B. Teori Legitimasi
Teori legitimasi menurut Risty dan Sany 2015, didasarkan atas gagasan bahwa bisnis beroperasi di masyarakat melalui kontrak sosial di mana
organisasi setuju untuk melakukan tindakan yang diinginkan oleh masyarakat sebagai balasan atas diterimanya tujuan perusahaan, kelangsungan hidup
perusahaan, dan penghargaan lainnya. Menurut Wibowo dan Faradiza 2014 apabila perusahaan melakukan pengungkapan sosial, maka perusahaan merasa
keberadaan dan aktivitasnya akan mendapat “status” dari masyarakat atau lingkungan tersebut beroperasi, hal ini mengartikan perusahaan tersebut
terlegitimasi.
Perusahaan menggunakan laporan tahunan mereka untuk menggambarkan kesan tanggung jawab lingkungan, sehingga mereka diterima oleh masyarakat.
Dengan adanya penerimaan dari masyarakat tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan.
Hal tersebut dapat mendorong atau membantu investor dalam melakukan pengambilan keputusan investasi Tamba dan Chariri, 2011.
C. Teori Sinyal Signalling Theory
Teori sinyal juga mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal
yang diberikan dapat juga dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan, laporan apa yang sudah dilakukan oleh
manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik, atau bahkan dapat berupa
promosi serta informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Menurut teori sinyal kegiatan perusahaan
memberikan informasi kepada investor tentang prospek return masa depan yang substansial. Menurut teori sinyal kegiatan perusahaan memberikan
informasi kepada investor tentang prospek return masa depan yang substansial. Informasi sebagai sinyal yang diumumkan pihak manajemen kepada publik
bahwa perusahaan memiliki prospek bagus di masa depan Susilowati dan Turyanto, 2011.
Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat menjadi signal bagi pihak di luar perusahaan, terutama bagi pihak investor
adalah laporan tahunan. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa informasi akuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan
laporan keuangan dan informasi non-akuntansi yaitu informasi yang tidak berkaitan dengan laporan keuangan. Bisara dan Amanah, 2015.
D. Sustainability Report
1. Definisi Sustainability Report Pelaksanaan kegiatan CSR berasaskan tripple-p-bottom line yang
merupakan usaha untuk mencapai sustainability development. Sustainable development merupakan pembangunan berkelanjutan yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan pemenuhan bagi generasi yang akan datang. Bukti
implementasi sustainability development diwujudkan dalam laporan berkelanjutan atau sustainability report Azizah, 2015.
Sustainability report menurut Susanto dan Tarigan 2013 berarti laporan yang memuat tidak saja informasi kinerja keuangan tetapi juga
informasi non-keuangan yang terdiri dari informasi aktivitas sosial dan lingkungan yang memungkinkan perusahaan bisa bertumbuh secara
berkesinambungan sustainable performance. Menurut Natalia dan Tarigan 2014 sustainability reporting mengedepankan transparansi
sebagai salah satu bentuk corporate social responsibility CSR yang juga akan meningkatkan image perusahaan dan kepercayaan stakeholder
terhadap perusahaan sehingga stakeholder termasuk investor tetap akan menjaga hubungan baik dengan perusahaan. Perusahaan yang telah go-
public memiliki kewajiban membuat laporan keberlanjutan sustainability report sesuai dengan amanat Pasal 66 Ayat 2 Undang-Undang No. 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Muhariefeffendi.wordpress.com pelaporan_berkelanjutan_sustainabilty_reporting_sebagai_implementasi
_gcg. 2. Pengungkapan Sustainability Report
Berdasarkan keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP- 431BL2012, laporan tahunan wajib memuat tanggung jawab sosial
perusahaan. Laporan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan diungkap pada laporan tahunan atau laporan tahunan tersendiri yang
disampaikan bersamaan dengan laporan tahunan kepada BAPEPAM dan
LK, seperti laporan keberlanjutan sustainability report atau laporan tanggung jawab sosial perusahaan corporate social responsibility report.
Berdasarkan keputusan tersebut, pengungkapan sustainability report di Indonesia masih merupakan pilihan. Meskipun merupakan pilihan,
pengungkapan sustainability report SR di Indonesia telah didukung dengan adanya ajang Indonesia Sustainability Reporting Award ISRA.
Ajang penghargaan ini diprakarsai oleh Ikatan Akuntan Manajemen Indonesia IAMI yang bekerja sama dengan National Center for
Sustainability Reporting NSCR sebagai bentuk apresiasi terhadap perusahaan-perusahaan yang concern terhadap sustainable development
Canisie, 2015. Menurut Sulistyoningrum 2011 dalam kaitannya dengan sustainable development, tidak hanya ada isu tunggal saja yang
terdapat di dalam SR melainkan isu ekonomi, isu sosial, serta isu lingkungan. Sustainability development hanya akan dapat tercapai jika
ketiga pilar tersebut terpenuhi semua. 3. Prinsip Pengungkapan Sustainability Report
Prinsip-prinsip pelaporan berkelanjutan sustainability reporting seperti yang tertulis pada pedoman laporan berkelanjutan GRI-G4 2013: 16-18
adalah sebagai berikut: a. Prinsip-Prinsip untuk Menentukan Konten Laporan
Prinsip ini menjelaskan proses yang harus diterapkan untuk mengidentifikasi apa konten laporan yang harus dibahas dengan
mempertimbangkan aktivitas, dampak, dan harapan serta kepentingan
yang substantif dari para pemangku kepentingannya. Prinsip ini terdiri dari:
1 Pelibatan pemangku kepentingan Organisasi
harus mengidentifikasi
para pemangku
kepentingannya, dan menjelaskan bagaimana organisasi telah menanggapi harapan dan kepentingan wajar dari mereka.
2 Konteks keberlanjutan Laporan harus menyajikan kinerja organisasi dalam konteks
keberlanjutan yang lebih luas. Pertanyaan yang mendasari pelaporan keberlanjutan adalah bagaimana sebuah organisasi
berkontribusi, atau bertujuan untuk memberikan kontribusi di masa mendatang, terhadap peningkatan atau penurunan kondisi,
pengembangan, dan tren ekononomi, lingkungan, serta sosial di tingkat lokal, regional, atau global.
3 Materialitas Laporan harus mencakup aspek yang:
- Mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan dari organisasi; atau
- Secara substansial memengaruhi asesmen dan keputusan pemangku kepentingan
4 Kelengkapan Laporan harus berisi cakupan aspek material dan boundary,
cukup untuk mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan
sosial yang signifikan, serta untuk memungkinkan pemangku kepentingan dapat menilai kinerja organisasi dalam periode
pelaporan. b. Prinsip-prinsip untuk Menentukan Kualitas Laporan
Prinsip ini memberikan arahan berupa pilihan-pilihan untuk memastikan kualitas informasi dalam laporan berkelanjutan, termasuk
penyajian yang tepat. Kualitas informasi adalah hal yang penting untuk memungkinkan para pemangku kepentingan dapat membuat
asesmen kinerja yang masuk akal serta mengambil tindakan yang tepat.
1 Keseimbangan Laporan harus mencerminkan aspek-aspek positif dan negatif dari
kinerja organisasi untuk memungkinkan dilakukannya asesmen yang beralasan atas kinerja organisasi secara keseluruhan.
2 Komparabilitas Organisasi harus memilih, mengumpulkan, dan melaporkan
informasi secara konsisten. Informasi yang dilaporkan harus disajikan dengan cara yang memungkinkan para pemangku
kepentingan menganalisis perubahan kinerja organisasi dari waktu ke waktu, dan yang dapat mendukung analisis relatif
terhadap organisasi lain.
3 Akurasi Informasi yang dilaporkan harus cukup akurat dan terperinci bagi
para pemangku kepentingan untuk dapat menilai kinerja organisasi. Respon atas disclosure on management approach
DMApendekatan manajemen
dan indikator
ekonomi, lingkungan, dan sosial dapat disampaikan melalui berbagai cara,
mulai dari tanggapan kualitatif sampai pengukuran kuantitatif yang detail.
4 Ketepatan Waktu Organisasi harus membuat laporan dengan jadwal yang teratur
sehingga informasi tersedia tepat waktu bagi para pemangku kepentingan untuk membuat keputusan yang tepat.
5 Kejelasan Organisasi harus membuat informasi tersedia dengan cara yang
dapat dimengerti dan dapat diakses oleh pemangku kepentingan yang menggunakan laporan.
6 Keandalan Organisasi
harus mengumpulkan,
mencatat, menyusun,
menganalisis, dan mengungkapkan informasi serta proses yang digunakan untuk menyiapkan laporan agar dapat diuji, dan hal itu
akan menentukan kualitas serta materialitas informasi.
4. Kategori Pengungkapan Sustainability Report Pengungkapan dalam sustainability report terbagi menjadi tiga yaitu
pengungkapan ekonomi, pengungkapan lingkungan, dan pengungkapan sosial. Pengungkapan sosial terbagi lagi menjadi pengungkapan pada
praktek tenaga kerja dan pekerjaan layak, hak asasi manusia HAM, masyarakat, dan tanggung jawab produk. Penjelasan mengenai
pengungkapan tersebut adalah sebagai berikut: a. Pengungkapan Ekonomi
Dimensi keberlanjutan ekonomi berkaitan dengan dampak organisasi terhadap keadaan ekonomi bagi pemangku kepentingannya, dan
terhadap sistem ekonomi di tingkat lokal, nasional, dan global. Kategori ekonomi menggambarkan arus modal di antara pemangku
kepentingan yang berbeda, dan dampak ekonomi utama dari organisasi di seluruh lapisan masyarakat GRI, 2013: 48
b. Pengungkapan Lingkungan Dimensi keberlanjutan lingkungan berkaitan dengan dampak
organisasi pada sistem alam yang hidup dan tidak hidup, termasuk tanah, udara, air, dan ekosistem. Kategori lingkungan meliputi dampak
yang terkait dengan input seperti energi dan air dan output seperti emisi, efluen, dan limbah. Termasuk juga keanekaragaman hayati,
transportasi, dan dampak yang berkaitan dengan produk dan jasa, serta kepatuhan dan biaya lingkungan GRI, 2013: 52.
c. Pengungkapan Sosial GRI mengungkapkan bahwa dimensi keberlanjutan sosial membahas
dampak yang dimiliki organisasi terhadap sistem sosial di mana organisasi
beroperasi. Kategori
sosial meliputi
praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja, hak asasi manusia HAM,
masyarakat, dan tanggung jawab atas produk GRI, 2013:63 5. Manfaat Pengungkapan Sustainability Report
Harapan bahwa keuntungan yang diperoleh dalam jangka panjang harus selaras dengan keadilan sosial dan melindungi lingkungan menjadi
semakin penting. Menurut GRI, kegunaan sustainability report adalah sebagai berikut GRI, 2013: 3:
a. Pelaporan berkelanjutan membantu organisasi untuk menetapkan tujuan, mengukur kinerja, dan mengelola perubahan dalam rangka
membuat operasi mereka lebih berkelanjutan. b. Pelaporan berkelanjutan membuat yang abstrak menjadi nyata dan
konkret, sehingga membantu dalam pemahaman dan pengelolaan dampak dari pengembangan keberlanjutan terhadap kegiatan dan
strategi organisasi. c. Pengungkapan dan metrik yang disepakati secara internasional
memungkinkan informasi
yang terkandung
dalam laporan
keberlanjutan dapat diakses dan diperbandingkan, sehingga memberikan tambahan informasi kepada pemangku kepentingan untuk
mengambil keputusan.
d. Sustainability report dapat mengembangkan dan memfasilitasi pengimplementasian dari sistem manajemen yang lebih baik dalam
mengelola dampak lingkungan.
E. Kinerja Keuangan