d. Sustainability report dapat mengembangkan dan memfasilitasi pengimplementasian dari sistem manajemen yang lebih baik dalam
mengelola dampak lingkungan.
E. Kinerja Keuangan
Menurut Safitri dan Fidiana 2015, kinerja keuangan merupakan gambaran mengenai kondisi dan keadaan dari suatu perusahaan yang dianalisis
dengan alat-alat analisis keuangan sehingga dapat diketahui baik buruknya kondisi dan prestasi keuangan sebuah perusahaan dalam waktu tertentu.
Menurut Chotimah 2013, dalam menilai kinerja keuangan suatu perusahaan, investor menggunakan informasi akuntansi yang berasal dari
laporan keuangan. Menurut Sudana 2011:20, analisis laporan keuangan penting dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan suatu
perusahaan. Informasi ini diperlukan untuk mengevaluasi kinerja yang dicapai manajemen perusahaan di masa yang lalu, dan juga untuk bahan pertimbangan
dalam menyusun rencana perusahaan ke depan. Salah satu cara memperoleh informasi yang bermanfaat dari laporan keuangan perusahaan adalah dengan
melakukan analisis rasio keuangan. Menurut Harahap 2007:297, rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos
laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan berarti. Menurut Hery 2016:139, dengan membandingkan
rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun, seorang analis dapat mempelajari komposisi perubahan yang terjadi dan menentukan apakah
terdapat kenaikan atau penurunan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan selama waktu tersebut.
Bagi investor ada tiga rasio keuangan yang paling dominan yang dijadikan rujukan untuk melihat kondisi kinerja suatu perusahaan, yaitu rasio likuiditas,
rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas Fahmi, 2011:116. Berikut penjelasan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas:
1. Rasio likuiditas liquidity ratio Menurut Munawir 2007:31, likuiditas menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktu berarti perusahaan tersebut
dalam keadaan “likuid”, dan perusahaan dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya apabila perusahaan tersebut
mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancar atau hutang jangka pendek.
Rasio likuiditas diproksikan dengan current ratio dengan rumus: =
Menurut Hery 2016:152, rasio lancar current ratio ini menggambarkan seberapa besar jumlah ketersediaan aset lancar yang dimiliki perusahaan
dibandingkan dengan total kewajiban lancar. Oleh sebab itu, rasio lancar dihitung sebagai hasil bagi antara total aset lancar dengan total kewajiban
lancar. Aset lancar adalah kas dan aset lainnya yang diharapkan akan dapat dikonversi menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi dalam waktu satu tahun
atau dalam waktu satu tahun. Kewajiban lancar adalah kewajiban yang diperkirakan akan dibayar dengan menggunakan aset lancar atau
menciptakan kewajiban lancar lainnya dan harus segera dilunasi dalam jangka waktu satu tahun.
2. Rasio solvabilitas solvability ratio Rasio solvabilitas, menurut Fahmi 2011:116, merupakan rasio yang
menunjukkan bagaimana perusahaan mampu untuk mengelola hutangnya dalam rangka memperoleh keuntungan dan juga mampu untuk melunasi
kembali hutangnya. Menurut Munawir 2007:32 suatu perusahaan dikatakan solvabel apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau
kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang, sebaliknya apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih kecil daripada jumlah hutangnya,
berarti perusahaan tersebut dalam keadaan insolvabel. Rasio solvabilitas diproksikan dengan debt to equity ratio rasio utang atas modal dengan
rumus: =
�
Menurut Harahap 2007:303, rasio ini menggambarkan sampai sejauhmana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar.
Rasio ini disebut juga rasio leverage. Untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah utang atau minimal
sama. Namun bagi pemegang saham atau manajemen rasio leverage ini sebaiknya besar. Brigham dan Houston 2001:86 menjelaskan bahwa total
utang mencakup baik utang lancar maupun utang jangka panjang. 3. Rasio profitabilitas profitabiility ratio
Menurut Munawir 2007:33, rentabilitas atau profitability menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Rentabilitas perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian
rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau
jumlah modal perusahaan tersebut. Semakin baik rasio profitabilitas maka, semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan
keuntungan perusahaan Fahmi, 2011:135. Rasio profitabilitas diproksikan dengan return on asset ROA dengan rumus:
= ℎ
Menurut Hery 2016:193, hasil pengembalian atas aset merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptkana laba
bersih. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih terhadap total aset. Semakin tinggi hasil pengembalian atas aset berarti semakin tinggi pula
jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Sebaliknya semakin rendah hasil pengembalian atas aset
berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.
Dalam hal ini, digunakan total aset rata-rata, bukannya total aset pada akhir periode. Ini lebih konsisten dengan penggunaan ROA sebagai pengukur
prestasi pada satu periode tertentu. Biasanya aset rata-rata dihitung dengan menjumlahkan aset pada awal periode dengan aset pada akhir periode dan
dibagi dua Mamduh dan Halim, 2009:157-158.
F. Reaksi Pasar