Diagram Alir Program Utama

pada citra .Setelah mendapatkan nilai median filter kemudian dicari nilai binernya persamaan 2.17. Setelah mendapatkan nilai biner, proses selanjutnya yaitu mengkalkulasi luasan object dengan zeroth moment dan menetukan ukuran kotak pendeteksi dengan first moment, dan menentukan titik tengah dengan center of mesh. Proses dilakukan secara berlanjut hingga frame yang diambil mencapai 100, dan jika pengambilan telah melebihi 100 maka program akan berhenti. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila proses pendeteksian hanya mendeteksi wajah dari atas ke bawah yang meliputi dahi hingga dagu, dan dari pipi kiri hingga pipi kanan, dan perogram ini dikatakan tidak berhasil apabila proses penedetksian melebihi range tersebut dari dahi hingga leher. Gambar 3.2. Diagram Alir Proses Pendeteksi Wajah

3.4.2. Diagram Alir Program Mencari Nilai Hue

Langkah awal pada proses ini adalah pengambilan gambar, dan setelah proses pengambilan gambar selesai maka tiap pixel yang ada pada gambar akan dibaca nilaiRGB, ketika nilai RGB telah di dapatkan maka proses selanjutnya yaitu mengkonversi nilai RGB ke HSV berdasarkan persamaan 2.4 - 2.13, hasil konversi ke HSV kemudian diambil nilai Hue-nya. Nilai hue yang didapatkan akan disubtract dengan nilai grayscaleuntuk mendapatkan nilai biner. Gambar 3.3. Diagram Alir Proses Mencari Nilai Hue

3.4.3 Diagram Alir Proses Konversi RGB ke Grayscale

Pada proses ini, gambar yang telah di ambil dari hasil snapshot masih dalan mode RGB dimana setiap pixel mempunyai nilai red r, green g dan blue b dengan nilai masing-masing 0-255, kemudian di konversi ke dalam mode grayscale dengan persamaan 2.14 maka setiap pixel saat dalam gambar grayscale mempunyai nilai derajat keabuan x dengan nilai 0-255. Warna abu-abu adalah satu-satunya warna pada ruang RGB dengan komponen merah, hijau, dan biru mempunyai intensitas yang sama. Pada citra beraras keabuan hanya perlu menyatakan nilai intensitas untuk tiap pixel sebagai nilai tunggal, sedangkan pada citra berwarna perlu tiga nilai intensitas untuk tiap pixelnya. Untuk mengubah citra berwarna yang mempunyai nilai matrik masing-masing r, g, dan b menjadi citra grayscale dengan nilai s, maka konversi dapat dilakukan dengan mengambil nilai rata-rata dari nilai r, g, dan b. Proses konversi ini di maksdudkan agar dapat disubtract dengan nilai hue, dan setelah disubtrcat maka dapat didifferensiasi untuk memperoleh nilai biner.