Secara ringkas disimpulkan bahwa hakim sendiri yang menentukan pihak yang mana yang akan memikul beban pembuktian. Didalam soal menjatuhkan
beban pembuktian, hakim harus bertindak arif dan bijaksana, serta tidak boleh berat sebelah. Semua peristiwa dan keadaan yang konkrit harus diperhatikan
dengan seksama olehnya. Sebagai pedoman, dijelaskan oleh pasal 1865 KUHPer, bahwa:
Barang siapa mengajukan peristiwa-peristiwa atas mana dia mendasarkan suatu hak, diwajibkan membuktikan peristiwa-pristiwa
itu; sebaliknya barang siapa mengajukan peristiwa-peristiwa guna pembantahan hak orang lain, diwajibkan juga membuktikan peristiwa-
peristiwa itu
Berbeda dengan akta autentik, dalam akta autentik atau yang biasa disebut dengan akta notaries, maka akta tersebut memiliki kekuatan hukum, sepanjang
yang hadir dihadapan notaris adalah benar-benar para pihak yang berkepentingan, oleh karena itu setiap orang yang melakukan perjanjian wajib hadir dihadapan
notaris, maka perjanjian yang dibuatnya memiliki kekuatan hukum, tetapi jika dalam pembuktian di pengadilan bila terjadi sengketa, para pihak dapat tidak
mengakui adanya perjanjian yang telah dibuat dihapan notaris. Dalam akta autentik untuk sementara ini dapat dijamin kepastian hukumya,
karena dalam akta akan termuat adanya tanggal ketika yang melakukan perjanjian
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
39
hadir dihadapan notaris. Perjanjian yang dibuat di hadapan notaris dapat merupakan suatu akta yang memuat “relaas” atau menguraikan secara autentik
sesuatu tindakan yang dilakukan atau suatu keadaan yang dilihat atau disaksikan oleh pembuat akta notaries dalam menjalankan jabatannya sebagai notaris. Akta
yang dibuat akan menguraikan apa yang dilihat dan disaksikan serta dialaminya itu dinamakan akta yang dibuat “oleh” door notaris sebagai pejabat umum .
Akta autentik dapat disebut sebagai Akta Notariil yaitu akta yang dibuat dan dibacakan serta ditandatangani di hadapan notaris, sedangkan substansi perjanjian
yang termuat sebagai isi akta merupakan keinginan para pihak yang melakukan perjanjian, tapi sebagai pejabat umum, seorang notaris bertanggung jawab penuh
atas isi akta tersebut, tentang kebenaran dan ketentuan-ketentuan yang ada di dalamnya, menjamin bahwa para pihak yang menandatangani perjanjian adalah
orang yang cakap menurut hukum. Sedang akta yang di legalisasi adalah akta yang disebut dengan akta atau
perjanjian di bawah tangan, substansi perjanjian dibuat dan disepakati olah para pihak yang melakukan perjanjian, agar perjanjian tersebut lebih memiliki
kekuatan hukum, para pihak meminta legalitas notaris, sebelum di legalitas para pihak yang melakukan perjanjian harus hadir dihapan notaris dan membacakan
substansi perjanjian, bila dipandang cukup selanjutnya perjanjian tersebut dicatatkan dalam buku register dengan memberi nomor, dan dilegalitas oleh
notaris.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
40
Dalam hal ini perjanjian yang dilagalisasi notaris memiliki kelemahan bahwa notaris tidak bertanggungjawab terhadap substansi perjanjian, notaris
hanya menjamin tanggal perjanjian dan orangpihak yang menandatangani perjanjian adalah orang yang cakap dan berwenang.
Berbeda dengan akta yang di Waarmerk, karena akta yang dibuat di bawah tangan yang sudah ditandatangani oleh para pihak dan dibawa di hadapan notaris
dan kemudian dicatatkan di dalam buku regester, dengan memberi nomor.
8
Dalam hal ini notaris hanya menjamin tanggal dari akta itu saja.
Perbedaan antara perjanjian yang dibuat oleh notaris yang disebut akta autentik dan perjanjian yang di buat di bawah tangan, yang selanjutnya disebut
akta dibawah tangan adalah: a Akta otentik mempunyai tanggal yang pasti perhatikan bunyi pasal 1
P.J.N. yang menyatakan “menjamin kepastian tanggalnya dan seterusnya, sedang mengenai tanggal dari akta atau perjanjian yang
dibuat dibawah tangan tidak selalu demikian; b. Grosse dari akta atau perjanjian yang dibuat di hadapan notaris dalam
beberapa hal memiliki kekuatan eksekutorial seperti putusan hakim, sedangkan akta atau pejanjian yang dibuat di bawah tangan tidak pernah
mempunyai kekuatan eksekutorial.
3.2. Penerapan putusan nomor 22PDT.G2009PN.KABUPATEN PROBOLINGGO