2. Dokumentasi
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen dan catatan-catatan yang berhubungan
dengan sistem pengendalian intern, penerimaan kas dan pengeluaran kas. 3.
Kuesioner Salah satu cara pengumpulan data dengan membagikan daftar pertanyaan
yang kemudian diisi oleh pihak-pihak yang terkait dengan sistem akuntansi pengelolaan anggaran belanja daerah. Kuesioner ini diisi dan
dijawab sesuai dengan fakta yang terjadi di Kantor BAPPEDA Kutai Barat.
F. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Convenience Sampling
sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan danSimple Random Sampling.
Dalam Simple Random Sampling, pengambilan sampel akan dilakukan secara acak tanpa memilih terlebih dahulu. Setiap anggota
dari populasi akan memiliki kesempatan yang sama untuk dimasukan sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel secara acak ini menggunakan program
SPSS. Pengacakan menggunakan program SPSS ini dilakukan dengan cara : 1.
Menginput nomor tercetak yang ada pada dokumen Buku Kas Umum yang digunakan sebagai populasi ke dalam kolom
2. Pada tool bar pilih data
3. Pilih select cases
4. Pilih random sample of case
5. Pilih sample kemudian klik exactly
6. Isi sampel yang diperlukan sebanyak 60 dari 300 anggota sampel
7. Pilih continue
8. Pilih ok
Pada kolom SPSS akan memperlihatkan hasil pengacakan dari 300 sampel menjadi 60 sampel berupa angka satu dan nol. Nomor tercetak yang ada
pada dokumen yang akan digunakan sebagai sampel adalah nomor-nomor yang hasil pengacakannya berupa angka satu.
G. Teknik Analisis Data
1. Untuk menjawab masalah pertama dilakukan dengan cara analisis
deskriptif komparatif. Teknik ini dilakukan dengan cara membandingkan antara teori dengan hasil temuan di lapangan. Langkah-langkah yang akan
dilakukan yaitu:
a. Mendeskripsikan sistem pengendalian
intern penerimaan dan pengeluaran kas pada kantor BAPEDA Kabupaten Kutai Barat.
Deskripsi ini diperoleh berdasarkan dari hasil wawancara, dokumentasi, dan jawaban atas kuesioner yang berhubungan dengan sistem dan
prosedur akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada SKPD meliputi serangkaian proses, baik manual maupun terkomputerisasi,
yang dimulai dari pencatatan, penggolongan, dan ringkasan transaksi danatau kejadian keuangan sampai pada proses pelaporan keuangan
dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan
dengan penerimaan da pengeluaran kas SKPD.
1 Fungsi yang terkait pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas
dan prosedur akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada
Kantor BAPPEDA Kabupaten Kutai Barat.
2 Dokumen yag digunakan
Dokumen yang digunakan pada sistem dan prosedur akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas SKPD terdiri atas:
a Bukti transfer yang merupakan dokumen atau bukti atas
transfer penerimaan dan pengeluaran kas daerah.
b Nota kredit bank yang merupakan dokumen atau bukti dari
bank yang menunjukan adanya transfer uang yang masuk ke
rekening kas umum daerah.
c Jurnal penerimaan dan pengeluaran kas yang merupakan
catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk
untuk mencatat transaksi penerimaan dan pengeluaran kas.
d Buku besar kas yang merupakan ringkasan catatan yang
diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat peringkasan posting semua transaksi atau kejadian baik
penerimaan kas maupun pengeluaran kas.
e Buku besar pembantu penerimaan dan pengeluaran kas
merupakan ringkasan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk menggolongkan transaksi dan kejadian
penerimaan dan pengeluaran kas menurut rincian yang
dianggap perlu.
3 Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi
penerimaan kas mencakup:
a Surat Tanda Bukti Pembayaran
b Surat Tanda Setoran STS
c Bukti Transfer
d Nota kredit bank
Bukti transaksi tersebut harus dilengkapi dengan: a
Surat Ketetapan Pajak Daerah SKP-Daerah b
Surat Ketetapan Retribusi SKR c
Bukti penerimaan kas lainnya 4
Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas mencakup:
a SP2D
b Nota debit bank
c Bukti transaksi pengeluaran kas lainnya
Bukti transaksi tersebut dilengkapi dengan: a
SPM b
SPP c
SPD d
Kuitansi pembayaran dan bukti tanda terima barangjasa.
b. Membandingkan hasil temuan di lapangan dengan teori sistem
pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran kas.
Terdapat empat elemen pokok sistem pengendalian intern yang
perlu dibandingkan, yaitu :
1 Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional
secara tegas. 2
Sistem wewenang dan prosedur pencatatan. 3
Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap bagian.
4 Karyawan yang kompeten.
c. Memberikan kesimpulan dari hasil perbandingan antara temuan di
lapangan dengan teori. Apabila sistem pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran kas
yang telah dilaksanakan kantor BAPPEDA Kabupaten Kutai Barat telah memenuhi empat elemen pokok sistem pengendalian intern seperti yang
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran kas telah sesuai dengan kajian teori. Tetapi
jika dari empat elemen pokok terdapat satu atau beberapa elemen pokok sistem pengendalian intern yang tidak terpenuhi maka dapat
disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran kas tidak sesuai dengan kajian teori.Berikut adalah
kuesioner Sistem Pengendalian Intern penerimaan dan pengeluaran kas Di BAPPEDA yang di perlihatkan pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Kuesioner
Sistem Pengendalian Intern penerimaan dan pengeluaran kas
Di BAPPEDA Uraian
Ya Tidak
Organisasi
1. Apakah fungsi penyimpanan kas terpisah dari fungsi
akuntansi? 2.
Apakah transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dilaksanakan oleh bagian akuntansi?
Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
1. Apakah penerimaan dan pengeluaran kas mendapat
otorisasi dari pejabat yang berwenang? 2.
Apakah pencatatan di dalam jurnal penerimaan kas berdasarkan atas bukti kas masuk yang telah diotorisasi,
oleh yang berwenang dan yang dilampiri dokumen pendukung yang lengkap?
3. Apakah pembukuan dan penutupan rekening bank
mendapatkan persetujuan dari yang berwenang?
Praktik yang sehat
1. Apakah terdapat nomor urut tercetak pada bukti transaksi?
2. Apakah dilakukan pemeriksaan mendadak pada setiap unit
organisasi? 3.
Apakah saldo kas yang ada di tangan dilindungi dari kemungkinan pencurian atau penggunaan yang tidak
semestinya? 4.
Apakah perputaranpergantian jabatan dilakukan secara rutin disetiap fungsi unit organisasi?
5. Apakah instansi pemerintah memberikan cuti kepada setiap
karyawan? 6.
Apakah secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada di tangan dengan jumlah kas menurut
catatan? 7.
Apakah satuan pengawas internal tidak terlibat dalam fungsi akuntansi, fungsi penyimpanan kas, dan fungsi
operasi dalam menjalankan tugasnya? 8.
Apakah semua pengeluaran kas dilakukan dengan cek atas nama instansi penerima pembayaran atau dengan
pemindahbukuan?
Tabel 3.1 lanjutan
Uraian Ya
Tidak Kompetensi pegawai
1. Apakah seleksi calon pegawai berdasarkan jabatan yang
dituntut? 2.
Apakah pengembangan pendidikan pegawai sesuai dengan perkembangan tuntutan pekerjaan?
3. Apakah dalam melakukan seleksi pegawai, menggunakan
uraian jabatan job descriptions dan persyaratan jabatan job requirements atau hanya berdasarkan atas hubungan
keluarga?
Sumber : Bastian 2007:450 – 455 Tabel 3.2
Tabel Fungsi Penerimaan Kas,untuk membandingkan fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas antara teori dan praktik
No. Fungsi Yang
Terkait dengan Penerimaan Kas
Deskripsi Menurut Keterangan
Kajian Teori Instansi
1 Fungsi Akuntansi
PPK-SKPD Pejabat Penatausahaan
Keuangan-Satuan Kerja Perangkat
Daerah. PPK-SKPD
berdasarkan bukti transakasi
penerimaan kas melakukan
pencatatan kedalam jurnal penerimaan
kas dengan mencantumkan
uraian rekening lawan asal
penerimaan kas berkenaan.
Sumber : Bastian 2007: 260
Tabel 3.3 Tabel Dokumen Penerimaan Kas,untuk membandingkan dokumen dalam sistem
penerimaan kas antara teori dan praktik
No. Dokumen yang
digunakan Tersedia di Instansi
Keterangan Ada
Tidak Ada
1 Bukti Transfer
2 Nota Kredit Bank
3 Jurnal Penerimaan
Kas 4
Buku Besar Kas 5
Buku Besar Pembantu Sumber : Bastian 2007: 260
Tabel 3.4 Tabel Bukti Transaksi Penerimaan Kas, perbandingan catatan akuntansi yang
digunakan dalam sistem penerimaan kas
No. Bukti Transaksi
yang digunakan Tersedia di Instansi
Keterangan Ada
Tidak Ada
1 Surat tanda bukti
pembayaran 2
STS Surat Tanda Setor
3 Bukti transfer
4 Nota kredit bank
Sumber : Bastian 2007: 260 Tabel 3.5
Tabel Pelengkap Bukti Transaksi Penerimaan Kas, bukti pelengkap transaksi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas
No. Pelengkap Bukti
Transaksi Penerimaan Kas
Tersedia di Instansi Keterangan
Ada Tidak Ada
1 Surat Ketetapan
Pajak Daerah SKP- Daerah
2 SKR Surat
Ketetapan Retribusi 3
Bukti penerimaan kas lainya
Sumber : Bastian 2007: 260
Tabel 3.6 Tabel Fungsi Pengeluaran Kas,untuk membandingkan fungsi yang terkait dalam
pengeluaran kas antara teori dan praktik
No. Fungsi Yang
Terkait Dengan Pengeluaran Kas
Deskrifsinya Menurut Keterangan
Kajian Teori Instansi
1 Fungsi Akuntansi
PPK-SKPD Pejabat Penatausahaan
Keuangan-Satuan Kerja Perangkat
Daerah. PPK-SKPD
berdasarkan bukti transakasi
pengeluaran kas melakukan
pencatatan kedalam jurnal
penerimaan kas dengan
mencantumkan uraian rekening
lawan asal pengeluaran kas
berkenaan.
Sumber : Bastian 2007: 261 – 262 Tabel 3.7
Tabel Dokumen Pengeluaran Kas, perbandingan dokumen dalam sistem pengeluaran kas antara teori dan praktik
No. Dokumen yang
digunakan Tersedia di Instansi
Keterangan Ada
Tidak Ada
1 Bukti Transfer
2 Nota debit Bank
3 Jurnal pengeluaran kas
4 Buku besar kas
5 Buku besar pembantu
Sumber : Bastian 2007: 261
Tabel 3.8 Tabel Bukti Transaksi Pengeluaran Kas, perbandingan catatan akuntansi yang
digunakan dalam sistem pengeluaran kas
No. Bukti Transaksi
yang digunakan
Tersedia di Instansi Keterangan
Ada Tidak Ada
1 SP2D Surat tanda
bukti pembayaran 2
Nota debit bank 3
Bukti transaksi pengeluaran kas
lainya Sumber : Bastian 2007: 261
Tabel 3.9 Tabel Pelengkap Bukti Transaksi Pengeluaran Kas, bukti pelengkap transaksi
yang digunakan dalam sistem pengeluaran kas
No. Pelengkap Bukti
Transaksi Pengeluaran Kas
Tersedia di Instansi Keterangan
Ada Tidak Ada
1 Surat Perintah
Membayar 2
Surat Perintah Pembayaran
3 Surat Penyedia Dana
4 Kuitansi pembayaran
dan bukti tanda terima barang
Sumber : Bastian 2007: 261
2. Untuk menjawab permasalahan kedua dilakukan pengujian kepatuhan.
Untuk menguji kepatuhan sistem pengendalian intern dalam pengelolaan penerimaan dan pengeluaran kas pada kantor BAPEDA Kabupaten Kutai
Barat digunakanConvenience Sampling sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan danStop-or-Go-Sampling. Alasannya karena
untuk menghindari dan mencegah kemungkinan mengambil sampel terlalu
banyak. Dalam Stop-or-Go-Sampling ini, jika penguji tidak menemukan
adanya penyimpangan maka pengambilan sampel dapat di hentikan.
Sebelum masuk pada langkah-langkah stop-or-go sampling akan ditentukan terlebih dahulu attribute, populasi dan sample yang akan
digunakan yaitu: a.
Attribute Buku Kas Umum Attribute
yang ditetapkan: Otorisasi dari pejabat yang berwenang, kesesuaian data yang tertera dalam dokumen pokok, dokumen
pendukung, nomor urut tercetak. Attribute yang sudah ditentukan di atas diuji apakah keempat attribute tersebut ada pada sampel yang
diambil. b.
Populasi Yang akan dijadikan populasi adalah seluruh Bukti Penerimaan dan
Pengeluaran Kas Di Kantor BAPPEDA Kabupaten Kutai Barat. c.
Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi di atas yang diambil secara
Convenience sampling dan acak, dengan cara yaitu:
1 Dari seluruh populasi dipilih 300 sampel secara Convenience
Sampling yaitu mengambil beberapa sampel di setiap bulan pada
tahun 2012 sehingga diperoleh 300 anggota sampel,selanjutnya 300 anggota sampel ini dipilih sebanyak 60 anggota sampel dengan
menggunakan bilangan random untuk menguji efektivitas sistem pengendalian internnya dengan menggunakan Stop-or-go-sampling.
2 Sampel yang diambil adalah sampel yang tidak dipergunakan dalam
sampel pendahuluan dan diambil secara acak dengan menggunakan program SPSS dan besarnya sampel ini ditentukan setelah dilakukan
penentuan besarnya R dan DUPL, serta penentuan model sampling atribut yang akan digunakan.
Prosedur yang harus ditempuh dalam penggunaan stop-or-go sampling adalah:
1. Tentukan desired upper precision dan tingkat keandalan.
Pada tahap ini kita menentukan tingkat keandalaan yang akan dipilih pada tingkat kesalahan maksimum yang dapat diterima,
disini kita akan memilih tingkat kepercayaan 95 dan desired upper precision limit
DUPL 5. 2.
Gunakan tabel besarnya sampel minimum untuk pengujian kepatuhan guna menentukan sampel pertama yang harus diambil.
Setelah tingkat keandalan dan DUPL ditentukan, langkah selanjutnya adalah menentukan sampel minimum yang akan
diambil dengan bantuan tabel besarnya sampel minimum untuk pengujian kepatuhan.
3. Buatlah tabel stop-or-go sampling.
Setelah besarnya sampel minimum ditentukan, langkah selanjutnya membuat tabel keputusan stop-or-go.
4. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel.
Confidence level faktor at desired reliability for occurance observed
AUPL =
Sample size
Tetapi apabila dalam pengambilan sampel tersebut ditemukan satu kesalahan, maka perlu mengambil sampel tambahan yang dapat
dihitung menggunakan rumus :
Confidence level faktor at desired reliability for occurance observed
Sample size =
DUPL
Pengambilan sampel tambahan ini terus dilakukan apabila AUPL melebihi DUPL AUPL DUPL.tetapi jika tidak ditemukan
kesalahan, maka pengambilan sampel dihentikan dan diambil kesimpulan bahwa sistem pengendalian intern yang diperiksa
sudah efektif.
BAB IV GAMBARAN UMUM BAPPEDA KUTAI BARAT