a Hitam : untuk udang warna hitam dan coklat
b Hijau : untuk udang yang berwarana biru muda
c Biru : untuk udang yang berwana biru tua
d Merah : untk udang yang second grade.
I. Pembekuan Agar produk tahan lama maka dilakukan pembekuan. Mesin pembekuan
yang biasa dipakai ada 3 macam yaitu : a
Contact Plate Freezer, b
Air Blast Freezer tipe ruangan dan c
Air Blast Freezer tipe Belt Conveyor. J. Penyimpanan
Sebelum produk dipasarkan, produk disimpan terlebih dahulu dalam ruang penyimpanan dengan suhu -25
c. Lama penyimpanan tergantung dari pengiriman ke pemesanan dan jumlah produk yang dihasilkan.
II.4. Karakteristik Air Buangan Industri Cold Storage
Untuk mengolah limbah suatu industri harus terlebih dahulu mengetahui karakteristik air limbah tersebut terlebih dahulu. Agar dapat merencakan cara
pengolahan limbah dengan baik. Karakteristik air buangan industri udang meliputi dua hal, yaitu karakteristik fisika dan karakteristik kimia.
1 Karakteristik fisika
- Kekeruhan Materi penyebab kekeruhan adalah bahan organik yang berasal dari limbah
cair industri udang. -
Padatan solid Padatan yang ada dapat berupa terlarut atau tarsuspensi, padatan juga dapat
berupa material organik atau anorganik 2.
Karakteristik Kimia Karakteristik kimia terdiri dari zat organic atau anorganik.
• Zat organik meliputi : - Protein
- Lemak - Minyak
• Zat anorganik meliputi : 1. Nitrogen
Beberapa bentuk senyawa nitrogen, yaitu nitrogen organic dalam bentuk asam amino dan urea, nitrogen amoniak seperti garam ammonium dan
amoniak, nitrogen nitrit dan nitrogen nitrat. 2. Alkalinity air limbah dapat dilihat dari pH air limbah tersebut
3. Mineral terlarut dan logam berat
Mineral terlarut dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan kesadahan dan besi terlarut juga menyebabkan kesadahan. Mulyadi dalam Purwaningsih,2008
Parameter – parameter air buangan industri udang juga dapat mempengaruhi badan air penerima bila tidak diolah dengan baik, parameter – parameter tersebut antara
lain : 1.
COD Chemical Oxygen Demand Untuk menyatakan kualitas air dibutuhkan beberapa parameter yang
terkait. Salah satu diantaranya adalah Chemical Oxygen Demand COD atau Kebutuhan Oksigen Kimia KOK yang didefinisikan sebagai jumlah
oksigen mgO
2
yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang ada dalam sampel air atau banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi zat organik menjadi CO
2
dan H
2
O. Pada reaksi oksigen ini hampir semua zat yaitu sekitar 85 dapat teroksidasi menjadi CO
2
dan H
2
O dalam suasana asam, sedangkan penguraian secara biologi BOD tidak
semua zat organik dapat diuraikan oleh bakteri Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat
organik yang secara alamiah dapat dioksidasikan melalui proses mikrobiologis, dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut didalam
air. Menurut Metcalf and Eddy 1991, COD adalah banyaknya oksigen
yang dibutuhkan untuk mengoksidasi senyawa organik dalam air, sehingga
parameter COD mencerminkan banyaknya senyawa organik yang dioksidasi secara kimia. Tes COD digunakan untuk menghitung kadar bahan organik
yang dapat dioksidasi dengan cara menggunakan bahan kimia oksidator kuat dalam media asam.
Beberapa bahan organik tertentu yang terdapat pada air limbah, kebal terhadap degradasi biologis dan ada beberapa diantaranya yang beracun
meskipun pada kosentrasi yang rendah. Bahan yang tidak dapat didegradasi secara biologis tersebut akan didegradasi secara kimiawi melalui proses
oksidasi, jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi tersebut dikenal dengan Chemical Oxygen Demand COD.
COD merupakan salah satu parameter indikator penting untuk pencemar di dalam air yang disebabkan oleh limbah organik, keberadaan
COD di dalam lingkungan sangat ditentukan oleh limbah organik, baik yang berasal dari limbah rumah tangga maupun industri, secara umum COD yang
tinggi dalam air menunjukkan adanya bahan pencemar organik dalam jumlah banyak.
Menurut Hanung 2008, Kadar COD dalam air limbah berkurang seiring dengan berkurangnya bahan organik yang terdapat dalam air limbah,
kosentrasi bahan organik yang rendah tidak selalu dapat direduksi dengan metode pengolahan yang konvensional
Analisis BOD dan COD dari suatu air limbah dan menghasilkan nilai-nilai yang berbeda karena kedua uji mengukur bahan yang berbeda.
Nilai COD selalu lebih tinggi dari nilai BOD. Indah 2008. Perbedaan diantara kedua nilai disebabkan banyak faktor antara lain :
1. Bahan kimia yang tahan terhadap oksidasi biokimia tetapi tidak tahan
terhadap oksidasi kimia seperti lignin. Bahan kimia yang dapat dioksidasi secara kimia dan peka terhadap
oksidasi biokimia tetapi tidak dalam uji BOD
5
2. Adanya bahan toksik dalam limbah yang akan mengganggu uji BOD
tetapi tidak uji COD. seperti sellulosa, lemak
berantai panjang atau sel-sel mikroba.
Menurut Benefield 1982, perbedaan COD dan BOD dapat dilihat sebagai berikut :
a. Angka BOD adalah jumlah komponen organik biodegradable dalam air buangan, sedangkan tes COD menentukan total organik yang dapat
teroksidasi, tetapi tidak dapat membedakan komponen biodegradablenon biodegradable.
b. Beberapa substansi inorganik seperti sulfat dan tiosulfat, nitrit dan besi ferrous yang tidak akan terukur dalam tes BOD akan teroksidasi aleh kalium
dikromat, membuat nilai COD – inorganik yang menyebabkan kesalahan dalam penetapan komposisi organik dalam laboratorium.
c. Hasil COD tidak tergantung pada aklimasi bakteri sedangkan pada tes BOD sangat dipengaruhi aklimasi seeding bakteri.
2. TSS Total Suspended Solid
Total suspended solid adalah kandungan partikel diskrit yang tersuspensi dalam air. Zat padat total terdiri dari zat padat tersuspensi dan zat
padat terlarut, keduanya dapat bersifat organik dan anorganik. Partikel tersuspensi koloid merupakan penyebab kekeruhan dalam air.
Terdapat sisa produk dari industri industri udang yang berasal dari dari proses pencucian dan pengambilan udang sebagai bahan baku. Potensi pemcemaran
limbah cair dari pengolahan udang secara cold storage bevariasi tergantung dari macam proses dan kapasitas produksi serta kondisi lingkungan tempat pembuangan
sehingga dampak yang terjadi juga berbeda – beda. Sisa – sisa produk tersebut berupa :
- Kepala udang - Kulit udang
- Plastik - Hanging Meat genjer
Menurut sifat bahannya, limbah industri udang dibedakan menjadi 3 bentuk : 1.
Limbah padat Dari sisa produk yang sudah disebtu diatas, yaitu : kepala udang, kulit udang,
dan hanging meat genjer merupakan penyebab pencemar dalam bentuk limbah padat. Limbah padat ini oleh pabrik biasanya dijual kemasyarakat dan
digunakan sebagai bahan pembuat kerupuk, petis, terasi, bakso udang dan juga dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak bebek.
2. Limbah cair
Limbah cair merupakan sumber pencemar yang perlu diperhatikan sejak awal udang masuk ke pabrik dari para supplier, karma air merupakan
kebutuhan mutlak untuk proses produksi. Terdapat kandungan Sodium Tri Phosfat, klorin dan larutan thypol dalam air buangan industri Cold Storage
karena bahan – bahan tersebut yang dipakai untuk membantu proses produksi.
3. Limbah gas
Limbah gas dari industri udang adalah berupa uap yang keluar dari ketel pemasak atau boiler.
Dalam pengolahan udang beku dari awal udang masuk ke pabrik memerlukan air untuk keperluan :
- Air untuk pencucian bahan baku -
Air untuk pembersihan ruangan setelah produksi selesai
- Air untuk pencucian peralatan
- Air untuk pendingin mesin
- Air untuk bahan
II.5. Pengolahan Air Buangan Industri Cold Storage